Anda di halaman 1dari 22

KOMUNIKASI BISNIS

KOMUNIKASI DALAM BISNIS

OLEH :

KELOMPOK 1

1. Ni Putu Dora Mahayani (1902622010598) / 02


2. Putu Mika Cahyanti (1902622010607) / 11
3. Ni Luh Wayan Cempaka Suandewi Putri (1902622010626) / 30

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2019

i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
hidayah-Nya serta keluasan ilmu-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah yang berjudul “Komunikasi Dalam Bisnis” disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Komunikasi Bisnis yang diampu oleh Ibu Putu Riska Wulandari, S.Si.,M.Si.
Makalah ini telah kami susun dengan baik dan saksama berdasarkan beberapa refrensi buku
yang kami pilih untuk dijadikan referensi utama. Tidak pula dipungkiri bahwa bantuan dari
banyak pihak yang dengan sukarela membantu kami sehingga mempermudah proses
penyusunan makalah ini.
Kami sebagai penyusun menyadari akan adanya beberapa kekurangan dalam susunan
makalah kami, sehingga saran dan masukan dari pembaca kami harapkan untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam susunan makalah ini di penyusunan makalah
berikutnya.
Besar harapan kami bahwa makalah ini bisa bermanfaat bagia siapapun yang membacanya,
serta dapat menjadi sumber kontribusi penambahan pengetahuan bagi para pembaca.

Gianyar, 19 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG...................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH...............................................................................1
1.3. TUJUAN PENULISAN.................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN ORGANISASI........................................................................3
2.2. CIRI-CIRI ORGANISASI...............................................................................3
2.3. TIPE-TIPE ORGANISASI...............................................................................4
2.4. FUNGSI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI........................................5
2.5. SALURAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI...................................7
2.6. SALURAN KOMUNIKASI FORMAL...........................................................8
2.7. SALURAN KOMUNIKASI INFORMAL....................................................10
2.8. KOMUNIKASI DALAM BISNIS.................................................................12
2.9. ETIKA KOMUNIKASI BISNIS...................................................................14
BAB III. PENUTUP
3.1. KESIMPULAN..............................................................................................16
3.2. SARAN...........................................................................................................17
DAFTAR PUSAKA...........................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Komunikasi antara manusia satu dengan manusia lainnya menunjukkan bahwa
manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Oleh
karena itu, komunikasi sangatlah diperlukan. Tidak mungkin seorang manusia dapat
hidup normal tanpa berkomunikasi.
Pada sebuah organisasi bisnis, komunikasi merupakan sebuah elemen penting yang
sangat dibutuhkan. Kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi sangat diperlukan
karena berguna untuk saling bertukar ide/gagasan, memberikan informasi hingga
berkoordinasi dalam membuat sebuah keputusan. Bahkan diantara staff-staff dalam
suatu organisasi juga diperlukan adanya komunikasi, baik itu dengan pimpinan
maupun bawahan. Sedangkan diluar organisasi tersebut, diperlukan juga adanya
komunikasi antara staff organisasi dengan konsumen, masyarakat maupun organisasi
lainnya.
Komunikasi bisnis merupakan hal yang penting dalam sebuah organisasi. Hal itu
digunakan untuk memberikan instruksi kerja, memimpin dan menghadiri rapat,
wawancara calon karyawan, presentasi bisnis hingga menyusun laporan bisnis. Tidak
hanya komunikasi lisan, bentuk komunikasi tertulis juga sangat diperlukan.
Oleh sebab itu, dengan meningkatkan efektivitas komunikasi bisnis secara tepat maka
akan didapatkan beberapa keuntungan diantaranya membawa dampak positif pada
sebuah keberhasilan usaha bisnis serta mampu menunjang karir para eksekutif dan staff
suatu organisasi / perusahaan
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apakah Pengertian Organisasi ?
1.2.2. Bagaimana Ciri-Ciri Organisasi ?
1.2.3. Bagaimana Tipe-Tipe Organisasi
1.2.4. Bagaimana Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi ?
1.2.5. Bagaimana Saluran Komunikasi Dalam Organisasi ?

1
1.2.6. Apakah Saluran Komunikasi Formal ?
1.2.7. Apakah Saluran Komunikasi Informal ?
1.2.8. Apakah Komunikasi Dalam Bisnis Itu ?
1.2.9. Bagaimana Etika Komunikasi Bisnis ?
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1. Agar Pembaca Mengetahui Pengertian Organisasi
1.3.2. Agar Pembaca Mengetahui Ciri-Ciri Organisasi
1.3.3. Agar Pembaca Mengetahui Tipe-Tipe Organisasi
1.3.4. Agar Pembaca Mengetahui Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi
1.3.5. Agar Pembaca Mengetahui Saluran Komunikasi Dalam Organisasi
1.3.6. Agar Pembaca Mengetahui Saluran Komunikasi Formal
1.3.7. Agar Pembaca Mengetahui Saluran Komunikasi Informal
1.3.8. Agar Pembaca Mengetahui Komunikasi Dalam Bisnis
1.3.9. Agar Pembaca Mengetahui Etika Dalam Komunikasi Bisnis

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Organisasi
Pengertian organisasi menurut para ahli yaitu sebagai berikut :
a. Menurut Stephen Robbins, organisasi merupakan kelompok atau kesatuan dalam
kehidupan sosial yang dikoordinasikan serta dilakukan dengan sadar yang dibatasi
oleh hal relatif yang dapat diidentifikasikan.
b. Sondang Siagian berpendapat bahwa organisasi merupakan bentuk perserikatan
atau persekutuan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk melakukan
kerjasama (mencapai suatu tujuan tertentu bersama) dalam sebuah ikatan yang
formal.
c. Sedangkan Thompson mengemukakan pendapat bahwa organisasi merupakan
paduan antara beberapa anggota khusus dan sifatnya sangat rasional serta
impersonal, anggota khusus tersebut akan bekerjasama untuk mencapai sebuah
atau beberapa tujuan bersama yang sudah didiskusikan dan ditetapkan oleh
bersama.
Dari pengertian organisasi menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
organisasi adalah perkumpulan antara dua orang atau lebih dalam suatu kelompok
khusus yang dibentuk untuk mencapai sebuah atau beberapa tujuan yang sudah
ditetapkan bersama dengan cara bekerjasama.
2.2. Ciri-Ciri Organisasi
Ada beberapa hal yang menjadi ciri-ciri sebuah organisasi yaitu sebagai berikut :
a. Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab
Pembagian tugas yang sinergis akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan dalam organisasi tersebut, tentunya juga dengan pertimbangan bidang
berdasarkan tujuan organisasi yang ditentukan
b. Adanya pusat kekuasaan
Dalam sebuah organisasi adanya pusat kekuasaan yang memiliki tanggungjawab
penuh terhadap berjalannya sebuah organisasi
c. Adanya substansi sumber daya manusia

3
Peraturan yang dibuat untuk kepentingan setiap anggota dalam organisasi tentu
sangat penting untuk membatasi sumber dayanya tetap bisa bekerja sama dengan
baik dalam menjalankan pekerjaannya
d. Adanya ketergantungan antar anggota
Dalam sebuah organisasi semua anggota memiliki kaitan dalam menjalankan
tugasnya karena dalam sebuah organisasi tidak bisa dijalankan hanya satu orang
saja.
e. Adanya koordinasi antar kompenen
Semua kompenen dalam sebuah organisasi melakukan koordinasi agar semua
kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan keinginan
f. Adanya interaksi yang berulang-ulang
2.3. Tipe-Tipe Oganisasi
a. Organisasi yang berorientasi laba (Profit Oriented Organization)
Organisasi yang berorientasi laba adalah suatu bentuk  organisasi yang bertujuan
untuk mendapatkan keuntungan melalui operasinya dan hanya mementingkan
kepentingan sendiri, bukan untuk kepentingan publik (organisasi non-
profit/korporasi nirlaba). Organisasi ini bertujuan untuk memperoleh keuntungan
sebesar-besarnya demi kepentingan suatu golongan/perseorangan, biasanya untuk
memperkaya diri.
Organisasi laba dapat dikenali melalui ciri-ciri berikut :
1. Berorientasi pada laba/keuntungan/materi.
2. Berbentuk perusahaan/korporasi, perusahaan perseorangan, atau perusahaan
kemitraan.
3. Pemegang perusahaan adalah seorang pebisnis, pemegang tunggal, atau
kemitraan.
4. Modal benih/awal ditanamkan dan diatur oleh pemilik atau pendiri
perusahaan/firma tersebut.
5. Pendapatan diperoleh melalui penjualan barang atau jasa, baik secara langsung,
maupun tidak langsung.

4
6. Laporan/pernyataan perusahaan, yakni mengenai pemasukan, pengeluaran, arus
kas, keuntungan, dan sebagainya, telah direncanakan secara teratur dan
sistematis.
7. Pendapatan/keuntungan diserahkan/ditransfer ke akun modal
Contoh organisasi laba adalah  bank, perusahaan-perusahaan swasta yang
bertujuan mencari laba dari hasil usahanya.
b. Organisasi nirlaba (Non-Profit Oriented Organization)
Oganisasi non profit atau organisasi nirlaba adalah organisasi yang sasarannya
menuju dukungan suatu kebijakan atau memecahkan masalah penting yang terjadi
di suatu negara. Selain itu tujuan organisasi nirlaba ini tidak bersifat mencari
keuntungan, melainkan bertujuan untuk mensejahterakan.
Menurut PSAK No. 45 pengertian organisasi nirlaba adalah organisasi yang
memperoleh sumber daya yang berasal dari sumbangan pihak anggota. Setiap para
penyumbang (organisasi) tidak mengharapkan keuntungan yang akan didapat pada
saat organisasi ini berkembang.
Menurut ruang lingkup PSAK NO. 45 organisasi nirlaba ini memiliki ciri-ciri
seperti di bawah ini yaitu :
1. Organisasi nirlaba mampu menghasilkan barang atau jasa tanpa bertujuan untuk
menuntut laba atau keuntungan. Jika entitas menghasilkan laba maka
nominalnya tidak akan pernah dibagikan kepada penyumbang atau pemilik
entitas.
2. Sumber daya utama organisasi nirlaba berasal dari penyumbangan yang tidak
mengharapkan laba atau keuntungan yang sebanding dengan sumber daya yang
mereka korbankan.
3. Dalam organisasi nirlaba ini tidak ada kepemilikan yang jelas seperti organisasi
lain. Artinya dalam organisasi nirlaba ini tidak dapat dijual, dialihkan atau
dikembalikan sumbangannya.
Contoh organisasi nirlaba di Indonesia yaitu lembaga perkumpulan (asosiasi),
yayasan dan institut.

5
2.4. Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi
Fungsi komunikasi terdiri dari empat fungsi yaitu fungsi informatif, fungsi regulatif,
fungsi persuasif dan integratif. Dan berikut ini pembahasan tentang fungsi
komunikasi :
a. Fungsi Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi
(information-processing systems). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu
organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik
dan tepat waktu.Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi
dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Informasi pada dasarnya
dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam
suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi
untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang
terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan
informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang
jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.
b. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam
suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang
berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, atasan atau orang-orang yang
berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk
mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Di samping itu mereka juga
mempunyai kewenangan untuk memberi instruksi atau perintah, sehingga dalarn
struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of
authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.
Namun demikian sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung
pada:
a. Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah,
b. Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi,

6
c. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus
sebagai pribadi,
d. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan
Kedua, berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada
dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian
peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
c. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka
banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada
memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh
karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau
pimpinan wring memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
d. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan balk. Ada dua saluran
komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu saluran komunikasi
formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin)
dan laporan kemajuan organisasi, juga saluran komunikasi informal seperti
perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olah raga
ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan
keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap
organisasi.
2.5. Saluran Komunikasi
Saluran komunikasi memiliki peran penting dalam membentuk satu komunikasi yang
baik. Berdasarkan hasil penelitian terkait, terdapat beberapa prinsip yang dimiliki
saluran komunikasi, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Saluran komunikasi massa relatif memainkan peran penting pada tahap
pengetahuan dan ketika melakukan komunikasi antar pribadi.

7
b. Saluran jenis kosmopolot lebih penting digunakan saat berada di tahap
pengetahuan.
c. Saluran jenis lokal penting digunakan saat berada di tahap persuasif.
Berdasarkan pengertian dari kedua konsep tersebut, bisa ditarik kesimpulan bahwa
komunikasi organisasi adalah proses penyampaian dan pertukaran pesan yang terjadi
dan dilakukan oleh pihak yang ada dalam suatu organisasi. Komunikasi organisasi
juga menunjukkan bagaimana interaksi yang terjadi dalam organisasi, bagaimana
pihak atau anggota dalam organsiasi itu saling berhubungan satu sama lain.
Secara garis besar, saluran komunikasi dalam organisasi terbagi menjadi saluran
formal dan saluran informal, yang mana di dalamnya terdapat beberapa jenis saluran
yang terjadi.
2.6. Saluran Komunikasi Formal
Saluran komunikasi formal yang ada dalam organisasi, yaitu komunikasi yang terjadi
dengan persetujuan resmi organisasi atau peraturan organisasi tersebut dan berisi hal-
hal yang berhubungan dengan kinerja dan produktivitas organisasi.Saluran formal
memiliki tujuan atau fokus pada kepentingan dalam organsiasi dan untuk mencapai
tujuan organisasi, serta biasanya dilakukan dengan cukup resmi. Misalnya dengan
proses komunikasi tertulis melalui memo, surat, atau pernyataan melalui jumpa pers
yang prosesnya sudah diatur dalam prosedur tertentu. Saluran komunikasi organisasi
informal terbagi lagi ke dalam tiga jenis arus komunikasi, yaitu:
a. Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang terjadi antara pihak yang memiliki
posisi dan peranan yang berbeda dalam organisasi, dimana yang satunya memiliki
posisi lebih tinggi dibanding yang satunya lagi. Komunikasi vertikal bisa terjadi
dari arah bawah ke atas (upward), atau berarti dari pihak yang memiliki
kedudukan lebih rendah kepada pihak yang lebih tinggi. Atau komunikasi vertikal
bisa juga terjadi dari arah atas ke bawah (downward), yang berarti komunikasi
dilakukan dari pihak yang berkedudukan lebih tinggi kepada pihak yang memiliki
kedudukan lebih rendah darinya, dan komunikasi vertikal ini yang lebih banyak
terjadi.

8
Namun bukan berarti komunikasi dari bawah ke atas (upward) ini sama sekali
tidak pernah terjadi dalam organisasi, karena ada kalanya komunikasi dari tingkat
yang lebih bawah harus dilakukan kepada tingkat yang lebih tinggi. Hanya saja
dalam prakteknya, komunikasi vertikal upward ini tidak dapat dilakukan seleluasa
komunikasi vertikal downward dimana terdapat berbagai prosedur dan aturan yang
membatasi pihak yang kedudukan lebih rendah untuk berkomunikasi dengan pihak
yang lebih tinggi. Selain itu, pihak yang berkedudukan lebih rendah biasanya
memiliki keengganan dan kesungkanan untuk berkomunikasi dengan pihak yang
lebih tinggi jika tidak begitu diperlukan.
b. Komunikasi Horizontal
Komunikasi organisasi horizontal atau komunikasi lurus, dimana komunikasi ini
terjadi antara pihak yang memiliki posisi, kedudukan, atau peran yang sama dalam
organisasi. Komunikasi horizontal bisa dilakukan oleh pihak yang berstatus
sesama anggota dalam sebuah tim, atau bahkan sesama pimpinan tim. Misalnya
saja komunikasi organisasi yang dilakukan oleh anggota divisi keuangan dengan
divisi produksi, atau komunikasi yang dilakukan oleh manajer HRD dengan
manajer keuangan.
Komunikasi organisasi horizontal adalah jenis komunikasi yang cukup penting
dilakukan dalam sebuah organisasi, terlebih lagi jika dalam organisasi tersebut
terdapat ketergantungan yang besar antar divisi atau bagian di organisasi itu.
Komunikasi horizontal cenderung bersifat koordinatif, dan memiliki beberapa
tujuan seperti melakukan tindakan persuasi, mempengaruhi pihak tertentu, atau
memberikan informasi kepada pihak yang terkait. 
c. Komunikasi Diagonal
Jenis yang terakhir adalah komunikasi diagonal, yang merupakan komunikasi yang
terjadi secara menyilang baik dari segi posisi, stuktur organisasi, maupun tingkatan
yang ada dalam organisasi itu sendiri. Komunikasi diagonal ini terkadang dibilang
sebagai bentuk komunikasi yang menyimpang karena berbeda dengan bentuk
sebelumnya yaitu vertikal dan horizontal, komunikasi ini mendobrak sistem

9
tradisional dan memutus alur yang seharusnya ditetapkan dalam organisasi
tersebut.
Misalnya saja, komunikasi dengan pimpinan divisi lain perlu melalui prosedur
tertentu, namun karena adanya situasi mendadak sehingga komunikasi itu
dilakukan tanpa melalui prosedur yang berlaku. Komunikasi diagonal memang
tidak mengikuti aturan baku yang ada dalam organisasi, namun tidak bisa juga
dibilang sebagai bentuk komunikasi yang buruk. Karena dalam organisasi itu
sering sekali terjadi perubahan yang sangat dinamis, dan terkadang jenis
komunikasi diagonal ini perlu untuk dilakukan pada saat-saat tertentu.
2.7. Saluran Komunikasi Informal
2.7.1. Pengertian Komunikasi Informal
Secara sederhana, komunikasi informal adalah jenis komunikasi antar
individu yang pada umumnya terjadi di dalam suatu organisasi. Namun,
dalam komunikasi informal ini, pesan yang disampaikan atau proses
komunikasinya terjadi secara spontan, langsung. Atau dengan kata lain,
bahwa komunikasi informal ini dilakukan tanpa adanya persetujuan dan
kesepakatan yang ada di dalam struktur organisasi.
2.7.2. Isi Komunikasi Informasi
Komunikasi informal ini dapat ditemui ketika beberapa individu
menyampaikan informasi atau pesan berupa isu, gossip, atau bahkan rumor –
rumor yang beredar. Sehingga, dapat dikatakan bahwa komunikasi informal
ini merupakan suatu proses komunikasi yang masih belum jelas atau tepat
kebenarannya, karena belum ada sumber yang terpercaya.
2.7.3. Struktur Komunikasi Informal
Di dalam komunikasi informal, pada umumnya tidak mempedulikan struktur
pesan atau informasi yang disampaikan. Bahkan ada yang beranggapan bahwa
komunikasi informal ini bergerak secara bebas tanpa adanya hirarki dan
aturan yang berlaku. Maka dari itu, komunikasi informal ini digunakan dalam
situasi yang tidak resmi atau dalam keadaan yang penting atau urgent.
2.7.4. Faktor Komunikasi Informal

10
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan komunikasi informal ini muncul,
yaitu di antaranya:
a. Pemuasan kebutuhan manusia.
b. Perlawanan terhadap pengaruh yang kaku dan membosankan dan juga
monoton.
c. Keinginan untuk mempengaruhi orang lain.
d. Sumber informasi sebagai tali pererat hubungan dalam suatu pekerjaan dan
organisasi.
2.7.5. Proses Komunikasi Informal
Pada umumnya, komunikasi informal akan menyampaikan suatu pesan atau
informasi yang muncul melalui mulut ke mulut. Pesan itu akan beredar dan
menjadi ‘kabar burung’. Karena pesan dalam komunikasi informal ini
muncul dari suatu kerumunan, di mana seseorang di dalamnya menerima
informasi atau pesan, dan pesan tersebut disampaikan dan diteruskan
seseorang atau bahkan lebih dari seseorang hingga ke seseorang lainnya.
Jadilah ‘kabar burung’ yang mulai beredar ke mana-mana.
2.7.6. Manfaat Mempelajari Komunikasi Informal.
Ada pun beberapa manfaat, dalam mempelajari komunikasi informal yaitu di
antaranya:
a. Mempererat Hubungan Individu
Ketika Anda menggunakan komunikasi informal dalam komunikasi
organisasi, maka secara tidak langsung dapat memperat hubungan
individu sesama anggota dalam suatu organisasi. Karena komunikasi
informal ini sifatnya santai dan ringan.
b. Mencairkan Suasana
Seperti yang dikatakan sebelumnya, bahwa komunikasi informal ini
bersifat ringan dan santai, maka komunikasi informal ini dapat
mencairkan suasana di kala komunikasi formal mulai tegang.
c. Jembatan Komunikasi Formal

11
Perlu mempelajari komunikasi informal ini sebagai intermezzo. Sama
halnya dengan mencairkan suasana, bahwa komunikasi informal ini dapat
dijadikan pembuka sebelum menuju ke obrolan yang sifatnya serius, agar
tidak terlalu tegang dalam suatu obrolan.
d. Lobbying
Anda mempelajari komunikasi informal ini dapat membawa seseorang ke
lobbying, dengan kata lain seseorang bisa melakukan negosiasi dengan
bahasa yang ringan dalam komunikasi informal.
2.8. Komunikasi Dalam Bisnis
2.8.1. Pengertian Komunikasi Dalam Bisnis
Komunikasi bisnis adalah proses berbagi informasi antara orang di dalam dan
di luar bisnis. Komunikasi bisnis yang efektif adalah cara karyawan dan
manajemen berinteraksi untuk mencapai tujuan bisnis. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan praktik bisnis dan mengurangi kesalahan.
2.8.2. Jenis – Jenis Komunikasi Bisnis
a. Komunikasi Internal ke Atas
Komunikasi bisnis internal ke atas adalah komunikasi yang berasal dari
bawahan ke manajer atau individu dengan adanya hirarki perusahaan.
Setiap pemimpin harus memungkinkan informasi mengalir ke atas agar
memiliki pemahaman yang benar tentang operasi bisnis.
b. Komunikasi Internal ke Bawah
Komunikasi internal ke bawah mengalir dari atasan ke satu atau lebih
bawahan. Jenis komunikasi ini bisa dalam bentuk surat, memo atau
arahan verbal.
Saat berkomunikasi dengan karyawan, pemimpin harus menjaga
komunikasi tetap profesional dan jelas. Contoh dari jenis komunikasi ini
dapat mencakup memo tentang prosedur operasi perusahaan baru seperti
persyaratan keselamatan dan peraturan baru.
c. Komunikasi Bisnis Internal Lateral

12
Komunikasi internal lateral terjadi di antara karyawan di tempat kerja.
Saat ini, ada banyak cara karyawan dapat berkomunikasi secara
chatting, pesan, email.
Jenis komunikasi ini dapat berada di dalam atau di antara departemen
dan itu terjadi lebih teratur daripada jenis komunikasi lainnya. Selain
itu, seringnya komunikasi di antara karyawan memainkan peran penting
untuk keterlibatan dan produktivitas karyawan.
d. Komunikasi Eksternal
Komunikasi bisnis eksternal adalah setiap komunikasi yang terjadi
dengan pihak luar seperti pelanggan, prospek, vendor, atau mitra. Tidak
seperti semua jenis komunikasi internal, komunikasi eksternal terjadi
secara kurang teratur.
2.8.3. Unsur Dalam Berkomunikasi
Komunikasi meliputi 5 unsur, yang dikenal dengan formula 5 W + 1 H, yaitu:
a. Komunikator = who [communicator, source, sender]
b. Pesan = says what [message]
c. Media = in which channel [channel, media]
d. Komunikan = to whom [communicant, communicatee, reciever, recipient]
e. Efek [effect, impact, influence]
2.8.4. Tujuan Komunikasi Bisnis
Secara umum, ada empat fungsi dari komunikasi di dalam bisnis, yaitu; yaitu
memberi informasi (informing), melakukan persuasi (persuading), melakukan
kolaborasi (collaborating).
a. Memberi Informasi (informing)
Tujuan pertama dalam komunikasi bisnis adalah memberikan informasi
yang berkaitan dengan dunia bisnis kepada pihak lain.
Sebagai contoh, seorang pimpinan suatu perusahaan membutuhka beberapa
pegawai baru yang akan ditempatkan sebagai staf administrasi di kantor-
kantor cabang yang ada.

13
b. Melakukan Persuasi (persuading)
Kedua dari sebuah komunikasi bisnis adalah melakukan persuasi kepada
pihak lain agar apa yang disampaikan dapat dipahami oleh audiens dengan
baik dan benar. Hal ini sering dilakukan terutama yang berkaitan dengan
negoisasi antara seseorang dengan orang laian dalam bisnis. Untuk dapat
memperoleh hasil yang optimal dalam bernegosiasi, setia pihak perlu
memahami prinsip win-win solution.
c. Melakukan Kolaborasi (collaborating)
Tujuan ketiga dalam komunikasi bisnis adalah melakukan kolaborasi atau
kerjasama bisnis antara seseorang dengan orang lain. Melalui jalinan
komunikasi bisnis, seseorang dapat dengan mudah melakukan kerjasama
bisnis baik antara perusahaan dosmetik maupun dengan perusahaan asing.
2.9. Etika Dalam Komunikasi Bisnis
2.9.1. Pengertian Etika Komunikasi Bisnis
Pengertian dari etika komunikasi bisnis adalah pandangan manusia terhadap
baik dan buruknya perilaku manusia dalam menjalin komunikasi ke satu
orang atau lebih dalam lingkup bisnis.
2.9.2. Karakteristik Etika Komunikasi Bisnis
Berikut adalah beberapa karakteristik penting dari etika komunikasi bisnis
yang umum digunakan dalam dunia bisnis (Kumar, 2014):
a. Mengelola hubungan baik dengan khalayak.
b. Memahami maksud orang lain tanpa adanya penyerangan.
c. Memastikan seluruh informasi berjalan akurat dan dapat dijangkau sesuai
tujuan.
d. Memahami dan menghargai perbedaan etika dan nilai norma dalam ruang
lingkup khalayak luas.
e. Menyajikan informasi kepada khalayak sesuai data yang real tanpa
mengurangi atau menahan informasi penting.

14
2.9.3. Asumsi Dasar Etika Komunikasi Bisnis
Didalam setiap keputusan komunikasi pastinya terdapat dimensi etis baik
diakui ataupun tidak.
Contohnya adalah sejak seorang individu bergabung dengan sebuah organisasi
hingga pensiun, ia mengalami berbagai macam kejadian yang mengiringi.
Seiring perjalanan karirnya ia melakukan komunikasi berdasarkan unsur atau
dimensi etis yang menyertainya
Sedangkan menurut Kumar (2014), berikut adalah dasar asumsi yang
membentuk etika komunikasi, yaitu:
a. Etika sering dilihat sebagai hal yang tidak ada kaitanya dengan tujuan
bisnis.
b. Etika komunikasi tidak dapat dihindari karena melibatkan penyebab dan
dampak.
c. Melihat dan memeprtimbangkan dahulu sebelum memutuskan.
2.9.4. Fungsi Etika Komunikasi Bisnis
Fungsinya adalah untuk memastikan pesan bisnis yang dikirimkan dan
diterima adalah merupakan pesan bisnis yang bersifat netral atau tidak
merugikan berbagai pihak manapun.
Jika dalam suatu organisasi atau perusahaan tidak mempertimbangkan standar
etika dalam pengiriman dan penerimaan pesan-pesan bisnis, akibatnya akan
berdampak negatif terhadap organisasi atau perusahaan tersebut.
2.9.5. Tujuan Etika Komunikasi Bisnis
Tujuan utama etika komunikasi bisnis yaitu untuk memenuhi kebutuhan
penerima tanggap dan emosional dari penerima pesan bisnis antara pelanggan
dan karyawan.
2.9.6. Manfaat Mempelajari Etika Komunikasi Bisnis.
Secara umum dapat mengerti tentang etika komunikasi bisnis yang dapat
diterapkan pada kehidupan sehari-hari terutama untuk para pengusaha dan
profesional dalam mengelola bisnis.

15
Selain itu kita juga akan mengetahui fungsi etika komunikasi bisnis, tujuan
dan peran etika komunikasi bisnis. Serta aspek-aspek etika komunikasi
lainnya yang terkait dengan organisasi atau bisnis.

16
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Organisasi adalah suatu unit sosial yang dikoordinasikan secara sengaja, yang terdiri
dari dua orang atau lebih , yang didirikan untuk jangka waktu yang lama (Haryani,
2001:36) Organisasi yang berorientasi laba (Profit Oriented Organization) Organisasi
yang berorientasi laba adalah suatu bentuk organisasi yang bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan melalui operasinya dan hanya mementingkan kepentingan
sendiri, bukan untuk kepentingan publik (organisasi non-profit/korporasi nirlaba).
Organisasi nirlaba (Non-Profit Oriented Organization) Oganisasi non profit atau
organisasi nirlaba adalah organisasi yang sasarannya menuju dukungan suatu
kebijakan atau memecahkan masalah penting yang terjadi di suatu negara.Ada dua
saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu saluran komunikasi
formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan
laporan kemajuan organisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan
antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olah raga ataupun kegiatan
darmawisata.Saluran Komunikasi Saluran komunikasi memiliki peran penting dalam
membentuk satu komunikasi yang baik.
Komunikasi organisasi juga menunjukkan bagaimana interaksi yang terjadi dalam
organisasi, bagaimana pihak atau anggota dalam organsiasi itu saling berhubungan
satu sama lain.Secara garis besar, saluran komunikasi dalam organisasi terbagi
menjadi saluran formal dan saluran informal, yang mana di dalamnya terdapat
beberapa jenis saluran yang terjadi.Saluran Komunikasi Formal Saluran komunikasi
formal yang ada dalam organisasi, yaitu komunikasi yang terjadi dengan persetujuan
resmi organisasi atau peraturan organisasi tersebut dan berisi hal-hal yang
berhubangan dengan kinerja dan produktivitas organisasi.Saluran formal memiliki
tujuan atau fokus pada kepentingan dalam organsiasi dan untuk mencapai tujuan
organisasi, serta biasanya dilakukan dnegan cukup resmi. Pengertian Komunikasi
Informal Secara sederhana, komunikasi informal adalah jenis komunikasi antar
individu yang pada umumnya terjadi di dalam suatu organisasi. Pengertian

17
Komunikasi Dalam Bisnis Komunikasi bisnis adalah proses berbagi informasi antara
orang di dalam dan di luar bisnis. Tujuan Komunikasi Bisnis Secara umum, ada
empat fungsi dari komunikasi di dalam bisnis, yaitu; yaitu memberi informasi
(informing), melakukan persuasi (persuading), melakukan kolaborasi (collaborating),
dan melakukan integrasi (intgrative) dengan audiens. Pengertian Etika Komunikasi
Bisnis Pengertian dari etika komunikasi bisnis adalah pandangan manusia terhadap
baik dan buruknya perilaku manusia dalam menjalin komunikasi ke satu orang atau
lebih dalam lingkup bisnis.

18
DAFTAR PUSAKA
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-rencana-pemasaran-marketing-
plan/2335
https://yunitapratiwidotme.wordpress.com/2014/04/22/rencana-pemasaran/
https://duniakumu.com/komunikasi-dalam-bisnis-pengertian-organisasi%EF%BB%BF-
%EF%BB%BFciri-ciri-organisasi-%EF%BB%BFsaluran-komunikasi-dalam-organisasi-
%EF%BB%BFetika-komunikasi-bisnis/
https://duniakumu.com/komunikasi-dalam-bisnis-pengertian-organisasi%EF%BB%BF-
%EF%BB%BFciri-ciri-organisasi-%EF%BB%BFsaluran-komunikasi-dalam-organisasi-
%EF%BB%BFetika-komunikasi-bisnis/

19

Anda mungkin juga menyukai