PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan zaman pada era abad 21 ini memaksa kita untuk mengetahui tentang
informasi diluar sana, untuk dapat mengakses dan mendapatkan informasi tersebut
perlu kita ketahui bahwa untuk mendapat informasi dari luar jangkaua atau tempat
adaptasi kita harus mendapatkan suatu informasi tentang keadaan lingkungan serta
budaya dalam suatu tempat tersebut.
Untuk mengetahui suatu budaya dan lingkungan pada suatu tempat tersebut maka
kita harus pandai untuk berkomunikasi. Dengan cara berkomunikasi sesuai dengan
budaya dan lingkunag pada suatu tempat tersebut.
B. Pokok Permasalahan
1. Mengetahui apa itu komunikasi ?
2. Apa itu budaya ?
3. Pengertian komunikasi antarbudaya dan korelari atau kaitan komunikasi dan
budaya ?
4. Pokok-pokok komunikasi antarbuadaya ?
C. Tujuan
Agar sumber daya masusia dapat diperbarui dengan cara berkomunikasi dengan
budaya lain dan bertukar pikiran dengan budaya lain utnuk mewujudkan informasi dan
korelasi yang begitu luas
PEMBAHASAN
Suatu proses yang melibatkan seseorang, beberapa orang, kelompok dan organisasi
dan masyarakat untuk menggunakan suatu informasi agar terhubung dengan lingkungan
dan orang lain. Yang didalam proses tersebut mesti terdapat komunikan, komunikator,
pesan, media dan feedback. Jadi setiap dalam proses komunikasi yang harus mesti terjadi
adalah adanya pesan timbal balik (feedback) antar komunikator dan komunikan yang bisa
juga dipergunakannya suatu media sebagai alat bantu komunikasi ataupun tidak perlu
menggunakan suatu media hanya cukup menggunakan cara facetoface.
Ketika kita berbicara, kita sebenarnya sedang berperilaku. Ketika kita melambaikan
tangan, tersenyum, bermuka masam, menganggukkan kepala, atau memberikan suatu
isyarat, kita juga sedang berperilaku. Sering perilaku-perilaku ini merupakan pesan-pesan;
pesan-pesan itu digunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada seseoran.
Sebelum perilaku tersebut dapat disebut pesan, perilaku itu harus memenuhi dua
syarat dahulu. Pertama, perilaku harus diobservasi oleh seseorang, dan kedua, perilaku
harus mengandung makna. Dengan kata lain, setiap perilaku yang dapat diartikan adalah
suatu pesan.
Dengan konsep diatas tersebut hubungan-hubungan perilaku sadar tak sadar dan
sengaja-tak sengaja ini komunikasi didefinisikan sebagai apa yang terjadi bila makna
diberikan kepada suatu perilaku. Bila seseorang memperhatikan perilaku kita dan
memeberinya makna, berarti komunikasi telah terjadi terlepas dari kita berperilaku
menyadari atau tidak dan meyengaja atau tidak. Kesemua itu memiliki nilai-nilai yang
berpotensi komunikasi. Maka tidaklah mungkin setiap makhluk hidup tidak berkomunikasi
pasti ada kalanya mereka berkomunikasi satu dengan yang lain. 1
1
Dr. Mulyana, M.A. , Drs. Rakhmat Jalaludin, M.Sc. , Komunikasi Antarbudaya Panduan Berkomunikasi
Dengan Orang-Orang berbeda Budaya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 1996) hal. 12
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni.
Banyak para ahli yang mendefinisikan atau mengartikan arti dari komunikasi
antarbudaya diantara para ahli tersebut adalah :
Pertama, L.Rich dan Dennis M. Ogawa menyatakan dalam buku intercultural
Communication, A Reader bahwa komunikasi antara orang-orang yang berbeda
kebudayaannya, misal suku bangsa etnik,ras,dan kelas social. Kedua, Samovar dan Porter
menyatakan komunikasi antarbudaya terjadi diantara produsen pesan dan penerima pesan
yang latar belakang kebudayaannya berbeda (1976, hlm 4). Ketiga, Guo-Ming dan
William J. Starosta mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya adalah proses negosiasi
atau pertukaran system simbolik yang membimbing perilaku manusia, dan membatasi
mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok.
Dalam konteks diatas bahwa dapat disimpulkan bahwa budaya dan komunikasi
adalah 2 hal yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Bila coba kita jabarkan antara
komunikasi dan budaya maka kaitan ini akan berupa penjelasan seperti “dalam
berkomunikasi kita akan pasti dan mesti menghadapi suatu lingkungan yang kita
pergunakan untuk berkomunikasi dari lingkungan tersebut maka akan timbullah suatu
budaya yang pasti terdapat dan mempengaruhi lingkungan tersebut ” jadi lingkungan dan
budaya pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan, keduanya bagaikan mata uang koin yang
dilempar akan tampak kalau tidak gambar ya angka. Dalam konteks komunikasi
antarbudaya komunikasi dan budaya sangatlah erat yang dapat mempengaruhi satu sama
lain dengan kata lain bila berkomunikasi harus berbudaya dan berbudaya haruslah ada
komunikasi. Untuk memperjelas coba lihat tabel dibawah :
Budaya Komunikasi
Komunikasi merupakan saran yang dapat menjadikan individu sadar akan dan
menyesuaikan diri dengan kebudayaan-kebudayaan asing yang dihadapinya2
Kesimpulan :
2
Mulyana, Deddy Dr, MA dan Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc, Komunikasi Antarbudaya : panduan berkomunikasi
dengan orang-orang berbeda budaya, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1996, hal__
(iv) intracultural communication: interaksi antara anggota dari kelompok ras dan etnis
yang berbeda (sub-culture) tetapi berasal dari induk budaya yang sama.
3. Saluran yang dilalui oleh pesan-pesan komunikasi antarbudaya (baik yang bersifat
verbal maupun nonverbal).
1. Fungsi Pribadi
Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku
komunikasi yang bersumber dari seorang individu.
a. Menyatakan Identitas Sosial
Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku komunikasi
individu yang digunakan untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan
melalui tindakan berbahasa baik secara verbal dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa
itulah dapat diketahui identitas diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul suku
bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan seseorang[4].
b. Menyatakan Integrasi Sosial
Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi,
antarkelompok namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap
unsur. Perlu dipahami bahwa salah satu tujuan komunikasi adalah memberikan makna
yang sama atas pesan yang dibagi antara komunikator dan komunikan. Dalam kasus
komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antar komunikator dengan
komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi. Dan prinsip utama
dalam proses pertukaran pesan komunikasi antarbudaya adalah: saya memperlakukan anda
sebagaimana kebudayaan anda memperlakukan anda dan bukan sebagaimana yang saya
kehendaki. Dengan demikian komunikator dan komunikan dapat meningkatkan integrasi
sosial atas relasi mereka
c. Menambah Pengetahuan
2. Fungsi Sosial
Fungsi sosial adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku
komunikasi yang bersumber dari sekelompok masyarakat.
a. Pengawasan
Fungsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek komunikasi antarbudaya
di antara komunikator dan komunikan yang berbada kebudayaan berfungsi saling
mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini bermanfaat untuk
menginformasikan "perkembangan" tentang lingkungan. Fungsi ini lebih banyak dilakukan
oleh media massa yang menyebarlusakan secara rutin perkembangan peristiwa yang terjadi
disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks kebudayaan yang
berbeda
b. Menjembatani
Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan
antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara
mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka
pertukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga
menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan pula oleh pelbagai konteks
komunikasi termasuk komunikasi massa
c. Sosialisasi Nilai
d. Menghibur
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya.
Misalnya menonton tarian hula-hula dan "Hawaian" di taman kota yang terletak di depan
Honolulu Zaw, Honolulu, Hawai. Hiburan tersebut termasuk dalam kategori hiburan
antarbudaya
a. Relativitas Bahasa
Gagasan umum bahwa bahasa memengaruhi pemikiran dan perilaku paling banyak
disuarakan oleh para antropologis linguistik. Pada akhir tahun 1920-an dan disepanjang
tahun 1930-an, dirumuskan bahwa karakteristik bahasa memengaruhi proses kognitif kita.
Dan karena bahasa-bahasa di dunia sangat berbeda-beda dalam hal karakteristik semantik
dan strukturnya, tampaknya masuk akal untuk mengatakan bahwa orang yang
menggunakan bahasa yang berbeda juga akan berbeda dalam cara mereka memandang dan
berpikir tentang dunia
b. Bahasa Sebagai Cermin Budaya
Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya, makin perbedaan
komunikasi baik dalam bahasa maupun dalam isyarat-isyarat nonverbal. Makin besar
perbedaan antara budaya (dan, karenanya, makin besar perbedaan komunikasi), makin sulit
komunikasi dilakukan.Kesulitan ini dapat mengakibatkan, misalnya, lebih banyak
kesalahan komunikasi, lebih banyak kesalahan kalimat, lebih besar kemungkinan salah
paham, makin banyak salah persepsi, dan makin banyak potong kompas
c. Mengurangi Ketidak-pastian
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah ketidak-pastian dam
ambiguitas dalam komunikasi. Banyak dari komunikasi kita berusaha mengurangi ketidak-
pastian ini sehingga kita dapat lebih baik menguraikan, memprediksi, dan menjelaskan
perilaku orang lain. Karena letidak-pasrtian dan ambiguitas yang lebih besar ini,
1. Fisik ( Physical )
Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan
waktu,lingkungan kebutuhan diri dan juga media fisik.
2. Budaya ( Cultural )
Hambatan berasal dari etnik yang berbeda, agama, dan juga perbedaan
social yang ada antar budaya yang satu dengan yang lainnya.
3. Persepsi (perceptual )
Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi yang
berbeda-beda mengenai suatu hal. Sehingga mengartikan sesuatu setiap budaya
yang akan yang mempunyai pemikiran.
4. Motivasi ( motivational )
Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar,
maksudnya adalah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan tersebut
atau apakah pendengar tersebut sedang malas dan tidak punya motivasi sehingga
dapat menjadi hambatan komunikasi.
5. Pengalaman (Experiantial )
Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak
memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai
persepsi dan juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu.
6. Emosi (emotional )
Hal ini berkaitan dengan atau perasaan pribadi dari pendengar. Apabila
emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan
semakin besar dan sulit.
7. Bahasa ( linguistic )
Hambatan komunikasi berikut ini terjadi apabila pengirim pesan ( sender ) dan
penerima pesan ( receiver ) menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan
kata yang tidak di mengerti oleh penerima pesan.ketika pengirim pesan ( sender )
melakukan komunikasi.
8. Noverbal
Hambatan nonverbal adalah hambatan hambatan komunikasi yang tidak
berbentuk kata-kata tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi. Contohnya adalah
BAB III
3
Alo Liliweri. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. 2003. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Hal. 36-42
Kesimpulan :
Dr. Liliweri Alo, M.S. , Makna Komunikasi Antarbudaya (Yogyakarta : LKiS Printing
Cemerlang 2009)