Anda di halaman 1dari 37

PERAN MANAJER DALAM 

PERUSAHAAN

Ditulis pada 29 Mei 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang

Peranan seorang manajer dalam suatu organisasi itu sangatlah penting karena
keberadaan seorang manajer menjadi motivator bagi karyawan-karyawannya dan
salah satu ujung tombak dari keberhasilan suatu organisasi. Salah satu tugas atau
peran seorang majaner yaitu harus bisa mengatasi konflik yang ada dalam suatu
organisasi yang dipimpinnya sehingga setiap konflik itu dapat diselesaikan dengan
baik dan tidak ada yang merasa dirugikan. Manajer adalah seseorang yang bekerja
melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatannya guna mencapai
sasaran suatu organisasi. Posisi manajer menjadi sangat krusial bila Direktur atau
Deputy dan diharapkan mempunyai peranan dalam meningkatkan serta menjaga
keseimbangan dalam suatu organisasi. Seorang manajer dalam melakukan tugasnya
menjamin ketersediaan, keakuratan, ketepatan, dan keamanan informasi serta
pengaturan organisasi yang baik serta dibutuhkan oleh suatu organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi, sekaligus meningkatkan eksistensi organisasi di tengah-
tengah lingkungannya. Keberhasilan menjalankan tugas ini mensyaratkan manajer
mempunyai kemampuan multi disiplin, seperti dalam bidang : teknologi, bisnis,
manajemen, serta kepemimpinan.

Menjadi seorang manajer memang bukan perkara mudah,perlu betahun-tahun


pengalaman dan jam terbang serta bidang keilmuan yang mencukupi yang bisa
menjadikan ia pantas disebut dan diangkat menjadi seorang manajer. seorang manajer
harus mampu untuk mengatasi masalah dan mampu untuk meramalkan kejadian yang
akan terjadi bila sebuah keputusan diambil,namun tidak semua manajer itu berkerja
selayaknya seorang manager,ada manajer yang hanya bisa menyuruh-nyuruh dan
tidak mau dikoreksi apa bila dia salah dan tidak mau dikritik padahal pemimpin yang
baik adalah pemimpin yang mau mendengarkan keluhan dari bawahanya.

B.        Pembatasan masalah

Penulisan makalah sederhana ini hanya dibatasi berkaitan dengan “ Peran Manager
dalam Perusahaan ”. dan korelasi dengan hal – hal yang terkait tanpa menghilangkan
esensi perdana, fungsi manager itu sendiri.

C.        Tujuan penulisan

Penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut :

Sebagai pemenuhan tugas Mata Kuliah Manajemen Resiko.

2.      Sebagai bahan bacaan dan referensi tambahan bagi pihak-pihak yang  
membutuhkan untuk berbagai keperluan.

D.        Sistimatika Penulisan

Bab I Pendahuluan. Dalam bagian ini penyusun memaparkan beberapa pokok 


permasalahan yang berhubungan erat dengan permasalahan utama.

Bab II Peranan Manager Dalam Perusahaan. Pada Bab ini akan di paparkan dan
pembahasan dari makalah ini.

Bab III Kesimpulan. Kami akan menyimpulkan beberapa hal yang menjadi
pembahasan dari makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

PERAN MANAJER DALAM PERUSAHAAN


1.         Pengertian Manajer.

Manajer adalah seorang yang memiliki tanggung jawab yang besar untuk seluruh
bagian pada suatu perusahaan atau organisasi yang dipimpinnya dan harus
mempunyai wawasan yang luas. Manajer memimpin beberapa unit bidang fungsi
pekerjaan yang mengepalai beberapa sektor yang dipegangnya. Pada perusahaan yang
berskala kecil mungkin cukup diperlukan satu orang manajer umum, sedangkan pada
perusahaan atau organisasi yang berkaliber besar biasanya memiliki beberapa orang
manajer umum yang bertanggung-jawab pada area tugas yang berbeda-beda

Gagasan untuk menggunakan komputer sebagai sistem informasi manajemen (SIM)


merupakan suatu terobosan besar, karena menyadari bahwa para manajer
memerlukan informasi untuk pemecahan masalah. Ketika perusahaan-perusahaan
menjangkau konsep SIM, mereka mulai mengembangkan berbagai aplikasi yang
secara khusus diarahkan untuk mendukung manajer. Namun, bukan hanya
manajemen yang memperoleh manfaat dari penerapan SIM. Nonmanajer dan staf ahli
juga menggunakan outputnya. Selain itu juga dimanfaatkan oleh para pemakai yang
berada di luar perusahaan, yaitu para pelanggan akan menerima faktur dan laporan
transaksinya, para pemegang saham akan menerima cek deviden, dan pemerintah
akan menerima laporan pajak.

Peran seorang manajer dalam sebuah organisasi

Di dalam suatu perusahaan tidak memiliki manajer maka bisa dipastikan bahwa
perusahaan tersebut akan bangkrut karena proses manajemen dalam perusahaan
tersebut tidak berjalan,walaupun sumber daya alat dan infrastrukturnya lengkap
namun apabila tidak ada yang mengatur maka hal itu tidak akan ada artinya oleh
karena itu peran manajer sangatlah vital.
Manajer yang hanya mau untuk menyuruh-nyuruh saja tanpa mau dikoreksi apalagi
disalahkan bukan seorang manajer yang baik,dan hal itu dapat menurunkan kualitas
dan kinerja dari para bawahan yang dia bawahi,dan akhirnya berdampak kepada
keuntungan atau kelangsungan dari organisasi itu sendiri,agar perusahaan tidak
menjadi korban dari hal tersebut maka perlu dipilih seorang manajer yang baik yang
mampu mengatasi masalah dan memiliki ciri-ciri kepemimpinan yang komunikatif.

Seorang manajer harus memahami identitas dan khususnya karakter dari


bawahanya,misalnya kemampuan komunikasinya,keagresifan dalam bertanya,kadar
emosi bawahanya,dan pengetahuan tentang suatu masalah,hal ini menjadi penting
karena untuk memperkecil distorsi informasi ketika manajer akan mendengarkan dan
merespon usulan atau apresiasi yang disampaikan oleh bawahanya

Seorang manajer harus memahami apa yang disampaikan bawahan termasuk dalam
hal isi dan tujuan penyampaian aspirasi,dengan semakin paham maka komunikasi
akan semakin lancar sehingga tidak akan ada multitafsir yang akan mengaburkan
komunikasi tersebut.

Selalu fokus dan penuh perhatian kepada karyawan yang menyampaikan pesan atau
aspirasi,dan usahakan jangan memberikan kesan manajer melecehkan bawahanya,hal
ini penting untuk memberikan empati tinggi sehingga karyawan atau bawahan akan
merasa diperhatikan dan dihargai eksistenti dan usulanya.

Sebelum lebih jauh membahas tentang kemampuan seorang manajer yaitu


memotivasi,kita akan bahas dahulu tentang apa itu motivasi,motivasi adalah sebuah
kemampuan khusus yang dimiliki oleh orang lain yang bisa mendorong untuk
melakukkan sesuatu,ada konsep motivasi dan itu terdiri atas dua faktor yaitu faktor
intrisik dan faktor ekstrinsik,faktor intrinsik meliputi minat pribadi,hasrat,keperluan
memenuhi kebutuhan,dan faktor ekstrinsik meliputi pujian dari orang lain,promosi
jabatan dan penghargaan.
Ada tiga cara yang umum dilakukan untuk mempengaruhi atau memotivasi yaitu :
1. motivasi karena rasa takut.
2. motivasi karena insentif
3. motivasi karena pengembangan personal

Dan dari ketiga cara tersebut cara ketigalah yang paling baik untuk mempengaruhi
motivasi karyawan.

3.         Peranan Manajer dalam Pengelolaan Manajemen Informasi

Manajer adalah seorang yang memiliki tanggung jawab seluruh bagian pada suatu
perusahaan atau organisasi. Manajer memimpin beberapa unit bidang fungsi
pekerjaan yang mengepalai beberapa. Pada perusahaan yang berskala kecil mungkin
cukup diperlukan satu orang manajer umum, sedangkan pada perusahaan atau
organisasi yang berkaliber besar biasanya memiliki beberapa orang manajer umum
yang bertanggung-jawab pada area tugas yang berbeda-beda.

Tingkatan manajer

Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi


manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya
digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di
bagian bawah daripada di puncak). Berikut ini adalah tingkatan manajer mulai dari
bawah ke atas :

Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah


manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang
bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam
proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer
area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup semua manajemen
yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas
sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di
antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.

Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer.


Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan
mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief
Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial
Officer).

Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya


dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang
lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan
yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan
dengan permintaan pekerjaan.

Etika manajerial

Etika manajerial adalah standar prilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan
mereka. Ada tiga kategori klasifikasi menurut Ricky W. Griffin:

Perilaku terhadap karyawan

Perilaku terhadap organisasi

Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya

Pengertian Konflik Organisasi

Menurut Baden Eunson (Conflict Management, 2007,diadaptasi), terdapat beragam


jenis konflik :
a)       Konflik vertikal yang terjadi antara tingkat hirarki,seperti antara manajemen
puncak dan manajemen menengah, manajemen menengah dan penyelia, dan penyelia
dan subordinasi. Bentuk konflik bisa berupa bagaimana mengalokasi sumberdaya
secara optimum, mendeskripsikan tujuan, pencapaian kinerja organisasi, manajemen
kompensasi dan karir.

b)      Konflik Horisontal, yang terjadi di antara orang-orang yang bekerja pada


tingkat hirarki yang sama di dalam perusahaan. Contoh bentuk konflik ini adalah
tentang perumusan tujuan yang tidak cocok, tentang alokasi dan efisiensi penggunaan
sumberdaya, dan pemasaran.

c)      Konflik di antara staf lini, yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki


tugas berbeda. Misalnya antara divisi pembelian bahan baku dan divisi keuangan.
Divisi pembelian mengganggap akan efektif apabila bahan baku dibeli dalam jumlah
besar dibanding sedikit-sedikit tetapi makan waktu berulang-ulang. Sementara divisi
keuangan menghendaki jumlah yang lebih kecil karena terbatasnya anggaran. Misal
lainnya antara divisi produksi dan divisi pemasaran. Divisi pemasaran membutuhkan
produk yang beragam sesuai permintaan pasar. Sementara divisi produksi hanya
mampu memproduksi jumlah produksi secara terbatas karena langkanya sumberdaya
manusia yang akhli dan teknologi yang tepat.

d)     Konflik peran berupa kesalahpahaman tentang apa yang seharusnya dikerjakan


oleh seseorang. Konflik bisa terjadi antar karyawan karena tidak lengkapnya uraian
pekerjaan, pihak karyawan memiliki lebih dari seorang manajer, dan sistem
koordinasi yang tidak jelas.

a.       Faktor penyebab konflik

 Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.

Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian


dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan
perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor
penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak
selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di
lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada
yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.

Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang


berbeda.

Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan


pendiriankelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya
akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.

Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang


berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau
kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat
melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh,
misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para
tokoh masyarakat menganggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian
dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para
petani menebang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka
untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang
dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan.
Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga
harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu
kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di
masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut
bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok
atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh
dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya.
Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan
pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume
usaha mereka.

Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu
berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu
terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami
proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-
nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat
berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti
nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang
disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi
hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai
kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu
yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti
jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi
seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di
masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan
karena dianggap mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat yang telah ada.

Penyebab Konflik

Konflik dapat berkembang karena berbagai sebab, antara lain sebagai berikut:

1.   Batasan pekerjaan yang tidak jelas

2.   Hambatan komunikasi

3.  Tekanan waktu


4.  Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal

5.  Pertikaian antar pribadi

6.  Perbedaan status

7.  Harapan yang tidak terwujud

f.      Pengelolaan Konflik

Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan :

Disiplin : Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah


konflik. Manajer perawat harus mengetahui dan memahami peraturan-peraturan yang
ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk
memahaminya.

Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan : Konflik dapat dikelola


dengan mendukung perawat untuk mencapai tujuan sesuai dengan pengalaman dan
tahapan hidupnya. Misalnya : perawat junior yang berprestasi dapat dipromosikan
untuk mengikuti pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, sedangkan bagi perawat
senior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih
tinggi.

Komunikasi : Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang


terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk
menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam
kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup.

Mendengarkan secara aktif : Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting


untuk mengelola konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para manajer
perawat telah memiliki pemahaman yang benar, mereka dapat merumuskan kembali
permasalahan para pegawai sebagai tanda bahwa mereka telah mendengarkan.
Teknik Atau Keahlian Untuk Mengelola Konflik

Ada beberapa pendekatan dalam resolusi konflik yaitu tergantung pada :

1.    Konflik itu sendiri

2.    Karakteristik orang-orang yang terlibat di dalamnya

3.    Keahlian individu yang terlibat dalam penyelesaian konflik

4.    Pentingnya isu yang menimbulkan konflik

5.    Ketersediaan waktu dan tenaga

h.     Strategi Dalam Menyiasati Konflik

a)   Menghindar

Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik
tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat
yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan
pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang
terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua
pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk
melakukan diskusi”

b)   Mengakomodasi

Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah,
khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan
timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat
keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan
pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.

c)    Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi
dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin
mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi
bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.

d)   Kompromi atau Negosiasi

Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan,


saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang
dapat menguntungkan semua pihak.

e)   Memecahkan Masalah atau Kolaborasi

1.   Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan


kerja yang sama.

2.  Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling
mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya.

i.      Petunjuk Pendekatan Situasi Konflik

Ada beberapa pendekatan situasi konflik, diantaranya :

1.     Diawali melalui penilaian diri sendiri

2.     Analisa isu-isu seputar konflik

3.    Tinjau kembali dan sesuaikan dengan hasil eksplorasi diri sendiri.

4.    Atur dan rencanakan pertemuan antara individu-individu yang terlibat konflik

5.     Memantau sudut pandang dari semua individu yang terlibat

6.    Mengembangkan dan menguraikan solusi

7.    Memilih solusi dan melakukan tindakan


8.     Merencanakan pelaksanaannya

4.     Peranan Manajer Dalam Organisasi Publik

Manajemen terutama dalam organisasi public berperan dan berkenaan dengan proses
bagaimana kegiatan yang telah di rancang oleh organisasi public dapat
diimplementasikan secara efektif. Tentu saja, hal ini tidak terlepas dari pemimpin
atau manajer. Dalam konteks ini, manajer berperan mengintegrasikan organisasi dan
variable-variabel manusia ke dalam sebuah sistem sosioteknik yang efektif dan
efisien.

Sistem sosioteknik merupakan suatu kondisi agar para pegawai bisa bekerja dengan
baik, maka selain mematuhi aturan-aturan yang berlaku, pegawai juga butuh investasi
social dan intelektual/ pengetahuan dalam berorganisasi.

Sementara itu, menurut Hendry Mintzberg dalam buku Manajemen prilaku


Organisasi (Winardi), ada sepuluh macam peranan manajerial yakni :

A.  Peranan antar pribadi

      1.  Peranan sebagai tokoh (melaksanakan kegiatan-kegiatan seremonial dan


social,  sebagai wakil organisasi yang bersangkutan)

      2.  Peranan sebagai pemimpin

      3.  Peranan sebagai penghubung (The Liason Role) terutama dengan pihak luar.

B. Peranan Informasional

      1.   Peranan sebagai pihak penerima (menerima informasi tentang pengoperasian
sebuah perusahaan)

Peranan sebagai penyebar berita atau informasi (menyampaikan informasi kepada


pihak bawahan)
Peranan sebagai juru bicara (meneruskan informasi kepada pihak yang berada di luar
organisasi yang     bersangkutan)

C. Peranan Keputusan

Peranan sebagai wirausahawan.

Peranan yang mengatasi gangguan-gangguan

Peranan sebagai pihak yang mengalokasikan sumber-sumber daya.

Peranan sebagai perantara (menghadapi berbagai macam orang dan kelompok-


kelompok orang)

Hendy Fayol mengusulkan bahwa semua manajer paling tidak melakukan 5 fungsi
manajemen yakni merancang, mengorganisasi, memerintah, mengkoordinasi dan
mengendalikan (Amirullah dan Haris Budiyono:2004).

Mekanisme Integrasi

•     Mekanisme integrasi adalah cara mamadukan sistem sosioteknik dengan


menggunakan Pengarahan (direction).

•     Caranya dengan memadukan antara variabel organisasi dengan variabel manusia
dengan mengambil beberapa tindakan seperti :

1. Perintah

2. Perancangan organisasi dan pekerjaan

3. Seleksi, pelatihan, penilaian dan pengembangan

4. Komunikasi dan sistem kontrol

5. Sistem imbalan
Teori Manajer dalam Manajemen

Ada 3 teori dasar dalam manajemen, pertama adalah model tradisonal, kedua adalah
human relations, dan ketiga adalah human resources (Milles).

1.          Model Tradisional

Dalam pendekatan ini manajer menggunakan pola motivasi tradisional. Manajer


berasumsi bahwa pekerjaan itu tidak menyenangkan bagi manusia, upah lebih penting
dari kerja itu sendiri, dan hanya sedikit sekali orang yang memiliki pengendalian dan
pengarahan diri. Oleh karena itu, maka jalan keluar yang dilakukan manajer adalah
melakukan supervise yang ketat merumuskan berbagai cara dan prosedur kerja
sesederhana mungkin, dan memaksa apa yang diinstruksikan kepada bawahan.
Dengan demikian diharapkan bawahan akan patuh dan menghasilkan apa yang telah
ditetapkan.

2.          Model Human Relations

Dalam pendekatan ini manajer menggunakan pola human relations, manajer


berasumsi bahwa bawahannya ingin merasa berguna dan penting, ingin dikenal
sebagai seorang individu yang berarti dan keinginan tersebut mungkin lebih peting
daripada uang. Oleh karena itu, maka tindakan yang dilakukan para manajer dalam
melakukan tugasnya adalah memuji individu dan bawahannya agar mereka merasa
penting/ berguna, selalu mendengar keluhan dan saran bawahannya, melakukan
pengendalian dan pengarahan diri dalam hal-hal rutin. Dengan demikian diharapkan
agar bawahan menjadi lebih dimanusiakan (dihargai dan senang) dan termotivasi
serta bersedia bekerjasama atas dasar kesadaran diri (secara sukarela). (Keban)

3.          Model Human Resources

Dalam pendekatan ini, seorang manajer menggunakan pola human resource. Manajer
berasumsi bahwa orang bisa saja tertarik terhadap pekerjaan yang menantang (tidak
selalu uang), memiliki kreativitas dan inisiatif serta tanggungjawab yang tinggi untuk
mengendalikan dan mengarahkan dirinya. Oleh karenanya, maka yang dilakukan oleh
manajer adalah memanfaatkan kemampuan sumberdaya manusia yang ada pada
bawahannya, memberikan peluang agar mereka dapat berkreasi dan berinisiatif, serta
memberikan dorongan agar mereka dapat berpartisipasi secara aktif. Oleh karena itu,
diharapkan terjadinya tanggungjawab yang lebih tinggi dikalangan bawahannya,
sekaligus terjadi perbaikan efisiensi dan peningkatan kepuasan kerja.

Dari ketiga pendekatan tersebut, dapat dilihat variasi pola kepemimpinan seorang
manajer dalam suatu organisasi, termasuk manajer public. Pola yang dipilih tentu saja
tergantung dari asumsi dasar yang dianut oleh seorang manager tentang hakekat
manusia dalam organisasi, teknologi yang dimiliki, serta lingkungan dan situasi yang
sedang dihadapi. Disamping itu, model sangat mempengaruhi bentuk struktur
organisasi.

Menurut Richard M. Steers dan Lyman W. Porter dalam buku Manajemen edisi 2
(Handoko) bahwa ada beberapa pola-pola umum pendekatan manajerial terhadap
organisasi bahwa model tradisional mengisyaratkan bahwa manajer menentukan
bagaimana pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan dan digunakannya sistem
pengupahan intensif untuk memotivasi para pekerja.

Sedangkan untuk model hubungan manusiawi, menurut Elton Mayo dan para peneliti
(Handoko) menemukan bahwa kontak-kontak social karyawan pada pekerjaannya
adalah juga penting dan bahwa kebosanan dan tugas-tugas yang bersifat pengulangan
adalah faktor-faktor pengulang motivasi.

Selanjutnya mengenai model Sumber daya Manusia, menurut Argyris dan Likert,
bahwa para karyawan dimotivasi oleh banyak faktor—tidak hanya uang atau
keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan
memperoleh pekerjaan yang berarti.
Menurut Malayu S. Hasibuan, Manajer adalah sumberdaya pokok serta titik sentral
setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu perusahaan. Manajer harus mengutamakan
tugas, tanggungjawab, dan membina hubungan yang harmonis baik dengan atasan
maupun dengan bawahan. Adapun tugas-tugas manajer adalah:

1.  Managerial cycle atau siklus pengambilan keputusan, membuat rencana,


menyusun organisasi, pengarahan organisasi, pengendalian, penilaian dan pelaporan.

2.  Memotivasi, artinya seorang manajer harus dapat mendorong para


bawahannyauntuk bekerja giat dan membina para bawahan dengan baik dan
harmonis.

3.  Manajer harus berusaha memenuhi kebutuhan para bawahannya.

4.  Manajer harus dapat menciptakan kondisi yang akan membantu bawahannya
mendapatkan kepuasan dalam pekerjaanya.

5.  Manajer harus berusaha agar para bawahannya bersedia memikul tanggung jawab.

6.  Manajer harusmembina bawahannya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.

7.  Manajer harus membenahi fungsi-fungsi fundamental manajemen secara baik.

8.  Manajer harus mewakili dan membina hubungan yang harmonis dengan pihak
luar.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa peran manajer dalam mengelola
konflik        dalam suatu organisasi itu sangan penting diantaranya:
Manajer sebagai mediator dalam memecahkan masalah

Manajer sebagai konsultan terhadap bawahan

Manajer sebagai motivator terhadap organisasinya

Manajer mempunyai peran penting dalam pengambil keputusan

Seorang manajer diharuskan bisa menguasai semua permasalahan dan dapat


diselesaikan

dengan musyawarah dan pemikiran yang baik sebelum memutuskannya.

Selain itu seorang manajer juga diharapkan bisa menjadi teman sekaligus sebagai
orang tua dalam organisasi sehingga dengan keadaan seperti itu perkembangan
organisasi bisa diciptakan dengan baik dan dapat mewujudkan apa yang menjadi visi
dan misi dalam organisasinya. Dan dari itu semua seorang manager bisa membawa
perusahaan itu menjadi lebih maju dan lebih baik lagi dengan ketegasan dan sifat
pemimpin yang berwibawa serta dibantu karyawan-karyawannya yang setia bekerja
untuk perusahaan yang sedang dijalankannya.

B. SaranPERAN MANAJER DALAM PERUSAHAAN

Ditulis pada 29 Mei 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang

Peranan seorang manajer dalam suatu organisasi itu sangatlah penting karena
keberadaan seorang manajer menjadi motivator bagi karyawan-karyawannya dan
salah satu ujung tombak dari keberhasilan suatu organisasi. Salah satu tugas atau
peran seorang majaner yaitu harus bisa mengatasi konflik yang ada dalam suatu
organisasi yang dipimpinnya sehingga setiap konflik itu dapat diselesaikan dengan
baik dan tidak ada yang merasa dirugikan. Manajer adalah seseorang yang bekerja
melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatannya guna mencapai
sasaran suatu organisasi. Posisi manajer menjadi sangat krusial bila Direktur atau
Deputy dan diharapkan mempunyai peranan dalam meningkatkan serta menjaga
keseimbangan dalam suatu organisasi. Seorang manajer dalam melakukan tugasnya
menjamin ketersediaan, keakuratan, ketepatan, dan keamanan informasi serta
pengaturan organisasi yang baik serta dibutuhkan oleh suatu organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi, sekaligus meningkatkan eksistensi organisasi di tengah-
tengah lingkungannya. Keberhasilan menjalankan tugas ini mensyaratkan manajer
mempunyai kemampuan multi disiplin, seperti dalam bidang : teknologi, bisnis,
manajemen, serta kepemimpinan.

Menjadi seorang manajer memang bukan perkara mudah,perlu betahun-tahun


pengalaman dan jam terbang serta bidang keilmuan yang mencukupi yang bisa
menjadikan ia pantas disebut dan diangkat menjadi seorang manajer. seorang manajer
harus mampu untuk mengatasi masalah dan mampu untuk meramalkan kejadian yang
akan terjadi bila sebuah keputusan diambil,namun tidak semua manajer itu berkerja
selayaknya seorang manager,ada manajer yang hanya bisa menyuruh-nyuruh dan
tidak mau dikoreksi apa bila dia salah dan tidak mau dikritik padahal pemimpin yang
baik adalah pemimpin yang mau mendengarkan keluhan dari bawahanya.

B.        Pembatasan masalah

Penulisan makalah sederhana ini hanya dibatasi berkaitan dengan “ Peran Manager
dalam Perusahaan ”. dan korelasi dengan hal – hal yang terkait tanpa menghilangkan
esensi pernana, fungsi manager itu sendiri.

C.        Tujuan penulisan

Penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut :


Sebagai pemenuhan tugas Mata Kuliah Manajemen Resiko.

2.      Sebagai bahan bacaan dan referensi tambahan bagi pihak-pihak yang  
membutuhkan untuk berbagai keperluan.

D.        Sistimatika Penulisan

Bab I Pendahuluan. Dalam bagian ini penyusun memaparkan beberapa pokok 


permasalahan yang berhubungan erat dengan permasalahan utama.

Bab II Peranan Manager Dalam Perusahaan. Pada Bab ini akan di paparkan dan
pembahasan dari makalah ini.

Bab III Kesimpulan. Kami akan menyimpulkan beberapa hal yang menjadi
pembahasan dari makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

PERAN MANAJER DALAM PERUSAHAAN

1.         Pengertian Manajer.

Manajer adalah seorang yang memiliki tanggung jawab yang besar untuk seluruh
bagian pada suatu perusahaan atau organisasi yang dipimpinnya dan harus
mempunyai wawasan yang luas. Manajer memimpin beberapa unit bidang fungsi
pekerjaan yang mengepalai beberapa sektor yang dipegangnya. Pada perusahaan yang
berskala kecil mungkin cukup diperlukan satu orang manajer umum, sedangkan pada
perusahaan atau organisasi yang berkaliber besar biasanya memiliki beberapa orang
manajer umum yang bertanggung-jawab pada area tugas yang berbeda-beda

Gagasan untuk menggunakan komputer sebagai sistem informasi manajemen (SIM)


merupakan suatu terobaosan besar, karena menyadari bahwa para manajer
memerlukan informasi untuk pemecahan masalah. Ketika perusahaan-perusahaan
menjangkau konsep SIM, mereka mulai mengembangkan berbagai aplikasi yang
secara khusus diarahkan untuk mendukung manajen. Namun, bukan hanya
manajemen yang memperoleh manfaat dari penerapan SIM. Nonmanajer dan staf ahli
juga menggunakan outputnya. Selain itu juga dimanfaatkan oleh para pemakai yang
berada di luar perusahaan, yaitu para pelanggan akan menerima faktur dan laporan
transaksinya, para pemegang saham akan menerima cek deviden, dan pemerintah
akan menerima laporan pajak.

Peran seorang manajer dalam sebuah organisasi

Di dalam suatu perusahaan tidak memiliki manajer maka bisa dipastikan bahwa
perusahaan tersebut akan bangkrut karena proses manajemen dalam perusahaan
tersebut tidak berjalan,walaupun simber daya alat dan infrastrukturnya legkap namun
apabila tidak ada yang mengatur maka hal itu tidak akan ada artinya oleh karena itu
peran amnajer sangatlah vital.
Manajer yang hanya mau untuk menyuruh-nyuruh saja tanpa mau dikoreksi apalagi
disalahkan bukan seorang manajer yang baik,dan hal itu dapat menurunkan kualitas
dan kinerja dari para bawahan yang dia bawahi,dan akhirnya berdampak kepada
keuntungan atau kelangsungan dari organisasi itu sendiri,agar perusahaan tidak
menjadi korban dari hal tersebut maka perlu dipilih seorang manajer yang baik yang
mampu mengatasi masalah dan memiliki ciri-ciri kepemimpinan yang komunikatif.

Seorang manajer harus memahami identitas dan khususnya karakter dari


bawahanya,misalnya kemampuan komunikasinya,keagresifan dalam bertanya,kadar
emosi bawahanya,dan pengetahuan tentang suatu masalah,hal ini menjadi penting
karena untuk memperkecil distorsi informasi ketika majnajer akan mendengarkan dan
merespon usulan atau apresiasi yang disampaikan oleh bawahanya

Seorang manajer harus memahami apa yang disampaikan bawahan termasuk dalam
hal isi dan tujuan penyampaian aspirasi,dengan semakin paham maka komunikasi
akan semakin lancar sehingga tidak akan ada multitafsir yang akan menggaburkan
komunikasi tersebut.

Selalu fokus dan penuh perhatian kedapa karyawan yang menyampaikan pesan atau
aspirasi,dan usahakan jangan memberikan kesan manajer melecehkan bawahanya,hal
ini penting untuk memberikan empati tinggi sehingga karyawan atau bawahan akan
merasa diperhatikan dan dihargai eksistenti dan usulanya.

Sebelum lebih jauh membahas tentang kemampuan seorang manajer yaitu


memotivasi,kita akan bahas dahulu tentang apa itu motivasi,motivasi adalah sebuah
kemampuan khusus yang dimiliki oleh orang lain yang bisa mendorong untuk
melakukkan sesuatu,ada konsep motivasi dan itu terdiri atas dua faktor yaitu faktor
intrisik dan faktor ekstrinsik,faktor intrinsik meliputi minat pribadi,hasrat,keperluan
memenuhi kebutuhan,dan faktor ekstrinsik meliputi pujian dari orang lain,promosi
jabatan danpenghargaan.
ada tiga cara yang umum dilakukkan untuk mempengaruhi atau memotivasi yaitu :
1. motivasi karena rasa takut.
2. motivasi karena insentif
3. motivasi karena pengembangan personal
nah dari ketiga cara tersebut cara ketigalah yang paling baik untuk memperngaruhi
motivasi karyawan.

3.         Peranan Manajer dalam Pengelolaan Manajemen Informasi

Manajer adalah seorang yang memiliki tanggung jawab seluruh bagian pada suatu
perusahaan atau organisasi. Manajer memimpin beberapa unit bidang fungsi
pekerjaan yang mengepalai beberapa. Pada perusahaan yang berskala kecil mungkin
cukup diperlukan satu orang manajer umum, sedangkan pada perusahaan atau
organisasi yang berkaliber besar biasanya memiliki beberapa orang manajer umum
yang bertanggung-jawab pada area tugas yang berbeda-beda.
Tingkatan manajer

Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi


manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya
digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di
bagian bawah daripada di puncak). Berikut ini adalah tingkatan manajer mulai dari
bawah ke atas :

Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah


manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang
bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam
proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer
area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).

Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup semua manajemen


yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas
sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di
antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.

Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer.


Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan
mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief
Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial
Officer).

Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya


dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang
lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan
yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan
dengan permintaan pekerjaan.

Etika manajerial
Etika manajerial adalah standar prilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan
mereka. Ada tiga kategori klasifikasi menurut Ricky W. Griffin:

Perilaku terhadap karyawan

Perilaku terhadap organisasi

Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya

Pengertian Konflik Organisasi

Menurut Baden Eunson (Conflict Management, 2007,diadaptasi), terdapat beragam


jenis konflik :

a)       Konflik vertikal yang terjadi antara tingkat hirarki,seperti antara manajemen


puncak dan manajemen menengah, manajemen menengah dan penyelia, dan penyelia
dan subordinasi. Bentuk konflik bisa berupa bagaimana mengalokasi sumberdaya
secara optimum, mendeskripsikan tujuan, pencapaian kinerja organisasi, manajemen
kompensasi dan karir.

b)      Konflik Horisontal, yang terjadi di antara orang-orang yang bekerja pada


tingkat hirarki yang sama di dalam perusahaan. Contoh bentuk konflik ini adalah
tentang perumusan tujuan yang tidak cocok, tentang alokasi dan efisiensi penggunaan
sumberdaya, dan pemasaran.

c)      Konflik di antara staf lini, yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki


tugas berbeda. Misalnya antara divisi pembelian bahan baku dan divisi keuangan.
Divisi pembelian mengganggap akan efektif apabila bahan baku dibeli dalam jumlah
besar dibanding sedikit-sedikit tetapi makan waktu berulang-ulang. Sementara divisi
keuangan menghendaki jumlah yang lebih kecil karena terbatasnya anggaran. Misal
lainnya antara divisi produksi dan divisi pemasaran. Divisi pemasaran membutuhkan
produk yang beragam sesuai permintaan pasar. Sementara divisi produksi hanya
mampu memproduksi jumlah produksi secara terbatas karena langkanya sumberdaya
manusia yang akhli dan teknologi yang tepat.

d)     Konflik peran berupa kesalahpahaman tentang apa yang seharusnya dikerjakan


oleh seseorang. Konflik bisa terjadi antarkaryawan karena tidak lengkapnya uraian
pekerjaan, pihak karyawan memiliki lebih dari seorang manajer, dan sistem
koordinasi yang tidak jelas.

a.       Faktor penyebab konflik

 Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.

Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian


dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan
perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor
penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak
selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di
lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada
yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.

Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang


berbeda.

Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan


pendiriankelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya
akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.

Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang


berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau
kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat
melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh,
misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para
tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian
dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang.
Parapetani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka
untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang
dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan.
Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga
harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu
kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di
masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut
bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok
atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh
dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya.
Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan
pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume
usaha mereka.

Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu
berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu
terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami
proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-
nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat
berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti
nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang
disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi
hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai
kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu
yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti
jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi
seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di
masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan
karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.

Penyebab Konflik

Konflik dapat berkembang karena berbagai sebab, antara lain sebagai berikut:

1.   Batasan pekerjaan yang tidak jelas

2.   Hambatan komunikasi

3.  Tekanan waktu

4.  Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal

5.  Pertikaian antar pribadi

6.  Perbedaan status

7.  Harapan yang tidak terwujud

f.      Pengelolaan Konflik

Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan :

Disiplin : Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah


konflik. Manajer perawat harus mengetahui dan memahami peraturan-peraturan yang
ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk
memahaminya.

Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan : Konflik dapat dikelola


dengan mendukung perawat untuk mencapai tujuan sesuai dengan pengalaman dan
tahapan hidupnya. Misalnya : perawat junior yang berprestasi dapat dipromosikan
untuk mengikuti pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, sedangkan bagi perawat
senior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih
tinggi.

Komunikasi : Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang


terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk
menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam
kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup.

Mendengarkan secara aktif : Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting


untuk mengelola konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para manajer
perawat telah memiliki pemahaman yang benar, mereka dapat merumuskan kembali
permasalahan para pegawai sebagai tanda bahwa mereka telah mendengarkan.

Teknik Atau Keahlian Untuk Mengelola Konflik

Ada beberapa pendekatan dalam resolusi konflik yaitu tergantung pada :

1.    Konflik itu sendiri

2.    Karakteristik orang-orang yang terlibat di dalamnya

3.    Keahlian individu yang terlibat dalam penyelesaian konflik

4.    Pentingnya isu yang menimbulkan konflik

5.    Ketersediaan waktu dan tenaga

h.     Strategi Dalam Menyiasati Konflik

a)   Menghindar

Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik
tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat
yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan
pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang
terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua
pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk
melakukan diskusi”

b)   Mengakomodasi

Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah,
khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan
timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat
keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan
pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.

c)    Kompetisi

Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi
dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin
mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi
bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.

d)   Kompromi atau Negosiasi

Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan,


saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang
dapat menguntungkan semua pihak.

e)   Memecahkan Masalah atau Kolaborasi

1.   Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai


tujuan kerja yang sama.

2.  Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling
mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya.
i.      Petunjuk Pendekatan Situasi Konflik

Ada beberapa pendekatan situasi konflik, diantaranya :

1.     Diawali melalui penilaian diri sendiri

2.     Analisa isu-isu seputar konflik

3.    Tinjau kembali dan sesuaikan dengan hasil eksplorasi diri sendiri.

4.    Atur dan rencanakan pertemuan antara individu-individu yang terlibat konflik

5.     Memantau sudut pandang dari semua individu yang terlibat

6.    Mengembangkan dan menguraikan solusi

7.    Memilih solusi dan melakukan tindakan

8.     Merencanakan pelaksanaannya

4.       Peranan Manajer Dalam Organisasi Publik

Manajemen terutama dalam organisasi public berperan dan berkenaan dengan proses
bagaimana kegiatan yang telah di rancang oleh organisasi public dapat
diimplementasikan secara efektif. Tentu saja, hal ini tidak terlepas dari pemimpin
atau manajer. Dalam konteks ini, manajer berperan mengintegrasikan organisasi dan
variable-variabel manusia ke dalam sebuah sistem sosioteknik yang efektif dan
efisien.

Sistem sosioteknik merupakan suatu kondisi agar para pegawai bisa bekerja dengan
baik, maka selain mematuhi aturan-aturan yang berlaku, pegawai juga butuh investasi
social dan intelektual/ pengetahuan dalam berorganisasi.

Sementara itu, menurut Hendry Mintzberg dalam buku Manajemen prilaku


Organisasi (Winardi), ada sepuluh macam peranan manjerial yakni :
A.  Peranan antar pribadi

      1.  Peranan sebagai tokoh (melaksanakan kegiatan-kegiatan seremonial dan


social,                             sebagai wakil organisasi yang bersangkutan)

      2.  Peranan sebagai pemimpin

      3.  Peranan sebagai penghubung (The Liason Role) terutama dengan pihak luar.

B. Peranan Informasional

      1.   Peranan sebagai pihak penerima (menerima informasi tentang pengoprasian   
sebuah perusahaan)

Peranan sebagai penyebar berita atau informasi (menyampaikan informasi kepada


pihak bawahan)

Peranan sebagai juru bicara (meneruskan informasi kepada pihak yang berada di luar
organisasi yang     bersangkutan)

C. Peranan Keputusan

Peranan sebagai wirausahawan.

Peranan yang mengatasi gangguan-gangguan

Peranan sebagai pihak yang mengalokasikan sumber-sumber daya.

Peranan sebagai perantara (menghadapi berbagai macam orang dan kelompok-


kelompok orang)

Hendy Fayol mengusulkan bahwa semua manajer paling tidak melakukan 5 fungsi
manajemen yakni merancang, mengorganisasi, memerintah, mengkoordinasi dan
mengendalikan (Amirullah dan Haris Budiyono:2004).

Mekanisme Integrasi
•     Mekanisme integrasi adalah cara mamadukan sistem sosioteknik dengan
menggunakan Pengarahan (direction).

•     Caranya dengan memadukan antara variabel organisasi dengan variabel manusia
dengan mengambil beberapa tindakan seperti :

1. Perintah

2. Perancangan organisasi dan pekerjaan

3. Seleksi, pelatihan, penilaian dan pengembangan

4. Komunikasi dan sistem kontrol

5. Sistem imbalan

Teori Manajer dalam Manajemen

Ada 3 teori dasar dalam manajemen, pertama adalah model tradisonal, kedua adalah
human relations, dan ketiga adalah human resources (Milles).

1.          Model Tradisional

Dalam pendekatan ini manajer menggunakan pola motivasi tradisional. Manajer


berasumsi bahwa pekerjaan itu tidak menyenangkan bagi manusia, upah lebih penting
dari kerja itu sendiri, dan hanya sedikit sekali orang yang memiliki pengendalian dan
pengarahan diri. Oleh karena itu, maka jalan keluar yang dilakukan manajer adalah
melakukan supervise yang ketat merumuskan berbagai cara dan prosedur kerja
sesederhana mungkin, dan memaksa apa yang diinstruksikan kepada bawahan.
Dengan demikian diharapkan bawahan akan patuh dan menghasilkan apa yang telah
ditetapkan.

2.          Model Human Relations


Dalam pendekatan ini manajer menggunakan pola human relations, manajer
berasumsi bahwa bawahannya ingin merasa berguna dan penting, ingin dikenal
sebagai seorang individu yang berarti dan keinginan tersebut mungkin lebih peting
daripada uang. Oleh karena itu, maka tindakan yang dilakukan para manajer dalam
melakukan tugasnya adalah memuji individu dan bawahannya agar mereka merasa
penting/ berguna, selalu mendengar keluhan dan saran bawahannya, melakukan
pengendalian dan pengarahan diri dalam hal-hal rutin. Dengan demikian diharapkan
agar bawahan menjadi lebih dimanusiakan (dihargai dan senang) dan termotivasi
serta bersedia bekerjasama atas dasar kesadaran diri (secara sukarela). (Keban)

3.          Model Human Resources

Dalam pendekatan ini, seorang manajer menggunakan pola human resource. Manajer
berasumsi bahwa orang bisa saja tertarik terhadap pekerjaan yang menantang (tidak
selalu uang), memiliki kreativitas dan inisiatif serta tanggungjawab yang tinggi untuk
mengendalikan dan mengarahkan dirinya. Oleh karenanya, maka yang dilakukan oleh
manajer adalah memanfaatkan kemampuan sumberdaya manusia yang ada pada
bawahannya, memberikan peluang agar mereka dapat berkreasi dan berinisiatif, serta
memberikan dorongan agar mereka dapat berpartisipasi secara aktif. Oleh karena itu,
diharapkan terjadinya tanggungjawab yang lebih tinggi dikalangan bawahannya,
sekaligus terjadi perbaikan efisiensi dan peningkatan kepuasan kerja.

Dari ketiga pendekatan tersebut, dapat dilihat variasi pola kepemimpinan seorang
manajer dalam suatu organisasi, termasuk manajer public. Pola yang dipilih tentu saja
tergantung dari asumsi dasar yang dianut oleh seorang manager tentang hakekat
manusia dalam organisasi, teknologi yang dimiliki, serta lingkungan dan situasi yang
sedang dihadapi. Disamping itu, model sangat mempengaruhi bentuk struktur
organisasi.

Menurut Richard M. Steers dan Lyman W. Porter dalam buku Manajemen edisi 2
(Handoko) bahwa ada beberapa pola-pola umum pendekatan manajerial terhadap
organisasi bahwa model tradisional mengisyaratkan bahwa manajer menentukan
bagaimana pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan dan digunakannya sistem
pengupahan intensif untuk memotivasi para pekerja.

Sedangkan untuk model hubungan manusiawi, menurut Elton Mayo dan para peneliti
(Handoko) menemukan bahwa kontak-kontak social karyawan pada pekerjaannya
adalah juga penting dan bahwa kebosanan dan tugas-tugas yang bersifat pengulangan
adalah faktor-faktor pengulang motivasi.

Selanjutnya mengenai model Sumber daya Manusia, menurut Argyris dan Likert,
bahwa para karyawan dimotivasi oleh banyak faktor—tidak hanya uang atau
keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan
memperoleh pekerjaan yang berarti.

Menurut Malayu S. Hasibuan, Manajer adalah sumberdaya pokok serta titik sentral
setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu perusahaan. Manajer harus mengutamakan
tugas, tanggungjawab, dan membina hubungan yang harmonis baik dengan atasan
maupun dengan bawahan. Adapun tugas-tugas manajer adalah:

1.  Managerial cycle atau siklus pengambilan keputusan, membuat rencana,


menyusun organisasi, pengarahan organisasi, pengendalian, penilaian dan pelaporan.

2.  Memotivasi, artinya seorang manajer harus dapat mendorong para


bawahannyauntuk bekerja giat dan membina para bawahan dengan baik dan
harmonis.

3.  Manajer harus berusaha memenuhi kebutuhan para bawahannya.

4.  Manajer harus dapat menciptakan kondisi yang akan membantu bawahannya
mendapatkan kepuasan dalam pekerjaanya.

5.  Manajer harus berusaha agar para bawahannya bersedia memikul tanggung jawab.
6.  Manajer harusmembina bawahannya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.

7.  Manajer harus membenahi fungsi-fungsi fundamental manajemen secara baik.

8.  Manajer harus mewakili dan membina hubungan yang harmonis dengan pihak
luar.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa peran manajer dalam mengelola
konflik        dalam suatu organisasi itu sangan penting diantaranya:

Manajer sebagai mediator dalam memecahkan masalah

Manajer sebagai konsultan terhadap bawahan

Manajer sebagai motivator terhadap organisasinya

Manajer mempunyai peran penting dalam pengambil keputusan

Seorang manajer diharuskan bisa menguasai semua permasalahan dan dapat


diselesaikan

dengan musyawarah dan pemikiran yang baik sebelum memutuskannya.

Selain itu seorang manajer juga diharapkan bisa menjadi teman sekaligus sebagai
orang tua dalam organisasi sehingga dengan keadaan seperti itu perkembangan
organisasi bisa diciptakan dengan baik dan dapat mewujudkan apa yang menjadi visi
dan misi dalam organisasinya. Dan dari itu semua seorang manager bisa membawa
perusahaan itu menjadi lebih maju dan lebih baik lagi dengan ketegasan dan sifat
pemimpin yang berwibawa serta dibantu karyawan-karyawannya yang setia bekerja
untuk perusahaan yang sedang dijalankannya.

B. Saran

Selama penelitian yang dilakukan oleh peneliti ada beberapa saran yang bisa menjadi
masukan bagi seorang pemimpin yang baik untuk organisasinya yaitu :

Manajer seharusnya lebih bisa mengontrol apa saja yang dilakukan oleh anggotanya
sehingga dengan begitu manajer secara langsung dapat mengetahui perkembangan
yang sedang terjadi dan tidak dilepas begitu saja.

Manajer juga seharusnya bisa membimbing dan mengarahkan dengan baik


anggotanya sehingga organisasi yang dipimpinnya bisa berkembang dan menjadi
lebih baik sesuai yang diharapkan.

Jika salah seorang dalam suatu organisasi melakukan suatu kesalahan maka segera
ditindak dan diarahkan serta meminimalisir kesalahan untuk tidak melakukannya lagi,
dan jangan sampai terulang kembali.

Manajer bisa memberikan solusi yang terbaik untuk organisasinya, agar tidak kalah
persaingan dengan perusahaan lain dibidang yang dijalankan, serta tidak sampai
menurunnya kinerjanya.

Selama penelitian yang dilakukan oleh peneliti ada beberapa saran yang bisa menjadi
masukan bagi seorang pemimpin yang baik untuk organisasinya yaitu :

Manajer seharusnya lebih bisa mengontrol apa saja yang dilakukan oleh anggotanya
sehingga dengan begitu manajer secara langsung dapat mengetahui perkembangan
yang sedang terjadi dan tidak dilepas begitu saja.
Manajer juga seharusnya bisa membimbing dan mengarahkan dengan baik
anggotanya sehingga organisasi yang dipimpinnya bisa berkembang dan menjadi
lebih baik sesuai yang diharapkan.

Jika salah seorang dalam suatu organisasi melakukan suatu kesalahan maka segera
ditindak dan diarahkan serta meminimalisir kesalahan untuk tidak melakukannya lagi,
dan jangan sampai terulang kembali.

Manajer bisa memberikan solusi yang terbaik untuk organisasinya, agar tidak kalah
persaingan dengan perusahaan lain dibidang yang dijalankan, serta tidak sampai
menurunnya kinerjanya.

Anda mungkin juga menyukai