Anda di halaman 1dari 3

1.

Esensi kepemimpinan adalah tercapainya tujuan melalui kerja sama


k e l o m p o k . Kepemimpinan sebagai konsep manajemen seperti dikemukakan Stogdill dapat
dirumuskan kedalam beberapa definisi, tergantung dari mana titik tolak pemikirannya.
K epemimpinan merupakan titik sentral dan dinamis ator seluruh proses
kegiatan organisasi. kepemimpinan mutlak diperlukan bila terjadi interaksi kerja sama
antara dua orangatau lebih dalam mencapai tujuan organisasi. kepemimpinan
merupakan proses pemimpin menciptakan visi, mempengaruhi sikap, perilaku, pendapat
nilai-nilai, norma, dan sebagainyadari pengikut untuk merealisir visi.k e p e m i m p i n a n
merupakan inti daripada manajemen, dan manajemen adalah inti
d a r i administrasi. oleh karena itu, dalam suatu proses yang ada didalamnya melibatkan
kegiatanusaha bersama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, baikaministrasi, manajemen maupun kepemimpinan memiliki keterkaitan yang
sangat erat. Esensi dari kepemimpinan meliputi 3 hal, yaitu : a. Pengaruh Seorang pemimpin
harusnya dapat membawa pengaruh yang positif bagi orang yang dipimpinnya. Untuk mencapai
sebuah visi, sebuah organisasi perlu pengaruh yang positif dari seorang pemimpin. Karena
dengan adanya pengaruh yang positif, akan tercipta pertumbuhan dan kemajuan dalam sebuah
organisasi. Pengaruh positif yang kuat lahirnya dari sebuah integritas. Pemimpin yang
berintegritas akan sangat kuat mencengkram pengaruhnya bagi organisasi yang dipimpinnya.
Integritas yang telah dimiliki pemimpin itulah yang harus digemakan oleh mereka yang
dipimpinnya. Dari sebuah integritas inilah lahir keteladan. Jadi, pemimpin yang berintegritas
memancarkan teladan yang baik sehingga membawa pengaruh yang positif yang sangat kuat,
bahkan sampai kepada hati seluruh anggota organisasi yang dipimpinnya. b. Pemberdayaan
Seorang pemimpin harus dapat menggali seluruh potensi yang ada dalam organisasi yang ia
pimpin. Segala potensi yang ada harus diberdayakan demi kemajuan dan kesejahteraan
organisasi. Pemimpin perlu memiliki ketajaman dan kejelian dalam melihat segala potensi yang
dimiliki oleh organisasi yang dipimpinnya. Dengan pemberdayaan ini, pemimpin akan mengerti
kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh organisasi yang dipimpinnya. Kepentingan pribadi
harus dikubur disini demi kepentingan yang besar, yaitu kepentingan yang ia pimpin. Pemimpin
yang baik akan dengan senang hati mengakui bahwa kemajuan-kemajuan yang diperoleh adalah
dari orang-orang yang ia pimpin. Organisasi yang ia pimpin dapat maju karena pemberdayaan
semua sumber-sumber daya yang ada, termasuk sumber-sumber daya manusia, bukan justru
memanfaatkan mereka yang ia pimpin demi keuntungan pribadi. c. Pelayanan/Pengabdian
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang melayani dengan tujuan bukan untuk dilayani.
Dengan kata lain, pemimpin tersebut memimpin dari hati seorang “hamba” yang penuh dengan
pengabdian, bukan dari hati seorang “bos” yang penuh dengan kesewenangan. Pemimpin yang
besar adalah pemimpin yang memiliki jiwa besar untuk bersedia merendahkan diri melayani
mereka yang ia pimpin dengan penuh pengabdian. Pemimpin hanya perlu memiliki fokus untuk
menyejahterakan dan mengantarakan segala kebaikan bagi organisasi yang dipimpinnya. Dengan
jiwa pelayanan dan pengabdian ini, pemimpin akan menjadi pemimpin yang besar dan
bermartabat.

Untuk mengetahui perbedaan dari kepemimpinan, manajemen dan administrasi, kita harus
mengetahui terlebih dahulu 3 pengertian tersebut :
Kepemimpinan adalah suatu kekuatan yang menggerakan perjuangan atau kegiatan untuk
menuju sukses. Kepemimpinan juga dapat diartika sebagai proses mempengaruhi atau memberi
contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Manajemen
adalah seperangkat prinsip yang berkaitan dengan fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian, serta penerapan prinsip-prinsip ini dalam memanfaatkan sumber
daya fisik, keuangan, manusia dan informasi secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi. Administrasi adalah sebuah usaha perencanaan, pengendalian dan pengorganisasian
serta aktivitas penggerak yang berhubungan secara langsung dengan pengaturan kebijakan
supaya bisa mencapai tujuan organisasi. Dari pengertian-pengertian tersebut, kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa perbedaan dari kepemimpinan, manajemen dan administrasi yaitu
kepemimpinan merupakan kekuatan yang menggerakan suatu kegiatan dengan cara
mempengaruhi dan memberi contoh untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan administrasi
adalah cara atau sarana untuk menggerakan sebuah organisasi yang mengarah pada tujuan
organisasi. Berbeda dengan kepemimpinan dan administrasi, manajemen merupakan sarana bagi
organisasi untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan
organisasi untuk mencapai tujuannya.
2. Mitos kepemimpinan disadari atau tidak disadari mempengaruhi perkembangan organisasi.
Ada tiga mitos yang berkembang di masyarakat, yaitu mitos The Birthright, The For All-
Seasons, dan The Intensity. - Mitos The Birthright adalah mitos yang berpandangan bahwa
pemimpin itu dilahirkan bukan dihasilkan atau dididik. Mitos The Birthright ini berbahaya bagi
perkembangan pemimpin, karena bila mitos ini berlaku pastilah yang menjadi pemimpin
hanyalah orang-orang yang dilahirkan sebagai pemimpin. Sedangkan orang-orang yang bukan
dilahirkan sebagai pemimpin tidak memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin. - Mitos The
For All-Seasons adalah mitos yang berpandangan bahwa sekali orang itu menjadi pemimpin,
maka selamanya ia akan menjadi seorang pemimpin yang berhasil. Padahal kenyataannya
keberhasilan seorang pemimpin belum tentu selalu sama dalam setiap situasi dan kondisi yang
dijalaninya. Mitos The Intensity adalah mitos yang berpandangan bahwa seorang pemimpin
harus bisa bersikap tegas dan galak karena pekerja itu pada dasarnya baru akan bekerja jika
didorong dengan cara yang keras. Padalah kenyataannya kekerasan mempengaruhi peningkatan
produktivitas kerja hanya pada awalnya saja, sedangkan seterusnya tidak bisa dijamin. Dengan
kekerasan nyatanya justru dapat menumbuhkan keterpaksaan yang dapat menurunkan
produktivitas kerja. Mitos-mitos tersebut bisa mempengaruhi perkembangan organisasi apabila
masih dipercaya dan dilakukan. Padahal untuk menjadi seorang pemimpin, seseorang hanya
harus memiliki karakter seorang pemimpin yang melekat. Bukan didasari pada mitos-mitos yang
ada.

3. Tipologi kepemimpinan berdasar kondisi sosio-psikologis adalah tipologi kepemimpinan yang


disusun dengan cara mengidentifikasi kondisikondisi eksternal dan internal yang ada pada saat
pemunculan seorang pemimpin. Dari hasil identifikasi latar belakang kondisi eksternal dan
internal itulah kemudian dibuat klasifikasi tipe kepemimpinannya.
Tipologi kepemimpinan berdasar kepribadian dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok
besar, yaitu tipologi Myers – Briggs dan tipologi berdasar skala CPI (California Personality
Inventory). Myers – Briggs mengelompokkan tipe-tipe kepribadian berdasar konsep psikoanalisa
yang dikembangkan oleh Jung, yaitu: extrovert – introvert, sensing – intuitive, thinking – feeling,
judging – perceiving.
Tipologi pemimpin berdasar fungsi, peran, dan perilaku pemimpin adalah tipologi pemimpn
yang disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada dalam kelompok . Tipe-tipe
pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasar fungsi,
berdasar peran, dan berdasar perilaku yang ditunjukkan oleh pemimpin.

Referensi :
http://ardiwit.blogspot.com/2013/06/kepemimpinan_27.html

https://text-id.123dok.com/document/myjj13jky-mitos-mitos-pemimpin-kepemimpinan-teori-empiris-
dan-riset.html

http://repository.ut.ac.id/4739/1/ADPU4334-M1.pdf

Anda mungkin juga menyukai