Anda di halaman 1dari 4

SOLUSI KREATIF

Eileen Rachman & Emilia Jakob


EXPERD

Dimuat dalam KOMPAS, 2 September 2017

DALAM kondisi ekonomi yang ketat dan efisien, banyak perusahaan memiliki


masalah untuk mempertahankan bisnis perusahaan. Beragam upaya sudah dilakukan,
namun tampaknya kondisi eksternal saat ini yang demikian unik juga seperti
membuat solusi masa lalu yang  sepertinya ampuh,  menjadi tidak efektif lagi untuk
diterapkan.

Ada perusahaan yang sesegera mungkin memangkas biaya. Hal ini memang hal yang
paling cepat bisa dilakukan. Hal-hal yang tidak diperlukan secara esensial,
kemewahan-kemewahan sebagai fasilitas perusahaan bisa langsung dipotong. Banyak
juga perusahaan melakukan perampingan sehingga hanya karyawan yang
berkontribusi optimal terhadap perusahaan yang masih dipertahankan. Namun,
apakah semua ini akan membuat perusahaan sukses, keluar dari situasi ini, dan 
bahkan bertumbuh?

Kita sudah banyak mendengar istilah thinking outside the box, membuat terobosan,
menciptakan peluang baru, berbelok drastis. Kita tahu bahwa Amazon, perusahaan
paling inovatif di dunia, sudah bisa mengalihkan bisnisnya, dari sekedar toko
buku online, sampai  menjadi  pemilik toko makanan sehat terbesar dan terkreatif di
dunia.

Namun, sejauh mana kita sendiri sudah melakukannya? Apakah kita masih terus
berkutat pada praktik lama sambil terkagum-kagum melihat perusahaan karya anak
bangsa seperti GoJek yang terus menerus meluncurkan produk baru?

Perangkap intelektual

Banyak di antara kita adalah orang yang ahli di bidangnya. Kita sudah banyak makan
asam garam dalam menjalankan profesi di bisnis atau organisasi kita. Namun,
mengapa kita seolah buntu ketika mendapat tuntutan untuk melakukan terobosan
baru? Apakah pikiran kita begitu terpatri pada pengalaman masa lalu, atau justru
ekspertis kita yang membuat kita sulit melihat dari sisi yang lain?
Sebenarnya, kita tahu bahwa bila ingin berinovasi, kita tidak boleh terpaku pada apa
yang sudah kita lakukan, seperti kata pepatah: insanity is doing the same thing over
and over again and expecting different result. Sebenarnya dalam mengkreasi
gebrakan baru tidak dibutuhkan pelayanan khusus, keterampilan ataupun kecerdasan
yang spesial.

Yang jelas perlu ada keyakinan yang kuat bahwa keadaan “status quo” yang sekarang
terjadi perlu diubah agar lebih adaptif menghadapi masa depan VUCA (volatilly,
uncertainty, complexity, and ambiguity) ini. Inovasi juga tidak berarti harus
menemukan produk yang super-unik, tetapi bisa dilakukan dengan aliansi strategik,
bersinergi, dan berkolaborasi dengan para rekan bisnis dengan koordinasi yang lebih
erat.

Jeff Bezos, pemilik Amazon dengan karyawan 250.000 orang, berusaha menjaga
suasana inovasi ini pada tingkat yang paling tinggi. Menurut Bezos, ada dua tingkat
inovasi yang dikembangkan di perusahaan. Yang pertama, karyawan dipaksa untuk
senantiasa melakukan perbaikan tentang apa yang sekarang sudah berlangsung,
seperti menemukan proses, alat, metode yang lebih baru dan lebih efektif dari
sebelumnya. Bezos menginginkan suasana “tidak pernah puas” ini bertumbuh subur
di dalam organisasinya.  

Yang kedua, Bezos memasangkan para ahli dan jagoan di bidangnya, dengan
individu muda untuk mendapatkan beginners mind. Dengan demikian, si ahli,
memperoleh kesempatan untuk memulai melihat masalah dari perspektif pemula
yang mungkin saja menemukan hal baru yang selama ini lepas dari pengamatannya.
Di Amazon, ia menumbuhkan budaya menerima kegagalan sebagai tantangan
positif : Fail, try again, and repeat that loop.

Brain mining

Jakob Hohwy, penulis The Predictive Mind menemukan bahwa otak manusia tidak


pernah bisa berhenti untuk diisi. Otak yang terlatih, setelah menemukan sesuatu, tidak
menyimpan materi pemikiran itu secara pasif, tetapi bisa meramalkan lebih lanjut apa
yang akan terjadi di masa depan.  Jadi , otak yang  “kuno” pun , bila diasah bisa tajam
untuk menghadapi masalah baru.

Yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana kita melihat masalah dan me-
redefinisikannya. Inilah yang perlu kita perbaiki. Ini juga bukan hal yang baru. Kuda
Trojan pun ditemukan setelah orang Yunani mengalami kebuntuan pemikiran selama
10 tahun sebelum akhirnya mereka menemukan cara merebut kembali kota Troy
setelah bisa melihat masalahnya dari sisi yang berbeda.
Brain mining adalah cara untuk menemukan solusi baru dengan menggali,
mengintegrasikan, dan menggunakan solusi-solusi yang sudah ada. Dengan demikian,
cara berfikir kreatif sangat bisa kita terapkan dan bukan dominasi manusia-manusia
unik, berbakat “tingkat dewa”.

Solusi kreatif pasti merupakan situasi “win-win” buat siapa saja. Karenanya suasana
ini memang perlu ditumbuhkan di seputar organisasi. Kita akan dimudahkan
mengembangkan mindset ini dengan menghidupkan 3 kebiasaan.

Pertama, adalah kebiasaan Quit Quitting, jangan cepat merasa puas dengan apa yang
sudah kita miliki dan capai sekarang. Kita perlu meyakini, the sky is the limit, jadi
carilah terus cara-cara baru dalam segala aspek permasalahan kita.  

Kedua, berani berimajinasi. Banyak hal yang ada dalam masa kehidupan kita
sekarang ini juga merupakan hasil imajinasi di masa lampau. Dahulu orang berharap
bisa berkomunikasi lintas samudra, lintas benua. Sekarang dapat dilakukan dalam
sekejap hanya melalui ujung jari saja.

Yang ketiga adalah tingkatkan intuisi, uji asumsi. Imajinasi perlu diwujudkan sampai
ia benar-benar menjadi sesuatu yang memberi nilai tambah dan bisa dirasakan
manfaatnya. Lakukan riset untuk mendapatkan bukti yang kuat dan meyakinkan
sehingga hasil dari kreativitas itu juga bisa dijual kepada orang lain.

Bila kebiasaan ini kita praktikkan, maka kita akan lebih terbuka lagi untuk
menemukan solusi, dari yang sederhana seperti memanfaatkan ruang yang tadinya
tidak produktif menjadi ruang yang bisa menghasilkan uang, atau menemukan ceruk
baru dalam memasarkan produk. Kitapun tiba-tiba melihat kemungkinan untuk
bernegosiasi, ber-“barter” dan bermitra dengan lebih banyak pihak.

Jadi, mencari solusi kreatif sangat tergantung pada diri kita sebagai individu, melihat
permasalahan dari sisi yang berbeda, menyinergikan beragam solusi masa lampau
dan mentransformasikan ke dalam situasi terbaru. Bezos bilang “Our customers are
loyal to us right up until the second somebody offers them a better service”.

 
EXPERD CONSULTANT
Adding value to business results
Kemang 89 Building, 3rd - 4th Floor 
Jl. Kemang Raya No. 89, Jakarta 12730
Telp. 021-718 0805
Fax.  021-718 3101
http://www.experd.com
http://experdfresh.com

Anda mungkin juga menyukai