Anda di halaman 1dari 68

1

LAPORAN ASESSMEN DAN INTERVENSI


ORGANISASI
__________________________________________________________________

KOMITMEN ORGANISASI PADA ANGGOTA

GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA


(GMNI)

Nama : Ahmad Saubari (1610914210002)

Gusti Nada Jihan (1710914120008)

Mutiara Hikmah (1710914120020)

M. Dayattullah Hefni (1710914210026)

Nabila Wulandari A. P. (1610914320071)

Risya Nindya Syaffitri (1710914120034)

Kelas :B

Dosen Pembimbing : Dr. Ermina Istiqomah, M. Si, Psikolog

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Semester Genap Tahun Akademik 2019/2020


2

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Asessmen Dan Intervensi Industri dan Organisasi ini telah diujikan dan
telah direvisi serta dinyatakan telah sesuai untuk pengumpulan

Banjarbaru, 31 Maret 2020


Pembimbing,

Dr. Ermina Istiqomah, M. Si, Psikolog


NIP. 197009192005012002

ii
3

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN ............................................................................................... 5
A. Latar Belakang .............................................................................................. 5
B. Fokus Penelitian ............................................................................................ 9
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 9
D. Manfaat penelitian ...................................................................................... 10
BAB II ............................................................................................................... 11
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 11
A. Komitmen Organisasi.................................................................................. 11
1. Pengertian Komitmen Organisasi ..................................................... 11
2. Dimensi Komitmen Organisasi ......................................................... 13
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi ................ 16
B. Mahasiswa .................................................................................................. 17
1. Pengertian Mahasiswa ...................................................................... 17
2. Ciri-Ciri Mahasiswa ......................................................................... 18
3. Peranan Mahasiswa .......................................................................... 19
4. Karakteristik Perkembangan Mahasiswa .......................................... 19
C. Ringkasan Masalah ..................................................................................... 22
BAB III.............................................................................................................. 23
METODE ASESMEN ....................................................................................... 23
A. Teknik dan Tujuan Asesmen ....................................................................... 23
1. Wawancara ...................................................................................... 23
2. Tes Informal ..................................................................................... 24
B. Pelaksanaan Asesmen ................................................................................. 25
BAB IV ............................................................................................................. 27
4

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 27


A. Hasil Asesmen ............................................................................................ 27
1. Identitas Organisasi .......................................................................... 27
2. Identitas Subjek ................................................................................ 27
3. Riwayat Organisasi .......................................................................... 27
4. Hasil Wawancara ............................................................................. 30
5. Hasil Tes Informal............................................................................ 35
B. Pembahasan ................................................................................................ 37
C. Bagan Masakah (Psikodinamika) ................................................................ 41
BAB V............................................................................................................... 42
SARAN INTERVENSI...................................................................................... 42
A. Training Manajemen Komitmen.................................................................. 42
B. Rancangan Intervensi .................................................................................. 43
C. Rancangan Jadwal Intervensi ...................................................................... 44
BAB IV ............................................................................................................. 46
A. Kesimpulan ................................................................................................. 46
B. Saran........................................................................................................... 47

iv
5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu aspek yang perlu memperoleh perhatian ekstra dalam bidang
sumber daya adalah komitmen anggota pada organisasi. Faktor ini sangat
diperlukan karena individu yang memiliki komitmen tinggi terhadap organisasi
akan terus-menerus berikhtiar demi kemajuan organisasi. Sumber Daya
Manusia (SDM) merupakan faktor penentu yang sangat penting bagi
keefektifan berjalannya sebuah kegiatan dalam suatu organisasi. Keberhasilan
dan kinerja seseorang dalam suatu organisasi banyak ditentukan oleh tingkat
kompetensi, profesionalisme, dan juga komitmennya terhadap organisasi yang
ditekuninya itu. Dalam Kompasiana tahun 2014 menyebutkan bahwa anggota
yang memiliki komitmen tinggi terhadap organisasinya akan melakukan
pekerjaan secara optimal dan lebih bertanggung jawab sehingga dengan
komitmen tersebut anggota dapat membantu memperlancar organisasi
mencapai tujuannya.
Luthans mendefinisikan komitmen organisasi sebagai keinginan kuat
untuk tetap sebagai anggota organisasi, keinginan untuk berusaha keras sesuai
keinginan organisasi dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi (Novita,
2018). Komitmen organisasi itu sendiri memiliki dasar yang berbeda-beda
secara psikologis. Untuk itu perlu meneliti komitmen organisasi dengan
menggunakan pendekatan secara multidimensional. Allen dan Meyer (1991)
mendefinisikan komitmen organisasi sebagai kondisi psikologis yang
menunjukkan karakteristik hubungan antara pekerja dengan organisasi dan
mempunyai pengaruh dalam keputusan untuk tetap melanjutkan
keanggotaannya di dalam organisasi tersebut (Nandya, 2017).
Penelitian terhadap perilaku menyimpulkan bahwa ada tiga (3) sumber
komitmen organisasional yang berbeda. Artinya, affective commitment
berkaitan dengan adanya keinginan untuk terikat pada organisasi atau
keterikatan emosional anggota, identifikasi, dan keterlibatan dalam organisasi

5
6

terjadi apabila anggota ingin menjadi bagian dari organisasi karena adanya
ikatan emosional (emotional attachment) atau merasa mempunyai nilai sama
dengan organisasi; continuance commitment adalah suatu kesadaran akan
biaya-biaya yang harus ditanggung (kerugian baik finansial atau kerugian lain)
berhubungan dengan keluarnya pegawai dari organisasi. Normative
commitment adalah suatu perasaan wajib dari pegawai untuk untuk tetap
tinggal dalam suatu organisasi karena adanya perasaan hutang budi pada
organisasi. Hal yang umum dari ketiga bentuk komitmen tersebut adalah
pandangan bahwa komitmen merupakan kondisi psikologis yang mencirikan
hubungan antara anggota dengan organisasi dan memiliki implikasi bagi
keputusan individu untuk tetap berada atau meninggalkan organisasi (Nandya,
2017).
Steers & Porter menyatakan bahwa komitmen yang tinggi terhadap
perusahaan akan membawa dampak positif bagi perusahaan. Dengan komitmen
yang tinggi maka anggota akan lebih betah dalam bekerja, setia, ikut
berpartisipasi penuh dalam pencapaian tujuan perusahaan. Katz & Kahn juga
menyatakan bahwa komitmen yang tinggi akan membuat perusahaan lebih
kompetitif karena para anggota yang berkomitmen tinggi biasanya kreatif dan
inovatif (Miftahun & Sugiyanto, 2010).
Porter, Crampon, & Smith (dalam Miftahun & Sugiyanto, 2010)
mengungkapkan bahwa perusahaan membutuhkan anggota‐anggota yang
berkualitas dan memiliki tingkat komitmen tinggi untuk dapat bertahan di
dunia bisnis yang sangat kompetitif. Komitmen yang tinggi menunjukkan
adanya kesediaan anggota untuk bekerja keras bagi perusahaan, adanya
keyakinan yang kuat dan penerimaan tujuan serta nilai‐nilai perusahaan serta
adanya keinginan pada diri anggota untuk mempertahankan keanggotaan dalam
perusahaan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nandya (2017) dalam jurnal
“Studi Deskriptif Mengenai Komitmen Organisasi pada Anggota Unit Usaha
Industri Hilir Teh Bagian Produksi di PT. Perkebunan Nusantara VIII
Bandung” mengungkapkan bahwa jika affective tinggi, continuance tinggi,
7

normative tinggi maka anggota cenderung mematuhi aturan-aturan yang ada


pada perusahaan dan juga memiliki nilai-nilai yang kuat terhadap kesetiaan
pada satu. Sebaliknya jika salah satu dari tiga komitmen tersebut rendah maka
anggota cenderung melanggar aturan-aturan yang ada pada perusahaan dan
juga tidak memiliki nilai-nilai yang kuat terhadap kesetiaan pada satu
perusahaan serta kurang memiliki ikatan emosional dengan perusahaan dan
memperhitungkan keuntungan dan kerugian dalam bertahan diperusahaan.
Komitmen organisasi tidak terbentuk begitu saja, tetapi melalui proses
yang panjang dan bertahap serta ditentukan oleh sejumlah faktor. Menurut
Steers (2008), tiga faktor utama yang mempengaruhi komitmen organisasi
yaitu (a) Ciri pribadi kerja, termasuk masa jabatannya dalam organisasi dan
variasi kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda pada tiap anggotanya. (b)
Ciri pekerjaan, seperti identitas tugas dan kesempatan berinteraksi dengan
rekan kerja dalam organisasi tersebut. (c) Pengalaman kerja, seperti
keterandalan di masa lampau dan cara pekerja mengutarakan perasaannya
mengenai organisasi.
Setiap orang yang bekerja di suatu perusahaan atau organisasi, harus
mempunyai komitmen dalam bekerja karena apabila suatu perusahaan
anggotanya tidak mempunyai suatu komitmen dalam bekerja, maka tujuan dari
perusahaan atau organisasi tersebut tidak akan tercapai. Namun terkadang
suatu perusahaan atau organisasi kurang memperhatikan komitmen yang ada
terhadap anggotanya, sehingga berdampak pada penurunan kinerja terhadap
anggota ataupun loyalitas anggota menjadi berkurang.
Berbicara tentang organisasi, tentunya dalam kehidupan perkuliahan
dapat ditemui organisasi kemahasiswaan, salah satunya ialah Gerakan
Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). GMNI merupakan sebuah organisasi
yang telah lama menjadi bagian dari perubahan bangsa Indonesia yaitu
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Organisasi mahasiswa ini
telah dikenal secara luas, hal ini karena sentralnya peranan organisasi
mahasiswa tersebut dalam sejarah gerakan mahasiswa Indonesia dan juga telah
8

menghasilkan banyak pemimpin bangsa Indonesia yang berkecimpung ke


berbagai sendi kehidupan diantaranya menjadi tokoh nasional.
GMNI adalah organisasi gerakan, yang dilakukan oleh sekelompok
manusia dengan status mahasiswa, oleh karena itu GMNI disebut juga sebagai
student movement. Gerakan yang dimaksud adalah suatu upaya atau tindakan
yang dilakukan secara terencana dengan tujuan melakukan
pembenahan/pembaharuan yang meliputi semua aspek kehidupan sosial,
politik, ekonomi, budaya dan lain sebagainya. GMNI tidak hanya ada pada
tingkat nasional namun juga ada pada tingkat yang lebih kecil seperti dalam
tingkat universitas. Untuk tingkat universitas sering disebut dengan komisariat.
GMNI sebagai organisasi ekstra kampus sungguh banyak berperan
dalam melakukan perubahan pemikiran bagi mahasiswa yang bergabung di
dalamnya. Demikian juga pada mahasiswa di kota Banjarbaru. GMNI DPC
Kota Banjarbaru hadir sebagai organisasi yang menyatakan bahwa perubahan
akan bangsa bukan hanya tugas mereka yang berkecimpung dalam dunia
politik.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan terhadap salah satu anggota
DPC GMNI Kota Banjarbaru pada tanggal 27 Februari 2020 menyatakan
bahwa komitmen organisasi yang dirasakan masih rendah, begitu pula dengan
anggota lain yang sering keluar-masuk dengan sangat cepat. Adanya perbedaan
iklim organisasi antara organisasi intra-kampus (BEM, DPM, HIMA, dan
UKM) dengan organisasi ekstra-kampus (GMNI) membuat para anggota susah
dalam menyesuaikan diri sehingga sulit untuk berkomitmen di dalam
organisasi. Meski beberapa kali diadakan kegiatan yang sifatnya untuk
merekatkan anggota, akan tetapi hal ini tidak membuahkan hasil yang optimal.
Sering kali anggota-anggota menghilang tanpa sepengetahuan anggota yang
lain. Dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, sebagai organisasi
perjuangan, maka tujuan perjuangan GMNI adalah mewujudkan Indonesia
yang berdaulat di bidang politik, berdikari dibidang ekonomi dan
berkepribadian dalam budaya. Dengan tujuan tersebut, maka komitmen
seseorang terhadap organisasi atau perusahaan menjadi isu yang sangat penting
9

dalam dunia keanggotaannya. Begitu pentingnya hal tersebut, hingga


organisasi tersebut berani memasukkan unsur komitmen sebagai salah satu
syarat untuk memegang suatu jabatan atau posisi yang ditawarkan.
Komitmen organisasi itu sendiri menarik untuk diteliti karena hal ini
berpengaruh pada kelangsungan organisasi. Hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Trihapsari dan Nashori (2011) mengungkapkan bahwa dengan
adanya komitmen organisasi yang tinggi, anggota akan melibatkan diri untuk
menyelesaikan semua tugas dan tanggung jawab.
Dilihat dari penelitian terdahulu yang telah dipaparkan di atas,
penelitian yang hanya menggunakan satu variabel mengenai komitmen
organisasi sangat jarang ditemukan dalam satu penelitian dan dari hasil dari
studi pendahuluan yang telah dilakukan membuat peneliti tertarik untuk
melakukan penggalian data lebih lanjut mengenai komitmen organisasi pada
organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Selain itu, dengan
melihat tujuan GMNI yang mencakup berbagai aspek maka jika komitmen
organisasi anggotanya cenderung rendah, GMNI tidak akan berjalan sesuai
tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penelitian ini juga ingin
mengetahui komitmen organisasi pada anggotanya, apakah berkesinambungan
dengan mewujudkan tujuan dari GMNI.

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka fokus
penelitian ini yaitu mengenai gambaran komitmen organisasi pada anggota
GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia). Serta merancang intervensi
yang sesuai untuk anggota GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia)
terhadap permasalahan yang ada.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui gambaran komitmen organisasi pada anggota GMNI
(Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia).
10

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi


pada anggota GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia).
3. Untuk mengetahui tingkat dimensi komitmen organisasi pada anggota
GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia).

D. Manfaat penelitian
1. Bagi Organisasi
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi atau bahan
masukan tambahan bagi organisasi dalam menyikapi masalah anggota
organisasi yang menyangkut komitmen organisasinya.
2. Bagi Anggota/pengurus
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan yang lebih
banyak kepada anggota dalam bekerja di sebuah organisasi agar dapat
memperoleh komitmen organisasi yang sesuai dengan tujuan dari
organisasi.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai
manajemen sumber daya manusia secara riil khususnya yang menyangkut
komitmen organisasi dan memperdalam khasanah ilmu mengenai
komitmen organisasi dalam ranah psikologi
4. Bagi Akademisi/ ilmuan psikologi
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan kajian atau referensi bagi
penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan manajemen sumber daya
manusia terkhususnya dalam masalah komitmen organisasi.
11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Komitmen Organisasi
1. Pengertian Komitmen Organisasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) komitmen
merupakan perjanjian atau keterikatan untuk melakukan sesuatu.
Komitmen dapat didefinisikan sebagai upaya mencapai tujuan organisasi
dengan kemauan mengarahkan segala daya untuk kepentingan organisasi
menjadi bagian organisasi, dan ketertarikan untuk tetap menjadi bagian
organisasi Sutrisno (2010). Komitmen dianggap sebagai psychological
state, namun hal ini dapat berkembang secara retrospektif (sebagai
justifikasi terhadap tingkah laku yang sedang berlangsung) sebagaimana
diajukan pendekatan behavioral, sama seperti juga secara prospektif
(berdasarkan persepsi dari kondisi saat ini atau di masa depan di dalam
organisasi) sebagaimana dinyatakan dalam pendekatan attitudinal (Meyer
& Allen, 1990).
Ivancevich, Konopaske dan Matteson mengungkapkan bahwa
komitmen adalah perasaan identifikasi, perlibatan dan loyalitas dinyatakan
oleh pekerja terhadap perusahaan. Sedangkan menurut Kreitner dan
Kinicki adalah kesepakatan untuk melakukan sesuatu untuk diri sendiri,
individu lain, kelompok atau organisasi. Sedangkan menurut
Schermerhorn, Hunt, Osborn dan Uhl Bien menyatakan komitmen sebagai
loyalitas seorang individu pada organisasi (Wibowo, 2016)
Stephen P. Robbins dan Judge mendefenisikan sebagai suatu
keadaan dimana seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan
dan keinginan untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi.
Mowday, Porter, dan Steers yang dikutip oleh Schultz (1998) menyatakan
bahwa komitmen organisasi memiliki tiga komponen berikut.Pertama,
menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi. Kedua, keinginan untuk
berusaha keras bagi organisasi. Dan ketiga, memiliki hasrat keinginan kuat

11
12

untuk tetap berada dalam organisasi (Ranty, 2016).


Menurut Nael dan Northcraft, kamitmen organisasi adalah
kepercayaan kuat terhadap tujuan dan nilai organisasi, bersunguh-sungquh
pada kepentingan organisasi serta berkeinginan kuat untuk terus menerus
menjadi anggota organisasi. Sedangkan menut Amstrong komitmen
organisasi sehagai penyatuan anggota dengan tujuan dan nilai-nilai
organisasi, berkeinginan untuk tetap berada dalam organisasi serta
mempunyai kesediaan untuk bekerja keras atas nama organisasi
(Sudarmanto, 2014).
Meyer dan Allen (1991) merumuskan suatu definisi mengenai
komitmen dalam berorganisasi sebagai suatu konstruk psikologis yang
merupakan karakteristik hubungan anggota organisasi dengan
organisasinya dan memiliki implikasi terhadap keputusan individu untuk
melanjutkan keanggotaannya dalam berorganisasi. Berdasarkan definisi
tersebut anggota yang memiliki komitmen terhadap organisasinya akan
lebih dapat bertahan sebagai bagian dari organisasi dibandingkan anggota
yang tidak memiliki komitmen terhadap organisasi.
Menurut Wirawan (2013) komitmen organisasi juga didefinisikan
sebagai perasaan keterikatan psikologis dan fisik anggota terhadap
organisasi tempat ia bekerja atau organisasi dimana ia menjadi
anggotanya. Keterikatan psikologis artinya anggota merasa senang dan
bangga bekerja untuk menjadi anggota organisasi. Keterkaitan atau
keterikatan tersebut mempunyai tiga bentuk mematuhi norma, nilai-nilai
dan peraturan organisasi.
Komitmen organisasi merupakan kondisi yang dirasakan anggota
yang dapat menimbulkan perilaku positif yang kuat terhadap organisasi
kerja yang dimilikinya. Menurut Mathis dan Jackson (2006) komitmen
organisasi adalah tingkat sampai dimana anggota yakin dan menerima
tujuan organisasional, serta berkeinginan untuk tinggal bersama organisasi
tersebut. Komitmen adalah sikap yang mencerminkan sejauh mana
seorang individu mengenal dan terikat pada organisasinya. Seorang
13

individu yang memiliki komitmen tinggi kemungkinan akan melihat


dirinya sebagai anggota sejati organisasi untuk mengabaikan sumber-
sumber kekesalan minor pada organisasi, dan untuk melihat dirinya sendiri
menjadi anggota jangka panjang dari organisasi. Anggota yang merasa
lebih berkomitmen pada organisasi memiliki kebiasaan-kebiasaan yang
bisa diandalkan, berencana untuk tinggal lebih lama di dalam organisasi,
dan mencurahkan lebih banyak upaya dalam bekerja (Fransisca, 2018).
Para anggota organisasi yang mempunyai komitmen akan
mematuhi peraturan, kode etik dan standar kerja organisasi. Para anggota
organisasi yang mempunyai komitmen terhadap organisasinya juga harus
mempunyai keterkaitan secara fisik terhadap organisasinya. Mereka akan
berada di tempat kerja pada setiap jam kerja dan ketika dibutuhkan oleh
organisasi. Mereka akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan uraian
tugas, standar kerja dan target kerja yang ditetapkan oleh organisasi.
Mereka akan memakai pakaian dinas, dress code dan lambang-lambang
organisasi (Wirawan, 2018).
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
komitmen organisasi merupakan sikap atau tingkah laku seseorang dalam
menerima dan percaya dengan tujuan-tujuan organisasi, loyalitas, dan rasa
tanggung jawab terhadap organisasi.

2. Dimensi Komitmen Organisasi


Menurut Meyer dan Allen (1991) terdapat tiga aspek dalam
komitmen organisasi, yaitu:
a. Affective Commitment (Afektif Komitmen)
Merupakan tingkat keterikatan secara psikologis dengan
organisasi berdasarkan seberapa baik perasaan mengenai organisasi.
Komitmen dalam jenis ini muncul dan berkembang oleh dorongan dan
kenyamanan, keamanan, dan manfaat lain yang dirasakan dalam suatu
organisasi yang tidak diperolehnya dari tempat atau organisasi lain.
Affective commitment berkaitan dengan konguensi antara nilai
dan tujuan pribadi pegawai dengan nilai dan tujuan organisasi.
14

Komitmen afektif berkaitan dengan emosional, keterlibatan,


identifikasi pegawai dengan organisasinya (Gautama dkk, 2016).
Pegawai dengan komitmen afektif masih bergabung dengan organisasi
karena mereka menginginkan untuk tetap menjadi organisasi. Menurut
Kuntjoro (2018), pegawai yang ingin menjadi anggota akan memiliki
keinginan untuk menggunakan usaha yang sesuai dengan tujuan
organisasi.
Affective commitment dapat diartikan keterkaitan emosional
organisasi, identifikasi dan keterlibatan dalam organisasi. Anggota
organisasi dengan komitmen afektif yang tinggi akan terus menjadi
anggota dalam organisasi karena memang memiliki keinginannya
sendiri. Jadi bisa dikatakan affective commitment terjadi apabila
organisasi ingin menjadi bagian dari organisasi karena adanya ikatan
emosional (emotional attachment) (Respatiningsih, 2015).
b. Normative Commitment (Normatif Komitmen)
Merupakan keterikatan anggota secara psikologis dengan
organisasi karena kewajiban moral untuk memelihara hubungan
dengan organisasi. Dalam kaitan ini sesuatu yang mendorong anggota
untuk tetap berada dan memberikan sumbangan pada keberadaan suatu
organisasi, baik materi maupun non materi, adalah kewajiban moral
yang mana seseorang akan merasa tidak nyaman dan bersalah jika
tidak melakukan sesuatu. Selain itu, juga merupakan keyakinan
individu tentang tanggung jawab terhadap organisasi. Individu tetap
tinggal pada suatu organisasi karena merasa wajib untuk loyal pada
organisasi tersebut.
Normative commitment berkaitan dengan apa yang dianggap
dan apa yang seharusnya dilakukan oleh pegawai. Normative
commitment berkaitan dengan perasaan pegawai mengenai kewajiban
yang harus ia berikan kepada organisasi (Gautama dkk, 2016).
Pegawai dengan normative comitment, masih bergabung dengan
organisasi karena mereka merasa melakukannya. Menurut Kuntjoro
15

(2018), normative commitment yang berkembang sebagai hasil dari


pengalaman sosialisasi, tergantung dari sejauh apa perasaan kewajiban
yang dimiliki pegawai. Bagaimanapun juga komitmen normatif
mungkin dapat berkembang ketika organisasi menyediakan “rewards
in advance” untuk pegawai mereka (seperti membiayai kuliah) atau
membuat pengeluaran- pengeluaran yang berarti bagi pegawai (seperti
biaya pelatihan kerja). Penghargaan ini merupakan penyebab pegawai
merasa berkewajiban untuk membalas kepada organisasi sampai lunas
hutangnya (Scholl dikutip dalam Coetzee, 2005). Setiap komponen
komitmen tersebut mempunyai derajat yang berbeda-beda pada setiap
orang dan saling berinteraksi
Jadi, dapat dikatakan normative commitment timbul dari nilai-
nilai diri organisasi. Organisasi bertahan menjadi anggota organisasi
karena ada kesadaran bahwa berkomitmen terhadap organisasi
merupakan hal yang memang seharusnya dilakukan, jadi karena dia
merasa berkewajiban (ought to) (Respatiningsih, 2015).
c. Continuance Commitment (Komitmen Berkelanjutan)
Merupakan komitmen individu yang didasarkan pada
pertimbangan tentang apa yang harus dikorbankan bila meninggalkan
organisasi. Dalam hal ini individu memutuskan menetap pada suatu
organisasi karena menganggapnya sebagai suatu pemenuh kebutuhan.
Keterikatan anggota secara psikologis pada organisasi karena
biaya yang dia tanggung sebagai konsekuensi keluar organisasi. Dalam
kaitannya dengan ini anggota akan mengakulasi manfaat dan
pengorbanan atas keterlibatan dalam atau menjadi anggota suatu
organisasi. Continuance commitment ini berkaitan dengan
pertimbangan rasional dalam diri pegawai mengenai untung ruginya
mereka bertahan dalam organisasi. Continuance commitment berkaitan
dengan persepsi pegawai tentang kerugian yang akan dihadapinya jika
ia meninggalkan organisasi (Gautama dkk, 2016). Pegawai dengan
continuance comitment, masih bergabung dengan organisasinya karena
16

ia akan menanggung kerugian apabila ia meninggalkan organisasi atau


dengan kata lain pegawai tersebut masih tetap bergabung dengan
organisasi karena ia membutuhkannya.
Jadi, dapat dikatakan continuance commitment muncul apabila
organisasi tetap bertahan pada suatu organisasi karena membutuhkan
gaji dan keuntungan lain atau karena organisasi tersebut tidak
menemukan pekerjaan lain, karena dia membutuhkan (need to)
(Respatiningsih, 2015).
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi
Menurut Allen dan Meyer (1990) komitmen dalam organisais
terbagi menjadi tiga faktor, yaitu:
a. Karakteristik pribadi individu
Karakteristik pribadi terbagi kedalam dua variabel, yaitu
variabel demografis dan variabel disposisional. Variabel demografis
mencakup gender, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, dan
lamanya seseorang bekerja pada suatu organisasi. Sedangkan variabel
disposisional mencakup kepribadian dan nilai yang dimiliki anggota
organisasi. Variabel disposisional ini memiliki hubungan yang lebih
kuat dengan komitmen berorganisasi, karena adanya perbedaan
pengalaman masing-masing anggota dalam organisasi tersebut.
b. Karakteristik organisasi,
Hal-hal yang termasuk dalam karakteristik organisasi itu
sendiri yaitu: struktur organisasi, desain kebijaksanaan dalam
organisasi dan bagaimana kebijaksanaan organisasi tersebut
disosialisasikan.
c. Pengalaman organisasi
Sedangkan pengalaman berorganisasi tercakup ke dalam
kepuasan dan motivasi anggota organisasi selam berada dalam
organisasi, perannya dalam organisasi tersebut, dan hubungan antara
anggota organisasi dengan supervisor atau pimpinannya.

Berdasarkan faktor-faktor diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa


17

faktor-faktor terpenting dalam komitmen pada organisasi yaitu


karakteristik pribadi seorang individu didalam orgnisasi, karakteristik
organisasi, dan pengalaman seseorang didalam suatu organisasi.

B. Mahasiswa
1. Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba
ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah
satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik,
sekolah tinggi, institut dan universitas. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di
perguruan tinggi. Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor
60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi disebutkan bahwa mahasiswa
adalah peserta didik yang terdaftar dan terdaftar pada perguruan tinggi
tertentu. Serara harfiah, maha berarti besar. Jadi mahasiswa berarti siswa
besar (Ginting, 2016).
Mahasiswa merupakan sebutan bagi mereka yang menempuh
pendidikan lanjutan setelah Sekolah Menengah Umum (SMU). Pendidikan
tersebut dapat berupa perguruan tinggi, sekolah tinggi, institut, akademi,
dan sebagainya. Usia saat menjadi mahasiswa di perguruan tinggi
umumnya berkisar antara 18-21 tahun. Secara fisiologis, usia ini sangat
rentan terhadap segala sesuatu, kejiwaan yang labil dan selalu memegang
idiom ketakohan. Sedangkan menurut Yusuf, seorang mahasiswa
dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun.
Tahap ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa
awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia
mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup (Yusuf, 2015).
Menurut Siswoyo (2017) mahasisva dapat didefinisikan sebagai
individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik
negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan
tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi,
kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Bepikir kritis
18

dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung
melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling
melengkapi.
Mahasiswa adalah calon ilmuan. Oleh karena itu, setiap mahasiswa
perlu mempersiapkan diri untuk memikul tanggung jawab sosial.
Pendidikan pada umumnya, terutama di perguruan tinggi yaitu pendidikan
tersier yang terutama dipicu oleh kemajuan teknologi, harus mampu
menghasilkan pejuang-pejuang mahasiswa yang menghasilkan karya-
karya yang berguna bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam
kompleks kehidupan yang penuh perubahan (Zuchdi, 2012).
Seyogyanya seorang mahasiswa dituntut untuk mampu belajar
secara mandiri diluar jadwal kegiatan akademik yang telah ditetapkan. Jika
hanya mengandalkan pelajaran yang diperoleh secara langsung dari dosen,
pengetahuan yang diperoleh akan kurang memadai. Dalam kaitanmya,
secara singkat Mckeachi menulis proses belajar mahasiswa kebanyakan
terjadi diluar kelas (Ginting, 2016).
Berdasarkan dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
mahasiswa merupakan seseorang yang sedang menempuh atau menjalani
pendidikan tinggi seperti universitas, institusi atau akademik. Mahasiswa
sendiri terbagi menjadi 2 kata, yaitu maha artinya besar dan siswa yang
berarti seseorang yang sedang melakukan perjalanan sebagai seorang
murid. Mahasiswa dituntut untuk belajar dengan lebih mandiri
2. Ciri-Ciri Mahasiswa
Menurut Kartono (dalam Siregar, 2016), mahasiswa merupakan
anggota masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu, antara lain:
a. Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di
perguruan tinggi, sehingga dapat digolongkan sebagai kaum
intelektual.
b. Yang karena kesempatan di atas diharapkan nantinya dapat
bertindak sebagai pemimpin yang mampu dan terampil, baik
sebagai pemimpin masyarakat ataupun dalam dunia kerja.
19

c. Diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinamis bagi


proses modernisasi.
d. Diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang
berkualitas dan profesional.
3. Peranan Mahasiswa
Di samping peran utama utama, ada peran lain yang lebih berat dan
lebih menyentuh terhadap makna mahasiswa itu sendiri, yaitu sebagai
agen perubah dan pengontrol sosial masyarakat. Peran inilah yang dapat
menjadikan dirinya sebagai harapan bangsa, yaitu menjadi orang yang
setia mencarikan solusi berbagai problem yang sedang mereka hadapi.
Mahasiswa sebagai agen perubahan sosial selalu dituntut untuk
menunjukkan peranannya dalam kehidupan nyata. Menurut Siallagan
(2011), ada tiga peranan penting dan mendasar bagi mahasiswa yaitu
intelektual, moral, sosial.
- Peran intelektual
Mahasiswa sebagaiorang yang intelek, jenius, dan jeli harus bisa
menjalankan hidupnya secara proporsional, sebagai seorang
mahasiswa, anak, serta harapan masyarakat.
- Peran moral
Mahasiswa sebagai seorang yang hidup di kampus yang dikenal bebas
berekpresi, beraksi, berdiskusi, berspekulasi dan berorasi, harus bisa
menunjukkan perilaku yang bermoral dalam setiap tindak tanduknya
tanpa terkontaminasi dan terpengaruh oleh kondisi lingkungan.
- Peran sosial
Mahasiswa sebagai seorang yang membawa perubahan harus selalu
bersinergi, berpikir kritis dan bertindak konkret yang terbingkai
dengan kerelaan dan keikhlasan untuk menjadi pelopor, penyampai
aspirasi dan pelayan masyarakat.
4. Karakteristik Perkembangan Mahasiswa
Seperti halnya transisi dari sekolah dasar menuju sekolah
menengah pertama yang melibatkan perubahan dan kemungkinan stres,
20

begitu pula masa transisi dari sekolah menengah atas menuju universitas.
Dalam banyak hal, terdapat perubahan yang sama dalam dua transisi itu.
Transisi ini melibatkan gerakan menuju satu struktur sekolah yang lebih
besar dan tidak bersifat pribadi, seperti interaksi dengan kelompok sebaya
dari daerah yang lebih beragam dan peningkatan perhatian pada prestasi
dan penilaiannya (Santrock, 2002)
Perguruan tinggi dapat menjadi masa penemuan intelektual dan
pertumbuhan kepribadian. Mahasiswa berubah saat merespon terhadap
kurikulum yang menawarkan wawasan dan cara berpikir baru seperti;
terhadap mahasiswa lain yang berbeda dalam soal pandangan dan nilai,
terhadap kultur mahasiswa yang berbeda dengan kultur pada umumnya,
dan terhadap anggota fakultas yang memberikan model baru. Pilihan
perguruan tinggi dapat mewakili pengejaran terhadap hasrat yang
menggebu atau awal dari karir masa depan (Papalia dkk, 2008)
Ciri-ciri perkembangan remaja lanjut atau remaja akhir (usia 18
sampai 21 tahun) dapat dilihat dalam tugas-tugas perkembangan yaitu
(Gunarsa, 2016);
a. Menerima keadaan fisiknya; perubahan fisiologis dan organis yang
sedemikian hebat pada tahun-tahun sebelumnya, pada masa remaja
akhir sudah lebih tenang. Struktur dan penampilan fisik sudah menetap
dan harus diterima sebagaimana adanya. Kekecewaan karena kondisi
fisik tertentu tidak lagi mengganggu dan sedikit demi sedikit mulai
menerima keadaannya.
b. Memperoleh kebebasan emosional; masa remaja akhir sedang pada
masa proses melepaskan diri dari ketergantungan secara emosional
dari orang yang dekat dalam hidupnya (orangtua). Kehidupan emosi
yang sebelumnya banyak mendominasi sikap dan tindakannya mulai
terintegrasi dengan fungsi-fungsi lain sehingga lebih stabil dan lebih
terkendali. Dia mampu mengungkapkan pendapat dan perasaannya
dengan sikap yang sesuai dengan lingkungan dan kebebasan
emosionalnya.
21

c. Mampu bergaul; dia mulai mengembangkan kemampuan mengadakan


hubungan sosial baik dengan teman sebaya maupun orang lain yang
berbeda tingkat kematangan sosialnya. Dia mampu menyesuaikan dan
memperlihatkan kemampuan bersosialisasi dalam tingkat kematangan
sesuai dengan norma sosial yang ada.
d. Menemukan model untuk identifikasi; dalam proses ke arah
kematangan pribadi, tokoh identifikasi sering kali menjadi faktor
penting, tanpa tokoh identifikasi timbul kekaburan akan model yang
ingin ditiru dan memberikan pengarahan bagaimana bertingkah laku
dan bersikap sebaik-baiknya.
e. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri; pengertian dan
penilaian yang objektif mengenai keadaan diri sendiri mulai terpupuk.
Kekurangan dan kegagalan yang bersumber pada keadaan kemampuan
tidak lagi mengganggu berfungsinya kepribadian dan menghambat
prestasi yang ingin dicapai.
f. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma; nilai
pribadi yang tadinya menjadi norma dalam melakukan sesuatu
tindakan bergeser ke arah penyesuaian terhadap norma di luar dirinya.
Baik yang berhubungan dengan nilai sosial ataupun nilai moral. Nilai
pribadi adakalanya harus disesuaikan dengan nilai-nilai umum (positif)
yang berlaku dilingkungannya.
g. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan; dunia
remaja mulai ditinggalkan dan dihadapannya terbentang dunia dewasa
yang akan dimasuki. Ketergantungan secara psikis mulai ditinggalkan
dan ia mampu mengurus dan menentukan sendiri. Dapat dikatakan
masa ini ialah masa persiapan ke arah tahapan perkembangan
berikutnya yakni masa dewasa muda.
Apabila telah selesai masa remaja ini, masa selanjutnya ialah
jenjang kedewasaan. Sebagai fase perkembangan, seseorang yang telah
memiliki corak dan bentuk kepribadian tersendiri.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik
22

mahasiswa yaitu stabilitas dalam kepribadian yang mulai meningat dan


stabil dalam hal lain. Karakteristik mahasiswa yang lebih menonjol yaitu
lebih mandiri, berpikir dengan matang sebelum melakukan sesuatu tujuan
yang diraih, sehingga mereka lebih berpikir secara realistis, berpikir
mengenai masa depan, baik dalam hal karir maupun hubungan percintaan.
Mereka akan memperdalam keahlian dibidang masing-masing untuk
mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja yang membutuhkan mental
tinggi.

C. Ringkasan Masalah
Jika dikaitkan dengan organisasi yang ingin diteliti GMNI (Gerakan
Mahasiswa Nasional Indonesia) maka hal diatas sangatlah berkaitan dengan
apa yang dihadapi organisasi ini. Berdasarkan hasil studi pendahuluan maka
mendapatkan hasil bahwa masih banyak indikator komitmen organisasi yang
belum terpenuhi dalam organisasi GMNI terutama dalam hal berinteraksi satu
sama lain masih ada rasa canggung antara anggota yang baru dengan anggota
yang lama. Banyak anggota GMNI kurang untuk berkomitmen seperti banyak
anggota yang kurang menghadiri beberapa acara yang berguna untuk
mempererat kedekatan sesama anggota sedangkan pada teorinya tujuan
organisasi akan berbanding lurus dengan komitmen organisasi anggota. Maka
dengan ringkasan masalah yang telah dipaparkan diatas peneliti tertarik untuk
melakukan sebuah penelitian mengenai Komitmen organisasi yang ada pada
orgnasisasi GMNI yang ada di fakultas Kedokteran ULM.
Organisasi GMNI adalah organisasi yang anggotanya terdiri dari berbagai
program studi. GMNI sendiri berdiri didasari keinginan untuk menyatukan
organisasi-organisasi mahasiswa yang ada mempererat rasa kemahasiswaan.
Dengan keanggotaan yang beragam tetapi memiliki visi dan misi yang sama
maka kami ingin mengetahui bagaimana komitmen organisasi yang ada pada
organisasi GMNI.
23

BAB III

METODE ASESMEN

A. Teknik dan Tujuan Asesmen


Pada dasarnya teknik sering kali kita artikan sebagai cara atau suatu
metode yang dimanfaatkan untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Selain
itu, teknik bisa diartikan sebagai metode, langkah atau cara yang bisa
digunakan untuk memecahkan masalah yang ada pada manusia (Galang,
2016).
Pendekatan kualitatif dipilih untuk menggambarkan secara sistematis
tentang subjek yang di teliti secara tepat, sehingga mendapatkan data yang
akurat. Creswell (2010) menjelaskan bahwa proses penelitian kualitatif ini
melibatkan upaya-upaya penting seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan
dan prosedur-prosedur, pengumpulan data spesifik dari subjek, menganalisis
data secara induktif dan menafsirakan makna data. Pemilihan pendekatan
kualitatif ini juga bertujuan agar data yang didapat lebih fokus terhadap
permasalahan individu, sehingga diharapkan hasilnya akan lebih mendalam.
Pada penelitian ini, berdasarkan teori dari Roscoe dalam buku
Research Methods for Bussiness (1982) memaparkan saran tentang ukuran
sampel untuk penelitian yaitu ukuran sampel yang layak dalam penelitian
adalah antara 30 sampai dengan 500. Kemudian, pada penelitian ini,
teknik sampling yang digunakan menggunakan simple random sampling,
yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan acak tanpa
memperhatikan tingkatan dalam anggota populasi tersebut. Berdasarkan hal
tersebut, maka kami mengambil sampel sebanyak 32 orang pada anggota
GMNI yang memiliki populasi 50 orang. Adapun teknik yang digunakan
dalam penelitian mengenai gambaran komitmen organisasi pada Gerakan
Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ini ialah:
1. Wawancara
Johnson & Christensen (2004) wawancara adalah metode
pengumpul data atau alat pengumpul data yang menunjukkan peneliti

23
24

sebagai pewawancara mengajukan sejumlah pertanyaan pada partisipan


sebagai subjek yang diwawancarai. Mcleod (2003) wawancara adalah cara
yang feksibel untuk mengumpulkan data penelitian yang rinci dan pribadi.
Kehadiran wawancara memungkinkan terus-menerus pemantauan
mengenai informasi yang dikumpulkan, dan peneliti memeriksa apa yang
dikatakan oleh partisipan (Galang, 2016).
Jenis wawancara yang peneliti gunakan dalam penelitian ini berupa
wawancara semi terstruktur. Wawancara dalam riset kualitatif selalu
bersifat semi terstruktur karena selalu membawa pola kekuasaan yang
bersifat mengatur segala sesuatu dan sekaligus untuk melihat kemampuan
individu yang menjadi subjek penelitian untuk menolak dan melawan apa
yang ingin diwujudkan oleh penelitian (Parker, 2005). Jenis wawancara ini
sudah termasuk kategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya
lebih bebas bila dibandingkan dengan wawncara terstruktur. Tujuan dari
wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih
terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-
idenya (Sugiyono, 2012).

Pada penelitian ini, peneliti akan melalukan wawancara pada


subjek yaitu seorang anggota dari GMNI dengan kurun waktu bergabung
di GMNI cukup lama yang bertujuan sebagai data pendukung untuk
memperkuat data yang diperoleh dengan membuktikan kebenaran data dan
menambah data yang mungkin belum terungkap. Selama proses
wawancara, peneliti menggunakan alat bantu berupa perekam suara.
2. Tes Informal
Asesmen informal adalah asesmen yang dibuat dan dikembangkan
oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek perkembangan yang berkaitan
dengan permasalahan subjek. Asesmen ini biasanya dilakukan dengan cara
lebih terbuka, seperti kegiatan observasi, inventori, partisipasi, dan
diskusi. Metode asesmen informal dilaksanakan lebih spontan dan kurang
kentara/terlihat. Biasanya terjadi selama proses kegiatan. Asesmen ini
terjadi selama proses kegiatan berlangsung, dan dilakukan secara
25

berkelanjutan (Yuniastuti, 2013).


Tes informal yang digunakan adalah angket atau kuesioner. Angket
atau kuesioner adalah serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis
yang diajukan kepada responden untuk memperoleh jawaban secara
tertulis pula. Pertanyaan/pernyataan dalam angket akan bergantung pada
maksud serta tujuan yang ingin dicapai dari pemberian angket tersebut.
Adapun pada penelitian kali ini menggunakan skala adopsi
berdasarkan oleh Puspitasari (2017) untuk mengetahui komitmen kerja
pada subjek. Pada angket atau kuesioner yang disusun oleh Puspitasari
(2017) memuat 18 butir pernyataan dengan menggunakan skala Likert.
Setiap pertanyaan memiliki 4 pilihan jawaban yaitu SS (Sangat Setuju), S
(Setuju), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju) dengan rincian
sebagai berikut:

Aspek Item Jumlah Item


Favorable Unfavorable
Afektif 1, 2, 12 9, 14, 18 6
Kontinum 3, 4, 8 10, 15, 17 6
Normatif 7, 11, 13 5, 6, 16 6
Total 18

B. Pelaksanaan Asesmen
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan
yang berkaitan dengan perijinan dan penyusunan alat ukur yang digunakan
dalam penelitian ini serta meminta persetujuan pada salah stau anggota
GMNI untuk melakukan penelitian. Sebelumnya peneliti telah melakukan
konsultasi terkait judul penelitian pada tanggal 14 Februari 2020.
Setelah mendapatkan persetujuan untuk judul penelitian dan
berkonsultasi bagaimana prosesnya, peneliti melakukan wawancara
kepada satu orang anggota GMNI untuk melakukan studi pendahuluan
pada 27 Februari 2020. Wawancara dilakukan tidak terlalu mendalam
(tidak semua pertanyaan sesuai panduan wawancara) namun sesuai dengan
aspek-aspek komitmen organisasi oleh Allen dan Meyer. Kemudian kami
26

melakukan konsultasi mengenai laporan kami secara online pada tanggal


10 Maret 2020 dan 17 Maret 2020.
Pengambilan data penelitian akan dilaksanakan dalam rentang
waktu 5 minggu yaitu berupa pengisian angket atau kuesioner secara
online, yaitu 4-9 April 2020. Kemudian akan dipilih 2 orang subjek
dengan kurun waktu bergabung di GMNI yang berbeda-beda. Kemudian
dan wawancara pertama akan dilaksanakan pada tanggal 23-24 April 2020
terhadap 1 subjek.
Wawancara lanjutan akan dilakukan pada tanggal 25-30 April
2020 dengan panduan observasi dan wawancara.. Kemudian pemberian
intervensi direncanakan dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2020. Secara
ringkas, pelaksanaan asesmen dapat dilihat pada. Secara ringkas berikut
adalah rincian jadwal kegiatan adalah sebagai berikut:

No Kegiatan Tanggal Keterangan


1. Konsultasi Judul 14 Februari 2020 Aula Psikologi
3. Studi Pendahuluan 27 Maret 2020 Rumah Subjek
4. Pemberian Skala 4-9 April Melalui Google Form
5. Wawancara 23 April 2020 Via Daring
6. Wawancara 24 April 2020 Via Daring
7. Wawancara 25 April 2020 Via Daring
8. Wawancara 30 April 2020 Via Daring
9. Intervensi 16 Mei 2020 Rumah Subjek
27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Asesmen
1. Identitas Organisasi
a. Nama Organisasi : Gerakan Mahasiswa Nasional di Indonesia
b. Alamat Organisasi : Jl. Dahlina Raya, Komplek Dahlina
Permai No.40 Loktabat Selatan,
Banjarbaru. Kodepos 70714.
2. Identitas Subjek
a. Narasumber I
a) Nama : AS
b) TTL : Bati-Bati, 18 Mei 1998
c) Jenis Kelamin : Laki-Laki
d) Usia : 21 Tahun
e) Lama Bergabung : 4 tahun
3. Riwayat Organisasi
a. Sejarah Organisasi
GMNI lahir dengan identitasnya yang hakiki sebagai Organisasi
Kader dan Organisasi Perjuangan yang berlandaskan ajaran Soekarno.
Karena itu, dalam aktivitasnya terdapat prinsip-prinsip perjuangan
yang harus tetap melekat dalam tubuh GMNI dan menjadi dasar
perjuangan GMNI. Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)
lahir dari hasil proses peleburan 3 (tiga) organisasi kemahasiswaan
yang memiliki kesamaan azas yakni “Marhaenisme” ajaran Bung
Karno. Ketiga organisasi tersebut adalah Gerakan Mahasiswa
Marhaenis (GMM) yang berpusat di Jogjakarta, Gerakan Mahasiswa
Merdeka yang berpusat di Surabaya dan Gerakan Mahasiswa
Demokrat Indonesia (GMDI) yang berpusat di Jakarta.
Gagasan untuk proses peleburan ketiga organisasi mahasiswa
tersebut mulai muncul, ketika pada awal bulan September 1953,
Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (GMDI) melakukan

27
28

pergantian pengurus, yakni dari Dewan Pengurus lama yang dipimpin


Drs. Sjarief kepada Dewan Pengurus baru yang diketuai oleh S.M.
Hadiprabowo. Dalam rapat pengurus GMDI yang diselenggarakan di
Gedung Proklamasi, Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta, tercetus
keinginan untuk melakukan fusi terhadap ketiga organisasi yang se-
azas itu dalam satu wadah. Keinginan ini kemudian disampaikan
kepada pimpinan kedua organisasi yang lain, dan ternyata mendapat
respon positif.
Sebagai tindak lanjut, maka dilakukanlah beberapa pertemuan
antara ketiga pimpinan organisasi mahasiswa tersebut, hingga
tercapailah kesepakatan pada pertemuan berikut yang dilakukan di
rumah dinas Walikota Jakarta Raya (Bapak. Soediro), di Jalan Taman
Suropati, akhirnya dicapai beberapa kesepakatan antara lain: ketiga
organisasi setuju untuk melakukan fusi wadah (organisasi) bersama
hasil peleburan tiga organisasi, berazaskan Marhaenisme Ajaran Bung
Karno sepakat untuk mengadakan Kongres pertama GMNI di
Surabaya. Para pimpinan tiga organisasi yang hadir dalam pertemuan
ini antara lain dari Gerakan Mahasiswa Merdeka (Slamet
Djajawidjaja, Slamet Rahardjo dan Heruman), dari Gerakan
Mahasiswa Marhaenis (Wahyu Widodo, Subagio Masrukin, Sri
Sumantri Marto Suwignyo) dan dari Gerakan Mahasiswa Demokrat
Indonesia (S.M. Hadiprabowo, Djawadi Hadipradoko, Sulomo).
Berdasarkan kasus, GMNI yang berada di Banjarbaru
merupakan GMNI di tingkat Kabupaten/Kota dipimpin oleh Dewan
Pimpinan Cabang.
b. Asas dan Tujuan Organisasi
a) Asas
Sebagai organisasi perjuangan dan organisasi kader, GMNI
mempunyai asas dan doktrin yang menjadi landasan serta
penuntun arah perjuangan GMNI. Adapun asas perjuangan GMNI
adalah sebagai berikut:
29

1. Pancasila 1 Juni 1945


- Kebangsaan atau Nasionalisme
- Kemanusiaan atau Internasionalisme
- Mufakat atau Demokrasi
- Kesejahteraan Sosial
- Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Pembukaan UUD 1945
Untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam satu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada:
Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan,
serta mewujudkan suatu keadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia.
3. Marhaenisme
- Sosio Nasionalisme, yang berarti GMNI berpaham
nasionalisme, tapi nasionalisme yang memiliki watak
sosial, nasionalisme yang ditempatkan di atas nilai-nilai
kemanusiaan.
- Sosio Demokrasi, bahwa GMNI menghendaki demokrasi
yang memiliki watak sosial artinya demokrasi politik, tapi
juga demokrasi ekonomi, bukan demokrasi cangkokan
yang tidak sesuai dengan akar sejarah dan budaya
masyarakat Indonesia. Tapi, demokrasi yang
menyelamatkan seluruh kaum marhaen.
30

- Ketuhanan Yang Maha Esa, bahwa GMNI meyakini akan


ekistensi Tuhan, anggota GMNI adalah manusia yang
theis.
b) Tujuan
Sebagai organisasi perjuangan, maka tujuan perjuangan GMNI
adalah mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang Politik,
berdikari dibidang Ekonomi dan berkepribadian dalam Budaya.
Dan hal itu bisa dicapai apabila Sosio Nasionalisme, Sosio
Demokrasi, dan Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi Nation And
Character Building.
c. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi GMNI tingkat kota Banjarbaru periode
2019-2021 yaitu:
- Ketua : Husein Nafarin
- Wakil Ketua Bidang Organisasi : Rizki Nugroho F.
- Wakil Ketua Bidang Kaderisasi : Ahmad Saubari
- Wakil Ketua Bidang Politik dan Hukum : Syahrizal Rizky H.
- Wakil Ketua Bidang Sarinah : Dita Oktoviana
- Wakil Ketua Bidang Mahasiswa dan Pelajar : M. Aminullah
- Wakil Ketua Bidang Ekonomi dan Kreatif : Fatmasari Hastuti
- Sekretaris : M. Novriandy
- Bendahara : Haipa

4. Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan sebanyak 4 kali. Wawancara sebanyak 3 kali
dilakukan melalui chat LINE, sedangkan 1 kali yang terakhir melalui call
group LINE. Pada wawancara terakhir, kami memfokuskan pada
komitmen organisasi yang dimiliki berdasarkan 3 aspek dari Meyer dan
Allen (1991). Wawancara terakhir dilakukan pada tanggal 30 April 2020
dengan durasi waktu 29 menit 36 detik.
31

Pada wawancara yang dilakukan, subjek telah bergabung bersama


GMNI selama 4 tahun dan bergabung dengan GMNI berdasarkan
keinginan sendiri. Subjek pertama kali bergabung pada tahun 2016 karena
ada sosialisasi di kelasnya dan ia langsunng tertarik buat mengikuti
organisasi tersebut. Selain itu, yang menyampaikan sosialisasi adalah
sosok yang ia kagumi. Pertama kali bergabung dengan GMNI, subjek
mengaku untuk mencari pengalaman juga menambah relasi karena GMNI
mempunyai anggota dari berbagai fakultas dan universitas. Lingkup
GMNI yang luas adalah salah satu hal yang membuat subjek tertarik
dengan GMNI. Kemudian fokus organisasi yang mengarah ke politik juga
membuatnya tertarik karena ia memang mencari organisasi yang peduli
terhadap politik-politik di Indonesia. Menyangkut visi misi, menurut
subjek visi misi GMNI sudah sangat sesuai dengan visi misi dirinya, yaitu
berjuang bersama rakyat dan berjuang dengan harapat kita sebagai rakyat
Indonesia.
Subjek mengaku bahwa kadang ia merasa nyaman dan merasa
tidak nyaman berada di GMNI, sesuai kondisi yang ia rasakan. Menurut
subjek, karena mempunyai banyak teman maka menjadi salah satu bentuk
kenyamanan. Namun karena banyak teman dalam berbagai lingkup, yang
berarti budaya juga menjadi berbeda-beda sehingga harus beradaptasi.
Proses adaptasi tersebut yang menjadi kurang nyaman. Pada pernyataan
tersebut, bisa disimpulkan bahwa subjek cukup senang berada di GMNI,
namun tidak dipungkiri bahwa terkadang ia merasakan bosan dengan
GMNI. Subjek juga mengatakan bahwa keluar masuknya anggota
organisasi di GMNI cukup cepat, yang dimana bisa masuk 10 orang maka
keluarnya 9 orang atau adapulanya yang belum sampai sebulan sudah
hilang sehingga subjek cukup akrab pada pengurus yang bertahan. Selain
itu, subjek juga merasa nyaman dengan hubungan antar pengurus
walaupun ada beberapa yang kurang cocok, namun subjek mencoba lebih
professional. Terkadang subjek tidak mengungkapkan dirinya sebagai
32

bagian dari GMNI karena GMNI yang merupakan organisasi eksternal


yang masih dikaitkan dengan isu-isu politik lainnya.
Menghubungkan BEM dan HIMA, menurut subjek berada GMNI
mendapatkan hal yang tidak ia dapatkan di kedua organisasi yang telah
disebutkan yaitu lingkup keanggotaan yang luas karena organisasi
eksternal kampus. Subjek melanjutkan bahwa motivasi untuk tetap
berkomitmen adalah karena sudah cukup lama bergabung dan telah
terbentuk ikatan emosional serta sudah sering melaksanakan proker yang
membuatnya mengakrabkan diri dengan anggota lain sehingga subjek
merasa tidak enak untuk meninggalkan organisasi. Kemudian bagi subjek,
semua anggota yang berada di GMNI mempunyai peran yang sangat
penting bahkan jika hanya pengurus biasa. Subjek juga belum pernah
terlibat konflik ataupun membuat masalah besar di organisasi GMNI.
Subjek mempunyai pikiran untuk berhenti dari GMNI namun ada
beberapa program kerja yang masih menjadi tanggung jawabnya sehingga
ia bertahan dan mengurungkan niat untuk keluar dari GMNI. Walaupun
mengaggap tugas yang ia emban adalah suatu wajib untuk dijalankan
namun subjek terkadang secara sengaja dan tidak sengaja ada yang tidak
dikerjaan dan dikerjaan. Tugas yang ia lebih dulukan adalah tugas yang
mempunyai prioritas yang lebih penting dan jabatan yang ia emban.
Seperti program kerja Kaderisasi maka subjek menjalankan tugasnya
sebagai ketua pelaksana dan mengerjakannya. Subjek mengatakan selagi
ada tugas yang bisa dikerjakan maka akan dikerjakan. Jika ada yang tugas
yang tidak ia kerjakan karena ada hal lain maka subjek merasa tidak enak
karena ada ikatan emosional dengan anggota lainnya. Namun untuk
beberapa tugas yang prioritasnya cenderung dibawah, subjek tidak bisa
mengerjakan karena ada hal lain yang cukup penting. Berhubungkan
dalam hal tersebut, pada GMNI jika ada anggota yang melakukan
kesalahan maka akan didiskusikan, dimusyawarahkan, dibicarakan dengan
bersangkutan dan dicari tahu akar masalanya.
33

Masih berhubungan dengan tugas di GMNI, subjek merasa bahwa


terkadang tugas di GMNI tidak terlalu penting seperti pertemuan
membahas sesuatu namun ia tidak bisa berhadir maka bisa di-back up oleh
teman-teman yang lain. Namun subjek memakluminya karena organisasi
tersebut dibuat oleh manusia yang mana dikendalikan dan diatur tidak
selalu sesuai keinginan kita. Kemudian bagi anggota yang tidak
menjalankan GMNI maka tidak diberiikan konsekuensi secara nyata
seperti denda atau pengeluaran surat peringatan, namun hanya berupa
teguran dan dibicarakan dengan baik-baik karena kekeluargaan dalam
organisasi ini cukup tinggi. Selain itu, bagi subjek semuanya anggota
adalah teman akrab dalam satu organisasi. Subjek juga berusaha untuk
melaksanakan peraturan-peraturan yang ada di organisasi selama tergolong
baik dan masuk akal. Subjek mengungkapkan bahwa ia kesal jika ada
anggota yang tidak menjalankan tugasnya sehingga harus dibicarakan
dengan orang yang bersangkutan.
Subjek juga memaparkan kalau dari tahun 2016, ia cukup sering
meninggalkan rapat. Bagi subjek, jika ia hanya anggota biasa dalam suatu
kegiatan maka ia biasanya tidak ikut. Namun kalau ia mengemban tugas
sebagai ketua pelaksana maka akan diusahakan untuk datang. Alasan
subjek tidak ikut rapat biasanya karena ada kegiantan lain atau ada janji
dengan teman yang lebih dahulu mengatur waktu untuk bertemu. Menurut
sepengetahuan subjek, tidak ada konsekuensi untuk pengurus yang
mengundurkan diri dalam organisasi GMNI namun diwajibkan membuat
surat pengunduran diri yang bertanda tangan dan tulis materai sehingga
resmi.
Bagi subjek, GMNI adalah organisasi yang sangat berjasa dalam
kehidupan perkuliahannya karena memperkenalkannya dengan bagaimana
kehidupan kampus dan organisasi serta kesempatan untuk mempunyai
banyak teman dan relasi di seluruh Indonesia jika ada keperluan. Subjek
melanjutkan bahwa tujuan dari dirinya sendiri untuk jangka pendek pada
GMNI adalah menyelesaikan kepengurusan sampai Februari tahun 2021
34

dna membantu anggota lebih muda untuk menjalankan organisasi. Oleh


karena itu, untuk berkomitmen organisasi di GMNI, maka subjek mencoba
mencari alasan yang rasional kenapa bertahan di sini seperti masih ada
tanggung jawab serta ada ikatana emosional. Kemudian, alasan subjek
tidak meninggalkan GMNI adalah banyak pembelajaran-pembeljaran yang
didapat seperti banyak sudut pandang terkait masalah, mengetahui masalah
umum di politik Indonesia, sering berdiskusi serta pandangan-pandangan
lain yang berpengaruh untuk kehidupan subjek.
Kemudian apa yang subjek dapatkan di GMNI adalah dapat
berkembang baik secara pemikiran maupun sifat subjek terhadap dirinya
maupun masyarakat luas Indonesia. Serta menambah relasi yang juga
menambah sudut pandang tentang bagaimana memandang suatu
permasalahan. Alasan subjek ingin GMNI tetap ada adalah karena tujuan
GMNI ini murni untuk kepentingan rakyat, ssubjek mengharapkan agar
organisasi ini akan tetap ada dan terus bertahan. Bagi subjek, harus ada
kader-kader lain yang melanjutkan perjuangan, baik itu dari segi pemikiran
maupun dari tindakan langsung terhadap masyarakat, agar tujuan murni
dari ideologi GMNI atau Maehenisme itu sendiri dapat terwujud di
Indonesia.
Tanggapan dan sikap subjek sebagai wakil ketua Kaderisasi
mengenai anggota lain yang tidak berkomitmen di GMNI adalah dengan
cara personal terlebih dahulu seperti menghubungi atau bertemu langsung
dengan yang bersangkutan, kemudian dicari permasalahan serta solusinya.
Seperti jika ada anggota yang sering hilang dan tidak ingin ke sekretarian
karena banyak asap rokok maka sakan dibahas dengan anggota lainnya
bagaimana agar ruang sekretarian bebas asap rokoo. Bagi subjek,
walaupun tidak bisa mempertahankan anggota namun setidaknya
mengetahui permasalhannya GMNI Banjarbaru disini agar mengetahui
kekurangan yang harus diperbaiki dan menjadi pembelajaran
35

5. Hasil Tes Informal


Tes informal ini dilakukan secara online dengan menggunakan
media Google Form, yang telah disebarkan oleh peneliti kepada para
pengurus GMNI cabang Banjarbaru yang menjabat sekarang. Pada angket
atau kuesioner yang disusun oleh Puspitasari (2017) memuat 18 butir
pernyataan dengan menggunakan skala Likert. Setiap pertanyaan memiliki
4 pilihan jawaban yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju)
dan STS (Sangat Tidak Setuju). Adapun skor total yang didapatkan dari 32
responden anggota GMNI cabang Banjarbaru, yaitu sebagai berikut.
No. Nama Skor Total No. Nama Skor Total
1. FE 43 17. MN 36
2. AB 27 18. FH 38
3. RA 41 19. MAD 38
4. TP 35 20. WA 40
5. D 43 21. RNF 39
6. AD 40 22. N 35
7. SNM 37 23. MEA 36
8. NV 35 24. SNM 37
9. MZ 46 25. DK 43
10. YL 37 26. LR 38
11. MIN 36 27. MFH 45
12. N 36 28. RU 38
13. HN 40 29. AS 36
14. L 32 30. LR 39
15. FE 31 31. MDS 41
16. AB 33 32. MZ 34

Sedangkan, jumlah anggota yang mengisi form berdasarkan jenis


kelamin adalah sebagai berikut:

Jenis Kelamin
Laki-laki 24 orang
Perempuan 8 orang

Kemudian, lama bergabung pada GMNI pada jumlah anggota yang


mengisi form adalah sebagai berikut:

Lama Bergabung
2 bulan 2 orang
36

4 bulan 1 orang
6 bulan 2 orang
1 tahun 12 orang
2 tahun 9 orang
3 tahun 2 orang
4 tahun 4 orang

Skor total yang diperoleh kemudian dilakukan kategorisasi untuk


mengetahui tingkatan rendah, sedang, dan tinggi dalam variabel penelitian.
Statistik hipotetik didapat dengan rumus (Azwar, 2012):

Skor Hipotetik

Variabel
X Min X Max Mean Standar Deviasi

½ ( Xman + Xmax ) ⅙ ( Xmax – Xmix )


Komitmen = ½ ( 18 + 72 ) = ⅙ ( 72-18 )
Organisasi
18 x 1 = 18 18 x 4 = 72 = ½ ( 90 ) = ⅙ ( 54 )
= 45 =9

Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat dibuat kategori yang


bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok
yang terpisah secara berjenjang menurut kontinum berdasarkan atribut
ukur (Azwar, 2012). Adapun rumus pembuatan norma kategorisasi sesuai
tabel 4.4 sebagai berikut

No Kategorisasi Rumus Norma

1. X < ( M – 1SD )
X < ( 45 – 1 (9) )

Rendah X < ( 45– 9 )


X < 36
37

2. ( M – 1SD ) ≤ X ≤ ( M + 1SD )
( 45 – 1 (9) ) ≤ X ≤ ( 45 + 1 (9) )
Sedang ( 45 – 9 ) ≤ X ≤ ( 45 + 9 )

36 ≤ X ≤ 54

3. ( M + 1SD ) ≤ X

( 45 + 1 (9) ) ≤ X
Tinggi 54 ≤ X

Variabel Rentang Kategori Frekuensi Presentase


Nilai

X < 36 Rendah - -

Komitmen
36 ≤ X ≤ 54 Sedang 25 78,125%
Organisasi

54 ≤ X Tinggi 7 21,975%

Berdasarkan kategori pada tabel diatas, maka diperoleh hasil


bahwa 25 orang anggota GMNI (78,125%), menunjukkan Komitmen
organisasi mereka dalam kategori sedang, 7 orang anggota GMNI
(21,975%) menunjukkan komitmen organisasi mereka dalam kategori
tinggi.

B. Pembahasan
GMNI DPC Kota Banjarbaru merupakan salah satu organisasi ekstra
kampus yang tergabung dalam rumpun Cipayung Plus. Anggota GMNI
38

DPC Kota Banjarbaru terdata sebanyak 60 orang, namun ketika


berkegiatan anggota yang berperan tidak sampai setengahnya, hanya
anggota-anggota tertentu yang memang aktif dalam berkontribusi di
GMNI DPC Kota Banjarbaru.
Meyer dan Allen (1991) merumuskan suatu definisi mengenai
komitmen dalam berorganisasi sebagai suatu konstruk psikologis yang
merupakan karakteristik hubungan anggota organisasi dengan
organisasinya dan memiliki implikasi terhadap keputusan individu untuk
melanjutkan keanggotaannya dalam berorganisasi. Pada organisasi GMNI
DPC Kota Banjarbaru sering terjadi penurunan jumlah anggota, hal ini
terjadi karena banyak dari anggota tersebut yang menghilang tanpa kabar
serta tidak pernah hadir dalam kegiatan organisasi. Pada saat ada kegiatan
anggota yang berkontribusi aktif sangatlah sedikit, banyak dari mereka
yang harus mendapat tugas di luar tupoksinya dikarenakan beberapa
anggota yang harusnya bertanggungjawab meninggalkan tugasnya. Dalam
organisasi GMNI DPC Kota Banjarbaru untuk keaktifan anggota
kebanyakan hanya mereka yang memang aktif jadi pengurus (kader),
untuk anggota lain yang terdaftar sebagai anggota GMNI DPC Kota
Banjarbaru sudah tidak terlalu sering mengikuti kegiatan. Sehingga,
mereka yang memang memiliki tujuan dan mengemban tanggung jawab di
GMNI DPC Kota Banjarbaru memiliki komitmen tinggi untuk memelihara
keanggotaan dalam organisasi sedangkan mereka yang berstatus hanya
sebagai anggota kebanyakan sudah tidak terlalu aktif mengikuti
kegiatannya.
Pada aspek komitmen afektif menurut Meyer dan Allen (1991)
menyatakan bahwa komitmen afektif merupakan keterikatan emosional,
identifikasi dan keterlibatan dalam suatu organisasi yang mana komitmen
afektif yang tinggi memiliki kedekatan emosional yang erat terhadap
organisasi. Dalam hal ini untuk komitmen afektif pada anggota GMNI
DPC Kota Banjarbaru tingkat keterikatannya cukup rendah jika statusnya
dalam organisasi tersebut hanya anggota, sementara untuk pengurus
39

GMNI DPC Kota Banjarbaru memiliki keterikatan yang tinggi. Hal ini
terjadi dikarnakan hal-hal yang meliputi kenyamanan, keamanan, dan
manfaat dari organisasi hanya dirasakan oleh anggota yang aktif mengikuti
kegiatan. Sebagai pengurus GMNI DPC Kota Banjarbaru dituntut untuk
aktif dikarnakan mengemban tugas selama masa periodenya.
Pada komitmen normatif yang berkaitan dengan kewajiban moral
anggota untuk memelihara hubungan dalam organisasi yang mana hal ini
akan mendorong anggota untuk tetap berada dalam organisasi serta
munculnya perasaan tidak nyaman dan bersalah jika tidak melakukan
sesuatu (Meyer dan Allen, 1991). Karna keanggotaan GMNI DPC Kota
Banjarbaru tidak mengikat sehingga tiap-tiap anggotanya tidak mampu
memlihara komitmen normatif. Seperti halnya pada kegiatan acara anggota
yang tidak mengemban tugas sebagai pengurus tidak merasa bersalah atau
tidak nyaman jika tidak menghadiri kegiatan tersebut dan pengurus yang
aktif pun jika memang tidak memiliki status panitia kegiatan atau inti
panitia merasa tidak masalah untuk tidak hadir. Karna memang dalam
kegiatan GMNI DPC Kota Banjarbaru tidak ada keterikatan dan tekanan
untuk hadir di dalam setiap acaranya, sehingga kebanyakan mereka yang
mengemban tanggung jawab yang lebih merasa bersalah dan tidak nyaman
jika tidak mengikuti kegiatan atau ikut mempersiapkan kegiatan.
Hal ini saling berhubungan dengan komitmen anggota dalam
berkelanjutan yang mana komitmen berkelanjutan yang tinggi akan
menyebabkan pegawai bertahan dalam organisasi karna adanya kesadaran
dri (Meyer dan Allen ,1991). Sesuai dari hasil pengumpulan data bahwa
komimtne berkelanjutan juga rendah karna untuk terdata sebagai anggota
GMNI DPC Kota Banjarbaru tidak ada konsekuensi jika keluar dari
organisasinya. Anggota GMNI DPC Kota Banjarbaru yang keluar,
biasanya langsung menghilang atau tidak aktif mengikuti kegiatan.
Namun, hal tersebut tidak dianggap sebagai keluar karna tetap terdata
sebagai Anggota GMNI DPC Kota Banjarbaru. Berbeda dengan anggota
yang berstatus pengurus GMNI DPC Kota Banjarbaru komitmen
40

berkelanjutan yang dimiliki pengurus cenderung tinggi karna konsekuensi


keluar dari organisasi yang akan diterima yaitu ketidaknyamanan diri
sendiri jika tidak menyelesaikan tanggung jawab yang diberikan. Secara
sanksi baik anggota maupun pengurus tidak ada konsekuensi yang nyata
jika keluar yang diberikan GMNI DPC Kota Banjarbaru sehingga
komitmen dalam berkelanjutan pada organisasi tergantung kesadaran
masing-masing anggota dan pengurusnya.
Sementara itu untuk hasil tes informal yang telah dilakukan dari 32
responden yang mengisi kuesioner hasilnya yaitu: 7 orang termasuk
kategori komitmen yang tinggi dan 25 orang termasuk dalam kategori
yang sedang. Hal ini terjadi dikarenakan mayoritas anggota yang mengisi
kuesioner merupakan anggota yang masih sering aktif sehingga data tes
informal menunjukkan hasil yang berbeda dari data sebenarnya yang
terjadi dilapangan.
41

C. Bagan Masakah (Psikodinamika)

Organisasi GMNI

Komitmen Organisasi

Sedang: Rendah :
Tinggi :

-Perasaan tidak nyaman 1. Merasa Bosan


1. Memiliki ikatan
jika tidak melakukan
emosional terhadap
sesuatu 2. Tidak akrab dengan
anggota organisasi.
anggota baru, karena
-Memiliki Ketertarikan seringnya anggota
2.Memiliki rasa
tanggung jawab. keluar.
-Kesadaran diri
3. Memiliki keinginan 3. Seing meninggalkan
untuk menambah relasi rapat.

4. Memiliki rasa peduli


terhadap anggota
organisasi.
42

BAB V

SARAN INTERVENSI

A. Training Manajemen Komitmen


Intervensi yang akan dilakukan adalah dengan melaksanakan Training
Manajemen Komitmen. Berdasarkan penelitian Nidya Pratiwi Zipi (2014)
bahwa training mempengaruhi peningkatan komitmen pada Tim Karyawan
BPR X Yogyakarta. Selain itu, penelitian sebelumnya oleh Soetopo (2010)
melakukan pelatihan kepemimpinan bagi anggota pengurus. Pelatihan
kepemimpinan ini bertujuan untuk meningkatkan sifat kepemimpinan dari
anggota pengurus organisasi. Melalui pelatihan kepemimpinan diharapkan
akan memberikan kesadaran terhadap anggota pengurus organisasi mengenai
tanggungjawab yang harus dilaksanakannya.
Dilihat dari beberapa pandangan para ahli, diketahui inti permasalahan
dari pengembangan dan perubahan organisasi adalah komitmen yang dianut
oleh organisasi dan anggotanya. Menurut Streers dan Porter dalam Anggun
(2012), komitmen adalah suatu keadaan individu dimana individu menjadi
sangat terikat oleh tindakannya. Melalui tindakan ini akan menimbulkan
keyakinan yang menunjang aktivitas dan keterlibatannya. Komitmen
organisasi ditandai dengan tiga hal, yaitu penerimaan terhadap nilai dan tujuan
organisasi, kesiapan dan kesediaan untuk berusaha dengan sungguh- sungguh
atas nama organisasi dan keinginan untuk mempertahankan keanggotaan
dalam organisasi.
Menurut Armstrong dalam Anggun (2012), peningkatan komitmen
seseorang dapat dilakukan dengan 8 cara, yaitu 1) mendefinisikan dan
mendiseminasikan misi dan nilai-nilai organisasi, 2) meningkatkan
pemahaman setiap orang akan strategi organisasi dengan mengajaknya untuk
berpartisipasi dalam menerjemahkan strategi organisasi, 3) mengajak anggota
pengurus organisasi untuk terlibat dalam mendefinisikan persoalan dan
pemecahan sehingga mereka merasa memiliki persoalan tersebut, 4)
menggunakan komunikasi yang ada untuk menyampaikan misi, nilai, dan

42
43

strategi organisasi, 5) memberikan pola kepemimpinan transformasional, 6)


memberikan contoh dan pelatihan manajemen organisasi, 7) meningkatkan
proses dan iklim organisasi, 8) mengenalkan kepada anggota pengurus
mengenai keuntungan organisasi dan keuntungan anggota pengurus ke
depannya.
Berdasarkan pendapat Armstrong dapat disimpulkan bahwa faktor
utama dalam meningkatkan komitmen anggota pengurus organisasi adalah
dengan tiga cara, yaitu melalui 1) training komitmen waktu, yang didalamnya
berisi mengenai bagaimana manajemen waktu yang baik digunakan dalam
mengatasi konflik manajerial waktu; 2) training komitmen kinerja, yang
menjelaskan mengenai bagaimana melaksanakan kinerja secara efektif dan
menyenangkan, sehingga dapat memberi rasa kenyamanan kepada anggota
pengurus dalam melaksanakan kinerja mereka; 3) training membangun
motivasi diri, pada pembahasan ini, trainer tidak hanya memberikan motivasi
untuk masa itu saja kepada anggota pengurus ormawa, akan tetapi trainer juga
memberikan trik-trik dalam meningkatkan motivasi diri dalam kegiatan
sehari-harinya, sehingga anggota pengurus akan memiliki wawasan lebih
dalam menjadikan pribadi yang semangat dan termotivasi dalam
melaksanakan tugasnya.
B. Rancangan Intervensi
Tujuan Utama Intervensi - Meningkatkan komitmen anggota organisasi
GMNI.
- Meningkatkan kinerja anggota organisasi
GMNI.
- Meningkatkan kualitas kaderisasi anggota
GMNI.
Indikator Keberhasilan - Anggota GMNI mampu menjalankan tugas
serta mempunyai kinerja yang baik.
- Anggota GMNI mempunyai komitmen yang
baik.
- Anggota GMNI memilki anggota dengan
kaderisasi yang bagus.
Jumlah Pertemuan 6 pertemuan (2x pertemuan dalam 1 bulan)
Lama per sesi 2-3 jam
44

C. Rancangan Jadwal Intervensi


Permasalahan /
Sesi Waktu Kegiatan Tujuan
Kondisi Awal
I 16/05/2020 Kehadiran Training Training berisi mengenai
anggota dalam Manajemen bagaimana manajemen
rapat. Komitmen waktu yang baik
(training digunakan dalam
komitmen waktu) mengatasi konflik
manajerial waktu.
II 30/05/2020 Kurang Training Mengetahui lebih dalam
nasionalis dalam Manajemen pada GMNI dan
GMNI Komitmen meningkatkan jiwa
(training seminar juang.
GMNI)

III 13/06/2020 Kurang Training Training dapat


efektifnya Manajemen menciptakan sikap
kinerja anggota Komitmen mandiri dan kinerja yang
(training efektif dan
komitmen menyenangkan sehingga
kinerja) dapat memberi rasa
kenyamanan kepada
anggota pengurus dalam
melaksanakan kinerja
mereka
IV 21/06/2020 Kurangnya Training Dapat memberikan
motivasi diri Manajemen motivasi tinggi kepada
pada anggota Komitmen anggota akan pentingnya
untuk terus (training komitmen dalam
45

berkomitmen. membangun berorganisasi.


motivasi diri)
V 12/07/2020 Kurangnya Training Dapat memberikan
motivasi diri Manajemen motivasi tinggi kepada
pada anggota Komitmen anggota akan pentingnya
untuk terus (training komitmen dalam
berkomitmen. membangun berorganisasi.
motivasi diri ) Training motivasi
dilakukan 2 kali dengan
tujuan agar apabila ada
motivasi anggota yang
menurun dapat bangkit
kembali.
VI 24/07/2020 Anggota baru Upgrading dan Merekatkan dan
yang kurang Outbond menumbuhkan rasa
akrab. (Evaluasi) kekeluargaan antar
anggota dan
mengevaluasi
keseluruhan proses
training kepada anggota
dan menyimpulkannya.
46

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Komitmen sangatlah penting dalam suatu organisasi demi menunjang
tercapainya tujuan dari organisasi tersebut. Gambaran atau wujud dari
komitmen sering diidentikan dengan ikrar atau ikatan atas suatu tindakan
yang tertentu. Komitmen memiliki berbagai macam bentuk. Meyer dan Allen
(1991) merumuskan suatu definisi mengenai komitmen dalam berorganisasi
sebagai suatu konstruk psikologis yang merupakan karakteristik hubungan
anggota organisasi dengan organisasinya dan memiliki implikasi terhadap
keputusan individu untuk melanjutkan keanggotaannya dalam berorganisasi.
Berdasarkan definisi tersebut anggota yang memiliki komitmen terhadap
organisasinya akan lebih dapat bertahan sebagai bagian dari organisasi
dibandingkan anggota yang tidak memiliki komitmen terhadap organisasi.
Menurut Meyer dan Allen (1991) terdapat tiga aspek dalam komitmen
organisasi yaitu affective commitment terjadi apabila organisasi ingin menjadi
bagian dari organisasi karena adanya ikatan emosional (emotional
attachment), normative commitment timbul dari nilai- nilai diri organisasi.
Organisasi bertahan menjadi anggota organisasi karena ada kesadaran bahwa
berkomitmen terhadap organisasi merupakan hal yang memang seharusnya
dilakukan, jadi karena dia merasa berkewajiban (ought to) dan continuance
commitment muncul apabila organisasi tetap bertahan pada suatu organisasi
karena membutuhkan gaji dan keuntungan lain atau karena organisasi tersebut
tidak menemukan pekerjaan lain, karena dia membutuhkan (need to)
Komitmen individu terhadap organisasi bersifat sukarela dan pribadi,
sehingga tidak dapat dipaksakan, dan karena itu setiap individu anggota
organisasi dapat secara bebas menarik kembali komitmennya. Hasil
menunjukkan bahwa 25 orang anggota GMNI menunjukkan komitmen
organisasi mereka dalam kategori sedang, dan 7 orang anggota GMNI
menunjukkan komitmen organisasi mereka dalam kategori tinggi. Jadi dapat

46
47

disimpulkan bahwa komitmen dari anggota GMNI sudah cukup bagus.


B. Saran
1. Saran untuk organisasi
Dengan adanya asesmen dan intervensi ini, diharapkan organisasi
mampu untuk mencapai tujuan dalam meningkatkan komitmen seluruh
anggota organisasinya. Dalam proses perjalanan organisasi diharapkan
bisa lebih meningkatkan komitmen setiap anggota untuk organisasi
yang nantinya akan memberikan dampak pengembangan bagi
organisasi terebut.
2. Saran untuk peneliti selanjutnya
Kami menyadari banyak terdapat kekurangan pada penulisan laporan
ini, maka dari itu kami mengharapkan masukan dan kritikan yang
membangun dan dapat menyempurnakan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, D. N. (2016). Studi Deskriptif Mengenai Komitmen Terhadap Organisasi


Pada Tenaga Kependidikan Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran.
Skripsi. Fakultas Psikologi, Universitas padjajaran.

Endriani, F. (2016). Pengaruh Kompensasi Terhadap Komitmen Organisasi


Karyawan Pt. Shaanxi Energy Resources. Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis, Universitas Halu Oleo.

Galang, S. G. (2016). METODE PENELITIAN KUALITATIF DALAM


BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING. Jurnal Fokus Konseling ,
144-159.

Nikmatuzzahroh. (2018). OBSERVASI: TEORI DAN APLIKASI DALAM


PSIKOLOGI. Malang: UMM Press.

Murwaningsari, E. (2008). The role of organizational commitment and procedural


justice in moderating the relationship between budgetary participation and
managerial performance. Gadjah Mada International Journal of Business.
10, 185-210.

Nurnaini, K. (2014). Motivasi Berprestasi Mahasiswa Penyandang Tunadaksa.


Skripsi. Fakultas Psikologi dan Kesehatan, Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel Surabaya.

Oktora, R. (2015). Gambaran Komitmen Organisasi Pada Pengurus BEM Kema


Unpad Kabinet Inspirasi Tahun 2015. Skripsi. Fakultas Psikologi
Universitas Padjajaran.

Rahayu, W. (2012). Komitmen organisasi pada karyawan di miracle aesthetic


clinic di surabaya. EMPATHY Jurnal Fakultas Psikologi, 1(1).

Sugiyanto, S. K. A. (2015). Hubungan Antara Kepuasan Berorganisasi Dengan


Komitmen Organisasi Pada Anggota Unit Bola Basket UMS (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Fransisca, F. K. (2018). Pengaruh Faktor Personal, Faktor Organisasional Dan
Faktor Non Organisasi Terhadap Komitmen Organisasional ( Studi Pada
Pegawai Bagian Produksi PT. Kubota Indonesia ). 1-18.

Galang, S. G. (2016). METODE PENELITIAN KUALITATIF DALAM


BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING. Jurnal Fokus Konseling ,
144-159.

Khairuddin. (2018). Gambaran Komitmen Organisasi Dan Perilaku Kewargaan


Organisasi. Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 161-166.

Nandya, A. (2017). Studi Deskriptif Mengenai Komitmen Organisasi pada


Karyawan Unit Usaha Industri Hilir Teh Bagian Produksi di PT.
Perkebunan Nusantara. Prosiding Psikologi, 395-403.

Nikmatuzzahroh. (2018). OBSERVASI: TEORI DAN APLIKASI DALAM


PSIKOLOGI. Malang: UMM Press.

Novita, S. (2018). DAMPAK KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN


KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTION: STUDI EMPIRIS
PADA KARYAWAN BAGIAOPERATOR DI SALAH SATU
PERUSAHAAN GARMENTN DI CIMAHI. Jurnal Manajemen, 129-143.

Nurandini, A. E. (2014). ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI


TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Pegawai Perum
PERUMNAS Jakarta). Jurnal Studi Manajemen & Organisasi , 78 – 91.

Ranty, S. (2016). PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP


KINERJA KARYAWAN PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA AREA
PEKANBARU. Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik , 1-9.

Respatiningsih, I. (2015). PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI,


MOTIVASI, KAPABILITAS DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP
KINERJA PEGAWAI (Studi Empirik Pada Inspektorat Kabupaten
Pemalang). Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang, 56-69.

Sakina, N. (2019). Komitmen Organisasi Karyawan pada PT. Bank X di Jakarta.


Jurnal Psikologi, 53-63.
LAMPIRAN
LAMPIRAN I. GUIDE WAWANCARA

Berikut merupakan guide atau panduan wawancara yang digunakan peneliti


berdasarkan aspek komitmen organisasi menurut Meyer dan Allen (1991).

No. Aspek yang di Amati Keterangan


Apakah Anda bergabung ke dalam organisasi ini
berdasarkan keinginan anda sendiri?
Apa tujuan Anda bergabung dalam organisasi ini?
Apa yang membuat Anda tertarik mengikuti organisasi ini?
Affective Commitment Selain diri sendiri, apakah ada alasan selain Anda
memasuki organisasi ini?
(Tingkat keterikatan Apakah Anda merasa nyaman setelah bergabung dengan
secara psikologis organisasi ini?
dengan organisasi Apakah visi misi organisasi sesuai dengan diri Anda?
berdasarkan seberapa Apakah Anda merasa senang memilih organisasi ini
baik perasaan mengenai sebagai tempat untuk berkontribusi?
organisasi. Komitmen Apakah anda merasa akrab satu sama lain dengan pengurus
dalam jenis ini muncul organisasi yang lain?
1.
dan berkembang oleh Apakah Anda merasa bangga menyatakan kepada pihak
dorongan dan lain bahwa anda merupakan bagian dari organisasi?
kenyamanan, Apakah hubungan antar pengurus membuat anda merasa
keamanan, dan manfaat nyaman bertahan dalam organisasi ini ?
lain yang dirasakan Hal baik apa yang bisa anda dapatkan dalam organisasi ini
dalam suatu organisasi tetapi tidak dapat anda dapatkan di organisasi lain?
yang tidak diperolehnya Apa motivasi terbesar anda untuk berkomitmen dengan
dari tempat atau organisasi ini?
organisasi lain). Apakah peran anggota lain sangat penting bagi anda
didalam organisasi ini?
Apakah Anda ingin keluar dari organisasi sekarang ini?
Apakah Anda ingin pernah terlibat konflik secara
mendalam (menimbulkan marah besar atau dendam)
sehingga membuat Anda tidak nyaman dalam organisasi?
Apakah menjalankan semua tugas dalam organisasi
Normative Commitment merupakan suatu kewajiban bagi anda?
Jika ada kesalahan dari orang lain, bagaimana Anda
(Keterikatan anggota menyikapinya?
secara psikologis Bagaimana cara anda menyikapi tugas-tugas yang
dengan organisasi diberikan oleh organisasi ini?
karena kewajiban moral Apakah anda menganggap tugas dan kewajiban yang
untuk memelihara diberikan dalam organisasi ini penting/tidak?
hubungan dengan Apabila anda tidak melaksanakan tugas, apakah anda
organisasi. Dalam menerima konsekuensi yang diberikan?
kaitan ini sesuatu yang Bagaimana perasaan anda jika anda tidak melaksanakan
mendorong anggota tugas yang diberikan sesuai ketentuan atau aturan?
untuk tetap berada dan Apakah anda selalu menghadiri setiap pertemuan atau rapat
2.
memberikan yang diadakan?
sumbangan pada Dalam suatu acara dalam organisasi, apakah Anda pernah
keberadaan suatu tidak menjalankan tanggung jawab?
organisasi, baik materi Jika tidak ada teman dekat/geng Anda tidak berhadir dalam
maupun non materi, dalam acara/rapat/kegiatan, apakah Anda juga turut tidak
adalah kewajiban moral berhadir?
yang mana seseorang Bagaimana sikap anda dalam menjalankan peraturan yang
akan merasa tidak ada dalam organisasi yang anda ikuti?
nyaman dan bersalah Bagaimana perasaan anda jika anda/teman anda tidak
jika tidak melakukan mentaati peraturan yang ada dalam organisasi?
sesuatu.)

Apa konsekuensi yang diberikan jika ada pengurus yang


3. Continuance ingin mengundurkan diri?
Commitment Apakah anda bertahan dalam organisasi ini karena tidak
ingin mendapatkan sanksi?
(Keterikatan anggota Apa alasan anda bertahan dalam organisasi ini?
secara psikologis pada Seberapa berjasanya organisasi ini bagi kehidupan anda?
organisasi karena biaya Apakah ada tujuan yang hendak anda capai dalam
yang dia tanggung mengikuti organisasi ini?
sebagai konsekuensi Bagaimana proses anda dalam mempertahankan komitmen
keluar organisasi. jika memilih bertahan dalam organisasi ini?
Dalam kaitannya Harapan baik apa yang anda harapkan bisa anda dapatkan
dengan ini anggota didalam organisasi ini?
akan mengakulasi Apa yang menyebabkan anda ingin organisasi ini tetap
manfaat dan ada?
pengorbanan atas Bagaimana anda menyikap mengenai anggota lain yang
keterlibatan dalam atau tidak berkomitmen untuk lanjut dengan anda di organisasi
menjadi anggota suatu ini?
organisasi.)
LAMPIRAN II. GUIDE OBSERVASI

Berikut merupakan guide atau panduan observasi yang digunakan peneliti


berdasarkan aspek komitmen organisasi menurut Meyer dan Allen (1991).

No. Aspek yang di Amati Keterangan

Konsentrasi anggota dalam diskusi dan kegiatan organisasi

Memiliki hubungan yang baik dengan anggota tim


1. Affective Commitment
Bergaul (bercanda, tertawa, dsbg) dengan anggota ti,

Memiliki hubungan yang baik dengan anggota organisasi


dan pimpinan organisasi
Bertanggung jawab atas kewajiban dalam setiap diskusi
atau kegiatan organisasi
2. Normative Commitment
Datang tepat waktu pada saat rapat dan diskusi

Keaktifan anggota dakam diskusi atau kegiatan organisasi

Continuance Mengajukan pendapat terhadap suatu masalah yang ada di


3.
Commitment organisasi

Inisiatif mengajukan diri dalam melakukan sesuatu


LAMPIRAN III. TES INFORMAL

Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang terkait dengan apa yang Anda
rasakan dan Anda alami ketika sedang menjadi keanggotaan organisasi Anda
sekarang ini.
Anda diminta untuk memberikan persetujuan Anda terhadap pernyataan-
pernyataan yang disajikan dengan membubuhkan tanda silang (X) pada kolom
jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi yang Anda alami. Empat
pilihan yang akan disediakan adalah sebagai berikut:
Kolom SS, jika Anda Sangat Setuju dengan pernyataan
Kolom S, jika Anda Setuju dengan pernyataan
Kolom TS, jika Anda Tidak Setuju dengan pernyataan
Kolom STS, jika Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan

Contoh:

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Hasil kerja saya belum maksimal X

Setiap orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap pernyataan. Oleh
sebab itu, pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili keadaan atau kondisi
Anda dalam pernyataan yang tersedia. Pada kuesioner ini tidak ada jawaban yang
benar.

Selamat mengerjakan jangan ada yang terlewat


No. Pernyataan SS S TS STS

1. Selama saya bekerja di organisasi ini, saya merasa


nyaman

2. Semakin lama bekerja di organisasi ini, saya semakin


menyukai organisasi ini

3. Saya tidak memiliki pilihan lain sebagai


pertimbangan selain bekerja di organisasi ini

4. Saya merasa selalu ada kesempatan untuk


berkembang di organisasi ini

5. Saya memiliki hak untuk keluar dari organisasi ini


meskipun saya memiliki tanggungjawab terhadap
pekerjaan saya
6. Bagi saya sah-sah saja untuk meninggalkan
organisasi ini

7. Saya tetap menjadi bagian dari organisasi ini karena


saya memiliki tanggungjawab untuk menyelesaikan
tugas-tugas saya dengan baik
8. Saya akan menyesal meninggalkan organisasi ini
karena saya sudah mendapat keuntungan dari
organisasi ini
9. Selama saya bekerja di organisasi ini, saya merasa
tidak nyaman

10. Saya merasa tidak ada kesempatan untuk


berkembang di organisasi ini

11. Bagi saya, berkorban untuk mencapai tujuan


organisasi ini merupakan suatu keharusan

12. Organisasi ini memiliki rasa kekeluargaan yang


tinggi

13. Saya tetap bekerja di organisasi ini karena aturan


tidak memungkinkan saya untuk keluar
14. Semakin lama bekerja di organisasi ini, saya semakin
tidak menyukai organisasi ini

15. Saya tidak akan menyesal meninggalkan organisasi


ini meskipun saya sudah mendapat keuntungan dari
organisasi ini
16. Bagi saya, berkorban untuk mencapai tujuan
organisasi ini bukan merupakan suatu keharusan

17. Saya memiliki pilihan lain sebagai


pertimbangan selain bekerja di organisasi ini

18. Saya merasa bukan bagian dari organisasi ini


LAMPIRAN IV. VERBATIM

Hari/Tanggal : Kamis, 30 April 2020

Tempat : via call group LINE

Waktu : 16.44 WITA – 17.26 WITA

Peneliti Assalamualaikum, selamat sore


Subjek Waalaikum salam selamat sore
Peneliti Maaf sebelumnya mengganggu waktunya
SUbjek Iya tidak apa-apa
Peneliti Sebelumnya perkenalkan kami dari mahasiswa psikologi, kami disini
mendapat tugas kuliah mengenai organisasi, nah kami ingin menanyakan
tentang organisasi GMNI, apakah tidak apa-apa?
Subjek Oh, tidak apa-apa
Peneliti Baik ka, langsung kita mulai ya. Santai aja ya kak, pertanyaanny santay
aja juga.
Subjek Hehhe, iya
Peneliti Apakah kakak bergabung ke dalam organisasi ini berdasarkan keinginan
dari kakak sendiri?
Subjek Iya sih, kemarinkan waktu semester 1 waktu ngeliat ada sosialisasi
tentang GMNI sudah langsung tertarik tuh buaat ikut organisasi ini, Jadi
emang keinginan sendiri sih ikut GMNI ini
Peneliti Terus tu tujuan kakak bergabung dalam organisasi ini apa ya kak?
Subjek Eeee untuk yang pertama sih dulu waktu masih maba pasti masih cari
pengalaman, karena masih maba, jadi gak tau apa itu organisasi jadi coba
coba nih ikut organisasi GMNI apasih? Terus tum au cari temen juga
karena GMNI sendiri lingkupnya bukan hanya ada di Fakultas
kedokteran, tetapi juga ada di Fakultas MIPA, Perikanan, dan lain-lain.
Jadi waktu gabung GMNI tujuan utamanya selain nambah pengalaman
juga nambah teman
Peneliti Terus yang membuat pian tertarik mengikuti organisasi GMNI ini apa ya
kak?
Subjek Yang pertama ya seperti dijelaskan yang tujuan tadi yaitu karena anggota
dari GMNI ini kan lingkupnya bukan cuma di Fakultas Kedokteran atau
psikologi saja tapi ada juga di fakultas fakultas lain bahkan di seluruh
Indonesia cabang cabangnya juga ada. Yang kedua memang karena fokus
dari organisasi ini yaitu mempelajari tentang politik-politik yang mana
saya tertarik tertarik di dalamnya makanya itu kenapa saya masuk GMNI
karena memang fokus dari organisasi ini sesuai dengan apa yang saya
ingin cari.
Peneliti Oooh inggih tadi kan kakak masuk atas keinginan sendiri, tapi apakah
ada alasan lain sehingga kakak memasuki organisasi ini selain dari dir
sendiri?
Subjek Dulu sih waktu sosialisasi ya , jadi yang sosialisasi waktu itu kebetulan
adalah Ketua Hima periode itu Kakak Alvin Islami, mungkin karena
mungkin ingat sosok kak Alvin Islami saat itu juga jadi ada ketertarikan
tapi lebih banyak sih dari diri sendiri kenapa saya masuk ke GMNI
Peneliti Ooh inggih, Setelah masuk Organisasi GMNI ini apakah kakak merasa
nyaman?
Subjek Sebenarnya kalo dibilang nyaman sih relative kadang nyaman, kadang
enggak. Tergantung dari kondisinya. Nyamannya ya karena banyak
teman, tapi kurang nyamannya karena lingkup pertemanannya juga luas
tadi jadi ada beberapa hal yang tidak sesuai budaya, misalnya di
kedokteran begini tetapi ternyata di teknik begini, nah itu yang bikin
adatasinya awal awal agak kurang nyaman
Peneliti Apakah visi misi organisasi GMNI sesuai dengan visi misi kakak?
Subjek Kalau dari segi visi dan misi sih sudah pasti ya, karena memang ya
GMNI berjuang bersama dan untuk rakyat, dan pastinya itu sesuai dengan
harapan kita semua masyarakat Indonesia, maka dari itu visi misinya
sesuai dengan diri saya sendiri
Peneliti Berarti apakah kakak merasa senang memilih GMNI ini sebagai tempat
kakak untuk berkontribusi?
Subjek Bisa dibilang iya untuk beberapa saat, karena ya seperti saya bilang tadi
kadang nyaman kadang tidak, suatu waktu bisa saja saya sangat senang
tapi suatu wwaktu bisa juga merasa bosan
Peneliti Apakah kakak merasa akrab satu sama lain dengan pengurus organisasi
GMNI yang lain?
Subjek Karena hilir mudik keluar masuknya organisasi ini cukup cepat ya,
maksudnya kadang masuknya 10, keluarnya 9, Jadi kadang ada beberapa
pengurus yang belum akrab tiba tiba sudah hilang. Untuk pengurus yang
bertahan lama sih allhamdulillah akrab akrab saja, cuman ada beberapa
pengurus yang belum saampai sebulan sudah hilang jadi ada beberapa
juga yang tidak akrab
Peneliti Apakah kakak merasa bangga menyatakan kepada pihak lain bahwa
kakak merupakan bagian dari organisasi GMNI?
Subjek Sebenarnya liat kondisi sih ya, karena memang organisasi MGNI
organisasi eksternal, yang mana organisasi eksternal sekarang masih
dikaitkan dengan isyu isyu politik dan lain lain, jadi untuk beberapa
keadaan biasanya fine fine aja kalau misalnya dengan orang orang yang
memang juga berorganisasi tetapi kalau memang orang itu sepertinya
tidak berorganisasi kadang ya diam diam aja tidak terlalu
mengungkapkan diri kalau saya bagian dari GMNI
Peneliti Apakah hubungan antar pengurus membuat kakak merasa nyaman
bertahan dalam organisasi ini ?
Subjek Yaaa karena pengurusnya ini manusia ya jadi kadang ada beberapa sifat
kaaya pengurus jjuga yang mungkin kurang cocok dengan kita, tapi
cuman beberapa sih, sisanya aman aman aja
Peneliti Oooh bearti ada yang kurang cocok tapi tetap lebih memilih untuk
bertahan ya kak?
Subjek Ya mencoba untuk tetap professional
Peneliti Hal baik apa yang kaka dapatkan dalam organisasi ini tetapi tidak kakak
dapatkan di organisasi lain?
Subjek Oke, Jadi GMNI ini kan organisasi eksternal kampus. Yang lingkupnya
bisa saja dari Fakultas teknik, seperti yang saya katakana tadii ada
Fakultas Mipa juga, bahkan ada juga yang di luar dari Universitas
Lambung Mangkurat, kayak dari UNISKA misalnya, Nah mungkin itu
yang membedakan dari organisasi internal misalnya BEM, DPM atau
Hima. Kalau BEM kan lingkupnya Fakultas kedokteran atau
UNiverseitas Lambung Mangkurat, tapi kalau GMNI kan lingkupnya
lebih luas. Mungkin itu yang membedakan dari organisasi internal.
Peneliti Terus tu kalau motivasi terbesar kakak untuk tetap berkomitmen di dalam
organisasi GMNI ini apa ya kak?
Subjek Bisa dibilang sih saya tercebur yak e dalam organisasi ini, karena
mungkin cukup lama juga saya kan gabung dari 2016, jadi sudah
terbentuk ikatan emosional dengan beberapa anggota dengan kayak di
mana beberapa kali menjalankan proker dll. Akhirnya terbentuk ikatan
emosional tertentulah dengan beberapa anggota, jadi merasa gak enak
untuk meninggalkan organsiasi ini
Peneliti Eeee kalau menurut kakak sensidir apakah peran anggota yang lai itun
sangat penting dalam organisasi GMNI ini?
Subjek Ya namanya organisasi ya setiap anggota pasti penting perannya apapun
itu, baik ya secara structural misalnya ketua, sekretaris, bendarahar
ataupun Cuma pengurus biasa, semuanya punya peranan penting dalam
organisasi sih
Peneliti Kalau begitu apakah kak ingin keluar dari organisasi sekarang ini?
Subjek Kalau sekarang sih saya sempat kepikiran, tapi oleh karena memang ada
agak gimana tadi saya sudah sampaikan tadi di awal sebelumnya,
memang ada ikatan emosional juga ada beberapa proker saya yang belum
saya jalankan belum selesai, maka begitu mungkin masih ada tanggung
jawab sedikit lagi
Peneliti Berarti untuk sekarang belum kak lah?
Subjek Iyakadang kepikiran sih cuman karena masih mempunya beban dan
tanggung jawab kerja, jadi masih mengurungkan niat
Peneliti Terus tu apakah kakak ingin pernah terlibat konflik secara mendalam
kayak menimbulkan marah besar kayaitu sehingga kak tidak nyaman
dalam organisasi ini?
Subjek Sebenernya sih dari awal masuk sampai sekarang, belum pernah ada
terlibat dalam konflik ataupun membuat masalah besar di dalam
organisasi juga, jadi saat ini adem ayem aja sih saya berorganisasi di
GMNI ini.
Peneliti Dalam menjalankan tugan di GMNI itu, apa kamu merasa wajib atau itu
suatu kewajiban menjalankan semua tugas dari organisasi?
Subjek Kalau dikatakan wajib, ya pasti wajib. Tapi kadang memang ada
beberapa tugas yang aku sendiri keteteran, entah itu disengaja atau tidak,
ada yang aku kerjakan ada yang tidak dikerjakan.
Peneliti Biasanya tugas-tugas seperti apa yang wajib dikerjakan?
Subjek Sebenarnya semua tugas wajib dikerjakan cuman ada kadar kepentingan
masing masing, ini kadar kerjanya yang cukup besar ini program kerja
yang biasa, yang bias digantikan oleh orang lain, meskipun penanggung
jawabnya kita. Cuman kita tidak pernah tau orang ini menjalankan
tugasnya apa tidak. Untuk beberapa program kerja mungkin seperti
sebelumnya sempat saya jelaskan seperti kadarisasi tingkat dasarnya
GMNI kebetulan saya disitu sebagai ketua pelaksana, ya saya merasa
disitu sangat wajib untuk dijalankan karena saya megambil tugas besar
disana sebagai ketua pelaksanan, tapi untuk beberapa program yang lain
ya saya mengakui ada beberapa program yang saya tinggalkan karena
saya merasa tidak biasa karena ada tugas lain yang cukup penting.
Peneliti Nah kan di GMNI ini banyak orangnya, dalam menjalankan tugas ini
kalo ada yang melakukan kesalahan itu seperti apa kamu menyikapinya?
Subjek Biasanya sih kalau ada apa apa disiskusikan, di musyawarakhan ditanya
misanya si orang ini hilang beberapa bulan, coba lah di bicarakan kenapa
orang ini hilang, apa sih permasalahannya, apa kurang nyaman di kondisi
sekertariatnya, yang penting sih diomongkan, jadi tau permasalahannya
seperti apa dan diacari solusinya sama sama.
Peneliti Nah terus cara kamu menyikapi tugas tugas yang diberikan organisasi itu
seperti apa?
Subjek Intinya sih kalau biasa dikerjakan, pasti akan di kerjakan. Tapi ya itu tadi
karena ini organisasi eksternal tindakannya itu lebih banyak pada ikatan
emosional sesama anggota, jadi terkadang beberapa emang program kerja
tidak bisa terlakasanakan, meskipun saya sendiri tidak enak untuk
meninggalkan program kerja tersebut.
Peneliti Kamu mengagap tugas tugas dari organisasi ini penting gak, setiap tugas
tugas yang diberikan?
Subjek Kadang merasa itu pengting, kadang merasa itu tidak penting karena yang
namanya organisasi yang dikendalikan oleh manusia daitur oleh manusia
merasa tidak sesuai dengan keinginan kita, ya apasih ini, merasa ini gak
penting kayanya, itu yang biasanya membuat meninggalkan kegiatan.
Peneliti Contohnya seperti apa?
Subjek Ada beberapa kegiatan biasanya pertemuan membahas, saya lupa tapi
intinya membahas keorgansasian yang juga pada saat yang sama saya ada
kegiatan yang lain, saya merasa itu bias lah di backup teman teman yang
lain, saya biasanya tidak terlalu bergurau banget jadi ya saya tinggalakan
saja yang di GMNI.
Peneliti Terus kamu pernah gak tidak menjalankan tugas dengan baik, atau tidak
menjalankan tugas dengan baik apakah ada konsekuensinya?
Subjek Sampai saat ini sih tidak ada konsekuensi apa apa untuk yang
meinggalkan tugas, konsekuensi secara sanksi yah seperti denda sampai
saat ini tidak ada ya mungkin teguran, di obrolkan apa yang jadi masalah,
kenapa tidak dijalankan kemaren, kenapa ngilang ngilang. Itu aja.
Peneliti Jadi tidak ada sanksi yang berat kalo tidak mengerjakan tugas dalam
organisasi.
Subjek Sejauh ini tidak ada, yang untuk di bnajarbaru kalu bias dibicarakan ya
dibicarakan dengan baik baik. Misalnya program kerja teman kita yang
mengang ternyata dia ngilang otomatis teman yang lain yang mem
backup, kekeluargaan didalam organisasi ini cukup tinggi.
Peneliti Apa perasaan kamu jika tidak melakukan tugas dengan baik?
Subjek Yang pasti merasa bersalah yang pertama, kaerna kita diberikan tanggung
jawab. Tapi coba dijelaskan, oh kemaren aku tidak biasa ngerjaiin ini ,
ada alasannya juga.
Peneliti Kan tidak melaksanakan tugas itu, adakah dari diri kamu sendiri untuk
membantu karena kamu tidak melaksanakan tugas?
Subjek Tergantung sih kadang ada beberapa kegiatan yang gak bantu sama
sekali, karena ada kegiatan lain yang tabrakan, ada kegiatan perkuliahan
ah misalnya, yak an gak bias meninggalkan kegiatan perkuliahan. Tapi
kalo tidak bias di bantu ya tidak bias, tapi kalo bias dibantu ya dibantu.
Peneliti Dalam setiap kegiatan itu kana da rapat, kamu selalu mengahdiri rapat
gak?
Subjek Kalau di kamuplasikan dari tahun 2016 sampai sekarang sih mungkin
cukup sering meinggalkan rapat. Kalo aku dalam kegiatan itu tidak
memegang jabatan yang tinggi, bukan ketua pelaksana, bukan bendahara,
anggota biasa aja aku gak ikut. Kalo jabatan yang penting sebaggai ketua
pelaksana di usahakan ikut.
Peneliti Biasanya apa alas an kamu tidak ikut rapat ?
Subjek Biasanya yang paling sering sih ada kegiatan rapat lain, ada kuliah, janji
sama teman yang lebih dulu janjinya.
Peneliti kan baisanya ada acara dalam organisasi, nah kamu pernah gak tidak
menjalankan tanggung jawab kamu, mungkin sebagai ketua pelaksana,
atau anggota biasa yang di tunjuk melakukan sebagai tanggung jawab
lama acara?
Subjek Pernah, ya seperti sebelumnya seperti ada tugas lain, tugas kuliah,
kegiatan kuliah diasaat hari yang sama saat kegiatan, mau tidak mau
meninggalkan tugas tugas di organisasi.
Peneliti Kalau ada teman dekat atau teman akrab dalam satu organisasi yang tidak
ikut rapat, apakah kamu tidak ikut rapat juga?
Subjek Engga sih, kalau aku memang bias hadir rapat aku rapat tidak ikut ikutan
teman, karena disekertariat ya isinya juga teman jadi buat apa cari teman
yang hadir, kalo biasa hadir ya hadir kalo engga yang enggak hadir.
Peneliti Seperti apa sikap kamu dalam mejalankan peraturan peraturan di
organisasi itu?
Subjek Senormalnya aja sih, kalau peraturannya baik baik aja , ya ikuti aja
peraturan organisasinya, kalau peraturan dalam organisasinya masuk akal
ya ikuti aja.
Peneliti Perasaan kamu saat teman atau kamu yang tidak menaati peraturan
dalam organisasi itu seperti apa?
Subjek Biasanya sih kesal, apalahi ketika kegiatan kadarisasi tingat dasar yang
mana aku ketua pelaksanaanya kemaren terus di waktu yang sama ada
panitia anggota GMNI yang tidak menjalankan tugasnya, ya pasti kesal,
disaat yang sama coba di bicarakan dihubungi orangnya , kenapa sih jadi
hilang hilang, kenapa susah dihubungi, biasanya sih ada saja jawabannya,
kalau masih masuk diakal ya sudah diterima, tapi kalau tidak masuk di
akal Tanya taya terus kedia maulah bantu kita
Peneliti Konsekuensi yang diberikan untuk pengurus yang mengundurkan diri
dalam organisasi GMNI?
Subjek Gak ada pernah konsekuensi, konsekuensi dalam artian sanksi dan denda
sih engga ada , tapi biasanya ketia pengurus atau anggota engundurkan
diri paling diminta surat pengunduran dirinya yang bertanda tangan dan
tulis matrai, itu aja sih
Peneliti Berati secara resmi kah?
Subjek Iya ada surat resmi yang bertanda tangan matrai dari dirinya bahwa
mengundurkan diri.
Peneliti Apa kamu bertahan dalam organisasi ini karena tidak ingin mendapat
sanksi?
Subjek Seperti yang dijelaskan sebelumnya organisasi ini tidak meberikan sanksi
ketika kita mengundurkan diri, jadi kalo alasan nya kerena tidak ingin
mendapat sanksi jawabannya tidak, sisini Karen ada alasannnya sendiri
bertahan karena ada ikatan emosional kalau dalam bahasa kita tidak enak
lah.
Peneliti Organisasi ini seberapa bejasa laman kehidupan kamu?
Subjek Mungkin organisasi ini sangat berjasa dalam kehidupan perkuliahan saya
yah karena saya masuk organisasi ini ketika semester satu tahun 2016,
bemum mengenal tentang dunia kampus terus masuk ke organisasi ini
yang didalamnya ada orang orang didalamnya dari angkatan 2015 2014
2013 2012 waktu itu, yang masa banyak senior senior juga yang banyak
mengajarkan bagaimana kehidupan kamus, bagaimana sih kehidupan
organisasi. Mafaatnya lagi kita bias punya banyak teman dari kampus
kamus lain, universitas universitas lain, juga karna GMNI ini lingkupnya
bukan Cuma di banjarbaru Kalimantan selatan tapi juga di Indonesia jadi
ketika kita berkunjung di tempt lain membawa embel embel organisasi
GMNI kita biasnya tinggal menghubungi akun akun GMNI kota tujuan
yang ingin didatangi. Kalau kata kita sih relasi.
Peneliti Adakah tujusn yang inin kau capai dalam organisasi GMNI?
Subjek Untuk sampai saat ini sih tujuan jangka pendeknya menyelesaikan
kepengurusan sampai februari tahun 2021. Sisanya sih untuk lulus kuliah
bantu bantu adek adek yang nantinya menjalankan organisasi ini.
Peneliti Bagaimana proses kakak dalam mempertahankan komitmen jika memilih
bertahan dalam organisasi GMNI ini?
Subjek Ya biasanya sih sampai saat ini ya dari awal GMNI biasanya mencoba
untuk mencari alas an yang rasional kenapa sih bertahan d sini misalnya
karena memang masih ada tanggung jawab, karena masih ada ikatan
emosional juga. Itulah kenapa kira kira masih bertahan di GMNI, Karena
juga ini juga sih alas an yang cukup sering menghambat keluar dari
GMNI karena memang GMNI snediri banyak pembelajaran pembelajaran
yang didapat, misalnya kayak sudut pandang lain terkait suatu masalah,
misalnya kayak ummnya sih masalah politik di Indonesia, karena
biasanya di GMNI ini seringnya diskusi juga jadi sering dapat masukan
dari yang lain. Pandangan pandangan yang lain yang mana itu juga
berpengaruh terhadap kehidupan saya sendiri.
Peneliti Oooh inggih, terus tu harapan baik apa yang kakak harapkan bisa kakak
dapatkan dalam organisasi GMNI ini?
Subjek Kalau buat diri aku sendiri sih pastinya semoga dengan ikut serta dalam
pengurusan GMNI Kota Banjarbaru dapat berkembang baik itu pemikiran
maupun sifat aku terhadap diri aku sendiri maupun masyarakat luas
Indonesia. Yang kedua juga menambah relasi sih, menambah sudut
pandang ita tentang bagaimana memandang suatu permasalaham,
memandang suatu polemic misalnya, ya jadi sarana pembelajaranlah gitu
Peneliti Terus tu apa yang menyebabkan kakak ingin organisasi GMNI ini tetap
ada?
Subjek Selama memang tujuan GMNI ini murni untuk kepentingan rakyat, saya
harapkan agar organisasi ini akan tetap ada dan terus bertahan. Harus ada
kader kader lain yang melanjutkan perjuangan, baik itu dari segi
pemikiran maupun dari tindakan langsung terhadap masyarakat, agar
tujuan murni dari ideology GMNI atau Mahetisme itu sendiri dapat
terwujud di Indonesia
Peneliti Bagaimana cara kakak menyikapi mengenai anggota lain yang tidak
berkomitmen di GMNI ini kayak tadi kana da yang ngilang ngilang kaitu
nah?
Subjek Ini mungkin sering banget ya terjadi atau mungkin maksudnya banyak
yang masuk anggota GMNI tiba yang keluar juga banyak, yang masuk 40
yang keluar ya 39 yang bertahan Cuma 1. Nah untuk menyikapinya sih
caranya biasanya secara personal dulu, karena aku juga bertindak sebagai
Wakil Ketua Bidang Kaderisasi biasanya maka diusahakan dengan
tindakan menghubungi atau bertemu langsung dengan yang
bersangkutan. Habistu ditanya apa sih yang menjadi permasalahan naah
kenapa kamu sering hilang hilangan atau tidak menjalankan job di
organisasi naah dari situ kan nanti ketemu permasalahannya, nanti kita
cari solusinya, contoh misalnya saya gak betah kak di secretariat
misalnya banyak yang ngerokok, nah dari permaslahan itu tadi nanti
ididskusikan dengan anggota yang lain khususnya anggota cabang.
Jadinya ooh ini nih permasakahannya, kenapa jadi anggota tidak suka ke
secretariat, tidak suka untuk kumpul saat rapat, akhirnya kan dicarikan
solusinya seperti dibuatlah ruang untuk merokok misalnya lo, jadi
ruangan ini harus bebas asap rokok dan lain lain. Naah gitu sih biasanya
dicari tahu dulu kenapa anggota tersebut hilang, atau kenapasih anggota
tersebut mau mengundurkan diri, biar jadi pembelajaran kita juga
kalaunya memang ia tidak bisa dipertahankan ya gak papa, tapi kita
usahakan dulu, kalaupun tadi ia tetap tidak bisakan paling tidak kita tau
permasalahannya GMNI Kota Banjarbaru tu di sini, kita kekurangan di
sini, nanti diperbaiki biar yang lain tidak meninggalkan organisasi ini.
Peneliti Oooh inggih. Mungkin pertanyaannya itu tadi sudah cukup kak, terima
kasih banyak atas waktunya Wassalamualaikum WR.WB
Subjek Iya sama-sama Waalaikumsalam WR.WB

Anda mungkin juga menyukai