Disusun Oleh:
Kelompok 10
Alih Jenis 1A 2016
Fuad Zulkarnain Rozaq S 101611123019
Hanifah Agda Nursitasari 101611123039
Armina Analinta 101611123059
Made Ariani 101611123079
Fariska Firdaus 101611123099
Dewi Masitoh 101611123119
COVER.............................................................................................................. i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 2
1.3 Tujuan.................................................................................................. 2
1.4 Manfaat................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengembangan Atmosfer Psikologi
2.1.1. Pengertian Pengembangan Atmosfer Psikologi ....................... 3
2.1.2. Manfaat Pengembangan Atmosfer Psikologi ........................... 4
2.1.3. Cara Mengembangkan Atmosfer Psikologi Pada Organisasi... 5
2.2 Organizational Citizenship Behavior (OCB)
2.2.1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) ........ 8
2.2.2. Dimensi - dimensi Organizational Citizenship Behavior (OCB)
............................................................................................................. 9
2.2.3. Motif – motif yang Mendasari OCB......................................... 11
2.2.4. Manfaat OCB dalam Perusahaan ............................................. 16
2.2.5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Organizational Citizenship
Behavior (OCB).................................................................................... 19
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Bagaimana Mengembangkan Atmosfer Psikologi Dalam Organisasi?
3.1.1. Pegawai Atau Pekerja Berkomitmen Yang Kuat...................... 23
3.1.2. Menumbuhkan Kepuasan Kerja................................................ 24
3.1.3. Meningkatkan Motivasi Kerja................................................... 24
3.1.4. Memaknai Pekerjaan................................................................. 24
3.1.5. Meningkatkan Jiwa Kepemimpinan.......................................... 25
3.1.6. Menciptakan Lingkungan Kerja Yang Harmonis..................... 25
3.1.7. Pemberian Insentif..................................................................... 25
3.2 Apa Yang Dimaksud Dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB)
..................................................................................................................... 25
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
3.3 Hubungan Antara Pengembangan Atmosfer Psikologi Dengan
Organizational Citizenship Behavior (OCB) Dalam Kinerja Organisasi. . 27
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................................... 29
4.2 Saran..................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 31
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankanlah kelompok
makalah ini.
sempurna, untuk itu penulis membuka diri untuk menerima saran dan masukan
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
individu tersebut nantinya akan berpengaruh pada kinerja sebuah tim atau
kelompok dan akhirnya berpengaruh pada kinerja organisasi.
Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah satu diantara
beberapa perilaku yang diharapkan dimiliki oleh karyawan. OCB
(Organizational Citizenship behavior) merupakan perilaku individu terhadap
organisasi atau orang lain yang dilakukan secara sukarela. Karyawan yang
memiliki OCB akan dapat mengendalikan perilakunya sendiri sehingga dapat
memilih perilaku yang terbaik untuk kepentingan organisasinya.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengembangan Atmosfer Psikologi dalam Organisasi.
2. Mengetahui tentang Organizational Citizenship Behavior (OCB).
3. Mengetahui hubungan antara Atmosfer Psikologi dan Organizational
Citizenship Behavior (OCB) dalam kinerja organisasi.
1.3 Manfaat
1 Mengerti dan memahami pengembangan Atmosfer Psikologi dalam
Organisasi.
2 Mengerti dan memahami tentang Organizational Citizenship Behavior
(OCB).
3 Mengerti dan memahami hubungan antara Atmosfer Psikologi dan
Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam kinerja organisasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
membutuhkan bantuan.
Dimensi 2 : Conscientiousness adalah perilaku yang melebihi
prasyarat minimum seperti kehadiran, kepatuhan terhadap aturan,
dan sebagainya
Tiba lebih awal, sehingga siap bekerja pada saat jadwal kerja
dimulai. Tepat waktu setiap hari tidak peduli pada musim
ataupun lalu lintas, dan sebagainya.
Berbicara seperlunya dalam percakapan di telepon.
Tidak menghabiskan waktu untuk pembicaraan di luar
pekerjaan. Datang segera jika dibutuhkan
Tidak mengambil kelebihan waktu meskipun memiliki ekstra 6
hari
Dimensi 3 : Sportmanship adalah kemauan untuk bertoleransi tanpa
mengeluh, menahan diri dari aktivitas-aktivitas mengeluh dan
mengumpat
Tidak menemukan kesalahan dalam organisasi.
Tidak mengeluh tentang segala sesuatu.
Tidak membesar-besarkan permasalahan di luar proporsinya.
Dimensi 4 : Keterlibatan dalam fungsi-fungsi organisasi
Memberikan perhatian terhadap fungsi-fungsi yang membantu
image organisasi.
Memberikan perhatian terhadap pertemuan-pertemuan yang
dianggap penting.
Membantu mengatur kebersamaan secara departemental.
Dimensi 5: Menyimpan informasi tentang kejadian-kejadian
maupun perubahan- perubahan dalam organisasi.
Mengikuti perubahan-perubahan dan perkembangan-
perkembangan dalam organisasi.
Membaca dan mengikuti pengumuman- pengumuman
organisasi. Membuat pertimbangan dalam menilai apa yang
terbaik untuk organisasi.
2.2.3 Motif-motif yang mendasari OCB
12
. OCB
terhadap unit kerja, membantu unit tersebut untuk bekerja lebih efisien
(Organ, 1988). Jika tidak seorangpun menunjukkan "hal-hal kecil ini" dan
efisiensi akan menurun demikian juga kemungkinan kesuksesan tugas.
Hasil OCB juga terletak pada usaha pribadi seseorang secara umum
menolong karyawan lain mempercepat performance tugas, berkomunikasi
membawa apresiasi langsung dan partisipasi dalam rapat secara langsung
mendukung strategi yang lebih baik. Dengan mewujudkan OCB juga
mungkin meningkatkan derajat kepuasan instrinsik. Terdapat beberapa
variasi tingkatan OCB dipandang sebagai definisi yang jelas. Beberapa
OCB menolong karyawan lain, bersungguh-sungguh atau loyal, dan
memberikan ide-ide yang akan menjadi sangat jelas ketika perilaku-
perilaku tersebut dibutuhkan. Perilaku-perilaku yang lain seperti
komunikasi dengan orang-orang di departemen yang lain atau
menggunakan kesabaran, mungkin sedikit kurang jelas. Namun
masyarakat yang berorientasi pada prestasi akan menunjukkan OCB
seolah-olah hal ini dibutuhkan untuk kesuksesan tugas. Masyarakat yang
berorientasi pada prestasi termotivasi untuk memperbaiki performance di
masa yang akan datang dan berusaha keras untuk sukses. Karyawan
mengharapkan perlakuan yang adil dan penuh perhatian dari manajer
maupun orang lain. Ketika feedback tidak memberikan yang diharapkan,
tidak akurat atau tidak adil, ada kemungkinan masyarakat yang
berorientasi pada prestasi kehilangan ketertarikan untuk menampilkan
OCB.
Paradigma ini mendukung kepuasan kerja atau keadilan sebagai
antesedens OCB (Bateman dan Organ, 1983; Moorman, 1991; Moorman
and Organ, 1993; Organ, 1977; Smith dkk, 1983). Masyarakat yang
berorientasi pada prestasi bertekad untuk menggantikan atau mengerjakan
hal-hal yang membuahkan prestasi terhadap tugas. Selama orang yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi menerima perlakuan atau reward
yang adil dari manajemen, OCB akan terus nampak. Penelitian baru-baru
ini berusaha mencermati peran dukungan organisasi sebagai hal yang
mendahului OCB secara jelas menggaris bawahi alasan ini (Moorman,
15
Blakely dan Niehoff; Setton, Bennet dan Lidden, 1996; Shore dan
Wayne,1993; Wayne, Shore dan Liden, 1997). Karena OCB dipandang
sebagai hal yang kritis untuk kesuksesan tugas, dalam beberapa penelitian
ditemukan korelasi yang tinggi antara job performance dan OCB
(MacKeenzie, Podsakoff dan Fetter, 1991; Werner, 1994).
Dari sisi yang lain, masyarakat yang berorientasi pada prestasi akan
dipandang sebagai "orang yang bertindak". Masyarakat yang berorientasi
pada prestasi mungkin memiliki pandangan yang holistik tentang tugas
beserta komponennya sehingga betul- betul sadar tentang apa yang butuh
dikerjakan.
Paradigma 2 : OCB dan Motif Afiliasi
Van Dyne, dkk (1995) menggunakan istilah afiliatif sebagai kategori
perilaku extra-role yang melibatkan OCB dan perilaku prososial
organisasi untuk membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain
atau organisasi. Masyarakat yang berorientasi pada afiliasi menunjukkan
OCB karena mereka menempatkan nilai orang lain dan hubungan
kerjasama. Istilah sederhananya adalah karyawan yang "berorientasi pada
orang", berusaha melayani orang lain. Motif afiliasi dipandang sebagai
suatu komitmen terhadap pemberian pelayanan pada orang lain.
Masyarakat yang berorientasi pada afiliasi membantu orang lain
karena mereka membutuhkan bantuan, atau menyampaikan suatu
informasi karena hal tersebut menguntungkan penerima. Masyarakat ini
akan bersungguh-sungguh karena seseorang (atasan ataupun pelanggan)
membutuhkan mereka. Hasil performance mereka tidak sebanyak
perhatian tentang keuntungan yang diterima oleh orang lain. Mereka
menempatkan prioritas pada OCB, meskipun kadang-kadang merugikan
dirinya.
Paradigma ini mengakomodasikan literatur yang menunjukkan
hubungan antara komitmen organisasi dan OCB (O'reilly dan Chatman,
1986; William dan Anderson, 1991). Masyarakat yang berorientasi pada
afiliasi akan menunjukkan komitmen terhadap orang lain dalam organisasi
rekan kerja, manajer atau supervisor. Perilaku menolong, berkomunikasi,
16
23
24
individu yang dalam melebihi tuntutan peran di tempat kerja dan di-reward
oleh perolehan kinerja tugas. OCB ini melibatkan beberapa perilaku
meliputi perilaku menolong orang lain, menjadi volunteer untuk tugas-
tugas ekstra, patuh terhadap aturan-aturan dan prosedur- prosedur di
tempat kerja. Perilaku-perilaku ini menggambarkan "nilai tambah
karyawan" Ian merupakan salah satu bentuk perilaku prososial, yaitu
perilaku sosial yang positif, konstruktif dan bermakna membantu (Aldag &
Resckhe. 1997 : 1).
Menurut Organ (dalam Organ, Podsakoff, dan MacKenzie, 2006),
Organizational Citizenship Behavior OCB adalah perilaku individu yang
bebas, bebas dalam arti bahwa perilaku tersebut bukan merupakan
persyaratan yang harus dilaksanakan dalam peran tertentu atau deskripsi
kerja tertentu, atau perilaku yang merupakan pilihan pribadi ( Podsakoff,
dalam Organ, Podsakoff, dan MacKenzie, 2006).
Van Dyne, dkk (1995) yang mengusulkan konstruksi dari ekstra-
role behavior (ERB) yaitu perilaku yang menguntungkan organisasi dan
atau cenderung nenguntungkan organisasi, secara sukarela dan melebihi
apa yang menjadi tuntutan peran (p.218). Organ (1997) menyatakan
bahwa definisi ini tidak didukung penjelasan yang cukup, "peran
pekerjaan" bagi seseorang adalah tergantung dari harapan dan comunikasi
dengan pengirim peran tersebut. Definisi teori peran ini menempatkan
OCB atau ERB dalam realisme fenomenologi, tidak dapat diobservasi dan
sangat subyektif. Definisi ini juga menganggap bahvva intensi aktor
adalah "untuk menguntungkan organisasi".
Borman dan Motowidlo (1993) mengkonstruksi contextual behavior
tidak hanya mendukung inti dari perilaku itu sendiri melainkan
mendukung semakin besarnya lingkungan organisasi, sosial dan Psikologi
sehingga inti teknisnya berfungsi. Definisi ini tidak dibayangi istilah
sukarela, reward atau niat sang aktor melainkan perilaku seharusnya
mendukung lingkungan organisasi, sosial dan Psikologi lebih dari sekedar
inti teknis.
Robbins dan Judge (2009) mengemukakan bahwa OCB merupakan
27
perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja formal
seorang karyawan, namun mendukung berfungsinya organisasi tersebut
secara efektif . Sedangkan Richard (2003) juga menyatakan bahwa
Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku kerja yang
melebihi persyaratan kerja dan turut berperan dalam kesuksesan
organisasi. Perilaku OCB ditampilkan dengan membantu rekan sekerja dan
pelanggan, melakukan kerja ekstra jika dibutuhkan, dan membantu
memecahkan masalah dalam memperbaiki produk dan prosedur.
OCB melibatkan beberapa perilaku, meliputi perilaku menolong
orang lain, menjadi sukarelawan untuk tugas-tugas di luar kewajibannya,
mematuhi aturan-aturan dan prosedur-prosedur di tempat kerja. Perilaku-
perilaku ini menggambarkan “nilai tambah karyawan” dan merupakan
salah satu bentuk perilaku prososial, yaitu perilaku sosial yang positif,
konstruktif dan bermakna membantu (Aldag & Resckhe, 1997)
Beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Organizational
Citizen Behavior (OCB) merupakan perilaku yang ditampilkan oleh
karyawan yang tidak hanya melakukan kewajiban dan tanggung jawabnya
namun karyawan juga melakukan peran secara suka rela lebih daripada apa
yang menjadi tanggung jawabnya tanpa adanya reward dari organisasi dan
untuk kepentingan organisasi dalam mencapai tujuannya.
3.3. Hubungan Antara Pengembangan Atmosphere Psikologi Dengan
Organizational Citizen Behavior (OCB) Dalam Kinerja Organisasi
Dalam dunia kerja , pengembangan atmosphere Psikologi diperlukan
untuk meningkatkan kepuasan kerja dimana bila lingkungan kerja dan
suasana iklim kerja yang baik dapat membuat para pekerja menjadi lebih
aktif dan berkontribusi memberikan ide-ide yang kreatif dan inovatif yang
berguna untuk peningkatan kualitas organisasi tersebut Contohnya ,
salah satu rumah sakit swasta pada saat akan merekrut karyawan baru .
Sebelum diterima bekerja ,tentunya akan dilakukan wawancara tatap muka
untuk mengetahui apa yang membuat calon karyawan tersebut mendaftar
sebagai karyawan di rumah sakit tersebut . Kemudian setelah diterima
bekerja , tahap selanjutnya akan dilakukan penilaian kerja bagaimana
28
4.1. Kesimpulan
Atmosfer psikologi seorang pekerja dalam organisasi dipengaruhi
oleh iklim organisasi dalam bentuk sikap, perilaku, kebijakan dan kinerja
anggota organisasi didalam organisasi tersebut. Jika iklim di suatu
organisasi baik maka dapat menghasilkan kualitas kinerja SDM, tetapi
apabila kondisi menjadi sebaliknya maka dapat menurunkan kinerja SDM
tersebut. Pengembangan atmosfer psikologi pada organisasi dapat
dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:
1. Pegawai atau pekerja berkomitmen yang kuat
2. Menumbuhkan kepuasan pekerja
3. Meningkatkan motivasi kerja
4. Memaknai pekerjaan
5. Meningkatkan jiwa kepemimpinan
6. Menciptakan lingkungan kerja yang harmonis
7. Pemberian insentif
Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku yang
ditampilkan oleh karyawan yang tidak hanya melakukan kewajiban dan
tanggung jawabnya namun berperan suka rela lebih daripada apa yang
menjadi tanggung jawabnya tanpa ada reward dari organisasi dan untuk
kepentingan organisasi dalam mencapai tujuannya. Iklim organisasi
merupakan faktor internal yang mempengaruhi OCB, iklim organisasi
diartikan sebagai pendapat karyawan terhadap keseluruhan lingkungan
sosial dalam organisasinya yang dianggap mampu memberikan suasana
mendukung bagi karyawan dalam melakukan karyawanannya.
4.2. Saran
1. Hendaknya diciptakan lingkungan kerja yang nyaman di dalam suatu
organisasi karena dengan kenyamanan tersebut akan meningkatkan
29
30
Asas –asas manajemen oleh Prof. Dr.Winardi, S.E penerbit CV. Mandor Maju
Hardaningtyas, Dwi. 2004. Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosi dan Sikap pada
Budaya Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Pegawai PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III. Thesis. Magister
Program Studi Pengembangan Sumber Daya Manusia. Universitas
Airlangga. Surabaya.
www.damandiri.or.id/file/dwihardaningtyasadunair.pdf.
Mathis, R. L., dan J.H. Jackson. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. buku 1
dan buku 2, Terjemahan. Salemba Empat. Jakarta.
31
32
Wirawan. 2008. Budaya dan Iklim Organisasi: Teori Aplikasi dan Penelitian.
Jakarta: Salemba Empat
Van Dyne, L., Graham, J. W., & Dienesch, R. M. (1994). Organizational
Citizenship Behavior: Construct Redefinition, Measurement, and
Validation. Academy of Management Journal, 37, 765-802.