Anda di halaman 1dari 28

Kesehatan Ibu &

Bayi Baru Lahir saat


krisis & post krisis
Hasil belajar:
Pada akhir sesi, anda harus dapat:
1. Mengidentifikasi isu kunci dari layanan Kesehatan Ibu dan
Bayi Baru Lahir yang dibutuhkan dalam situasi krisis
Advokasi untuk layanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
dalam situasi krisis
Mencegah Tiga terlambat (3 T)
Memastikan PONED dan PONEK
2. Identifikasi strategi untuk membangun sistem rujukan
(transportasi, komunikasi, dukungan untuk RS rujukan)
3. Merencanakan program layanan Kesehatan Ibu dan Anak
Komprehensif
Antenatal (ANC) dan Postnatal Care (PNC)
Dukun bayi -- KMD
Monitoring dan Evaluasi
Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
pada situasi krisis
Kesehatan Ibu & Bayi Baru Lahir
Promosi ibu dan bayi yang sehat berkelanjutan melalui:

Perawatan selama
kehamilan (ANC)
Ingat: ANC bukan bagian dari
PPAM

Perawatan selama persalinan


termasuk kegawatdaruratan
kebidanan

PPAM
Perawatan pasca
persalinan (PNC)
(bukan bagian dari
PPAM)
Mengapa mencegah kematian & kesakitan
Kesehatan Ibu & Bayi Baru Lahir merupakan
prioritas?
- Di pengungsian, 4% dari populasi akan menjadi hamil dalam
suatu periode waktu

- Kematian Ibu adalah risiko sepanjang hidup:


- Sub-Saharan Africa: 1 dari 22
- Negara maju: 1 dari 7300
- Indonesia: AKI: SDKI 2007: 228/100.000 KH (Target MDGs:
102/100.000KH)

- Indonesia: 20 % dari perempuan akan mengalami komplikasi yg


mengancam nyawa dan 15% bayi baru lahir akan mengalami
komplikasi

- Indonesia: 5-7%% dari semua kehamilan akan membutuhkan SC


(opoerasi sesar)
- SDKI 2007: AKB 34/1000 KH

Maternal Mortality in 2005 – Estimates developed by WHO, UNICEF, UNFPA and the
Penyebab kematian ibu seluruh dunia

Mayoritas dari kematian ibu terjadi selama dan


setelah persalinan
WHO. Mother Baby Package: Implementing safe motherhood in countries. WHO/FHE/MSM/94.11
Penyebab Kematian Ibu di Indonesia

Sumber : Riskesdas 2007


Statistik Kematian Bayi Baru lahir

9 dari 33 bayi dari 1000 kelahiran hidup, meninggal


dalam periode perinatal :
Asfiksia
BBLR
Prematur, trauma lahir
hipotermia
infeksi (sepsis, tetanus, sifilis)
Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia
13%

27%

10%
Asfiksia
BBLR
Tetanus
6% Infeksi
Masalah hematologi
Masalah pemberian ASI
5%
Lain-lain

10%
29%
Tidak bisa memprediksi atau mencegah
komplikasi…..tapi dpt mencegah kematian
dg mengurangi keterlambatan :
1. Terlambat membuat keputusan untuk mencari pertolongan
2. Terlambat mencapai fasilitas kesehatan “3 terlambat”
3. Terlambat mendapatkan pelayanan yang
sesuai

Apa penyebab keterlambatan ?


- Akses yg terbatas ke klinik
- Pembuatan keputusan tidak di tangan perempuan
- Kurangnya tenaga kesehatan
Berapa lama prosesnya?
Perkiraan interval rata-rata dari terjadinya kematian dari
komplikasi utama jika tidak mendapat pertolongan

Komplikasi Jam Hari


Perdarahan
Postpartum 2
Antepartum 12
Robekan uterus
1
Eklampsia
2
Persalinan macet
3
Infeksi
6

Source: Maine et al, 1991


3 terlambat: Apa yg hrs dilakukan?
1) Terlambat dalam mengambil keputusan untuk mencari
pertolongan : informasi perempuan, laki-laki tentang komplikasi
yang membutuhkan pengobatan darurat.
Bukan bagian dari PPAM

2) Terlambat dalam mencapai fasilitas kesehatan


- Membangun sistem rujukan 24/7 untuk menangani kegawatdarurat
obstetrik dan neonatal
- Sistem komunikasi(radio, HP, rekam medis)
- Transportasi (tandu, kendaraan, keamanan, transport saat malam
hari)

3) Terlambat dalam memberikan pelayanan yg sesuai di fasilitas


kesehatan:
- Lengkapi Puskesmas PONED dan Rumah Sakit PONEK
- Latih tenaga kesehatan dalam prosedur gawatdaruratan kebidanan
Kit
6, 8, 9, 10,11,12
Mekanisme rujukan dalam situasi bencana: tantangan & solusi

Tantangan:
Bagaimana kalau layanan rujukan 24jam/7 hari tidak
memungkinkan karena faktor keamanan di daerah tsb?
Solusi:
- Pastikan bahwa staff yang qualified dan alat yang memadai
tersedia setiap saat untuk menstabilkan pasien dg
kegawatdaruratan kebidanan dasar
- Membangun sistem komunikasi (radio) untuk berkomunikasi
dengan personel yang lebih qualified untuk mendapatkan
dukungan dan bimbingan medis
Sistem rujukan dalam kondisi darurat
Dalam kondisi darurat, sistem rujukan yang normal
tidak dapat berjalan karena faktor sbb:
a. Keamanan
b. Transportasi
c. Tenaga kesehatan terbatas

 Program desa siaga Kemenkes


PONED (Pelayanan Obstetrik Neonatal
Emergensi Dasar)
Di Puskesmas PONED (1 per 30,000 penduduk)
1 kabupaten minimal ada 4 puskesmas PONED:
4 arah rujukan
Kit 6

Dilakukan oleh TIM PONED (dokter , bidan & perawat)


1. Memberikan antibiotik parenteral
2. Memberikan obat uterotonika (oxytocin)
3. Memberikan anti kejang parentral untuk pre-eklampsia and eklampsia
(magnesium sulfate – MgSO4)

4. Melakukan plasenta manual Kit 8


5. Pengeluaran sisa jaringan konsepsi
(AVM – Aspirasi Vakum Manual, dilatasi & kuretase)
6. Melakukan pertolongan persalinam pervaginam: dengan vakum & forceps
7. Resusitasi bayi baru lahir dasar

Kit 9 Kit 10
RS PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal
Komprehensif)
Di RS dengan kamar operasi
(1 per 150,000 – 200,000 penduduk)
Dalam 1 kabupaten minimal 1 RS PONEK yang sudah
dilatih (dr SPOG, Sp A, Bidan dan Perawat)
Kit 11

Diberikan oleh tim dokter, anestesi, bidan dan perawat


PONED (tahap 1-7), ditambah:

Kit 12

8. Melakukan operasi sesar, laparatomi untuk kehamilan ektopik,


anestesi
9. Melakukan transfusi darah yang aman
Rangkuman: Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir dalam
Situasi krisis

Membangun sistem rujukan


Menyiapkan Rumah Sakit Rujukan (PONEK)
Bidan Kit (Fasilitas Kesehatan, PONED)
Kit persalinan bersih (persalinan di rumah jika akses ke
fasilitas kesehatan tidak memungkinkan)
Perencanaan untuk ANC dan PNC yang terintegrasi ke
pelayanan kesehatan primer secepat mungkin
Kesehatan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru
Lahir dalam situasi post krisis/stabil
Postnatal Care (PNC)

Sampai 50% kematian maternal terjadi setelah persalinan


Sampai 50% kematian bayi baru lahir terjadi dlm 24 jam
pertama

Kunjungan post partum dalam 24-48 jam


Ibu
Kondisi umum, sepsis
Payudara
Lokia, kondisi perineum
Diskusi soal gizi, higiene, menyusui
Beri tablet besi, as folat, yodium bila sesuai, vitamin A
KB
Postnatal Care (PNC)

Bayi
Kondisi umum, pastikan tetap hangat
Inisiasi Menyusu Dini
Menyusui sesuai permintaan bayi
Berat badan bayi
Perawatan tali pusat
Diskusi perawatan bayi: imunisasi, pemantauan pertumbuhan
Anjuran ASI Eksklusif selama 6 bulan

Reference: Antenatal care in developing countries, WHO, 2003


Antenatal Care (ANC):
Minimal 4 kali selama kehamilan
Menilai kesehatan ibu, termasuk riwayat dan
gejala klinis
Deteksi & menangani komplikasi
Membuat perencanaan kelahiran
Memberi konseling (gizi, persalinan bersih, KB)
Menekankan tindakan pencegahan (syphilis,
tetanus, malaria, kekurangan yodium, IMS dll)
ANC terintegrasi
10T (Tensi, Timbang BB dan TB, TFU, TT dan
Tablet Fe, Pemeriksaan Lab, temu wicara, ukur
LILA, letak janin dan DJJ, tata laksana kasus)
(SPM 7T)
WHO – UNICEF 2003: Antenatal care in developing countries - Promises, achievements and missed opportunities
ANC
Menilai faktor risiko ibu hamil Mencegah, mendeteksi & menangani
 Riwayat kebidanan yang buruk  Anemia
 Postur tubuh yg sangat pendek
 Gangguan hipertensi
 Umur ibu < 15 tahun
 Perdarahan vagina
 Grand multipara atau nullipara
 Perbedaan ukuran-usia kehamilan
 Sifilis
 Kehamilan tidak diinginkan  Kelahiran prematur
 Gangguan sosial yang ekstrem  IMS/HIV/AIDS
 Kehamilan ganda  Malaria dan parasit usus
 Letak yang tidak normal
 Kondisi medis yang serius

Tapi: semua kehamilan adalah berisiko


Kemitraan dengan Dukun Bayi
- Tidak perlu melatih dukun & bidan sebelum memberikan kit
persalinan bersih  mencegah agar kit tidak terlambat diterima
ibu hamil
- Dukun tidak didorong untuk melakukan tugas teknis bidan
- WHO tidak lagi merekomendasikan untuk melatih dukun baru
- Orientasi bagi dukun yang sudah ada untuk melakukan tugas
sbb sampai situasi menjadi stabil:
a. Mengajarkan pada perempuan & keluarganya tentang tanda
bahaya, rujukan tepat waktu, dukungan untuk menyusui dll
b. Membantu memberikan tablet besi, folat, Vit A dll
Kelompok Kerja
Merencanakan ANC dan PNC yang terintegrasi ke
Pelayanan Kesehatan Primer sesegera mungkin:
Kegiatan kunci:
-Mengumpulkan data sebelum kondisi darurat
-Menemukan lokasi yang aman
-Memastikan akses bagi pengguna potensial
-Menekankan pentingnya privacy dan kerahasiaan
-Memastikan akses ke air dan sanitasi
-Memastikan supplies tersedia dan SOP terpasang untuk
memastikan kondisi aman
-Melatih/melatih ulang staff
MONITORING DAN
EVALUASI
M&E: PPAM

Kesakitan dan kematian Ibu dan Bayi Baru lahir


Kit persalinan bersih tersedia dan didistribusikan
Hitung jumlah paket persalinan bersih yang diperlukan
untuk menangani persalinan selama 3 bulan (estimasi
populasi x .04 x25)
Bidan kit tersedia di pusat kesehatan
Rumah sakit rujukan dinilai dan didukung untuk jumlah
petugas yang kompeten peralatan dan suplai yang
memadai
Sistem rujukan untuk kedaruratan obstetrik berfungsi 24/7
Monitoring & evaluasi: PPAM
Indikator yang dipakai selama kondisi darurat
Kit persalinan bersih tersedia dan didistribusikan
Hitung jumlah paket persalinan bersih yang diperlukan
untuk menangani persalinan selama 3 bulan (estimasi
populasi x 4% x 0.25)
Bidan kit tersedia di pusat kesehatan (jumlah kit = jumlah
bidan)
Rumah sakit rujukan dinilai dan didukung dengan jumlah
staf yang memiliki kualifikasi, peralatan dan suplai yang
memadai  berfungsinya RS rujukan
Sistem rujukan untuk kedaruratan obstetrik berfungsi 24
jam /7 hari
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai