Anda di halaman 1dari 22

Pertolongan Pertama

Kegawatdaruratan Maternal
Neonatal di Komunitas

Lutvia Dwi Rofika


Pelayanan Komplikasi Kebidanan
• Sekitar 15-20% ibu akan mengalami komplikasi
selama masa hamil/bersalin/Nifas
• PERLU!!! Deteksi dini beresiko pada ibu hamil,
Bersalin,Nifas dan Neonatal
• Deteksi Faktor Resiko pada ibu oleh tenaga
kesehatan mapun massyarakat merupakan salah
satu upaya penting dalam mencegah kematian
dan kesakitan ibu.
• Kematian Ibu dapat di cegah apabila
mendapatkan penagangan yang adekuat pada
layanan kesehatan terutama Penangan awal
Deteksi Dini Komplikasi Faktor Resiko
Komplikasi pada Ibu

1. Primigravida kurang dari 20 tahun / lebih dari 35 tahun.


2. Anak lebih dari 4.

3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang


dari 2 tahun
4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas
kurang dari 23,5 cm, atau gizi buruk dengan IMT </>

5. Anemia dengan dari Hemoglobin < 11 g/dl.


6. Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan
bentuk panggul dan tulang belakan
Lanjut......

7. Riwayat hipertensi pada kehamilan


sebelumnya atau
sebelum kehamilan ini.

8. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain :


tuberkulosis, kelainan jantung-ginjal-hati, psikosis,
kelainan
endokrin (Diabetes Mellitus, Sistemik Lupus Eritematosus,
dll), tumor dan keganasan

9. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan


ektopik terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini,
bayi dengan cacat kongenital
Lanjut....

10. Riwayat persalinan dengan komplikasi :


persalinan dengan
seksio sesarea, ekstraksivakum/ forseps.

11. Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan paska


persalinan, Infeksi masa nifas, psikosis post partum (post
partum blues).

12. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis,


hipertensi dan riwayat cacat kongenital
Komplikasi Masa Hamil, Bersalin dan Nifas
• Perdarahan pervaginam pada kehamilan: keguguran, plasenta previa, solusio
plasenta.
• Hipertensi dalam Kehamilan (HDK): Tekanan darah tinggi (sistolik 140 mmHg,
diastolik > 90 mmHg), dengan atau tanpa edema pretibia.
• Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda, janin dampit, monster.
• Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, Janin besar.
• Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada usia kehamilan
lebih dari 32 minggu.
• Ketuban pecah dini.
• Ancaman persalinan prematur.
• Infeksi berat dalam kehamilan : demam berdarah, tifus abdominalis, sepsis.
• Distosia: persalinan macet, persalinan tak maju.
• Perdarahan pasca persalinan, atonia uteri, retensio placenta, robekan jalan lahir
dan kelainan darah.
• Infeksi masa nifas.
Pelayanan Neonatus dengan Komplikasi
• Bayi lahir hidup mengalami komplikasi neonatal
diperkirakan sekitar 15%.
• Kematian bayi sebagian besar terjadi pada hari pertama,
minggu pertama kemudian bulan pertama kehidupannya.
• Pelayanan Neonatus dengan komplikasi adalah
penanganan neonatus dengan penyakit dan kelainan yang
dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian
oleh dokter/bidan/perawat terlatih di polindes,
puskesmas,
puskesmas PONED, rumah bersalin dan rumah sakit
pemerintah/swasta
Komplikasi pada Neonatus
1. Asfiksia
2. Kejang
3. Ikterus
4. Hipotermi
5. tetanus neonatorum,
6. Sepsis
7. Trauma lahir
8. BBLR.
Pelayanan Medis di PUSKESMAS atau
PONED. Kasus OBSTETRI

Penanganan Pencegahan dan


perdarahan pada penanganan
kehamilan, Hipertensi dalam Pencegahan dan
persalinan dan Kehamilan penanganan infeksi.
nifas (pre-eklampsi dan
eklampsi)

1 2 3

Stabilisasi
komplikasi obstetrik
Penanganan partus Penanganan
untuk dirujuk dan
lama/macet abortus
transportasi
rujukan.

4 5 6
Pelayanan Medis di PUSKESMAS atau
PONED. Kasus NEONATUS

Pencegahan dan Pencegahan dan Penanganan bayi


penanganan penanganan berat lahir rendah
asfiksia. hipotermia. (BBLR).

1 2 3

Stabilisasi
Pencegahan dan
komplikasi
penanganan infeksi Pencegahan dan
neonatus untuk
neonatus, kejang penanganan
dirujuk dan
neonatus, ikterus ganguuan imun
transportasi
ringan sedang
rujukan.

4 5 6
Kebijakan Pemerintah terkait penagananan
Kegawatadaruratan Maternal dan Neonatal

• Penyediaan puskesmas mampu PONED dengan target setiap


kabupaten/kota harus mempunyai minimal 4 (empat)
puskesmas mampu PONED
• Puskesmas PONED adalah puskesmas rawat inap yang memiliki
kemampuan serta fasilitas PONED siap 24 jam untuk
memberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas
serta kegawatdaruratan bayi baru lahir dengan komplikasi baik
yang datang sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat, bidan
di desa, Puskesmas dan melakukan rujukan ke RS/RS PONEK
pada kasus yang tidak mampu ditangani.
Lanjut.......
• Untuk mendukung puskesmas mampu PONED diharapkan
RSU Kabupaten/Kota mampu melaksanakan pelayanan
obstetri dan neonatal emergensi komprehensif (PONEK)
siap 24 jam.
• PONEK, RSU harus mampu melakukan pelayanan
emergensi dasar dan pelayanan operasi seksio sesaria,
perawatan neonatus level II serta transfusi darah.
• Dengan adanya puskesmas mampu PONED dan RS mampu
PONEK maka kasus kasus komplikasi kebidanan dan
neonatal dapat ditangani secara optimal sehingga dapat
mengurangi kematian ibu dan neonatus.
Pertolongan Pertama Kegawatdaruratan
Obstetri dan Neonatal

• Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak dapat


diduga atau terjadi secara tiba-tiba, seringkali
merupakan kejadin yang berbahaya.
• Kegaawatdaruratan obstetri adalah kondisi kesehatan
yang mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan
atau selama dan sesudah persalinan
• Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang
membutuhkan evaluasi dan manajemen yang tepat,
cermat dan cepat untuk mencegahkematian /
kecacatan
Pertolongan Pertama Kegawatdaruratan
Obstetri dan Neonatal

Tindakan pertolongan harus dilakukan secara sistematis


dengan menempatkan prioritas pada fungsi sesuai
urutan ABC, yaitu :
A (Air way) : yaitu membersihkan jalan nafas dan
menjamin nafas bebas hambatan
B (Breathing) : yaitu menjamin ventilasi lancar.
C (Circulation) : yaitu melakukan pemantauan peredaran
darah.
Pengkajian Awal Kegawatdaruratan Kebidanan
1. Jalan nafas dan pernafasan
Perhatikan adanya cyanosis, gawat nafas, lakukan
pemeriksaan pada kulit: adakah pucat, suara paru:
adakah weezhing, sirkulasi tanda tanda syok, kaji kulit
(dingin), nadi (cepat >110 kali/menit dan lemah), tekanan
daarah (rendah, sistolik < 90 mmHg
2. Perdarahan Pervaginam
Bila ada perdarahan pervaginam, tanyakan : Apakah ibu
sedang hamil, usia kehamilan, riwayat persalinan
sebelumnya dan sekarang, bagaimana proses kelahiran
placenta, kaji kondisi vulva (jumlah darah yang keluar,
placenta tertahan), uterus (adakah atonia uteri), dan
kondisi kandung kemih (apakah penuh).
Pengkajian Awal Kegawatdaruratan Kebidanan
4. Klien tidak sadar/kejang
Tanyakan pada keluarga, apakah ibu sedang hamil, usia
kehamilan, periksa: tekanan darah (tinggi, diastolic > 90
mmHg), temperatur (lebih dari 38 0C)2. Perdarahan
Pervaginam
5. Demam yang berbahaya
Tanyakan apakah ibu lemah, lethargie, sering nyeri saat
berkemih. Periksa temperatur (lebih dari 39 0C), tingkat
kesadaran, kaku kuduk, paru paru (pernafasan dangkal),
abdomen (tegang), vulva (keluar cairan purulen), payudara
bengkak.
Pengkajian Awal Kegawatdaruratan Kebidanan
5. Nyeri abdomen
Tanyakan Apakah ibu sedang hamil dan usia
kehamilan. Periksa tekanan darah(rendah, systolic <
90 mmHg), nadi (cepat, lebih dari 110 kali/ menit)
temperatur (lebih dari 38oC), uterus (status
kehamilan).
Pengkajian Awal Kegawatdaruratan Neonatal
5. Nyeri abdomen
Tanyakan Apakah ibu sedang hamil dan usia
kehamilan. Periksa tekanan darah(rendah, systolic <
90 mmHg), nadi (cepat, lebih dari 110 kali/ menit)
temperatur (lebih dari 38oC), uterus (status
kehamilan).
PERHATIKAN
Keluaran darah, adanya kontraksi uterus, pucat, lemah,
pusing, sakit kepala, pandangan kabur, pecah ketuban,
demam dan gawat nafas.
Penatalaksanaan awal terhadap kasus
kegawatdaruratan kebidanan
1. Tetap tenang, jangan panik, jangan membiarkan ibu
sendirian tanpa penjaga/penunggu.
2. Bila tidak ada petugas lain, berteriaklah untuk meminta
bantuan
3. Jika ibu tidak sadar, lakukan pengkajian jalan nafas,
pernafasan dan sirkulasi dengan cepat.
4. Jika dicurigai adanya syok, mulai segera tindakan
membaringan ibu miring ke kiri dengan bagian kaki
ditinggikan, longgarkan pakaian yang ketat seperti BH/Bra
5. Ajak bicara ibu/klien dan bantu ibu/klien untuk tetap
tenang.
6. Lakukan pemeriksaan dengan cepat meliputi tanda tanda
vital, warna kulit dan perdarahan yang keluar.
Peran Bidan
Bidan mempunyai peranan penting dalam menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu melalui kemampuannya
untukmelakukan pengawasan, pertolongan pada ibu,
pengawasanbayi baru lahir (neonatus) dan pada
persalinan, ibu post partum serta mampu mengidentifikasi
penyimpangan dari kehamilandan persalinan normal dan
melakukan penanganan yang tepat termasuk merujuk ke
fasilitas pelayanan yang tepat.
TERIMA KASIH!
(BERENCANA ITU HEBAT)

Anda mungkin juga menyukai