ABSTRAKSI SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Pada Program Studi Hukum Fakultas Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi
Oleh :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI
2021
i
ABSTRAKSI SKRIPSI
tersebut dikelola oleh bank dan disalurkan untuk masyarakat dalam bentuk
peranan bank tidak akan lepas sebagai penyalur dana untuk masyarakat
Bentuk kredit yang diberikan oleh bank tidak serta merta diberikan
dalamnya yang berisi kesepakatan antara Pihak bank sebagai kreditur dan
iii
BAB I. PENDAHULUAN
tersebut dikelola oleh bank dan disalurkan untuk masyarakat dalam bentuk
peranan bank tidak akan lepas sebagai penyalur dana untuk masyarakat
Bentuk kredit yang diberikan oleh bank tidak serta merta diberikan
dalamnya yang berisi kesepakatan antara Pihak bank sebagai kreditur dan
iv
BAB I. PENDAHULUAN
tersebut dikelola oleh bank dan disalurkan untuk masyarakat dalam bentuk
peranan bank tidak akan lepas sebagai penyalur dana untuk masyarakat
Bentuk kredit yang diberikan oleh bank tidak serta merta diberikan
dalamnya yang berisi kesepakatan antara Pihak bank sebagai kreditur dan
v
BAB I. PENDAHULUAN
tersebut dikelola oleh bank dan disalurkan untuk masyarakat dalam bentuk
peranan bank tidak akan lepas sebagai penyalur dana untuk masyarakat
Bentuk kredit yang diberikan oleh bank tidak serta merta diberikan
dalamnya yang berisi kesepakatan antara Pihak bank sebagai kreditur dan
vi
BAB I. PENDAHULUAN
tersebut dikelola oleh bank dan disalurkan untuk masyarakat dalam bentuk
peranan bank tidak akan lepas sebagai penyalur dana untuk masyarakat
Bentuk kredit yang diberikan oleh bank tidak serta merta diberikan
dalamnya yang berisi kesepakatan antara Pihak bank sebagai kreditur dan
vii
BAB I. PENDAHULUAN
tersebut dikelola oleh bank dan disalurkan untuk masyarakat dalam bentuk
peranan bank tidak akan lepas sebagai penyalur dana untuk masyarakat
Bentuk kredit yang diberikan oleh bank tidak serta merta diberikan
dalamnya yang berisi kesepakatan antara Pihak bank sebagai kreditur dan
tersebut dikelola oleh bank dan disalurkan untuk masyarakat dalam bentuk
peranan bank tidak akan lepas sebagai penyalur dana untuk masyarakat
Bentuk kredit yang diberikan oleh bank tidak serta merta diberikan
dalamnya yang berisi kesepakatan antara Pihak bank sebagai kreditur dan
Mengetahui,
Dekan Fakultas Hukum
Universitas 17 Agustus 1945
ix
BAB I. PENDAHULUAN
tersebut dikelola oleh bank dan disalurkan untuk masyarakat dalam bentuk
peranan bank tidak akan lepas sebagai penyalur dana untuk masyarakat
Bentuk kredit yang diberikan oleh bank tidak serta merta diberikan
dalamnya yang berisi kesepakatan antara Pihak bank sebagai kreditur dan
tersebut dikelola oleh bank dan disalurkan untuk masyarakat dalam bentuk
peranan bank tidak akan lepas sebagai penyalur dana untuk masyarakat
Bentuk kredit yang diberikan oleh bank tidak serta merta diberikan
dalamnya yang berisi kesepakatan antara Pihak bank sebagai kreditur dan
xi
BAB I. PENDAHULUAN
tersebut dikelola oleh bank dan disalurkan untuk masyarakat dalam bentuk
peranan bank tidak akan lepas sebagai penyalur dana untuk masyarakat
Bentuk kredit yang diberikan oleh bank tidak serta merta diberikan
dalamnya yang berisi kesepakatan antara Pihak bank sebagai kreditur dan
tersebut dikelola oleh bank dan disalurkan untuk masyarakat dalam bentuk
peranan bank tidak akan lepas sebagai penyalur dana untuk masyarakat
Bentuk kredit yang diberikan oleh bank tidak serta merta diberikan
dalamnya yang berisi kesepakatan antara Pihak bank sebagai kreditur dan
xiii
BAB I. PENDAHULUAN
tersebut dikelola oleh bank dan disalurkan untuk masyarakat dalam bentuk
peranan bank tidak akan lepas sebagai penyalur dana untuk masyarakat
Bentuk kredit yang diberikan oleh bank tidak serta merta diberikan
dalamnya yang berisi kesepakatan antara Pihak bank sebagai kreditur dan
tersebut dikelola oleh bank dan disalurkan untuk masyarakat dalam bentuk
peranan bank tidak akan lepas sebagai penyalur dana untuk masyarakat
Bentuk kredit yang diberikan oleh bank tidak serta merta diberikan
dalamnya yang berisi kesepakatan antara Pihak bank sebagai kreditur dan
xv
BAB I. PENDAHULUAN
tersebut dikelola oleh bank dan disalurkan untuk masyarakat dalam bentuk
peranan bank tidak akan lepas sebagai penyalur dana untuk masyarakat
Bentuk kredit yang diberikan oleh bank tidak serta merta diberikan
dalamnya yang berisi kesepakatan antara Pihak bank sebagai kreditur dan
Paraf
No Tanggal Catatan Perbaikan/Revisi
Pembimbing
1. 16-02-2021 Pengajuan Judul
2. 18-02-2021 Persetujuan Judul Skripsi
3. 29-03-2021 Bimbingan Skripsi Bab 1
4. 30-03-2021 Revisi Skripsi Bab 1
xvi
BAB I. PENDAHULUAN
tersebut dikelola oleh bank dan disalurkan untuk masyarakat dalam bentuk
peranan bank tidak akan lepas sebagai penyalur dana untuk masyarakat
Bentuk kredit yang diberikan oleh bank tidak serta merta diberikan
dalamnya yang berisi kesepakatan antara Pihak bank sebagai kreditur dan
tersebut dikelola oleh bank dan disalurkan untuk masyarakat dalam bentuk
peranan bank tidak akan lepas sebagai penyalur dana untuk masyarakat
Bentuk kredit yang diberikan oleh bank tidak serta merta diberikan
dalamnya yang berisi kesepakatan antara Pihak bank sebagai kreditur dan
xviii
BAB I. PENDAHULUAN
tersebut dikelola oleh bank dan disalurkan untuk masyarakat dalam bentuk
peranan bank tidak akan lepas sebagai penyalur dana untuk masyarakat
Bentuk kredit yang diberikan oleh bank tidak serta merta diberikan
dalamnya yang berisi kesepakatan antara Pihak bank sebagai kreditur dan
xix
BAB I. PENDAHULUAN
tersebut dikelola oleh bank dan disalurkan untuk masyarakat dalam bentuk
peranan bank tidak akan lepas sebagai penyalur dana untuk masyarakat
Bentuk kredit yang diberikan oleh bank tidak serta merta diberikan
dalamnya yang berisi kesepakatan antara Pihak bank sebagai kreditur dan
1
2
dengan korban berjumlah 6161 orang. Rinciannya 346 meninggal dunia, 100 luka
berat, dan 5715 luka ringan.
Menurut data dari unit Laka Satlantas Polresta Banyuwangi menyebutkan
bahwa selama tahun 2020 terjadi 1.402 kasus dan sebanyak 1945 korban (Data
Laka Lantas Polresta Banyuwangi).
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam rangka mengurangi jumlah
kecelakaan adalah dengan mengidentifikasi lokasi / daerah yang menjadi titik
rawan kecelakaan (blackspot). Dengan mengetahui lokasi tersebut, maka dapat
dilakukan penanganan khusus yang sesuai dan diharapkan dapat mencegah dan
mengurangi tingkat fatalitas kecelakaan yang terjadi. Agar dapat dilakukan upaya
penanganan kecelakaan yang sesuai dan tepat sasaran, selain mengidentifikasi
titik rawan juga dilakukan analisa terhadap penyebab kecelakaan di titik tersebut.
Meningkatnya jumlah korban kecelakaan merupakan suatu hal yang tidak
diinginkan oleh semua pihak apalagi terjadi di titik rawan kecelakaan
“blackspot”, mengingat betapa sangat berharganya nyawa seseorang yang sulit
diukur dengan nominal mata uang. Faktor keselamatan wajib di utamakan dalam
berkendara dan juga kesadaran hukum berlalu-lintas harus dipatuhi sebagaimana
mestinya. Dengan masih banyaknya kasus kecelakaan di jalan raya yang banyak
menimbulkan korban jiwa, penyusun diupayakan mengetahui dan memahami
faktor apa saja penyebab terjadinya kecelakaan di jalan raya dan upaya apa saja
yang harus dilakukan oleh pihak kepolisian untuk meminimalisir angka
kecelakaan lalu-lintas. Oleh karena itu penyusun mengambil tema ini untuk di kaji
lebih dalam.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis angkat yaitu sebagai berikut :
1. Faktor apa saja penyebab terjadinya kecelakaan lalu-lintas dari
titik Blackspot di Kabupaten Banyuwangi?
2. Bagaimana upaya yang harus dilakukan oleh pihak kepolisian
untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu-lintas di
Kabupaten Banyuwangi?
3
4
5
b. Diagnosis
Setelah dilakukan identifikasi lokasi rawan kecelakaan
dengan menghasilkan daftar urut, tindakan berikutnya adalah
melakukan diagnosis dengan maksud untuk mengetahui lebih
mendalam faktor – faktor penyebab kecelakaan serta hubungan dan
interaksi berbagai faktor tersebut.
2.2.4 Korban Kecelakaan Lalu Lintas
9
10
11
12
Tabel 1
Berdasarkan Kecelakaan Lalu Lintas
Tidak
Teridentifikasi
1. Faktor jalan
Jalan merupakan salah satu hal yang penting dalam transportasi
darat. Hal ini disebabkan karena sebagian besar arus perhubungan
menggunakan prasarana jalan. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa lalu
lintas di jalan mempunyai arti penting bagi perkembangan masyarakat.
Faktor jalan meliputi kondisi jalan yang rusak, berlubang, licin, gelap,
tanpa marka/rambu, dan tikungan/tanjakan/turunan tajam, selain itu lokasi
jalan seperti di dalam kota atau di luar kota (pedesaan) dan volume lalu
lintas juga berpengaruh terhadap timbulnya kecelakaan lalu lintas.
2. Faktor Kendaraan
Menurut Briptu Fahmi Dwi Apriliyanto dan hasil wawancara
dengan penulis,beliau mengatakan faktor kendaraan merupakan salah satu
faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan lau lintas. Memilih
kendaraan yang cocok atau sesuai dengan kebutuhan adalah keputusan
penting yang harus dipilih oleh seorang pengendara Kendaraan yang cocok
akan memeberi pengendara pengendalian yang baik. Hal ini dapat
mempengaruhi kemampuan untuk menyeimbangkan dan mengendalikan
kendaraan tersebut. Kondisi dari kendaraan itu sendiri juga merupakan hal
yang wajib menjadi perhatian karena berperan penting untuk keselamatan
bagi pengendara tersebut.
Adapun faktor-faktor yang mejadi penyebab kecelakaan lalu lintas pada faktor
manusia adalah:
a. Ceroboh
Ceroboh merupakan salah satu faktor yang paling banyak
mendapat kasus seperti ceroboh terhadap lalu lintas dari depan
sebanyak 695 kasus, ceroboh saat belok sebanyak 352 kasus, ceroboh
14
saat menyalip 259 kasus. Ceroboh adalah salah satu faktor penyebab
yang berasal dari manusia dikarenakan pengemudi melakukan hal atau
kegiatan lain ketika mengemudi, sehingga perhatiannya tidak fokus
dan teralihkan ketika berkendara.
b. Mengantuk
Mengantuk juga dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu-
lintas, karena pengemudi kehilangan daya reaksi dan konsentrasi
akibat kurang istirahat (tidur) atau sudah mengemudikan kendaraan
lebih dari 5 jam tanpa istirahat. Ciri-ciri pengemudi yang mengantuk
adalah sering menguap, perih pada mata, lambat dalam bereaksi,
berhalusinasi, dan pandangan kosong.
c. Lelah
Faktor kelelahan merupakan salah satu faktor penyebab
kecelakaan, kelelahan dapat mengurangi kemampuan pengemudi
dalam mengantisipasi keadaan lalu-lintas dan mengurangi konsentrasi
dalam berkendara.
d. Mabuk
Mabuk dapat disebabkan pengemudi kehilangan kesadaran antara
lain karena pengaruh obat-obatan, alkohol, dan narkotika. Mabuk yang
disebabkan alkohol memiliki peranan penting terhadap terjadinya
kecelakaan lalu-lintas pada pengendara karena kehilangan konsentrasi
serta halusinasi. Alkohol dan berkendara merupakan kombinasi yang
fatal.
e. Tidak tertib
Tidak tertib dalam berlalu-lintas merupakan ketidakdisiplinan
pengendara dalam berkendara yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan lalu-lintas.
f. Tidak terampil
Mengendarai kendaraan membutuhkan keterampilan dan
memerlukan latihan serta keahlian selama bertahun-tahun dalam
praktek dengan menggunakan teknik berkendara yang tepat, contoh
15
g. Kecepatan tinggi
Kecepatan merupakan hal yang dapat dikontrol pengendara sesuai
keinginannya, akan tetapi perilaku dari pengendara sering kali
membawa kendaraannya dengan kecepatan tinggi.
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan pokok permasalahan yang dibahas pada bab
sebelumnya,
Faktor penyebab kecelakaan lalu-lintas di Kabupaten
Banyuwangi terbagi 4 yaitu faktor manusia, kendaraan, jalan,
dan cuaca. Faktor manusia merupakan faktor yang paling
dominan dalam sebuah peristiwa kecelakaan lalu-lintas.
Sebagian besar kejadian kecelakaan diawali dengan pelanggaran
rambu- rambu lalu-lintas. Pelanggaran rambu- rambu lalu-lintas
ini bisa terjadi karena sengaja melanggar peraturan,
ketidaktahuan atau tidak adanya kesadaran terhadap arti aturan
yang berlaku ataupun tidak melihat ketentuan yang diberlakukan
dalam berkendara. Terjadinya kecelakaan lalu-lintas di jalan raya
juga dapat disebabkan karena kelalaian korban, selain
pengemudi kendaraan dalam berkendara. Faktor kendaraan
seperti kendaraan yang tidak jalan, faktor jalan seperti jalan
rusak atau berlubang, dan faktor cuaca seperti hujan dan kabut.
2. Upaya yang dilakukan oleh aparat kepolisian dalam
menanggulangi kecelakaan ada 3 yaitu pre-emtif, preventif dan
represif. Upaya pre-emtif seperti melaksanakan seminar,
sosialisasi di sekolah, kampus, masyarakat, melalui penyuluhan
guna memberikan pemahaman etika berlalu-lintas. Upaya
preventif seperti turjawali (pengaturan, penjagaan, pengawalan,
dan patroli), penerbitan SIM/STNK, dan kerjasama lintas
sektoral. Dan upaya represif seperti operasi rutin dan operasi
gabungan.
25
26
5.2 Rekomendasi
1. Bagi masyarakat pengguna jalan raya, baik masyarakat sebagai
pengemudi kendaraan maupun masyarakat pejalan kaki untuk
lebih memperhatikan rambu-rambu lalu-lintas karena sebagian
besar terjadinya kecelakaan diawali dengan pelanggaran rambu-
rambu lalu-lintas dan pengemudi dalam berkendara supaya
berkonsentrasi dalam mengemudikan kendaraannya.
2. Pihak kepolisian selaku aparat penegak hukum sebaiknya
meningkatkan sosialisasi kepada seluruh masyarakat tentang tata
cara berlalu-lintas yang baik dan benar. Serta memberikan
pemahaman berlalu-lintas sejak dini dan untuk mendapatkan
perhatian lebih dari masyarakat dalam mematuhi peraturan lalu-
lintas. Mengingat salah satu kendala penanggulangan kecelakaan
lalu-lintas adalah kurang perhatian dari masyarakat untuk
mematuhi peraturan lalu-lintas. Diharapkan pihak kepolisian
dalam penanggulangan pelanggaran lalu-lintas lebih
ditingkatkan penjagaan di pos-pos polisi dan lebih tegas dalam
menindaki pelanggaran tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
HS, Salim. Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW). Cet. VII;
Jakarta: 2011. Prodjodikoro, Wirjono. Asas-Asas
Hukum Pidana di Indonesia. Cet. VI; Bandung: PT
Refika Aditama, 2014.
Hardiman. Gerakan Disiplin Nasional dalam Berlalu-lintas Sejak Dini. Cet.
V; Jakarta: Graha Umbara, 2000.
Schaffmeister, D, dkk., Hukum Pidana. Cet. II; Bandung: PT
Citra Aditya Bakti, 2011.
Subekti. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Intermasa; Jakarta:
1991. Dikutip dalam Marilang. Hukum Perikatan.
Makassar: Alauddin University Press, 2013.
Tim Reality. Kamus Terbaru Bahasa Indonesia. Surabaya:
Reality Publisher, 2008.
Direktorat Jenderal Bina Marga. (1991). Highway Capacity
Manual Project (HCM). Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI), 1(I), 564.
Pignataro, Louis J., Traffic Engineering Theory and Practice,
New Jersey ; Prentice Hall, Inc, 1973
Hobbs, F.D., Perencanaan Teknik Lalu Lintas, Cetakan
Kedua, Penerbit Erlangga Jakarta, 1995
Oglesby & Hicks, Teknik Jalan Raya, Jilid 2, Edisi 4 (1982).
Erlangga, 1996 Direktorat Jendral Bina Marga. Manual Kapasitas
Jalan Indonesia 3860/BM
70225. Jakarta : Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1997
Direktorat Jendral Bina Marga. Panduan Penentuan Klasifikasi
Fungsi Jalan di Wilayah Perkotaan no.110/BNKT/1990.
Jakarta : Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1990
Direktorat Jendral Bina Marga. Spesifikasi Lampu Penerangan
Jalan Perkotaan no.12/BNKT/1991. Jakarta : Badan
Penerbit Pekerjaan Umum, 1991
Wignall Arthur, dkk. Proyek Jalan. Jakarta : Erlangga, 2003
Mulyadi. Perencanaan dan Pengendalian Manajemen.
Jakarta: Salemba Medika, 2011
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendeketan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: PT Tiga Serangkai Pustaka, 2013
27
28
JURNAL
Gunawan, Ade dkk. “Identifikasi Lokasi Titik Rawan
Kecelakaan (Black Spot) Pada Ruas Jalan Adi Sucipto”.
Fakultas Teknik,Jurusan Teknik Sipil,Universitas
Tanjungpura, 2014.
Dian, Larasputri. “Analisis Yuridis Sanksi Pidana Atas
Kelalaian Atau Kesengajaan Yang Mengakibatkan
Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas
Dan Angkutan Jalan”. eJurnal Unsrat, 2019.
Nazzarudin. “Sanksi Hukum Terhadap Buruknya Pelayanan
Bagi Penumpang Bus Patas Menurut Undang- Undang
Nomer 22 Tahun 2009 Tentang Lalu-Lintas Dan
Angkutan Jalan Perspektif Konsep Ta’zir Dalam
Islam”. Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang, 2014.
Gani, Muchtar dkk. “ Analisis Blackspot area Kecelakaan pada
ruas jalan Arteri di Kota Makassar Berbasis SIG”.
Universitas Hasanuddin Makassar, 2017.
Kusnandar, E. (2009). Pengkinian Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997.
Jurnal Jalan Dan Jembatan, 26(2), 1–11
Wiraguna, A., Mahmudah, A. M. H., & Setiono. (2017).
Analisis Daerah dan Titik Rawan Kecelakaan pada
Ruas Jalan Kolektor Sekunder di Kota Surakarta. E-
Jurnal Matriks Teknik Sipil, 12, 1207–1214.
Menteri Perhubungan Republik Indonesia. (2014). Peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM
13 Tahun 2014 Tentang Rambu Lalu Lintas.
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
29
UNDANG-UNDANG
Republik Indonesia. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisian
Sektor.
Republik Indonesia. Undang-undang RI Nomor 2 Tahun 2002
Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Republik Indonesia. Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
INTERNET
Zainovsky, Sergie. ”Kesengajaan dan kealpaan”, Blog Sergie
Zainovsky. http://sergie-
zainovsky.blogspot.co.id/2012/11/kesenggajaan-dan-
kealpaan- dalam-hukum.html (20 Maret 2021).
Sri Umbang Sulastri. “Pengertian lalu lintas”, Blog Sri Umbang
Sulastri http://umbangs.blogspot.com/2012/06/pengertian-
lalu-lintas.html?m=1
(2 April 2021)
http://e-journal.uajy.ac.id/11942/3/TS140722.pdf (02 April 2021)
Kombes Pol Yusuf S.I.K., M.Hum. “Penjelasan Blackspot.”
https://www-jawapos-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.jawapos.com/jabodetabek/1
8/12/2019/ra wan-kecelakaan-ini-daftar-area-blackspot-di-
jakarta-dan- sekitarnya/?
amp_js_v=a6&_gsa=1&&usqp=mq331AQHKAFQA
r ABIA%3D%3D#aoh=16177799300246&referrer=https%3A
%2F%2Fww w.google.com&_tf=Dari
%20%251%24s&share=https%3A%2F%
2Fwww.jawapos.com%2Fjabodetabek
%2F18%2F12%2F2019%2Frawan- kecelakaan-ini-daftar-
area-blackspot-di-jakarta-dan-sekitarnya%2F
(02 April 2021)
http://eprints.ums.ac.id/34000/8/BAB%20III.pdf (02 April 2021)