2. Keluarga Berencana
a. Distribusi Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia
No Banyaknya Prosentase
Subur
1. Ya 1457 100%
2. Tidak
Jumlah 1457 100%
c. Distribusi Akseptor KB
No Alat Kontrasepsi Banyaknya Prosentase
1. Pil 127 9,7%
2. Suntik 1 bulan 446 34%
3. Suntik 3 bulan 511 42%
4. Implan 81 6%
5. IUD 99 7,5%
6. MOP 7 0,5%
7. MOW 9 0,6%
8. Kondom 26 1,9%
9. KB Lain-lain - -
10 Tidak KB - -
.
Jumlah 1306 100%
K. ANALISIS DATA
1) Identifikasi Data Hasil Pengkajian
NO KELOMPOK DATA MASALAH ETIOLOGI
1. Mila Yusnita HB lebih dari batas normal Ibu mengetahui nahwa HB
Nama Pasien : NY “M” tinngi dapat meningkatkan
DS : Ibu mengatakan saat ini hamil anak ke 3, usia kandungan 3 bulan. Saat ini ibu pengentalan darah dan bahaya
tidak ada keluhan apapun hanya saja sulit tidur bagi kehamilan. Penyebabnya
HPHT : 21-10-2020 karena ibu kurang
HPL : 28-7-2021 mengkonsumsi air putih dan
Usia Kehamilan : 12 Minggu tidak seimbang dalam pola
makan.
DO :
Kspr : 14
Keadaan umum : Baik
TTV : TD : 110/70 MmmHg, N: 80x/menit, S : 360C, Rr : 20x/menit
BB awal : 54 kg
BB sekarang : 54,5 kg
TB : 153 cm
LILA : 29
Status TT : T5
Mata : simetris, konjungtiva merah, sclera putih, tidak ada kelainan penglihatan
Payudara : simetris, puting susu menonjol, ada hiperpigmentasi areolla, tidak lesi
Leopold I : Teraba ballotement
Leopold II : -
Leopold III : -
Leopold IV : -
Ekstermitas atas dan bawah : simetris, tida ada oedema, tidak sindaktil maupun
polidaktil dan tidak ada kelainan gerak
Pemeriksaan penunjang :
Hb : 13,8 gr%
DO :
Keadaan umum : Baik
TTV : S: 37,50C, N : 140x/menit, Rr : 60x/menit
BB : 7900 KG
PB : 64 cm
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, tidak adanya
strabismus, pupil tampak bulat, sclera putih, tidak
ada indikasi juling,
Abdomen : perut tampak bulat tidak cekung, bergerak secara
bersamaan dengan pernafasan dada, tidak ada
pembengkakan pada perut, tidak kembung
Genetalia : Laki- laki : terdapat lubang penis, skrotum sudah
turun.
Rectum : terdapat lubang anus.
Eks. Atas : Simetris, tidak ada gangguan pergerakan tidak
oedem, tidak ada polidaktili dan sindaktili.
Eks. Bawah : Simetris tidak ada gangguan pergerakan, tidak
oedem, tidak ada polidaktili dan sindaktili,
3. Diajeng edita putri Ny”C” P20012 Nifas Hari ke-30, Ibu mengetahui nyeri luka
Dengan nyeri luka jahitan. jahitan pasca SC mungkin bisa
Nama Pasien : Ny”C” terjadi karna adanya
infeksi,abses,kurangnya
DS: Ibu mengatakan saat ini mengeluh nyeri pada jahitan bekas SC. mobilisasi. Hal ini bisa
menyebabkan nyeri luka
DO: jahitan.
Keadaan umum : baik
TTV :TD :110/70 mmHg
RR :20x/mnt
S : 36,7 c
N :81x/mnt
TFU : Tidak teraba
Kontraksi : Baik
Payudara : tidak ada bendungan asi,putting susu menonjol,tidak ada nyeritekan.
Luka jahitan : luka jahitan di abdomen masih basah.
Ekstermitas atas dan bawah : simetris,tidak ada oedema,tidak ada sindaktil maupun
polidaktil dan tidak ada kelainan gerak.
Diajeng edita putri Tidak/Belum Imunisasi Ibu mengetahui bahwa hal ini
4. dapat mengakibatkan system
Nama Pasien :By’A’ kekebalan tubuh tidak kua,
beresiko mengalami
DS : Ibu mengatakan saat ini belum imunisasi apaun. komplikasi penyakit, dan
DO : kuman penyakit kebih mudah
Keadaan Umum : Baik berkembang.
TTV : RR :65x/mnt
S : 36,8 c
N : 143x/mnt
BB :5Kg
PB :58 cm
Mata : Simetris,Konjungtiva merah muda, pupil tampak bulat,seclera putih,tidak
ada indikasi juling.
Abdomen : Perut tampak bulat tidak cekung, tidak kembung.
Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora.
Rectum : terdapat lubang anus
Eks Atas : Simetris, tidak ada gangguan pergerakan,tidak ada polidaktili dan
sindaktil.
Eks Bawah : Simetris,tidak ada ganguan pergerakan,tidak ada sindaktil dan
polidaktil.
Rizma Amalia Pusing dan Kaki bengkak Penyebab dari preeklamsia
5. dapat dihubungkan kepada
Nama Pasien : NY “S” beberapa faktor. Ibu hamil
DS : Ibu mengatakan saat ini hamil anak ke 5, usia kandungan 8 bulan. Saat ini ibu dengan preeklamsia memiliki
mengeluh pusing dan kaki bengkak pembuluh darah yang tidak
HPHT : 12-06-2020 berfungsi dengan normal,
HPL : 19-3-2021 akibat bentuknya yang lebih
Usia Kehamilan : 30 Minggu sempit dan memiliki reaksi
terhadap hormon yang
DO : berbeda, sehingga
Kspr : 30 menyebabkan aliran darah
Keadaan umum : Baik dapat masuk ke plasenta
TTV : TD : 120/90 MmmHg, N: 82 x/menit, S : 36,8 0C, Rr : 20 x/menit menjadi terbatas. Penyebab
LILA : 31 dari pembentukan yang
Status TT : T5 abnormal ini antara lain
Mata : simetris, konjungtiva merah, sclera putih, tidak ada kelainan penglihatan adalah:
Payudara : simetris, puting susu menonjol, ada hiperpigmentasi areolla, tidak lesi 1. Tidak cukupnya aliran
Ekstermitas bawah : simetris, oedema, dan tidak ada kelainan gerak darah menuju rahim.
2. Kerusakan pada sel-sel
Pemeriksaan penunjang : darah.
Hb : 12,4 gr% 3. Masalah pada sistem
Protein Urine : +1 imunitas.
4. Beberapa gen.
DS : Ibu mengatakan berat badan bayi lahir rendah dan sulit untuk naik. 2. Bayi lahir prematur
7. Fitria Ningsih By “A” NCB-SMK usia 2,5 bulan Persalinan adalah proses
fisiologis dimana uterus
Nama Pasien : By’A’ mengeluarkan atau berupaya
mengeluarkan janin dan
DS : Ibu mengatakan bayinya lahir spontan tanpa bantuan Nakes/dukun bayi,, tidak plasenta setelah masa
ada cacat, dan lengkap. kehamilan cukup bulan,
DO : melalui jalan lahir dengan
Keadaan Umum : Baik bantuan atau tanpa bantuan.
TTV : RR :60x/mnt
S : 37⁰C
N : 140x/mnt
BB : 2700 gram
PB : 50 cm
Mata : Simetris,Konjungtiva merah muda, pupil tampak bulat,seclera putih,tidak
ada indikasi juling.
Abdomen : Perut tampak bulat tidak cekung, tidak kembung.
Genetalia : Labia mayor menutupi labia minor.
Rectum : terdapat lubang anus
Eks Atas : Simetris, tidak ada gangguan pergerakan,tidak ada polidaktili dan
sindaktil.
Eks Bawah : Simetris,tidak ada ganguan pergerakan,tidak ada sindaktil dan
polidaktil.
Fitria Ningsih
Nama Pasien : By’A’ By “A” NCB-SMK usia 4 bulan Imunisasi adalah suatu upaya
untuk
DS : Ibu mengatakan tidak mau mengajak bayi dan balitanya imunisasi karena menimbulkan/meningkatkan
merasa tidak perlu. kekebalan seseorang secara
DO : aktif terhadap suatu penyakit,
Keadaan Umum : Baik sehingga apabila suatu sat
TTV : RR :65x/mnt terpajan dengan penyakit
S : 37⁰C tersebut tidak akan sakit atau
N : 140x/mnt hanya mengalami sakit yang
BB : 3700 gram lebih ringan.
PB : 50 cm
Mata : Simetris,Konjungtiva merah muda, pupil tampak bulat,seclera putih,tidak
ada indikasi juling.
Abdomen : Perut tampak bulat tidak cekung, tidak kembung.
Genetalia : Testis sudah turun ke scrotum.
Rectum : terdapat lubang anus
Eks Atas : Simetris, tidak ada gangguan pergerakan,tidak ada polidaktili dan
sindaktil.
Eks Bawah : Simetris,tidak ada ganguan pergerakan,tidak ada sindaktil dan
polidaktil.
2) Menegakkan Diagnosa
NO DIAGNOSA KEBIDANAN KOMUNITAS DATA PENUNJANG
1. By “A” Usia 39 hari NCB-KMK Keadaan Umum : Baik
TTV : RR :65x/mnt
S : 37⁰C
N : 143x/mnt
BBL : 2000 gram
PBL : 47 cm
BB Sekarang : 1900 gram
PB Sekarang : 47 cm
Mata : Simetris,Konjungtiva merah muda, pupil tampak bulat,seclera putih,tidak ada indikasi juling.
Abdomen : Perut tampak bulat tidak cekung, tidak kembung.
Genetalia : Testis sudah turun ke scrotum.
Rectum : terdapat lubang anus
Eks Atas : Simetris, tidak ada gangguan pergerakan,tidak ada polidaktili dan sindaktil.
Eks Bawah : Simetris,tidak ada ganguan pergerakan,tidak ada sindaktil dan polidaktil.
L. PENENTUAN SKALA PRIORITAS
No Kriteria Nilai Bobot
1. Sifat Masalah 1
Skala :
a. Tidak/kurang sehat 3
b. Ancaman kesehatan 2
c. Krisis 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala :
a. Dengan mudah 2
b. Hanya sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah 1
Skala :
a. Tinggi 3
b. Cukup 2
c. Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala :
a. Masalahnya berat, harus ditangani 2
b. Masalah tidak perlu segera ditangani 1
c. Masalah tidak dirasakan 0
Skoring :
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria
4. Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot
Berdasarkan :
1. Perhatian masyarakat : pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi masyarakat terhadap
masalah dan urgensinya untuk segera ditanggulangi.
2. Prevalensi : jumlah kasus yang ditemukan pada saat itu.
3. Beratnya masalah : seberapa jauh masalah itu dapat menimbulkan gangguan terhadap
kesehatan masyarakat.
4. Kemungkinan masalah dikelola : biaya, sumber daya yang tersedia, sarana dan pra-sarana
serta kesulitan yang mungkin timbul.
Tabel Menentukan Prioritas Masalah Masyarakat
1.
Kemungkinan masalah dapat 1 2 1 Kemungkinan masalah untuk dirubah sebagian karena penyuluhan gizi yang diberikan dapat
diubah menambah pengetahuan ibu, namun bisa tidaknya masalah dirubah tergantung dari bagaimana
ibu menyikapi dan mengimplementasikan penyuluhan yang diberikan
Potensi masalah untuk dicegah 1 1 1/3 Potensi masalah untuk dicegah rendah karena masalah yang dialami saat ini adalah akibat dari
kurangnya asupan nutrisi ASI dan perawatan bayi BBLR
Menonjolnya masalah 1 1 1/2 Masalah tidak perlu segera ditangani karena tidak gawat darurat mengancam jiwa bayi
hanya saja perlu perawatan dan pemantauan nutrisi penuh karena dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan bayi.
M. PERENCANAAN
Diagnosa
Tujuan Umum/Tujuan
No Kebidanan Kriteria Hasil Intervensi Sasaran Metode
Khusus
Komunitas
1. By “A” Usia Setelah dilakukan asuhan Ibu mengerti 1. Jelaskan hasil pemeriksaan dan asuhan yang Ibu Penyuluhan
39 hari NCB- kebidanan selama 20 penjelasan tenaga akan diberikan
KMK menit diharapkan ibu kesehatan R/ Dengan adanya penjelasan yang lengkap
mengerrti penjelasan akan mempermudah ibu mengerti dan
tenaga kesehatan dan menentukan tindakan selanjutnya dan ibu
bersedia melakukan kooperatif
penyuluhan yang 2. Berikan KIE tentang :
diberikan. a. Nutrisi bayi BBLR
b. Tanda bahaya bayi BBLR
c. Tehnik perawatan bayi BBLR dirumah
d. Tehnik menyusui dan pelekatan yang baik
dan benar
R/ Dengan adanya penyuluhan atau KIE
mengenai perawatan BBLR ibu dapat mengerti
dan melakukannya mandiri dirumah dan juga
mampu mengidentifiksi adanya tanda bahaya
sehingga mampu menentukan tindakan
selanjutnya
3. Sepakati kunjungan ulang 7 hari lagi atau jika
sewaktu-waktu ada keluhan
R/ Untuk memantau perkembangan dan
pertumbuhan bayi dengan baik
N. PELAKSANAAN ASUHAN/IMPLEMENTASI
Diagnosa Kebidanan
No Hari/Tanggal Implementasi
Komunitas
1. By “A” Usia 39 hari NCB- 19 Januari 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan
KMK 2021 H/ bayi baik dan ibu mengerti
2. Memberikan KIE tentang :
a. Nutrisi bayi BBLR
(Memberikan ASI Esklusif dengan intensitas 1-2 jam sekali)
b. Tanda bahaya bayi BBLR
(Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum, Kejang, Bayi lemah, bergerak hanya jika
di pegang, Sesak nafas, Bayi merintih, Pusar kemerahan sampai dinding perut, Demam (suhu tubuh bayi
lebih dari 37,5°c atau teraba dingin(suhu tubuh kurang dari 36,5°c), Mata bayi bernanah banyak dan
dapat menyebabkan bayi buta Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika kulit perut dicubit akan kembali
lambat, Kulit terlihat kuning)
c. Tehnik perawatan bayi BBLR dirumah
1) Jaga Suhu Tubuh Tetap Hangat
Bayi prematur dan bayi yang mengalami kondisi BBLR mengalami kesulitan dalam menjaga
suhu tubuh mereka. Mereka sangat mudah merasakan hipotermia yang mengancam nyawa di
dalam kondisi terburuk. Usahakan untuk selalu menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat
berapapun berat atau usianya. Selain itu, bayi yang mengalami BBLR harus mendapatkan
perawatan khusus seperti:
a) Sediakan sumber panas tambahan di ruangan tempat bayi prematur dirawat.
b) Jangan mandikan bayi BBLR setidaknya sampai 48 jam setelah dilahirkan dan selalu gunakan
air hangat.
c) Lakukan pemberian ASI sedini mungkin dan beri asupan makanan bayi setidaknya setiap dua
jam sekali.
d) Setelah dilahirkan, letakkan bayi di dada ibu agar bisa melakukan kontak skin-to-skin. Ini
dinamakan dengan metode kanguru.
e) Selimuti tubuh bayi dengan selimut ekstra tebal yang terbuat dari kapas. Satu hal yang perlu
diingat bahwa kepala bayi harus tertutup dengan benar. Dikutip dari Postnatal Care Modul,
lebih dari 90% bayi BBLR kehilangan suhu panas melalui kepala yang dibiarkan terbuka.
2) Terapkan Metode Kanguru
Kangaroo Mother Care (KMC) atau metode kanguru adalah sebuah metode yang digunakan saat
ibu menggendong bayi dengan memposisikan tubuh bayi ke dalam baju khusus atau kain
gendongan. Sebenarnya metode ini diterapkan sebagai pengganti alternatif perawatan inkubator
yang dibutuhkan oleh bayi BBLR. Metode kanguru melibatkan kontak skin-to-skin antara ibu dan
bayi, dengan memposisikan gendongan di dada ibu atau orang yang bertanggung jawab lainnya
jika ibu tidak bisa melakukannya sepanjang waktu. Bukti metode kanguru sangat baik untuk
mendukung bayi prematur dan bayi yang mengalami BBLR, yakni dengan menunjukkan
stabilitas denyut jantung dan pernapasan bayi. Tingkat risiko infeksi juga lebih rendah dan
memungkinkan kenaikan berat badan. Sedangkan manfaatnya untuk ibu adalah peningkatan
pasokan ASI dan berhasil memberikan ASI eksklusif kepada anak.
d. Tehnik menyusui dan pelekatan yang baik dan benar
1) Posisikan puting ke dalam mulut bayi dengan benar
Cara ini dilakukan dengan memosisikan wajah bayi ke dekat payudara, lalu gunakan tangan Busui yang
lainnya untuk memegang payudara. Letakkan ibu jari Busui di bagian atas puting dan jari-jari lainnya di
bagian bawah puting, sehingga membentuk huruf C. Ketika mulut Si Kecil terbuka lebar, arahkan
payudara ke dalam mulutnya. Usahakan agar puting masuk cukup jauh ke dalam mulut Si Kecil hingga
bibirnya menutup area areola Busui.
2) Kenali tanda awal lapar pada bayi
3) Segera susui bila bayi menunjukkan tanda awal lapar
4) Hindari penggunaan empeng dan sarung tangan bayi
H/ Ibu mengerti penjelasan tenaga kesehatan
3. Menyepakati kunjungan ulang 7 hari lagi atau jika sewaktu-waktu ada keluhan
H/ Ibu menyepakati
O. EVALUASI
Diagnosa Kebidanan
No Hasil Kendala
Komunitas
1. By “A” Usia 39 hari NCB- Ibu mengerti penjelasan tenaga kesehatan dan mampu melakukan -
KMK penyuluhan yang diberikan