Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Politeknik Kesehatan Manado sebagai salah satu Jenjang Pendidikan
Tinggi yang menghasilkan tenaga Ahli Madya di Bidang Kesehatan, berupaya
meningkatakan mutu pendidikan sebagai konsekuensi dari pengembangan
pelayanan kesehatan masyarakat dalam menunjang Indonesia Sehat 2010. Oleh
karena itu perlu dilakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) merupakan suatu kegiatan mahasiswa
untuk mengaplikasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh
dalam proses belajar mengajar di kelas, laboratorium dan bengkel kerja yang
diselenggarakan dalam bentuk latihan kerja, observasi dan pengabdian
masyarakat dalam rangka memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa agar
memilki kemampuan mengidentifikasi masalah masalah, menentukan prioritas
dan memecahkan masalah masalah, khususnya masalah kesehatan yang ada di
masyarakat secara proporsional, efektif, mandiri dan professional. Praktek Kerja
Lapangan wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa dalam rangka mempersiapkan
fisik maupun mental, agar dapat diperoleh lulusan yang siap pakai, terampil dan
cakap serta professional di bidangnya masing-masing.

B. Maksud dan Tujuan


a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti Praktek Kerja Lapangan, mahasiswa diharapkan :
a. Memahami tugas-tugas tenaga kesehatan dalam rangka menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam pendidikan di
bangku perkuliahan.
b. Mengenal perilaku dan kehidupan masyarakat pedesaan dari segi
sosial, budaya, ekonomi dan geografi.
c. Membangkitkan partisipasi masyarakat dalam memecahkan masalah-
masalah kesehatan secara mandiri dan berkesinambungan.

1
d. Bersama-sama masyarakat mengenal, merumuskan dan mengatasi
masalah-masalah kesehatan secara sederhana, praktis, murah, berdaya
guna dan berhasil guna sesuai situasi dan kondisi setempat serta
perkembangan pola pikir masyarakat.

2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan PKL Mahasiswa diharapkan :
a. Mampu membuat rencana kegiatan/program PKL di Desa/Kelurahan.
b. Mampu melaksanakan program seperti di bawah ini :
1. Survei/sensus mulai dari persiapan, pelaksanaan, pengolahan data,
analisis data sampai penentuan prioritas masalah.
2. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di desa masing-masing
3. Kerja sama lintas program (KB, Posyandu, KLB), dan lintas
sektoral (PMD, LMD, P2WKSS, Operasi Mandiri dan sebagainya)
c. Mampu membuat laporan hasil PKL secara singkat, jelas, lengkap,
dan sistematis.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTEK

A. Gambaran Umum Kelurahan Aertembaga Satu


1. Geografi
a. Letak Kelurahan dan Pembagian Wilayah
Kelurahan Aertembaga Satu merupakan salah satu Kelurahan yang
terletak di wilayah Kecamatan Aertembaga dengan batas-batas
sebagai berikut :
Sebelah Utara : Jalan Lorong Aertembaga Dua
Sebelah Selatan : Laut Selat Lembe
Sebelah Timur : Kelurahan Aertembaga Dua
Sebelah Barat : Kelurahan Winenet Dua
Pembagian wilayah Kelurahan Aertembaga Satu Kecamatan
Aertembaga, yaitu terbagi 4 (empat) lingkungan.
b. Luas Wilayah
Kelurahan Aertembaga Satu mempunyai luas wilayah kurang lebih
175Ha.
c. Luas Pemukiman :
d. Topografi Wilayah :
1. Berbukit : Tidak
2. Rata : Ya
3. Ketinggian dari permukaan laut : 5 Meter (Saat Surut)
: 3 Meter (Saat Pasang)

2. Demografi
Jumlah Penduduk di Kelurahan Aertembaga Satu: 3117 Jiwa.
Jumlah KK : KK
Jumlah Kelurahan : 4 Kelurahan
Jumlah RT : 19 RT
a. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin adalah terdiri dari laki-laki
1575 jiwa, dan perempuan 1542 jiwa. Untuk lebih jelas dapat dilihat
pada tabel berikut :

3
TABEL 1. Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di
Kelurahan Aertembaga Satu Tahun 2011
NO JENIS KELAMIN JUMLAH PERSENTASE
1 Laki-Laki 1575 50,53 %
2 Perempuan 1542 49,47 %
TOTAL 3117 100 %
Sumber : Data Sekunder Profil Desa
b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Golongan Umur

3. Sosial Ekonmi Budaya (Sosekbud)


a. Sarana Pendidikan
Sekolah Dasar : 2 Unit
SMP : 1 Unit
SMA : 1 Unit
b. Sarana Umum
Balai Desa : 1 Unit
Kantor Pengawasan : 1 Unit
Kantor Dinas Perikanan : 1 Unit
Industri : 4 Unit
c. Sarana Ibadah
Gereja : 5 Unit
Mushola : 1 Unit (Al-Muminin)
4. Sarana/Prasarana Kesehatan
a. Bangunan :
Poskesdes : 1 Unit
b. Tenaga Kesehatan :-
BAB III
METODOLOGI

A. PENGUMPULAN DATA

4
1. Sumber Data
a. Data Primer
Diperoleh dengan cara survei/sensus pada kepala keluarga yang
dijadikan sampel.
b. Data Sekunder
Diperoleh dengan mengambil data Di Puskesmas dan Kantor Desa.
2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data dilaksanakan dengan cara wawancara dan
pengamatan langsung dengan menggunakan kuesioner yang sudah
disiapkan.

B. PENGOLAHAN DATA
Pertama-tama data hasil survei ditabulasi dengan menggunakan cara
manual (melidi dan kalkulator), kemudian data yang sudah ditabulasi di
transfer ke program exel.

C. ANALISA DATA
1. Mengumpulkan permasalahan/identifikasi masalah
2. Menentukan rumusan penyebab masalah
3. Menentukan prioritas masalah
4. Menentukan alternative pemecahan masalah
5. Mendeskripsikan seluruh variabel yang ada.

BAB IV
KEADAAN DAN MASALAH

A. Hasil Survei/Sensus

5
Untuk mengetahui keadaan dan masalah kesehatan yang ada di Desa
Kuyanga Kecamatan Tombatu, maka perlu dilaksanakan Survei pada
Keluarga dalam hubungannya dengan permasalahan kesehatan pada
umumnya.
Adapun pelaksanaan survei/sensus dilaksanakan selama dua hari,
yaitu mulai pada tanggal 27 sampai dengan 28 Mei 2009 pada seluruh
keluarga yang dijadikan sampel yang ada di Desa Kuyanga.
Setelah dilaksanakan survei dan tabulasi data, diperoleh data umum
dan data khusus/kesehatan yang uraiannya seperti berikut ini.

1. Data Umum
a. Penduduk
Dari hasil survei diperoleh data penduduk sebagai berikut :
Jumlah kepala keluarga : 217 KK
Jumlah penduduk : 815 Jiwa
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2 dibawah ini

TABEL 2. Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur di


Desa Kuyanga 2009
No. Golongan Umur Jumlah Persentase
1 0-5 tahun 84 10%
2 6-10 tahun 76 9%
3 11-15 tahun 74 9%

6
4 16-20 tahun 52 6%
5 21-25 tahun 37 5%
6 25-30 tahun 67 8%
7 31-35 tahun 78 10%
8 36-40 tahun 74 9%
9 41-45 tahun 60 7%
10 46-50 tahun 44 5%
11 51-55 tahun 59 7%
12 56-60 tahun 37 5%
13 61 tahun 73 9%
JUMLAH 815 100%

b. Pendidikan
Berdasarkan Hasil survei pada 611 jiwa penduduk menurut tingkat
pendidikan diperoleh data bahwa tingkat pendidikan tertinggi yang
prosentasenya tertinggi adalah Tamat SD, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 3 berikut ini.
TABEL 3. Tingkat Pendidikan Di Desa Kuyanga Tahun 2009

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH PERSENTASE


1 Tidak Pernah Sekolah 6 0,98 %
2 Tidak Tamat SD 30 4,91 %
3 Tamat SD 171 27,99 %
4 Tamat SLTP 188 30,77 %
5 Tamat SLTA 196 32,08 %
6 Tamat PT 20 3,27 %
TOTAL 611 100
c. Pekerjaan
Berdasarkan hasil survei pada penduduk menurut pekerjaan, ada
beberapa % yang tidak bekerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4. Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan Di


Desa Kuyanga Tahun 2009
NO JENIS PEKERJAAN JUMLAH PERSENTASE

7
1 PNS 15 2%
2 TNI 0 0%
3 POLRI 2 0%
4 Swasta 66 11%
5 Pensiunan 8 1%
6 Petani 311 51%
7 Nelayan 0 0%
8 Tukang 17 3%
9 Buruh Bangunan 1 0%
10 Ibu RT 160 26%
11 Tidak Bekerja 30 5%
TOTAL 611 100%

d. Penghasilan
Berdasarkan hasil survei pada 217 kepala keluarga diperoleh data
menurut penghasilan, dimana sekitar % kepala keluarga
berpenghasilan > Rp.500.000,- Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Menurut Penghasilan Di


Desa Kuyanga Tahun 2009
NO PENGHASILAN JUMLAH PERSENTASE
1 Tidak Berpenghasilan 55 25%
2 < 500.000 130 60%
3 500.000-1.000.000 20 9%
4 > 1.000.000 12 6%
TOTAL 217 100 %

2. Data Kesehatan

8
a. Pengkajian Kesehatan Lingkungan
1) Sarana Pembuangan Tinja
a) Tempat Pembuangan Akhir Tinja
Berdasarkan hasil survei pada 217 Rumah menurut jenis
kebiasaan membuang tinja, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 6. Distribusi Jumlah Rumah Menurut Tempat Pembuangan Akhir


Tinja Di Desa Kuyanga Tahun 2009

NO. PEMBUANGAN TOTAL PERSENTASE


AKHIR TINJA
1. Tengki Septik 155 71%
2. Kolam ikan/sawah 3 1%
3. Sungai/Danau 25 12%
4. Lubang tanah 31 14%
5. Lainnya 3 1%
JUMLAH 217 100 %
b) Berdasarkan hasil survei, diperoleh data tentang kepemilikan
jamban dengan hasilnya sebagai berikut:

Tabel 7. Distribusi Jumlah Rumah Menurut Kepemilikan Jamban Di


Desa Kuyanga Tahun 2009
NO KEPEMILIKAN JUMLAH PERSENTASE
1 Milik Sendiri 138 64%
2 Numpang Tetangga 74 34%
3 Milik Umum 5 2%
TOTAL 217 100 %

2) Pembuangan Air Limbah


Berdasarkan hasil survei, diperoleh data tentang pembuangan air
limbah dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 8. Distribusi Jumlah Rumah Menurut Tempat Pembuangan
Air Limbah Di Desa Kuyanga Tahun 2009
NO PEMBUANGAN JUMLAH PERSENTASE
1 SPAL 19 9%

9
2 Galian Tanah Terbuka 49 23%
3 Di Pekarangan 71 33%
4 Ke Got/Sungai/Sawah 78 36%
TOTAL 217 100%

3) Pembuangan Sampah
a) Tersedianya Tempat Sampah
Berdasarkan hasil survei, diperoleh data tentang rumah yang
menyediakan tempat sampah dengan hasilnya sebagai berikut:
Tabel 9. Distribusi Jumlah Rumah Menurut Tersedianya
Tempat Sampah Di Rumah Di Desa Kuyanga Tahun 2009
NO URAIAN JUMLAH PERSENTASE
1 Tersedia 145 67 %
2 Tidak Tersedia 72 33 %
TOTAL 217 100 %
b) Cara Penanganan Sampah
Berdasarkan hasil survei, diperoleh data tentang rumah
menurut cara penanganan sampah dengan hasilnya sebagai
berikut:

Tabel 10. Distribusi Jumlah Rumah Menurut Cara Penanganan


Sampah Basah Dan Kering Di Desa Kuyanga Tahun 2009
CARA
NO JUMLAH PERSENTASE
PENANGANAN
1 Dipisahkan 74 34 %
2 Digabung 143 66 %
TOTAL 217 100%

c) Jenis Tempat Pembuangan Sampah


Berdasarkan hasil survei, diperoleh data tentang rumah
menurut jenis tempat pembuangan sampah dengan hasilnya
sebagai berikut:
Tabel 11. Distribusi Jumlah Rumah Yang Mempunyai Tempat
Sampah Menurut Jenis Tempat Pembuangan Sampah Di Desa
Kuyanga Tahun 2009

10
NO URAIAN JUMLAH PERSENTASE
1 Kayu/Triplex 9 4%
2 Kaleng 1 0%
3 Ember Plastik 93 43%
4 Kantong Plastik 114 53%
TOTAL 217 100%

d) Kebiasaaan Membuang Sampah


Berdasarkan hasil survei, diperoleh data tentang rumah
menurut kebiasaan membuang sampah dengan hasilnya
sebagai berikut:
Tabel 12. Distribusi Jumlah Rumah Menurut Kebiasaan
Membuang Sampah Di Desa Kuyanga Tahun 2009
NO KEBIASAAN JUMLAH PERSENTASE
1 Dibuang Tiap Hari 121 56%
2 2 Hari Sekali 41 19%
3 3 Hari Sekali 24 11%
4 4 Hari Sekali 31 14%
TOTAL 217 100%

4) Sarana Air Bersih


a) Jenis Sarana
Berdasarkan hasil survei, diperoleh data tentang rumah
menurut jenis sarana air bersih dengan hasilnya sebagai
berikut:
Tabel 13. Distribusi Jumlah Rumah Menurut Jenis Sarana Air
Bersih Di Desa Tiwoho Tahun 2009
NO JENIS SARANA JUMLAH PERSENTASE
1 PDAM 0 0%
2 Sumur Pompa 14 6%
3 Sumur Gali 197 91%
4 Mata Air 6 3%
5 Air Hujan 0 0%
6 Lainnya 0 0%
TOTAL 217 100%

11
b) Pemilikan Sarana Air Bersih
Berdasarkan hasil survei, diperoleh data tentang rumah
menurut pemilikan sarana air bersih dengan hasilnya sebagai
berikut:
Tabel 14. Distribusi Jumlah Rumah Menurut Pemilikan Sarana
Air Bersih Di Desa Kuyanga Tahun 2009
NO PEMILIKAN JUMLAH PERSENTASE
1 Milik Sendiri 188 87%
2 Numpang Tetangga 24 11%
3 Milik Umum 5 2%
TOTAL 217 100%

c) Kualitas Air Bersih


Berdasarkan hasil survei, diperoleh data tentang rumah yang
memiliki sarana air bersih menurut kualitas air dengan
hasilnya sebagai berikut:
Tabel 15. Distribusi Jumlah Rumah Yang Memiliki Sarana Air
Bersih Menurut Kualitas Air Di Desa Kuyanga Tahun 2009
YA TIDAK
NO KUALITAS
JML % JML %
1 Jernih 202 93% 15 7%
2 Keruh 10 5% 207 95%
3 Berasa 0 0% 217 100%
4 Berwarna 2 1% 215 99%
5 Berbau 0 0% 217 100%
6 Berbusa 0 0% 217 100%

d) Kebiasaan Minum Air


Berdasarkan hasil survei, diperoleh data tentang rumah
menurut kebiasaan minum air tiap hari dengan hasilnya
sebagai berikut:
Tabel 16. Distribusi Jumlah Rumah Menurut Kebiasaan
Minum Air Tiap Hari Di Desa Kuyanga Tahun 2009

12
NO KEBIASAAN JUMLAH PERSENTASE
1 Dimasak 189 87%
2 Tidak dimasak 14 6%
3 Minum Air Kemasan 4 2%
4 Minum air isi ulang 10 5%
TOTAL 217 100%

5) Ternak Peliharaan
1. Jenis Ternak
Berdasarkan hasil survei, diperoleh data tentang rumah yang
memelihara ternak menurut jenis ternak yang dipelihara
dengan hasilnya sebagai berikut:
Tabel 17. Distribusi Jumlah Rumah Yang Memelihara Ternak
Menurut Jenis Ternak Yang Dipelihara Di Desa Kuyanga
Tahun 2009
NO JENIS TERNAK JUMLAH PERSENTASE
1 Unggas 59 27%
2 Ternak Sedang 20 9%
3 Ternak Besar 5 2%
4 Lainnya 55 25%
5 Tidak Memelihara 78 36%
TOTAL 217 100%

2. Cara Pememliharaan
Berdasarkan hasil survei, diperoleh data tentang rumah yang
memelihara ternak menurut cara pemeliharaan dengan
hasilnya sebagai berikut:
Tabel 18. Distribusi Jumlah Rumah Yang Memelihara Ternak
Menurut Cara Pemeliharaan Di Desa Kuyanga Tahun 2009
CARA
NO JUMLAH PERSENTASE
PEMELIHARAAN
1 Dalam kandang
57 27,00%
jauh dari rumah
2 Kandang di
58 26,00%
samping rumah
3 Kandang di dalam 2 0,95%

13
rumah
4 Berkeliaran 100 46,05%
TOTAL 217 100%

6) Keadaan Rumah
a) Penerangan Utama
Berdasarkan hasil survei, diperoleh data tentang rumah
menurut sumber penerangan utama dengan hasilnya sebagai
berikut:
Tabel 19. Distribusi Jumlah Rumah Menurut Sumber
Penerangan Utama Di Desa Kuyanga Tahun 2009
SUMBER
NO JUMLAH PERSENTASE
PENERANGAN
1 Listrik 217 100%
2 Lampu Minyak Tanah 0 0%
3 Lainnya 0 0%
TOTAL 217 100%

b. Pengkajian Keperawatan
1) Penyakit 1 Bulan Terakhir
Berdasarkan hasil survei, diperoleh data tentang penduduk yang
menderita penyakit menurut jenis penyakit yang diderita 1 bulan
terkahir dengan hasilnya sebagai berikut:

Tabel 32. Distribusi Jumlah Penduduk Yang Menderita Penyakit


Menurut Jenis Penyakit Yang Diderita 1 Bulan Terakhir Di Desa
Kuyanga Tahun 2009
NO. JENIS PENYAKIT JUMLAH PERSENTASE
1 ISPA 31 55%
2 MALARIA 13 24%
3 DIARE 12 21%
TOTAL 56 100%

B. Identifikasi dan Prioritas Masalah

14
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan sejak tanggal 27 mei 2009
sampai dengan 28 mei 2009, terhadap 815 jiwa penduduk, 217 kepala
keluarga dan 217 rumah yang dijadikan sampelyang ada di desa Kuyanga,
kami mahasiswa praktek Kerja Lapangan Politeknik Kesehatan Depkes
Manado menemukan masalah-masalah kesehatan di Desa Kuyanga, sebagai
berikut :
a. Kasus penyakit ISPA cukup tinggi, dengan prosentase 55%
b. Keluarga yang sering mengalami sakit Gigi 93%
c. Keluarga yang tidak tahu cara menyikat gigi yang benar 99%
d. Keluarga yang tidak memiliki jamban berjumlah 34%
e. Bayi dan Balita yang tidak di berikan ASI eksklusif
f. PUS yang tidak memiliki akseptor KB.
g. Kepemilikan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) masih kurang dengan
persentasi 34 %
2. Tujuan Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah dari kelompok dengan menggunakan metode
CARL:
C= Capability (kemampuan) dengan skor 1-10
A= Assesbility (kemudahan) dengan skor 1-10
R= Readiness (kesiapan) dengan skor 1-10
L= Leverage dengan skor 1-10
Tabel . Format Penentuan Prioritas Masalah

Masalah
C A R L TOTAL
Kesehatan
ISPA 5 4 5 5 500
Reumatik 5 5 6 5 750
JAMBAN 6 4 6 6 864
KESGILUT 4 5 6 5 600
Sarana Air
Bersih 4 5 5 5 500
TOGA 5 5 4 4 320
ASI Eksklusif 2 4 5 3 120
GIZI 3 4 5 5 300

3. Prioritas Masalah
Berdasarkan Metode CARL urutan prioritas masalah adalah sebagai
berikut:
a. JAMBAN

15
b. Reumatik
c. Kesehatan Gigi dan Mulut
d. Sarana Air Bersih
e. ISPA
f. TOGA
g. GIZI
h. ASI Esklusif

16
BAB V
RENCANA KEGIATAN PEMECAHAN MASALAH

A. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan dalam rangka pemecahan masalah-masalah
kesehatan yang ditemukan di Kelurahan Aertembaga I Kecamatan
Aertembaga. Kami buat dalam bentuk POA (seperti dalam lampiran)
Sebelum rencana kegiatan dibuatkan dalam POA maka kami
mahasiswa PKL mengadakan pertemuan dengan masyarakat dalam bentuk
Musyawarah Masyarakat Kelurahan I yang dilaksanakan pada hari Senin,
tanggal 14 Maret 2011, yang dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat, tokoh
agama dan perangkat desa serta masyarakat pada umumnya, tempat
pelaksanaan kegiatan MMK I ini dipusatkan di Kantor Kelurahan
Aertembaga I.
Tujuan pelaksanaan pertemuan ini adalah untuk memperkenalkan
program PKL berdasarkan permasalahan yang ditemukan, serta bersama-
sama dengan elemen-elemen masyarakat merumuskan prioritas permasalahan
yang harus ditangggulangi sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat
setempat, disamping itu juga agar program PKL yang akan dilaksanakan
mendapat dukungan dari semua elemen masyarakat yang ada di Kelurahan
Aertembaga I.
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai denagan hasil
musyawarah adalah terdiri dari :
1. Kegiatan Non Fisik
Kegiatan non fisik yang akan dilaksanakan sesuai dengan hasil
kesepakatan dalam Musyawarah Masyarakat Kelurahan I adalah dengan
penyuluhan kesehatan, yang dilakukan di SD GMIM, SMP, pengajian/
majelis, serta ibadah-ibadah kolom.
2. Kegiatan Fisik
1) Kesehatan Lingkungan

17
Pembuatan tempat sampah percontohan yang tebuat dari
batako yang terbagi antara bak sampah basah dan sampah
kering
Melakukan kerja bakti disetiap lingkungan disertai
pelaksanaan 3 M
Pembubuhan abatesasi di rumah warga
B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Kegiatan Non Fisik
Kegiatan non fisik yang dilakukan adalah berupa penyuluhan
kesehatan. Untuk kegiatan penyuluhan kesehatan dilaksanakan dengan
metode ceramah, tanya jawab, dengan memanfaatkan kegiatan kerohanian
dan kemasyarakatan
Frekuensi kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan selama
pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di Kelurahan Aertembaga I
Kecamatan Aertembaga seperti dalam lampiran.
2. Kegiatan Fisik
Kegiatan-kegiatan fisik yang telah dilaksanakan adalah terdiri dari:
a. Kesehatan Lingkungan

C. Faktor Penghambat
Adapun faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan di Kelurahan Aertembaga I adalah sebagai berikut :
1. Adanya pemberitaan kejadian tsunami yang akan melanda tempat
pelaksanaan PKL tepatnya lokasi Bitung yang dekat dengan pantai.
Sehingga kami mengungsi di daerah yang aman.
2. Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yang singkat
3. Biaya stimulan kurang mencukupi

D. Faktor Penunjang
Selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dapat berlangsung dengan baik
karena ada faktor-faktor penunjang, yaitu:

18
1. Sambutan dari Aparat, Tokoh-tokoh masyarakat/Agama serta seluruh
masyrakat yang sangat baik, sehingga tercipta hubungan kerja yang baik
antara mahasiswa dan seluruh elemen masyarakat yang ada di Kelurahan
Aertembaga I.
2. Sumber daya alam dan tenaga yang tersedia sehingga pelaksanaan kegiatan
fisik berjalan dengan lancar.
3. Saran/Petunjuk dari tokoh-tokoh masyarakat dan Agama Di Kelurahan
Aertembaga I.
4. Adanya biaya stimulan dari Institusi Politeknik Kesehatan Manado yang
sangat membantu kegaitan Praktek Kerja Lapangan
5. Bimbingan serta motivasi yang diberikan oleh dosen-dosen pembimbing di
lapangan.

19
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah kami mahasiswa politeknik kesehatan manado menyelesaikan
pelaksanaan praktek Kerja lapangan di Kelurahan Aertembaga I Kecamatan
Aertembaga I ,maka kami dapat mengambil kesimpulan :
1. Praktek Kerja Lapangan adalah salah satu bagian yang tidak dapat
dilepaskan dari program Pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes
Masnado, guna mempraktekan teori-teori serta keterampilan yang
diperoleh di bangku Pendidikan selama proses perkuliahan dalam
kegiatan nyata di masyarakat, dalam rangka mempersiapkan tenaga
kesehatan yang siap pakai di waktu waktu mendatang baik kesiapan
fisik maupun mental.
2. Melalui kegiatan praktek Kerja lapangan ini maka mahasiswa bersama
sama dengan masyarakat dapat melaksanakan pengumpulan data
kesehatan, serta mampu melakukan analisa terhadap masalah yang
ditemukan untuk merumuskan cara-cara pemecahan masalah secara
sederhana, ptaktis, dan berdaya guna sesuai dengan kondisi masyarakat
setempat.
3. Berdasarkan metode penentuan prioritas masalah dengan Metode CARL ,
maka dapat dirumuskan prioritas masalah kesehatan yang ada di desa
Kuyanga sebagai berikut:
a. JAMBAN
b. Reumatik
c. Kesehatan Gigi dan Mulut
d. Sarana Air Bersih
e. ISPA
f. TOGA
g. ASI Esklusif

20
4. Kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan untuk mengintervensi
masalah-masalah tersebut adalah :
a. Penyuluhan kesehatan yang berkesinambungan
b. Pembuatan kloset percontohan
c. Sikat gigi masal bagi anak sekolah
d. PMT (Pemberian Makanan Tambahan)
e. Pembuatan TOGA
B. Saran
1. Kepada Puskesmas
a. Pengadaan petugas kesehatan di desa agar pelayanan kesehatan dapat
menjangkau masyarakat lapisan bawah
b. Dalam rangka meningkatkan upaya promotif dan preventif kejadian
penyakit, maka disarankan sangat perlu untuk penambahan tenaga
sanitasi, alat dan bahan untuk kesehatan gigi dan mulut dan serta
tenaga kesehatan lainnya.
c. Pemaksimalan kinerja PosKesDes dengan mengujungi keluarga yang
dicurigai menderita penyakit menular.
2. Kepada Masyarakat Desa Kuyanga
a. Memperhatikan kebersihan lingkungan, ketersediaan jamban keluarga,
perawatan sarana sumber air bersih.
b. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dalam menangani
masalah-masalah kesehatan/penyakit.
c. Memperhatikan kesehatan gigi dan mulut dan menggunakan fasilitas
kesehatan untuk pengobatan dan perawatan.
d. Memberikan ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan.
e. Budidayakan apotik hidup
f. Dalam menggunakan obat-obatan sebaiknya harus melalui resep dari
petugas kesehatan.
3. Kepada Institusi Politeknik Kesehatan Manado
a. Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan sebaiknya lebih dari 21
hari (sekurang-kurangnya 30 hari)
b. Dana stimulan harus mencukupi

21
22
SEJARAH BERDIRINYA NEGERI AERTEMBAGA

Menurut catatan Sejarah dan keterangan orang tua-tua kita baik secara

tulisan dari pelaku maupun lisan bahwa terbentuknya Kelurahan Aertembaga ini

telah melalui proses perencanaannya sejak tahun 1920. Kemudian pada tahun

1923 datanglah orang tua-tua dari Tanjung Merah mereka berkumpul mengadakan

pertemuan di Rumah/Daseng dari S. Pongoh di Pateten/Aplah (sekarang

Kelurahan Pateten I) yang hadir pada pertemuan itu adalah Magdalena Rotty,

Arnoldus Sompotan, Arnold Rumawung, Welliam Maringka, Derek Lengkong,

Adrianus Lengkong, Mama Noni, Mama Muel, Josias Lengkong, Simon Siby,

Titus Talaur, dan dihadiri pula oleh beberapa orang yang sudah

menetap/bertinggal disini yaitu Sam B. Kuntel, Ibrahim Tinangon, Hendrik

Tulong, dan Ayub Kaureng.

Adapun maksud pertemuan itu adalah mau menjadikan tempat ini sebagai

Kampung/Negeri dan atas kesepakatan pertemuan itu diangkatlah sebagai Orang

Tua/Tonaas (Pengatur Adat) ialah Arnold Rumawung. Dan sebagai

Pemimpin/Tunduan Arnoldus Sompotan anak dari Hermanus Sompotan Tumani

Bitung. Setelah selesai mengadakan pertemuan maka pulanglah orang tua-tua itu

ke Tanjung Merah.

Tiga hari kemudian yaitu pada tanggal 19 September 1923 datanglah

beberapa orang tua-tua dari Tanjung Merah yaitu Arnold Rumawung, Welliam

Maringka, Titus Talaur, Mama Muel, Mama Noni dan merteka memanggi Sam B.

Kuntel, Ibrahim Tinangon, Hendrik Tulong dan Ayub Koureng untuk mengadakan

Acara Adat Minahasa menjadikan tempat ini sebagai Kampung/Negeri. Adapun

23
acara adat tersebut di pimpin oleh Tonaas Arnold Rumawung dan di bantu oleh

Sam B. Kuntel dan Ibrahim Tinangon serta orang tua-tua dari Tanjung Merah itu.

Adapun tempat diadakannya acara adat itu yaitu di mata air Doud

Mataingkere yang airnya berwarna tembaga sehingga diterjemahkan ke dalam

Bahasa Indonesia dan menjadi populer dari tahun ke tahun yaitu Aertembaga.

Kemudian pada tanggal 14 Maret 1924 Tunduan Sompotan

memerintahkan untuk mengadakan pengukuran tanah-tanah yang akan dipakai

sebagai pemukiman bagi penduduk yang mau datang bertempat tinggal di

Aertembaga dengan Ukuran kapling masing-masing 20 m x 40 m yang lengkap

dengan patok-patok batasnya. Dan kemudian datanglah orang-orang dari Tanjung

Merah, Manembo-nembo, Sagerat, Lansot, Lilang, Waleo, Makalisung Tonsea

langsung dikasih tanah oleh Tunduan masing-masing satu kapling untuk setiap

keluarga. Kemudian Tunduan Arnoldus Sompotan didampingi oleh Magdalena

Rotty dan Arnold Rumawung memberikan pengarahan/pemberitahuan sebagai

syarat untuk menetap atau tinggal disini sebagai berikut: kalau suka tinggal

disini baju tua dari negeri tua jangan bawa disini yang artinya tingkah laku

yang tidak baik/jahat yang biasa dilakukan dari kampung asal jangan dibawa atau

dilakukan disini. Dan jika kampung ini tidak jadi maka tanah-tanah yang saudara

terima dari kami dikembalikan kepada kami sebagai pemilik tanah. Demikian

juga apabila saudara tidak jadi menetap disini atau kembali lagi ke kampung

halaman saudara.

Pada tahun 1924 s/d 1928 negeri ini masuk dalam wilayah pemerintahan

Madidir dan kemudian di Pemerintahan Bitung.

24
Pada tahun 1929 pemerintah di bawwah major Tonsea mengirim

komisi/tim negeri baru yang terdiri dari Hukum Tua Waleo Rulan Sumampow

dan Hukum Tua Makalisung Tonsea R. Rotinsulu untuk memeriksa negeri ini.

Kemudian pemerintah melalui komisi/tim negeri baru merestui dan mensahkan

nama negeri Aertembaga yang diambil dari nama mata air Doud Mataingkere

dengan Beslit Negeri Aertembaga Nomor 76 Tahun 1929.

Adapun pemimpin Aertembaga ini sejak tahun 1923 sampai sekarang ini

secara berturut-turut sebagai berikut:

1. 1923 s/d 1929 di bawah Pimpinan Tunduan Arnoldus Sompotan.


2. 1929 s/d 1936 di bawah Pimpinan Hukum Tua Arnoldus Sompotan.
3. 1936 s/d 1941 di bawah Pimpinan Hukum Tua Welliam Maringka.
4. 1941 s/d 1943 di bawah Pimpinan Hukum Tua Bernabas Umboh.
5. 1943 s/d 1960 di bawah Pimpinan Hukum Tua Josius Demus Sompotan
6. 1960 s/d 1963 di bawah Pimpinan Hukum Tua Cores Tampi Sompotan
7. 1963 s/d 1963 di bawah Pimpinan Hukum Tua Josius Demus Sompotan
8. 1963 s/d 1972 di bawah Pimpinan Hukum Tua Narius Luwuk Lengkong
9. 1972 s/d 1973 di bawah Pimpinan Hukum Tua Ernst Nunet Lengkong
10. 1973 s/d 1976 di bawah Pimpinan Hukum Tua Cores Tampi Sompotan
11. 1976 s/d 1980 di bawah Pimpinan Hukum Tua Daniel Pet Tompunu
12. 1980 s/d 1988 di bawah Pimpinan Lurah Daniel Pet Tompunu
13. 1988 s/d 2001 di bawah Pimpinan Lurah Felix Alexander Lengkong
14. 2001 s/d 2002 di bawah Pimpinan Lurah Herry Rumawung
15. 2002 s/d sekarang di bawah Pimpinan Lurah Bobby Marthen Hengky

Rumawung.

Demikian sejarah singkat berdirinya Negeri aertembaga.

25
26

Anda mungkin juga menyukai