Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bidang kesehatan adalah salah satu aspek yang harus di perhatikan terutama
bagi negara berkembang seperti indonesia. Pemerintah dalam hal ini telah
menunjukan dukungannya dalam bidang kesehatan maupun dalam hal infrastruktur
dimana kita bisa melihat di setiap kecamatan telah ada puskesmas.
Meskipun puskesmas telah terdapat disemua kecamatan dan ditunjang oleh
puskesmas pembantu, namun upaya kesehatan masyarakat dan perorangan belum
dapat di jangkau oleh seluruh masyarakat. Potensi pelayanan kesehatan swasta dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat belum didayagunakan sebagaimana mestinya.
Hal ini dikarenakan jumlah sember daya manusia kesehatan belum memadai. Rasio
tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk masih rendah, begitu juga dengan
penyebaran SDM kesehataan juga belum menggembirakan dimana kita melihat
tenaga kesehatan lebih banyak berada di daerah perotaan sedangkan untuk daerah
yang terpencil atau jauh dari perkotaan kekurangan atau bahkan tida memiliki tenaga
kesehatan sama sekali.
Kesehatan yang optimal meliputi kesehatan fisik, sosial, dan mental, dimana
kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan fisik. Pelayanan
kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit
gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi, dan
berkesinambungan (UU Kesehatan No.36 Tahun 2009).
Kebanyakan orang menomorduakan kondisi kesehatan gigi dan mulut. Namun
perlu diingat bahwa gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang
lain. Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya,
sehingga akan menggagu aktivitas sehari – hari.
Berdasarkan hasil Riskesdas pada tahun 2018 mencatat proporsi masalah gigi
dan mulut sebesar 57,5% dan yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi
sebesar 10,2%. Adapun proporsi perilaku menyikat gigi setiap hari pada penduduk
umur kurang lebih dari 3 tahun sebesar 94,7%. Sedangkan pada proporsi perilaku
menyikat gigi dengan benar pada penduduk usia kerang lebih dari 3 tahun sebesar
2,8%.
Dari data tersebut menunjukan kualitas status kesehatan gigi yang masih
rendah, sehingga kami selaku tim Kesehatan gigi dan mulut dari Poltekkes Kemenkes
Bandung ingin melaksanakan sebuah program pemberdayaan masyarakat yang
diwujudkan dalam sebuah kegiatan “Pelatihan Kader Kesehatan Gigi dan Mulut
Kelurahan Cihaurgeulis Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung” yang sekiranya
diharapkan dapat menghidupkan kembali semangat dan pengetahuan tentang
kesehatan gigi dan mulut pada kader Posyandu di Kelurahan Cihaurgeulis Kecamatan
Cibeunying Kaler Kota Bandung.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Meningkatankan pengetahuan, minat dan peran serta kader di bidang kesehatan gigi
dan mulut. Sehingga dapat tercapai perilaku hidup sehat dan peningkatan kualitas
sumber daya manusia kedalam kehidupan sehari – hari.

2. TUJUAN KHUSUS
1. Meningkatkan pengetahuan kader tentang pengetahuan tentang gigi
2. Meningkatkan pengetahuan kader tentang jenis – jenis penyakit gigi dan mulut.
3. Meningkatkan pengetahuan kader tentang cara – cara pencegahan penyakitkan
gigi dan mulut.
4. Meningkatkan kemampuan kader tentang cara menyikat gigi yang baik dan benar.
5. Meningkatkan kemampuan kader tentang teknik melakukan perawatan kesehatan
gigi dan mulut.
BAB II

DATA LOKASI

A. DATA UMUM
Rukun Warga : 09
Kelurahan : Cihaurgeulis
Kecamatan : Cibeunying Kaler
Kota : Bandung
Provinsi : Jawa Barat
Bulan : Desember
Tahun : 2018

a. Jumlah Penduduk

N RT L P JUMLAH KK JUMLAH
O L P
1 I 70 62 132 37 8 39
2 II 71 92 163 53 9 62
3 III 78 67 145 41 9 40
4 IV 70 74 144 33 7 44
JUMLAH 289 295 584 164 33 185

b. Penduduk Menurut Struktur Umur

No Umur L P Jumlah
1. 0-4 21 20 41
2. 5-9 34 21 55
3. 10-14 18 26 44
4. 15-19 28 31 59
5. 20-24 23 19 42
6. 25-29 23 23 46
7. 30-34 17 22 39
8. 35-39 24 20 44
9. 40-44 15 27 42
10. 45-49 19 18 37
11. 50-54 24 27 51
12. 55-59 18 14 32
13. 60-64 7 11 18
14. 65-… 18 16 34
Jumlah 289 295 584

c. Pencaharian Pokok
JENIS PEKERJAAN LAKI - LAKI PEREMPUAN

Petani 10 orang 8 orang

Buruh Harian Lepas 10 orang 12 orang


PNS 5 orang 7 orang

Pensiunan PNS/TNI/POLRI 4 orang 2 orang

Karyawan Perusahaan Swasta 36 orang 29 orang

Karyawan Perusahaan 48 orang 32 orang


Pemerintah

Pedagang 20 orang 31 orang

Buruh Usaha Pertambangan 85 orang -

Pemilik Usaha Pertambangan 10 orang -

d. Pendidikan Menurut Usia


TINGKATAN PENDIDIKAN LAKI-LAKI PEREMPUA
N

Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 15 orang 10 orang

Usia 3-6 tahun yang sedang TK/play group 25 orang 13 orang

Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah 30 orang 15 orang

Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 35 orang 41 orang

Usia 18-56 tahun tidak pernah sekolah 17 orang 19 orang

Usia 18-56 thn pernah SD tetapi tidak tamat 43 orang 45 orang

Tamat SD/sederajat 96 orang 83 orang

Jumlah usia 12 – 56 tahun tidak tamat SLTP 27 orang 17 orang

Jumlah usia 18 – 56 tahun tidak tamat SLTA 78 orang 18 orang

Tamat SMP/sederajat 15 orang 14 orang

Tamat SMA/sederajat 12 orang 12 orang

Tamat D-1/sederajat 2 orang 3 orang

Tamat S-1/sederajat 5 orang 7 orang

e. Sarana Peribadatan

Jumlah Masjid 1 buah

Jumlah Mushola 2 buah

f. Prasarana Olahraga
Lapangan sepak bola 1 buah

Meja pingpong 1 buah

Lapangan voli 1 buah

g. Akses Transportasi
Bisa diakses dengan kendaraan roda 4 dan 2

B. DATA KHUSUS
a. Prasarana dan Sarana Kesehatan
1. Prasarana Kesehatan

Posyandu 1 unit

2 Sarana Kesehatan
Perawat 1 orang

b. Riwayat Kejadian Penyakit


Nama penyakit Persentase

Jantung 19,04%

Stroke 16,56%

Diabetes Melitus 12,75%

ISPA 28,19%

Asma 23,46%

c. Riwayat Penyakit Kesehatan Gigi dan Mulut

No Nama Penyakit Persentase


1. Lubang Gigi 7,65%
2. Fluorosis 36,84%
3. Gingivitis 22,58%
4. Periodontitis 24,33%

5. Stomatitis 8,60%
BAB III

PERSIAPAN PELATIHAN

A. SISTEM PEMBELAJARAN

a) Pembukaan
Pelatihan di mulai oleh panitia.

b) Building Learning Commitment/BLC (Membangun Komitmen Belajar)


Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses
pelatihan. Kegiatannya antara lain:
1. Penjelasan oleh fasilitator tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan
yang akan dilakukan dalam materi BLC.
2. Perkenalan antara peserta dengan para fasilitator dan panitia
penyelenggara pelatihan, serta antar sesama peserta.
3. Mengemukakan harapan, kekuatiran dan komitmen masing-masing
peserta selama pelatihan.

c) Pemberian wawasan
 Mengetahui tentang kesehatan gigi secara umum
 Mengetahui tentang jenis – jenis penyakit gigi dan mulut
 Meningkatkan pengetahuan cara – cara pencegahan penyakit gigi dan mulut
 Mampu meningkatkan kemampuan cara menyikat gigi yang baik dan benar
 Mampu meningkatkan kemampuan teknik melakukan perawatan kesehatan
gigi dan mulut

d) Pembekalan pengetahuan dan keterampilan


Pemberian materi pengetahuan dan keterampilan dari proses pelatihan mengarah
pada kompetensi yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian materi dilakukan
dengan menggunakan berbagai metode yang melibatkan semua peserta untuk
berperan serta aktif dalam mencapai kompetensi tersebut, yaitu diskusi kelompok
dan simulasi dengan kasus.

Pengetahuan dan keterampilan meliputi materi:

1. Meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi secara umum.5


2. Meningkatkan pengetahuan jenis – jenis penyakit gigi dan mulut.
3. Meningkatkan pengetahuan cara – cara pencegahan penyakit gigi dan
mulut.
4. Meningkatkan kemampuan cara menyikat gigi yang baik dan benar.
5. Meningkatkan kemampuan teknik melakukan perawatan kesehatan
gigi dan mulut.

e) Praktek Lapangan
Akan dipraktekan mengenai cara menyikat gigi yang baik dan benar

f) Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi awal yaitu untuk mengukur kemampuan
kader. Evaluasi proses, mengevaluasi proses kegiatan yang sedang berjalan.
Evaluasi hasil yaitu evaluasi hasil pelatihan materi yaitu dampaknya.

g) Penutupan
Penutupan dilaksanakan pada saat selesai kegiatan.

B. STRUKTUR PROGRAM PELATIHAN


Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka disusunlah materi yang akan
diberikan secara rinci pada tabel berikut:

NO MATERI WAKTU
T P PL JLH
A. MATERI INTI:
1. Pengetahuan kesehatan gigi ssecara 1 1
umum
2. Jenis – jenis penyakit kesehatan gigi dan 1 1
mulut
3. Cara – cara pencegahan penyakit gigi 12 3 7
dan mulut
4. kemampuan cara menyikat gigi yang 2 2
baik dan benar.

5. kemampuan teknik melakukan perawatan 2 7


kesehatan gigi dan mulut.
JUMLAH 9 2 3 19

Keterangan: T = Teori, P = Praktek / Penugasan,. 1 Jpl @ 45 menit, untuk PL = @


60 menit

C. MATERI PELATIHAN
1. Meningkatkan pengetahuan kader tentang pengetahuan tentang gigi
Manusia memiliki dua kelompok gigi, yaitu gigi susu atau gigi bayi dan gigi
permanen atau gigi dewasa, yang berkembang secara bertahap. Meskipun waktu
perkembangannya berbeda pada setiap orang, masing-masing kelompok gigi
tumbuh dengan tahapan yang serupa.
Perkembangan gigi dimulai jauh sebelum gigi pertama Anda terlihat. Sebagai
contoh, gigi pertama bayi muncul pada usia kehamilan sekitar enam bulan, tetapi
perkembangan gigi tersebut sebenarnya telah dimulai pada awal trimester kedua
kehamilan.
Mahkota gigi terbentuk lebih dulu, sementara akarnya terus berkembang
bahkan setelah gigi muncul. Antara usia 2,5 hingga 3 tahun, 20 gigi utama sudah
mulai tumbuh dan menetap sampai usia sekitar 6 tahun. Antara usia 6-12 tahun,
gigi susu mulai berganti dengan gigi permanen.
Gigi dewasa mulai tumbuh di antara usia 6-12 tahun. Kebanyakan orang
dewasa memiliki 32 gigi permanen.

2. Meningkatkan pengetahuan kader tentang jenis – jenis penyakit gigi dan mulut.
a. Gingivitis merupakan penyakit radang gusi
yang mengalami pembengkakan pada mulut sebab kurang terjaganya
kebersihan mulut sehingga menyebabkan adanya karang – karang gigi atau
plak yang menumpuk dan berbatasan dengan tepi gusi (Lita, 2016).
b. Acute Necrotizing Ulcerative Gingingivitis (ANUG) adalah penyakit yang
disebabkan oleh adanya infeksi pada nekrosis gingiva. Penyakit ini dapat terjadi
pada siapa saja, terutama orang yang mengkonsumsi rokok secara berlebihan,
stress berat, dan malnutrisi berat, dll
c. Karies gigi merupakan penyakit gigi yang terjadi pada kerusakan jaringan gigi
hingga membentuk lubang
d. Pulpitis merupakan proses radang pada jaringan pulpa gigi yang menetap,
gejalanya yakni gigi nyeri ketika mendapat rangsangan panas atau dingin
e. Nekrosis Pulpa adalah penyakit gigi yang disebabkan oleh adanya bakteri,
trauma dan iritasi yang menyebabkan kerusakan dan kematian pada pulpa yang
disebabkan oleh pulpitis yang tidak dirawat (Yamin, 2012)
f. Periodontitis merupakan inflamasi jaringan dan infeksi yang terjadi pada
gingiva (gingivitis) yang tidak dirawat dan menyebar ke ligamen dan tulang
alveolar penyangga gigi.
g. Herpes Simpleks adalah infeksi virus HIV yang terjadi pada sudut bibir atau
mulut. Gejala yang ditimbulkan antara lain

3. Meningkatkan pengetahuan kader tentang cara – cara pencegahan penyakitkan gigi


dan mulut.
Memelihara kebersihan mulut ( menghilangkan plak dan bakteri ). Memelihara
kebersian mulut dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satu cara yang paling
efektif adalah dengan menggosok gigi secara rutin, agar kita dapat memutus rantai
penyebab terjadinya karies dan berbagai penyakit mulut lainnya. Memperkuat gigi
( dengan Flour ). Cara memperkuat gigi dengan menggunakan pasta gigi yang
mengandung flour. Namun beberapa dari kita mungkin masih percaya dan
menggunakan daun sirih untuk menyehatkan gigi. Tidak dianjurkan menyikat gigi
dengan menggunakan batu bata ataupun dengan tanah liat, beberapa orang masih
menggunakan cara ini dengan harapan gigi terlihat lebih bersih dan kuat. Namun
pada kenyataannya penggunaan bata malah akan mengikis lapisan email gigi.
Mengurangi konsumsi makanan yang manis dan lengket. Makanan yang kita
makan merupakan nutrisi yang penting untuk tubuh kita namun beberapa makanan
mungkin tidak cocok untuk kesehatan gigi dan mulut kita, sebenarnya bukan tidak
boleh namun apabila kita mengkonsumsi makanan manis dan lengket sebaiknya
setelah itu langgung menggosok gigi dengan bersih agar sisa-sisa dari makanan
tersebut tidak menempel pada sela-sela gigi yang akan mempercepat terjadinya
proses karies dan berbagai penyakit mulut lainnya. Membiasakan konsumsi
makanan berserat dan menyehatkan gigi.
Makanan serat selain bagus untuk kesehatan tubuh juga bagus untuk kesehatan
gigi dan mulut. Bagi yang suka menggunakan tusuk gigi setelah makan untuk
membersihkan sisa-sisa makanan cobalah untuk mengganti tusuk gigi dengan
buah-buahan seperti apel, melon, pepaya,dll. Buah-buahan ini akan membantu kita
untuk membersihkan sia-sia makanan yang menempel pada sela-sela gigi kita.
Setelah kita mengetahui cara ini ada baiknya kita mulai berbagi ilmu ini kepada
orang-orang terdekat kita agar nantinya mereka dapat mengingatkan kita apabila
kita lupa. Jadi mulailah mengajak orang terdekat dan yang anda sayangi untuk
sama-sama menjaga kesehatan gigi dan mulut.

4. Meningkatkan kemampuan kader tentang cara menyikat gigi yang baik dan benar.
a. Menyiapkan sikat gigi dan pasta yang mengandung Fluor ( salah satu zat yang
dapat menambah kekuatan pada gigi ). Banyaknya pasta kurang lebih sebesar
sebutir kacang tanah (1/2 cm )
b. Berkumur-kumur dengan air bersih sebelum menyikat gigi
c. Seluruh permukaan gigi disikat dengan gerakan maju mundur pendek-pendek
atau memutar selama ± 2 menit (sedikitnya 8 kali gerakan setiap 3 permukaan gigi)
d. Berikan perhatian khusus pada daerah pertemuan antara gigi dan gusi.
e. Lakukan hal yang sama pada semua gigi atas bagian dalam. Ulangi gerakan yang
sama untuk permukaan bagian luar dan dalam semua gigi atas dan bawah.
f. Untuk permukaan bagian dalam gigi rahang bawah depan, miringkan sikat gigi
seperti dalam gambar no.5. Kemudian bersihkan gigi dengan gerakan sikat yang
benar.
g. Bersihkan permukaan kunyah dari gigi atas dan bawah dengan gerakan-gerakan
pendek dan lembut maju mundur berulangulang.
h. Sikatlah lidah dan langit-langit dengan gerakan maju mundur dan berulang-
ulang.
i. Janganlah menyikat terlalu keras terutama pada pertemuan gigi dengan gusi,
karena akan menyebabkan email gigi rusak dan gigi terasa ngilu.
j. Setelah menyikat gigi, berkumurlah 1 kali saja agar sisa fluor masih ada di gigi.
k. Sikat gigi dibersihkan dengan air dan disimpan tegak dengan kepala sikat di atas.
l. Waktu menyikat gigi sebaiknya setiap habis makan kita menyikat gigi, tapi hal
ini tentu saja agak merepotkan. Hal yang terpenting dalam memilih waktu
menyikat gigi adalah pagi hari sesudah makan dan malam hari sebelum tidur.

5. Meningkatkan kemampuan kader tentang teknik melakukan perawatan kesehatan


gigi dan mulut.

a. Kekerasan bulu sikat harus sedang


b. Menggunakan alat-alat bantu pembersih gigi Selain sikat gigi kita dapat
menggunakan alat-alat bantu untuk membersihkan gigi seperti :
1. Tusuk gigi Tusuk gigi digunakan bila ada makanan yang menyangkut
diselasela gigi. Pergunakan bagian yang lancip/tajam dari tusuk gigi kearah atas
untuk gigi rahang bawah, dan kearah bawah untuk gigi rahang atas, kemudian
doronglah sisa makanan tersebut keluar. Jangan mengarahkan tusuk gigi kearah
gusi karena dapat melukai gusi.
2. Benang gigi Benang gigi kegunaannya sama dengan tusuk gigi
kelebihannya benang gigi dapat menghilangkan sisa-sisa makanan di sela-sela gigi.
Benang gigi dapat dibeli di apotik atau toko-toko swalayan.
BAB IV

PERENCANAAN PELATIHAN

A. ANGGARAN PELATIHAN
1) Rencana anggaran kegiatan

Pengeluaran :
Nama Barang Jumlah Harga Total
Print proposal 2 buah Rp 7.000 Rp 14.000
kegiatan
Print Materi 1 buah Rp 9.000 Rp 9.000
Fotokopi Materi 15 buah Rp 7.000 Rp 105.000
Konsumsi 15 orang Rp 5.000 Rp 75.000
Sertifikat 15 buah Rp 5.000 Rp 75.000
Kenang-kenangan 1 buah Rp 100.000 Rp 100.000
Biaya lain-lain Rp. 30.000
Jumlah Total Rp 408.000

2. Sumber Anggaran Kegiatan

Pemasukan :

Iuran panitia (6 Orang) Rp 68.000 = Rp 408.000

B. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan pelatihan kader Posyandu di RW 09 kelurahan cihaurgeulis
mengenai kesehatan gigi dan mulut akan di selenggarakan pada :
Hari / Tanggal : 21-25 oktober 2019
Tempat : Posyandu RW 09 Kelurahan Cihaurgeulis,
Bandung

a. Jadwal kegiatan

Hari/Tangga Jam Materi Pemateri Penanggung


l Jawab
Senin/ 08.00 – Pembukaan Arti Anggraeni
08.10
08.10 – Dinamika Rifa Fauziah Panitia
09.00 Kelompok
09.00 – Materi Rongga Riska Panitia
10.00 Mulut
10.00 – ISOMA Panitia Panitia
10.15
10.15 – 11. Pengetahuan Viarta Arti
15 tentang gigi
Selasa / 08.00 – Menjaga Vivi Otty
09.30 Kesehatan dan
Kebersihan
Gigi Dan
mulut
09.30-09.50 Cofee Break Panitia Panitia
09.50- 11.20 Mengenal Rifa Chintia
kebiasaan baik
dan buruk
11.20- 12.30 ISOMA Panitia Panitia
12.30 – Praktek Chintia Vivi
15.30 menggosok
gigi yang baik
dan benar
Rabu / 08.00-09.30 Pencegahan Viarta Otty
penyakit gigi
dan mulut
09.30-09.50 Coffe Break Panitia Panitia
09.50-11.20 Praktek Rifa Chintia
pertolongan
pertama pada
sakit gigi
Kamis/ 08.00-11.30 Praktek Panitia Panitia
Lapangan
11.30-13.00 ISOMA Panitia Panitia
13.00-15.30 Praktek Panitia Panitia
Lapangan
Jumat/ 08.00-08.45 Post Test Panitia Panitia
08.45-09.30 Evaluasi Panitia Panitia
09.30-09.50 Coffe Break Panitia Panitia
09.50-10.35 Penutupan Panitia Panitia
BAB V

PELAKSANAAN PELATIHAN PESERTA PELATIHAN

A. TEMPAT PELATIHAN
Di RW 09 Kelurahan Cihaurgeulis

B. PESERTA PELATIHAN
Peserta dalam pelatihan ini yaitu sebagian kader posyandu RW 09 Kelurahan
Cihaurgeulis.

C. PENYELENGGARA PELATIHAN
Tenaga kesehatan dari pusksmas dan mahasiswa jurusan keperawatan gigi poltekkes
Bandung.

D. EVALUASI
a) Evaluasi proses
1. Akomodasi
a. Ketersedian konsumsi
b. Kesesuain pembiayaan dengan pelaksanaan pelatihan
c. Ketepatan waktu pengadaan konsumsi
d. Kesesuaian menu komsumsi yang diberikan
2. Narasumber/pelatih/instruktur
Aspek yang di evaluasi meliputi :
a. Kesesuaian materi dengan tujuan pelatiahan
b. Kemampuan penguasan materi narasumber
c. Media yang digunakan
d. Metode yang digunakan
e. Alokasi kesesuaian waktu
f. Kemampuan merespon jawaban
g. Penguasaan audiens
h. Penampilan
i. Kerjasama antar team
3. Sarana prasarana
a. Kesedian sarana prasarana
b. Sarana prasarana bisa mendukung proses pelatihan
c. Sarana prasarana sesuai dengan tujuan pelatihan
4. Pelayanan kesekretaiatan
a. Kesekretariat selalu ada petugas yang memberikan pelayanan
b. Pelayanan petugas ramah
c. Petugas cepat merespon/mengakomodir keluhan peserta

b) Evaluasi terhadap penyelenggara pelatihan


Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan pelatihan. Obyek evaluasi
adalah pelaksanaan administrasi dan akademis yang meliputi:
1. Tujuan pelatihan
2. Relevansi program pelatihan dengan tugas
3. Manfaat setiap mata sajian bagi pelaksanaan tugas
4. Manfaat pelatihan bagi peserta/ instansi
5. Hubungan peserta dengan pelaksanaan pelatihan
6. Pelayanan sekretariat terhadap peserta
7. Pelayanan akomodasi
8. Pelayanan konsumsi

c) Evaluasi hasil
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran dari peserta.
BAB VI

PENUTUP

Demikian proposal ini disusun sebagai pedoman bagi pihak penyelenggara.


Partisipasi dari berbagai pihak yang dapat mendukung terselenggaranya kegiatan
Pelatihan Kader Kesehatan Gigi dan Mulut di Kelurahan Cihaurgeulis Kecematan
Cibeunying Kaler Kota Bandung akan bermanfaat untuk warga Kelurahan
Cihaurgeulis. Kita semua menginginkan dengan sungguh – sungguh agar
penyelenggaraan kegiatan pelatihan kader posyandu di Keluraham Cihaurgeulis Kota
Bandung dapat berjalan dengan lancar dan aman sesuai rencana. Semoga tuhan yang
maha Esa memberkati langkah – langkah kita Amin

Anda mungkin juga menyukai