Kecamatan Wlingi merupakan satu dari dua puluh dua kecamatan yang
antara 1110 40’ – 1120 10’ Bujur Timur dan 7o 58’ - 8o 9’51” Lintang Selatan.
sebelah utara sungai Brantas yang membelah Kabupaten Blitar menjadi dua bagian.
Bagian utara cenderung mempunyai struktur tanah yang lebih subur daripada bagian
selatan.
Kecamatan Wlingi memiliki luas wilayah 66,36 km2 yang terbagi menjadi 9
40,77 km2 . Desa dengan luas wilayah terkecil adalah Desa Tembalang dengan luas
2
wilayah 1,24 km atau hanya 1,86 persen dari luas wilayah kecamatan. Luasan
curah hujan rata-rata pada tahun 2016 322,92 mm/bulan. Keadaan topografi
2. tipe berombak s/d bergelombang, yakni wilayah dengan kelerengan 3-15% dan
3. tipe berbukit s/d bergunung, yakni wilayah dengan kelerengan lebih dari 15% dan
(mdpl) luas
Iklim Kecamatan Wlingi termasuk tipe C3 dan C2 jika dilihat dari rata-rata curah
hujannya. Kecamatan Wlingi mengikuti perubahan putaran 2 musim, yaitu musim
penghujan dan musim kemarau. Rejim suhu tanah di Kecamatan Wlingi didominasi
tipe Isohyperthermic dengan rata-rata suhu tanah lebih dari 22 0C pada ketinggian 0-
700 mdpl, sementara sisanya termasuk isothermic dengan rata-rata tahunan suhu
tanah 15-22 0C di sebagian wilayah Kelurahan Balerejo.
Tabel . Curah Hujan dan Hari Hujan Kecamatan Wlingi Tahun 2016
PT. Greenfields Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam peternakan sapi
perah untuk diambil susunya yang akan diolah di industri susu ilik PT. Greenfields
Indonesia yang terletak di Desa Palaan Kecamatan Ngaju Kabupaten Malang. Untuk
meningkatkan produksinya, PT. Greenfields membangun kandang sapi perah di
Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wling, Kabupaten Malang. Kandang ini memiliki
kapasitas hingga 10.000 ekor sapi dengan waktu operasional selama 24 jam sehari.
Proses ini dianggap sebagai awal kegiatan peternakan sapi perah PT. Greenfields
Indonesia yang rincian tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut :
1. Peasokan ternak sapi perah jenis fresian holstain dalam kondisi bunting 4-5
bulan pada kehamilan peternakan sebanyak 100 ekor.
2. Setelah 4-5 bulan pemeliharaan dengan pakan completed feed 25
kg/ekor/hari, pedet diasumsikan akan lahir.
3. Pedet langsung dipisah dari induknya dan ditempatkan di kandang khusus
untuk pedet kemudian diberi kolostrum secukupnya.
4. Untuk pedet jantan akan langsung dijual pada umur 0 – 7 hari.
5. Proses pembesaran sapi pedet
a. Setelah umur 1 hari, pedet diberikan susu segar sampai usia 51 hari
sebanyak 4-9 liter/ekor/hari.
b. Mulai usia 52-60 hari susu segar untuk pedet dikurangi 1
liter/hari/ekor sampai pedet disapih pada usia 60 hari.
c. Umur 3-18 hari selain diberi pakan susu segar juga diberi tambahan
calf starter sebanyak 0,2 - 2 kg/ekor/hari tergantung pada umurnya.
d. Umur 2-14 bulan pedet ditempatkan di kandang yang berbeda sesuai
dengan umurnya dengan diberi pakan cair starter 2-5 kg/ekor/hari
(umur 2-5 bulan) dan pakan suplemen 10-25 kg/ekor/hari (umur 5-14
bulan).
e. Setelah pedet mulai dewasa (umur 14 bulan) untuk betina siap
dikawinkan (inseminasi buatan) dan sampai bunting diberi pakan
TMR 25-35 kg/ekor/hari serta ditempatkan di kandang sapi dewasa.
f. Setelah bunting (umur bunting 3 bulan sampai dengan melahirkan),
sapi dipelihara di kandang sendiri menungg kelahiran serta diberi
pakan supleme sapi bunting 35-45 kg/ekor/hari.
g. Setelah pedet lahir proses pemeliharaan dimulai dari tahap awal
seperti tertulis diata.
1. Setelah melahirkan, sapi induk siap diperah dan diberi makan suplemen sapi
laktasi 40 kg/ekor/hari.
2. Sapi induk yang diperah dideteksi tingkat birahinya serta diusahakan bunting
dalam waktu kurang dari 3 bulan setelah melahirkan dengan sistem
inseminasi buatan.
3. Sapi induk diperah selama 305 hari sejak melahirkan. Setelah memasuki
masa bunting tua (7-9 bulan) tidak melakukan pemerahan (dikeringkan)
sampai proses kelahiran berikutnya.
Melalui proses produksi seperti yang telah disebutkan, diperkirakan PT. Greenfields
Indonesia akan menghasilkan limbahpada proses pembesaran dan penggemukan
pedet berupa alas pedet basah 35 kg/minggu/ekor, limbah kotoran + urin sapi 30
liter/hari/ekor, serta air cucian kandang sebanyak 30 liter/hari/ekor. Sementara pada
proses pemeliharaan laktasi, sapi kering, dan sapi bunting diperkirakan akan
menghasilkan limbah berupa kotoran + urin sapi sebanyak 30 liter/hari/ekor, serta
air cucian kandang sebanyak 30 liter/hari/ekor.