Anda di halaman 1dari 22

PRINSIP PENGELOLAAN PROGRAM

KIA DI WILAYAH KERJA

PERTEMUAN KE-10
PENINGKATAN
PELAYANAN KB
Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan
KB yang sesuai dengan standar dengan
menghormati hak individu sehingga
diharapkan mampu meningkatkan derajat
kesehatan dan menurunkan tingkat
fertilitas (kesuburan).

Pelayanan KB bertujuan untuk menunda,


menjarangkan dan/atau menghentikan
kehamilan, dengan menggunakan metode
kontrasepsi.
Metode kontrasepsi meliputi:

KB alamiah (sistem kalender,


metode amenore laktasi).
Metode KB hormonal (pil, suntik,
susuk).
Metode KB non-hormonal (kondom,
AKDR/IUD, vasektomi dan
tubektomi).
pengelola program KB perlu
memfokuskan sasaran pada kategori
PUS dengan “4 terlalu”

a. terlalu muda (usia di bawah 20 tahun)


b. terlalu tua (usia diatas 35 tahun)
c. terlalu sering (perbedaan usia antar anak
sangat dekat, kurang dari 2 tahun)
d. terlalu banyak (memiliki lebih dari empat
orang anak) .(BKKBN,2010)
Untuk mempertahankan dan
meningkatkan cakupan
peserta KB

Dari aspek kualitas perlu diterapkan


pelayanan yang sesuai standar dan variasi
pilihan metode KB,
Dari segi teknis perlu dilakukan pelatihan
klinis dan non-klinis secara
berkesinambungan.
Aspek manajerial, pengelola program KB
perlu melakukan revitalisasi dalam segi
analisis situasi program KB dan sistem
pencatatan dan pelaporan pelayanan KB.
Pelayanan KB merupakan salah satu
strategi untuk mendukung percepatan
penurunan Angka Kematian Ibu melalui:

Mengatur waktu, jarak dan jumlah kehamilan


Mencegah atau memperkecil kemungkinan
seorang perempuan hamil mengalami
komplikasi yang membahayakan jiwa atau
janin selama kehamilan, persalinan dan nifas.
Mencegah atau memperkecil terjadinya
kematian pada seorang perempuan yang
mengalami komplikasi selama kehamilan,
persalinan dan nifas.
Pelayanan keberlanjutan
(Continuum of Care) dalam
pelayanan KB

pendidikan kesehatan reproduksi pada


remaja,
konseling WUS/ calon pengantin,
konseling KB pada ibu hamil/ promosi KB
pasca persalinan,
pelayanan KB pascapersalinan,
pelayanan KB interval.
DETEKSI DINI FAKTOR DAN
KOMPLIKASI KEBIDANAN
DAN NEONATES OLEH
TENAGA KESEHATAN
MAUPUN MASYARAKAT
FAKTOR RESIKO PADA IBU
HAMIL
 Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun
 Anak ebih dari 4
 Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang
kurang dari 2 tahun
 Kurang Energi Kronis ( KEK) dengan lingkar lengan
atas kurang dari 23,5 cm atau penambahan berat
badan kurang dari 9 kilo selama masa kehamilan
 Anemia dengan pemeriksaan Haemoglobil < 11 g/dl
 Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan
kelainan bentuk panggul dan tulang belakang
 Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya
atau sebelum kehamilan ini
 Sedang / pernah menderita penyakit kronis , antara lain
tuberculosis, kelainan jantung, ginjal, hati, psikosis,
kelainan endokrin ( diabetes Melitus, sistemik lupus
eritematosus,dll) tumor dan keganasan
 Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan
ektopik terganggu, molahidatidosa, ketuban pecah dini,
bayi dengan cacat congenital
 Riwayat persalinan dengan komplikasi : persalinan dengan
sektio sesaria, ekstraksi vakum / forsep.
 Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan pasca salin,
infeksi masa nifas, psikosis post partum (post partum
blues)
 Riwayat keluarga menderita kelainan kencing manis,
hipertensi dan riwayat cacat congenital
 Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda, janin dampit
 Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, janin
besar
 Kelainan letak dan posisi janin : lintang oblique, sungsang pada
usia kehamilan lebih dari 32 minggu
Catatan : penambahan berat badan ibu hamil yang
normal adalah 9-12 kg selama masa kehamilan.
Deteksi dini untuk komplikasi
pada neonates dengan melihat
tanda atau gejala
 Tidak mau minum/menyusu atau memuntahkan semua
 Riwayat kejang
 Bergerak hanya jika dirangsang / letargis
 Suhu tubuh kurang sama dengan 35,5°C dan lebih dari
sama dengan 37,5°C
 Tarikan di dinding dada ke dalam yang sangat kuat
f.Merintih
 Ada pustule kulit h.Nanah banyak dimata
 Pusar kemerahan meluas ke dinding perut
 Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat
 Timbul kuning dan atau tinja berwarna pucat
 Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah
pemberian ASI
 BBLR
 Kelainan congenital seperti ada celah di bibir dan langit –
langit
Komplikasi pada neonates
 Prematuritas dan BBLR
 Asfiksia
 Infeksi bakteri
 Kejang
 Ikterus
 Diare
 Hipotermia
 Tetanus neonaturum
 Masalah pemberia ASI
 Trauma lahir, sindroma gangguan pernapasan,
kelainan congenital dll.
PELAYANAN MEDIS YANG DAPAT
DILAKUKAN DI PUSKESMAS
PONED
Pelayanan obstetric
Penanganan perdarahan pada kehamilan,
persalinan dan nifas
Pencegahan dan penanganan hipertensi
dalam kehamilan ( pre eklamsi dan eklamsi
Pencegahan dan penanganan infeksi
Penanganan partus macet
Penanganan abortus
Stabilisasi komplikasi obstetric untuk
dirujuk dan transportasi rujukan.
Pelayanan neonates
 Pencegahan dan penanganan asfiksia
 Pencegahan dan penanganan hipotermi
 Penanganan bayi berat lahir rendah (BBLR).
 Pencegahan dan penanganan infeksi neonatus,
kejang neonatus, ikterus ringan– sedang
 Pencegahan dan penanganan gangguan
minum.
 Stabilisasi komplikasi neonates untuk dirujuk
dan transportasi rujukan
PELAYANAN NEONATES
DENGAN KOMPLIKASI
Pelayanan neonates dengan
komplikasi
adalah penanganan neonates dengan penyakit
dan kelaianan yang dapat menyebabkan
kesakitan, kecacatan, dan kematian oleh
dokter/bidan/perawat terlatih di polindes,
puskesmas, puskesmas PONED, rumah bersalin
dan rumah sakit pemerintah/swasta.
Komplikasi pada neonatus
Asfiksia
Kejang
Ikterus
Hipotermia
Asfiksia
Tetanus Neonatorum
Sepsis
Trauma lahir
BBLR (bayi berat lahir rendah )
Puskesmas PONED (Obstetri
Neonatal Emergensi Dasar)
Puskesmas Rawat Inap yang memiliki
kemampuan serta fasilitas PONED siap 24
jam untuk memberikan pelayanan terhadap
ibu hamil, bersalin dan nifas dan
kegawatdaruratan bayi baru lahir dengan
komplikasi baik yang datang sendiri atau
atas rujukan kader/ masyarakat, bidan di
desa, Puskesmas dan melakukan rujukan
ke RS/ RS PONEK pada kasus yang tidak
mampu ditangani.
PONEK
pelayanan obstetri dan neonatal emergensi
komprehensif (PONEK) yang siap selama 24
jam. Dalam PONEK, RSU harus mampu
melakukan pelayanan operasi seksio
sesaria, perawatan neonatus level II dan
transfusi darah.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai