Oleh Kelompok 1:
1. Rina Karisma (2211000420083)
2. Yusuf Ndara Jaka (2211000420013)
3. Elista Ivan (2211000420003)
4. Wanda Hamidah (2211000420026)
5. Loga Sanjaya (2211000420072)
KELAS A
JURUSAN EKONOMI
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BUDI UTOMO MALANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan
mengenai mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, dengan judul “LINGKUNGAN DAN
BUDAYA ORGANISASI”.
Dengan tulisan inI diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami makna dari
Demokrasi Indonesia. Kami sadar tulisan ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak,
agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, terutama mahasiswa, supaya kelak menjadi pribadi yang berdemokrasi
pancasila, karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .............................................................................................................
i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang .....................................................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah ...............................................................................................................1
1.3 Tujuan .................................................................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Linkungan
Organisasi ..........................................................................................................3
2.2 Budaya Organisasi ..............................................................................................................3
2.3 Macam-Macam Lingkungan Organisasi..........................................................................4
2.4 Macam-Macam Budaya Organisasi.............................................................................7
2.5 Tingkatan Budaya Organisasi ....................................................... ....................................9
2.6 Fungsi Budaya
Organisasi ................................................................................................10
2.7 Budaya Organisasi Kuat dan Lemah
..................................................................................11
2.8 Hubungan Organisasi dan Perusahaan
...............................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karenaitu, sebuahorganisasi perlu memahami lingkungan apa saja yang terkait
secara langsung maupun tak langsung dengan kegiatan organisasi. Seluruh manajer tidak
hanya memusatkan perhatiannya pada lingkunganinternal organisasi, tetapi juga menyadari
pentingnya pengaruh lingkunganeksternal terhadap organisasi yang dikeelolanya. Manajer
perlumempertimbangkan unsur-unsur dan kekuatan-kekuatan lingkungan eksternaldalam
setiap kegiatannya. Manajer harus mengidentifikasi, menganalisa,mengevaluasi,
mendiagnosa dan beraksi terhadap kekuatan-kekuatanlingkungan, baik berupa kesempatan-
kesempatan, risikoa-risiko maupunancaman-ancaman, yang mempunyai pengaruh pada
operasi organisasi(perusahaan).
ii
1.2 Rumusan Masalah
ii
6. Apa perbedaan organisasi yang memiliki budaya organisai kuat dan lemah?
7. Bagaimanakah hubungan organisasi dan perusahaan didalam lingkungannya?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Organisasi dalam menjalankan aktivitasnya untuk mencapai tujuan tidak terlepas dari
lingkungan eksternal dan lingkungan internal . Organisasi merupakan suatu wadah untuk
memproses masukan menjadi keluaran .
Lingkungan organisasi terdiri dari dua elemen antara lain, lingkungan khusus dan
lingkungan umum . Lingkungan khusus disebut sebagai pihak yang terpengaruh secara
langsung pada organisasi, seperti pemilik perusahaan, karyawan, pemasok dan lain
sebagainya yang dapat mempengaruhi perusahaan secara langsung dan lingkungan khusus di
bagi menjadi dua yaitu pihak yang berkepentingan internal dan eksternal. Pihak yang
berkepentingan internal adalah para karyawan, dewan direkasi, dan pemilik, sedangkan pihak
yang berkepentingan eksternal termasuk pemasok, penyedia tenaga kerja, pelanggan, dan
pesaing.
Budaya organisasi adalah sistem makna dan keyakinan bersama yang dianut oleh para
anggota organisasi yang menentukan bagaimana para karyawan bersikap.
Riset mengemukakan bahwa ada tujuh dimensi yang secara keseluruhan menangkap
hakikat budaya organisasi. Dimensi-dimensi tersebut adalah:
Orientasi hasil,
yaitu kadar seberapa manajer berfokus pada hasil atau keluaran bukannya pada cara
mencapai hasil itu.
Orientasi orang,
yaitu kadar seberapa keputusan manajemen turut mempengaruhi orang-orang yang
ada dalam organisasi.
3
3
Orientasi tim,
yaitu kadar seberapa pekerjaan disusun berdasar tim bukannya perorangan.
Keagresifan,
yaitu kadar seberapa agresif dan bersaing bukannya daripada bekerjasama
Stabilitas,
yaitu seberapa keputusan dan tindakan organisasi menekankan usaha untuk
mempertahankan status quo
A. Lingkungan Eksternal
Lingkungan ekternal adalah lembaga luar atau kekuatan luar yang
berpotensi mempengaruhi kinerja organisasi tertentu, terdiri dari 2 komponen, yaitu
lingkungan khusus dan lingkungan umum.
Lingkungan khusus
mencakup ketentuan-ketentuan yang mempunyai dampak langsung dan segera pada
keputusan dan tindakan manajer
relevan secara langsung terhadap pencapaian sasaran organisasi
unik dan berubah-ubah mengikuti perubahan kondisi
4
4
Suppliers
Perusahaan yang menyediakan bahan baku dan peralatan, mencakup pula
penyedia input keuangan dan tenaga kerja. Para manager berusaha menjamin
keberlangsungan aliran input yang diperlukan degan harga serendah mungkin.
Competitors
Semua organisasi mempunyai pesaing satu atau lebih. Manager tidak boleh
mengabaikan persaingan karena pesaing merupakan kekuatan penting lingkungan yang harus
dipantau dan siap ditanggapi.
Pressure group
manager perlu mengenali kelompok-kelompok kepentingan khusus yang berusaha
mempengaruhi tindakan organisasi. Ketika sikap social dan politik berubah, berubah
pulalah kelompok-kelompok penekan itu.
Lingkungan Umum
Kondisi ekternal yang luas yang dapat mempengaruhi organisasi
Perubahannya dalam beberapa bidang tidak berdampak sebesar lingkungan
khusus tetapi manager perlu mempertimbangkan bidang tersebut ketika mengambil
keputusan
Political/legal condition
Pemerintah mempengaruhi apa yang dapat atau tidak dapat dilakukan organisasi.
Kondisi politik dan stabilitas umum suatu Negara tempat organisasi beroperasi serta sikap
pejabat pemerintah terhadap bisnis juga memiliki pengaruh terhadap organisasi.
5
Sosiocultural condition
5
Manager harus menyesuaikan praktek mereka dengan harapan masyarakat yang
berubah-ubah di tempat mereka bekerja. Contoh: nilai, selera, kebiasaan. Bila bisnis di
Negara lain, perlu mengenal dan menerapkan nilai dan budaya setempat.
Demographic condition
Meliputi kecenderungan karakteristik fisik populasi seperti jenis kelamin, umur,
tingkat pendidikan, lokasi geografis, pendapatan, komposisi keluarga. Jenis-jenis kelompok
usia penduduk diantaranya:
a) Kelompok depresi , lahir tahun 1912-1921
b) Kelompok perang dunia I, lahir tahun 1922-1927
c) Kelompok sesudah perang, lahir tahun 1928-1945
d) Baby boomers, lahir tahun1946-1964
e) Generasi X atau kelompok “zoomers”, lahir tahun 1965-1977
f) Generasi Y atau generasi baby boomlet, lahir tahun 1978-1994
Tecnological condition
Teknologi merupakan perubahan yang paling pesat. Keseluruhan bidang
teknologi secara radikal mengubah cara mendasar penyusunan organisasi dan cara manager
mengelola.
Global condition
Manager perusahaan besar ataupun kecil ditantang untuk meningkatkan jumlah
pesaing global dan pasar konsumen.
B. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah tempat manajer bekerja yang mencakup budaya
perusahaan, teknologi produksi, struktur organisasi, dan fasilitas fisik.
Lingkungan internal perusahaan merupakan kekuatan-kekuatan yang ada dalam organisasi itu
sendiri dan memiliki sifat yang dapat dikontrol oleh manajemen. Lingkungan internal
meliputI; pekerja/karyawan, dewan komisaris, dan pemegang saham. Penjelasannya adalah
sebagai berikut :
6
6
1. Pekerja/karyawan
Pekerja merupakan orang-orang yang bekerja di dalam lingkungan suatu perusahaan atau
organisasi yang menginginkan imbalan berupa upah atau gaji, sementara manajer
menginginkan adanya kinerja yang tinggi.
2. Dewan komisaris
Dewan komisaris mewakili kepentingan para pemegang saham dimana dewan komisaris
memantau kegiatan dan mengawasi manajemen, serta memastikan kegiatan akan berjalan
mencapai tujuan. Kedudukannya adalah independen terhadap manajemen.
3. Pemegang saham
Tanggung jawab pemegang saham didasarkan pada seberapa besar saham mereka terhadap
perusahaan. Jika perusahaan memperoleh keuntungan maka mereka memperoleh imbalan
sebesar yang mereka sertakan.
1. Budaya Normatif
Dalam budaya seperti itu, norma dan prosedur organisasi sudah ditentukan sebelumnya dan
aturan dan peraturan ditetapkan sesuai dengan pedoman yang ada. Karyawan berperilaku
dengan cara yang ideal dan secara ketat mematuhi kebijakan organisasi. Tidak ada karyawan
yang berani melanggar peraturan dan berpegang teguh pada kebijakan yang telah ditetapkan.
2. Budaya Pragmatis
Dalam budaya pragmatis, lebih banyak penekanan diberikan pada klien dan pihak eksternal.
Kepuasan pelanggan adalah motif utama karyawan dalam budaya pragmatis. Organisasi
semacam itu memperlakukan klien mereka sebagai Dewa dan tidak mengikuti aturan yang
ditetapkan. Setiap karyawan berusaha keras untuk memuaskan kliennya untuk mengharapkan
bisnis yang maksimal dari pihak mereka.
7
3. Budaya Akademi
Organisasi yang mengikuti budaya akademi mempekerjakan orang-orang yang terampil.
Peran dan tanggung jawab didelegasikan sesuai dengan latar belakang, kualifikasi
pendidikan, dan pengalaman kerja karyawan. Organisasi yang mengikuti budaya akademi
sangat khusus dalam melatih karyawan yang ada. Mereka memastikan bahwa berbagai
program pelatihan dilakukan di tempat kerja untuk mengasah keterampilan karyawan.
5. Budaya Klub
Organisasi mengikuti budaya klub sangat khusus tentang karyawan yang mereka rekrut.
Individu dipekerjakan sesuai spesialisasi, kualifikasi pendidikan, dan minat mereka. Masing-
masing melakukan apa yang terbaik untuknya. Karyawan berpotensi besar dipromosikan
dengan tepat dan penilaian adalah fitur reguler dari budaya semacam itu.
6. Budaya Benteng
Ada organisasi tertentu di mana karyawan tidak begitu yakin tentang karier dan umur panjang
mereka. Organisasi semacam itu mengikuti budaya benteng. Karyawan diberhentikan jika
organisasi tidak berkinerja baik. Individu paling menderita ketika organisasi mengalami
kerugian. Industri pialang saham mengikuti budaya semacam itu.
8
Dalam budaya pria tangguh, umpan balik sangat penting. Kinerja karyawan ditinjau dari
waktu ke waktu dan pekerjaan mereka dimonitor secara menyeluruh. Manajer tim ditunjuk
untuk
8
membahas pertanyaan dengan anggota tim dan membimbing mereka kapan pun diperlukan.
Karyawan selalu diawasi dalam budaya seperti itu.
9. Budaya Proses
Seperti namanya, karyawan dalam budaya seperti itu mematuhi proses dan prosedur
organisasi. Masukan dan ulasan kinerja tidak terlalu penting di organisasi semacam itu.
Karyawan mematuhi aturan dan peraturan dan bekerja sesuai dengan ideologi tempat kerja.
Semua organisasi pemerintah mengikuti budaya semacam itu.
9
3. Asumsi dasar (basic assumption)
Asumsi dasar (basic assumption), merupakan bagian penting dari budaya organisasi.
Asumsi ini merupakan reaksi yang dipelajari yang bermula dari nilai- nilai yang didukung
karena merupakan keyakinan yang dianggap sudah ada oleh anggota suatu organisasi seperti
kepercayaan, persepsi ataupun perasaan yang menjadi sumber nilai dan tindakan. Budaya
organisasi tingkat ketiga ini menetapkan cara yang tepat untuk melakukan seseuatu dalam
sebuah organisasi, yang seringkali dilakukan lewat asumsi yang tidak diucapkan.
Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kedua belah pihak, baik
organisasi ataupun para anggotanya. Manfaat tersebut ialah memberikan pedoman bagi
tindakan pengambilan keputusan, mempertinggi komitmen organisasi, menambah perilaku
konsistensi perilaku para anggota organisasi dan juga mengurangi keraguan para anggota
organisasi, karena budaya memberitahukan pada mereka sesuatu dilakukan dan juga
dianggap penting (Mangkunegara, 2007).
Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada
kepentingan diri individual seseorang.
Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu
dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
10
Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan
membentuk sikap serta perilaku karyawan.
Menurut Robbins (2003) budaya kuat mempunyai dampak yang lebih besar pada
perilaku karyawan dan lebih langsung terkait dengan pengurangan tingkat keluar masuknya
karyawan. Dalam budaya kuat, nilai inti organisasi dipegang secara mendalam dan dianut
bersama secara meluas. Budaya kuat akan mempuyai pengaruh yang besar pada perilaku
anggota-anggotanya karena tingginya tingkat kebersamaan dan intensitas akan menciptakan
iklim internal atas pengendalian perilaku yang tinggi. Thompson, Strickland dan Gamble
(2010) yang dikutip oleh Febriana, (2012) menyebutkan Tiga faktor yang mendorong
terbentuknya budaya kuat didalam perusahan, yaitu :
1. Seorang pendiri atau pemimpin yang kuat yang menetapkan nilai-nilai, prinsip, dan
praktek yang konsisten serta mengingat kebutuhan pelanggan, kondisi persaingan, dan
kebutuhan strategis.
11
2. Sebuah komitmen perusahan yang tulus untuk menjalankan usaha sesuai dengan tradisi-
tradisi yang dibentuk, sehingga menciptakan lingkungan internal yang mendukung
pengambilan keputusan dan strategi berdasarkan norma-norma budaya.
Sebuah organisasi tidak hanya membutuhkan budaya yang kuat, namun juga
membutuhkan budaya yang sehat. Budaya kuat mempunyai dampak positif ataupun negatif.
Jika budaya kuat namun tidak sehat atau beracun (toxic) maka budaya akan membawa
bencana. Tetapi jika budayanya sehat (healthy) maka budaya akan membawa kesejahteraan
(Tjahjono, 2010).
Sebaliknya organisasi yang berbudaya lemah, nilai-nilai yang dianut tidak begitu kuat
sehingga jatidiri organisasi tidak begitu menonjol dan kemungkinan besar nilai-nilai yang
dianut pun berubah setiap pergantian pimpinan atau sesuai dengan kebijakan pimpinan yang
baru. Karakteristik khas dari sebuah budaya perusahaan yang tidak sehat adalah memiliki
ciri-ciri budaya kontraproduktif yang berdampak buruk pada iklim kerja dan kinerja. Empat
sifat khusus berikut terdapat pada budaya yang tidak sehat Thompson, Strickland dan
Gamble, (2010) yang dikutip Febriana (2012) adalah :
a. Lingkungan internal yang sangat politis di mana banyak terjadi masalah yang
diselesaikan dengan pengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan individu atau
kelompok yang memiliki kekuatan politik yang paling kuat.
b. Terjadi permusuhan dan kewaspadaan terhadap orang yang memperjuangkan cara-
cara baru dalam melalukan tindakan didalam perusahaan.
c. Adanya pola pikir didalam perusahaan yang menolak untuk mencari dan mengikuti
perkembangan yang terjadi diluar perusahaan terhadap cara-cara praktek bisnis
terbaik, pendekatan manajerial baru dan ide-ide inovatif.
d. Ketidakpedulian terhadap standar etika yang tinggi dan terlalu bersemangat mengejar
kekayaan dan status dibagian eksekutif kunci.
12
Ciri-ciri Budaya Organisasi Kuat adalah sebagai berikut:
Adapun beberapa perbandingan budaya kuat dan budaya lemah didalam organisasi sebagai
berikut :
13
1. Budaya organisasi yang kuat
Budaya yang menanamkan nilai-nilai utama secara kokoh dan diterima secara luas
dikalangan para karyawan serta setiap orang yang bekerja di dalam suatu perusahaan
atau organisasi dan memiliki pengaruh yang lebi besar terhadap perilakunya.
Nilai-nilai bias diterima secara luas.
Budaya memberikan pesan yang konsisten kepada para karyawan mengenai apa yang
dipandang berharga dan penting.
Para karyawan sangat mengidentikkan jati diri mereka dengan budaya organisasi.
Terdapat kaitan yang erat diantara penerimaan nilai-nilai dan perilaku para anggota
organisasi.
Budaya yang tidak menanmkan nilai-nilaiutama secara kokoh dan tidak bias diterima
secara luas dikalangan para karyawan serta setiap orang yang bekerja di dalam suatu
perusahaan atau organisasi sehingga tidak memiliki pengaruh yang lebih terhadap
perilakunya.
Nilai-nilai hanya dianut oleh segolongan orang saja didalam organisasi, biasanya
kalangan manajemen puncak.
Para karyawan tidak begitu peduli dengan identitas budaya organisasi mereka.
Tidak ada kaitan yang kuat diantara perilaku para anggota organisasi.
a. Ketidakpastian lingkungan
14
a. Menyesuaikan dengan lingkungan
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas disimpulkan bahwa Lingkungan kerja menunjuk hal-halyang berkaitan
dengan struktur tugas, desain pekerjaan, pola kepemimpinan, polakerjasama, prasarana, dan
imbalan (reward system). Kalau hal-hal dalam strukturtugas, desain pekerjaan, pola
kepemimpinan, pola kerjasama, ketersediaan alatkerja dan imbalan dapat diwujudkan, maka
tidak sulit untuk meningkatkanmotivasi kerja karyawan di tempat tugas. Pada gilirannya,
karyawan akanmeningkatkan kinerjanya. Hal-hal yang paling dekat yang dapat dilihat,
bahwasemangat kerja karyawan meningkat, kohesivitas kelompok tinggi, penyelesaiantugas
membaik, menurunnya angka absensi.Sedangkan budaya perusahaan adalah suatu pola
asumsi dasar yang dimilikioleh anggota perusahaan yang berisi nilai-nilai, norma-norma dan
kebiasaan yangmempengaruhi pemikiran, pembicaraan, tingkah laku, dan cara kerja
karyawansehari-hari, sehingga akan bermuara pada kualitas kinerja perusahaan.
Dengandemikian, budaya perusahaan merupakan solusi yang secara konsisten dapatberjalan
dengan baik, bagi sebuah kelompok dalam menghadapi persoalan-persoalan di dalam dan di
luar kelompoknya.
3.2 Saran
Seorang pemimpin harus mengetahui semua hal yang menyangkut tentang organisasi baik
secara individu mau kelompok. Sebaiknya sebuah organisasi lebih berprinsip dan berpegang
teguh terhadap konsep, visi, dan misinya agar suatu tujuan dari organisasi atau perusahaan
dapat tercapai dan terintegrasi dengan baik dan sempurna. Kerjasama dan komunikasi adalah
hal terpenting dalam menjalankan kegiatan-kegiatan perusahaan. Agar tercipta kondisi kerja
yang baik harus ada interaksi antar pimpinan dengan pegawainya. Sebaiknya seorang
pemimpin lebih mempersuasi bawahannya daripada menggunakan kewenangannya untuk
memerintah dengan kasar.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://staimtarate.ac.id/berita/karakteristik-budaya-organisasi
http://manajemen-d2.blogspot.com/2013/12/budaya-kuat-vs-budaya-lemah.html?m=1
https://www.researchgate.net/publication/314272388_Sosialisasi_dan_Dampak_Budaya_Org
anisasi
https://www.psychologymania.com/2013/05/tingkatan-budaya-organisasi.html?m=1
https://www.studimanajemen.com/2021/06/pengertian-dan-karakteristik.html?m=1