Anda di halaman 1dari 24

PAPER MANAJEMEN

BUDAYA, LINGKUNGAN ORGANISASI DAN PRAKTIK


MANAJEMEN DI LINGKUNGAN GLOBAL

Disusun oleh :

1. Ni Putu Ayu Dinda Upadani (2207531158)


2. Ni Made Widya Anggraeni (2207531161)
3. Kadek Gita Prilya Udayani (2207531163)
4. Ni Made Ayunda Paramita (2207531172)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023

i
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkatnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan paper ini guna melengkapi
tugas untuk mata kuliah Manajemen, dengan judul “Budaya, Lingkungan Organisasi dan
Praktik Manajemen di Lingkungan Global” dengan baik dan tepat waktu meskipun
banyak kekurangan didalamnya.

Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ni Made
Wulandari Kusumadewi, SE., MSc selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen. Kami
sampaikan juga ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan rangkuman materi mata kuliah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa paper ini jauh dari kata sempurna baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami selaku penulis mengharapkan segala bentuk kritik maupun saran yang membangun
dari berbagai pihak. Akhir kata kami berharap paper ini dapat menambah wawasan serta
memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Jimbaran, 25 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 1

BAB II........................................................................................................................................ 2

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2

2.1 Pandangan Mumpuni Dan Simbolis Terhadap Manajemen .................................... 2

2.2 Budaya Organisasi (Organization Culture)............................................................. 2

2.3 Isu-isu Budaya Organisasi Terkini .......................................................................... 7

2.4 Lingkungan Eksternal/Global .................................................................................. 8

2.5 Globalisasi atau Bisnis Global ............................................................................... 15

2.6 Menjalankan Manajemen pada Lingkungan Global .............................................. 18

BAB III .................................................................................................................................... 20

PENUTUP................................................................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan organisasi adalah semua elemen di dalam maupun diluar organisasi yang
dapat mempengaruhi sebagian atau keseluruhan suatu organisasi. Lingkungan organisasi
mencakup pihak yang terpengaruh secara langsung pada organisasi,seperti pemilik
perusahaan, karyawan,pemasok dan pembeli, lain sebagainya. Dalam organisasi terdapat
isu-isu budaya yang menjadi tantangan bagi perusahaan. Isu ini dapat menjadi tantangan
sekaligus inovasi untuk membenahi budaya organisasi yang ada. Dalam berorganisasi juga
terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melakukan
bisnis global guna mencapai tujuan perusahaan. Inilah pentinganya kita mempelajari
ini,agar kita tahu apa saja yang ada dalam organisasi, apa saja isu-isu budaya organisasi
yang ada, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pandangan mumpuni dan simbiosis?
2. Apa yang dimaksud budaya dan lingkungan organisasi?
3. Apa saja isu-isu budaya organisasi terkini?
4. Apa yang dimaksud lingkungan eksternal/global? Serta bagaimana memahaminya?
5. Apa yang dimaksud bisnis global?
6. Bagaimana menjalankan manajemen pada lingkungan global?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan paper ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui penjelasan
dari budaya dan lingkungan dalam organisasi. Mengetahui apa saja isu-isu budaya
organisasi terkini. Serta dapat mengetahui cara menjalankan manajemen dalam lingkungan
global dengan metode yang tepat.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pandangan Mumpuni Dan Simbolis Terhadap Manajemen


Pandangan mumpuni terhadap manajemen (Omnipotent View Of Management) adalah
pandangan bahwa para manajer bertanggung jawab langsung atas keberhasilan atau
kegagalan sebuah organisasi. Pandangan mumpuni terhadap manajemen berarti bahwa
manajer yang baik dapat mengantisipasi perubahan, memanfaatkan peluang, memperbaiki
kinerja yang tidak efektif, dan memimpin organisasi dengan baik. Naik turunnya kinerja
sebuah organisasi umumnya dianggap sebagai akibat langsung dari keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh para manajer. Pandangan mumpuni terhadap para manajer
selaras dengan gambaran stereotip tentang eksekutif perusahaan yang tampil memimpin
di depan dan menembus segala rintangan demi meraih kesuksesan perusahaannya.
Pandangan simbolis terhadap manajemen (Symbolic View Of Management) adalah
pandangan bahwa keberhasilan atau kegagalan sebuah organisasi ditentukan oleh faktor –
faktor yang berada di luar kendali manajer. Faktor-faktor dari luar organisasi atau
perusahaan (lingkungan eksternal) yaitu teknologi, ekonomi, demografi, sosial budaya,
politik dan hukum, dll. Hal tersebut dapat berdampak pada kinerja organisasi seperti
berdampak terhadap lapangan pekerjaan misalnya bertambahnya pengangguran, work
form home, dll. Dalam pandangan ini kemampuan seorang manajer dapat membawa
dampak yang besar terhadap kinerja organisasi. Pandangan ini mengandung nama
“simbolis” karena didasarkan pada keyakinan bahwa manajer hanya melambangkan
kekuasaan dan kontrol. Hal itu dikarenakan, mereka yang menjalankan perencanaan,
membuat keputusan, dan menjalankan tugas-tugas mengenai pengelolaan hanya untuk
sekedar memahami dan meluruskan berbagai kekacauan, kebingungan, dan kerancuan
dalam dunia kerja mereka. Akan tetapi, peranan manajer dalam menentukan keberhasilan
atau kegagalan sangat terbatas bagi pandangan ini.

2.2 Budaya Organisasi (Organization Culture)


1. Pengertian “Budaya” dan “Organisasi”
Dalam konteks yang lebih luas pengkajian mengenai budaya organisasi harus
senantiasa dikaitkan denan aspek-aspek lainnya dari perilaku organisasi yang menurut
Sweeney dan McFarlin berkaitan dengan bagaimana dan mengapa orang-orang
bertindak, berpikir, dan merasa dalam suatu organisasi. Untuk dapat lebih jauh

2
memahami mengenai budaya organisasi tersebut, maka dalam bagian berikut ini akan
dipaparkan mengenai makna dari kata “budaya” dan “organisasi” itu sendiri.
a. Budaya
Terdapat banyak pandangan mengenai definisi dari budaya atau kultur yang
dimana merupakan kata yang diadaptasi dari Bahasa inggris yaitu culture dan
dalam Bahasa latin colore. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
budaya diartikan sebagai pikiran, akal budi, atau sejumlah pola sikap, keyakinan,
dan perasaan tertentu yang mendasari, mengarahkan, dan memberi arti pada
tingkah laku seseorang dalam suatu masyarakat. Selain itu, menurut Sweeney dan
McFarlin mengemukakan bahwa budaya secara ideal mengkomunikasikan secara
jelas pesan-pesan tentang bagaimana kita melakukan sesuatu atau bertindak,
danberperilaku di sekitar sini (how we do things around here). Dari pemikiran
tersebut dapat diintrepretasikan bahwa budaya memberikan arahan mengenai
bagaimana seseorang harus berperilaku, bersikap, bertindak dalam suatu
komunitas dan kata “here” mengacu pada suatau komunitas tertentu, baik itu
organisasi, perusahaan, atau masyarakat.
Dari pengertian yang telah dikemukakan sebelumnya, dpaat disimpulkan bahwa
budaya merupakan cara hidup individu dalam suatu komunitas seperti cara
berpikir, bertindak dan sebagainya, sehingga menjadi suatu karakteristik antara
komunitas yang lainnya.
b. Organisasi
Terdapat dua pendekatan dalam memahami organisasi, yaitu pendekatan
objektif dan pendekatan subjektif. Pendekatan “objektif” merujuk pada pandangan
bahwa objek-objek, perilaku-perilaku, dan peristiwa-peristiwa eksis di dunai nyata
terlepas dari pengamatnya. Pendekatan objektif mengemukakan bahwa organisasi
adalah sebuah struktur dengan batas-batas yang pasti dan stabil. Sedangkan,
pendekatan “subjektif” menunjukkan bahwa realitas sebagai suatau proses kreatif
yang memungkinkan orang menciptakan sesuatu.
Jadi implikasinya menurut pendekatan objektif mengartikan organisasi adalah
bagaimana organisasi tersebut dapat berdaptasi dengan cara terbaik terhadap
lingkungan untuk mengembangkan diri dan berlangsung hidup. Sedangkan,
menurut pendekatan subjektif pengetahuan mengenai organisasi diperoleh dengan
melihat perilaku-perilaku dan apa makna perilaku-perilaku itu bagi mereka yang
melakukannya

3
Definisi mengenai budaya organisasi berdasarkan pemapatan sebelumnya tidak
dapat serta merta menjadi satu kesatuan arti, karena dalam memaknai “Budaya
Organisasi” memiliki esensi dari masing-masing term yang membentuk pengertian
budaya organisasi itu sendiri. Terdapat beberapa pengertian mengenai budaya
organisasi dari berbagai ahli, yaitu :
1. Susanto
Budaya organisasi merupakan nilai-nilai yang kemudian dijadikan pedoman
bagi sumber daya manusia untuk mewujudkannya, menghadapi masalah
eksternal serta upaya dalam menyesuaikan integrasi organisasi, sehingga setiap
anggota organisasi kemudian untuk memahami nilai-nilai yang ada dan
bagaimana mereka haris bersikap atau berperilaku.
2. Walter R. Freytag
Budaya organisasi adalah berbagai asumsi dan nilai yang disadari atau tidak
disadari yang dapat mempersatukan suatu organisasi. Asumsi dan nilai ini
menentukan pola perilaku anggota organisasi.
Jadi, budaya organisasi adalah sehimpunan nilai, prinsip, tardisi, dan cara
bekerja yang dianut bersama oleh anggota organisasi dan mempengaruhi perilaku
serta tindakan para anggota organisasi. Budaya organisasi memiliki fungsi sebagai
norma perilaku erta nilai-nilai yang dipahami dan diterima oleh anggota organisasi
yang digunakan sebagai dasar tata tertib organisasi.

2. Pentingnya kajian terhadap budaya organisasi.


Pengkajian terhadap budaya organisasi sebagai salah satu aspek dari perilaku
organisasi, misalnya dengan memetakan budaya organisasi dalam suatu model
penelitian, sehingga dari variabel-variabel yang dikaji dan dianalisis dapat diperoleh
gambaran yang lebih jelas dan mampu menggambarkan fenomena yang terjadi secara
nyata. Menurut Veithzal R. terdapat beberapa hal mengenai pentingnya kajian terhadap
budaya organisasi, yaitu:
a. Menetapkan tapal batas yang berarti menciptakan perbedaan yang jelas antara satu
organisasi dengan organisasi lainnya.
b. Memberikan ciri khas atau identitas bagi anggota organisasi.
c. Mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas dan mengutamakan
kepentingan bersama daripada kepentingan individu.
d. Meningkatkan kemantapan sistem sosial.

4
e. Memberikan arah dalam membentuk sikap anggota organisasi (budaya sebagai
mekanisme pembentuk makna dan kendali).

Berdasarkan pemaparan tersebut maka budaya organisasi merupakan kerangka


kerja yang menjadi pedoman tingkah laku dan pembuatan keputusan serta
mengarahkan tindakan anggota organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.

3. Dimensi Organisasi
Pada bagian sebelumnya sepintas dikemukakan pengertian budaya organisasi,
Sweeney dan McFarlin menyatakan budaya organisasi mengacu pada cara hidup dan
berbagai pengertian lainnya yang dijadikan sebagai acuan seluruh anggota organisasi
dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Dari pengertian budaya organisai budaya
yang telah dikemukakan, kemudian muncul pertanyaan, bagaimana budaya organisasi
terbentuk? Jawaban atas pertanyaan tersebut secara skematis dapat dilihat pada gambar
berikut,

Terbentuknya budaya organisasi sebagaimana dideskripsikan melalui gambar


di atas, menurut Robbins, organisasi terbentuk berawal dari filsafat pendiri organisasi
yaitu mereka yang mempunyai visi mengenai bagaimana seharusnya organisasi itu,
kemudian budaya asli diturunkan dari filsafat pendirinya, yang kemudian berpengaruh
terhadap kriteria yang digunakan dalam memperkejakan anggota atau karyawannya.
Tindakan manajemen puncak juga mempunyai peran penting dalam pembentukan
budaya organiasi dimana melalui apa yang mereka katakana atau lakukan. Bagaimana
anggota atau karyawan harus disosialisasikan akan tergantung baik pada tingkat sukses
yang dicapai dalam mencocokkan nilai-nilai anggota atau karyawan baru dengan nilai-

5
nilai organisasi dalam proses seleksi maupun pada referensi manajemen puncak akan
metode-metode sosialisasi.

4. Nilai dan Karakteristik Budaya Organisasi


Pokok bahasan ini sangat erat kaitannya dengan bahasan sebelumnya, dimana
nilai budaya organisasi ini terkait dengan masalah pencapaian suatu organisasi. Sebuah
penelitian mengemukakan karakteristik-karakeristik utama mengenai esensi dari
budaya organisasi, yaitu:
a. Inovasi dan Pengambilan Resiko, berkaitan mengenai sejauh mana para
karyawan atau anggota organisasi mampu menciptakan suatu inovasi dan
mengambil resiko tersebut.
b. Perhatian ke rincian, berkaitan mengenai sejauh mana para karyawan atau
anggota organisasi mampu menganalisa permasalahan dengan baik dan terperinci
serta memperlihatkan kecermatan terhadap suatu permasalahan.
c. Orientasi hasil, berkaitan dengan sejauh mana manajemen memusatkan perhatian
pada hasil bukan teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
d. Orientasi orang, berkaitan dengan sejauh mana keputusan yang diambil oleh
manajemen dalam memperhitungkan efek hasil-hasil kepada orang di dalam
organisasi. Ini berarti pembagian kerja dan hasil harus adil, seimbang, dan mampu
dipertanggungjawabkan.
e. Orientasi tim, berkaitan dengan sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan secara
tim, bukan secara individu.
f. Keagresifan, berkaitan dengan sejauh mana individu dalam organisasi memiliki
sikap yang kompetitif.
g. Kemantapan, berkaitan dengan sejauh mana individu di dalam organisasi
mempertahankan status quo dibandingkan dengan pertumbuhan.

5. Budaya Organisasi dalam organisasi pendidikan


Budaya organisasi dalam organisasi pendidikan khususnya dalam konteks
organisasi perguruan tinggi, bisa dikatakan merupakan wahana yang memiliki aspek
ideologis, filosofis, ataupun normatif dan merupakan acuan dari anggota-anggotanya,
baik itu mahasiswa, dosen pengajar, tenaga administratif maupun pimpinan perguruan
tinggi.

6
Sebagai contoh yaitu dosen di perguruan tinggi menjalani setiap proses untuk bisa
memperoleh kedudukan yang tetap. Proses yang dijalaninya ini merupakan deretan
berulang dari kegiatan yang mengungkan dan memperkuat nilai-nilai utama organisasi,
tujuan apakah yang paling penting, orang-orang manakah yang penting dan mana yang
dapat dikorbankan. Perjalanan yang harus ditempuh oleh dosen untuk sampai pada
kedudukannya yang tetap menuntut mereka mulai dari tahapan evaluasi dalam kurun
waktu tertentu, menjalankan kegiatan penelitian dan pengabdian, dan kegiatan keilmuan
lainnya sebagai syarat yang harus ditempuh. Keberhasilan atau kegagalan pencapaian
tujuan tersebut selain berkaitan dengan kinerja mereka, juga berkaitan dengan kemampuan
mereka dalam menyesuaikan diri dengan nilai atau norma yang telah ditetapkan oleh suatu
organisasi.

2.3 Isu-isu Budaya Organisasi Terkini


Berikut adalah beberapa isu budaya organisasi terkini yang banyak dibicarakan, yaitu:
1. Kebijakan kerja fleksibel.
Kebijakan kerja fleksibel maksudnya bekerja bisa dimana saja dan kapan saja.
Banyak perusahaan mulai memperkenalkan kebijakan kerja fleksibel, seperti bekerja
dari rumah yang dikarenakan pandemi. Bekerja dari rumah dapat meningkatkan
produktifitas dan kesejahteraan karyawan dalam bekerja.
2. Teknologi dan Inovasi.
Inovasi dan pengembangan teknologi yang terus berubah mempengaruhi
budaya organisasi. Banyak organisasi yang berupaya mengadopsi teknologi terbaru.
Maka perusahaan perlu mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan
memanfaatkan secara efektif dan efisien demi meningkatkan produktifitas karyawan.
Hal ini juga dapar meningkatkan wawasan serta keterampilan digital karyawan.
3. Keadilan dan Transparansi.
Keadilan dan transparansi menjadi isu yang semakin penting. Dalam hal
pengambilan keputusan perusahaan harus memastikan bahwa proses pengambilan
keputusan harus adil dan transparan, dikarenakan sebuah keputusan akan mempengaruhi
segala komponen dalam perusahaan.
4. Pemimpin yang Inklusi
Pemimpin yang inklusi maksudnya seorang pemimpin diharapkan untuk
menciptakan lingkungan kerja bagi karyawan dari berbagai latar belakang, termasuk

7
etnis, agama, jenis kelamin, dll. Hal ini digunakan dalam rekrutmen dan pengembangan
karyawan.
5. Kesejahteraan Karyawan
Kesejahteraan menjadi isu yang penting bagi sebuah perusahaan. Perusahaan
diharapkan dapat memberikan dukungan secara fisik maupun mental kepada para
karyawannya, demi menjaga kesehatkan dan kesejahteraan karyawan. Sehingga
karyawan dapat terhindar dari stress akibat beban pekerjaan.
6. Kepatuhan dan Etika.
Isu kepatuhan dan etika dalam suatu perusahaan ini penting. Dimana
perusahaan harus memastikan serta memberi pengetahuan kepada semua karyawan
untuk mematuhi aturan-aturan yang berlaku, menghormati segala etika dan nilai-nilai
perusahaan. Serta memastikan kerja karyawan agar sesuai dengan SOP yang berlaku.
7. Menghadapi Perubahan dan Ketidakpastian.
Perusahaan tentu harus siap menghadapi perubahan dan ketidakpastian yang
ada, seperti perubahaan pasar, teknologi, sampai peraturan pemerintah. Hal ini
dibutuhkan kepekaan terhadap lingkungan bisnis dan kemampuan beradaptasi terhadap
perubahan yang ada.

2.4 Lingkungan Eksternal/Global


Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur di luar organisasi, yang sebagian
besar tidak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh manajer.
Organisasi mendapatkan masukan – masukan yang dibutuhkan, seperti bahan baku, dana
tenaga kerja, dan energi dari lingkungan eksternal, mentransformasikannya menjadi produk
dan jasa, dan kemudian memberikan sebagai keluaran – keluaran kepada lingkungan
eksternal.
A. Faktor – Faktor Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal memiliki unsur – unsur yang berpengaruh langsung
(lingkungan eksternal mikro) dan yang berpengaruh tidak langsung (lingkungan
eksternal makro).
1. Lingkungan Eksternal Mikro
Komponen-komponen lingkungan eksternal mikro yang paling penting adalah
para pesaing yang harus menghadapi perusahaan, langganan yang harus dilayani,
pasar tenaga kerja, lembaga-lembaga keuangan, para penyedia (pemasok) dan
perwakilan-perwakilan pemerintah. Tentu saja beberapa lingkungan eksternal mikro

8
lainnya penting juga diperhatikan, walaupun memiliki tingkat pengaruh berbeda,
seperti saluran distribusi yang digunakan, media, asosiasi – asosiasi bisnis,
kelompok – kelompok pencinta lingkungan, dan kelompok – kelompok politik
tertentu yang sebagian besar merupakan perwujudan potensi pengaruh lingkungan
eksternal makro.
a. Para pesaing (Competitors)
Lingkungan persaingan perusahaan tercemin dari tipe, jumlah, dan
norma – norma perilaku dari organisasi – organisasi pesaing. Dengan adanya
pemahaman akan lingkungan persaingan yang dihadapinya, sifat persaingan
serta kekuatan dan kelemahan dari para pesaing ini akan memungkinkan
perusahaan dapat mempergunakan kekuatan bersaingnya lebih efektif dan
efisien. Sehingga lebih mampu mengoptimalkan dalam menjalankan
operasinya. Misal, untuk meningkatkan bagian pasarnya di mana produk dan
harga sama dengan para pesaing, perusahaan harus menciptakan perbedaan
dalam pembungkusan, pelayanan, atau promosi.
b. Langganan (Customers)
Strategi, kebijaksanaan dan taktik-taktik pemasaran perusahaan sangat
tergantung situasi pasar dan langganan. Sering kali, manajer pemasaran
menganalisis profil langganan sekarang dan potensial serta kondisi pasar dan
mengarahkan kegiatan – kegiatan pemasaran perusahaan berdasarkan hasil
analisis tersebut. Langganan perusahaan dapat berupa suatu lembaga, seperti
kantor pemerintah, sekolah, perusahaan lain, rumah sakit, atau langganan
perseorangan. Analisis langganan ini juga berguna untuk mengantisipasi
perubahan perilaku pasar atau langganan dan dapat mengarahkan pengalokasian
sumber daya yang dimiliki sesuai kebtuhan dan keinginan langganan. Dalam
situasi persaingan yang ketat, melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan
pelangganlah, perusahaan akan dapat menjaga kelangsungan hidupnya,
berkembang dan mendapakan keuntungan.
c. Pasar Tenaga Kerja (Labor Supply)
Organisasi memerlukan sejumlah karyawan (personalia) dengan
bermacam – macam keterampilan, kemampuan, dan pengalaman yang
menyebabkan organisasi perlu menggunakan banyak saluran untuk menarik dan
mendapatkan karyawan – karyawan tersebut. Kemampuan menarik dan
mempertahankan karyawan yang cakap merupakan kebutuhan prasyarat bagi

9
perusahaan yang sukses. Ada tiga faktor yang paling berpengaruh terhadap
pemenuhan kebutuhan karyawan perusahaan, yaitu reputasi perusahaan di mata
angkatan kerja, tingkat pertumbuhan angkatan kerja, dan tersedianya tenaga
kerja sesuai persyaratan yang dibutuhkan. Kemampuan ini tercermin dalam
bentuk collective bargaining sebagai usaha pemuasan kebutuhan karyawan
jangka panjang melalui pengupahan, kondisi kerja, dan aspek-aspek situasi
kerja lainnya. Kondisi pasar tenaga kerja tertentu mungkin membatasi
perusahaan dalam memperoleh tenaga kerja tterampil dan bersedia ditempatkan
di sembarang lokasi.
d. Lembaga – Lembaga Keuangan
Organisasi bergantung pada bermacam-macam lembaga keuangan,
seperti bank-bank komersial, bank-bank instansi, dan perusahaan – perusahaan
asuransi termasuk pasar modal, untuk menjaga dan memperluas kegiatan –
kegiatannya. Kebutuhan akan dana dari lembaga – lembaga keuangan tersebut
dapat jangka pendek untuk membelanjai operasi – operasinya atau jangka
panjang untuk membangun fasilitas baru dan membeli peralatan baru.
Perusahaan penting menjalin hubungan kerja yang baik dengan
lembaga-lembaga keuangan dengan memahami prosedur – prosedur perbankan,
mampu membuat transaksi yang berharga, mempunyai pembukuan yang
lengkap dan jaminan yang diperlukan.
e. Para Penyedia (Suppliers)
Setiap organisasi sangat tergantung pada sumber dayanya untuk
memenuhi kebutuhan bahan baku (mentah), bahan pembantu, pelayanan,
energi, dan peralatan yang digunakan untuk memproduksi keluaran. Oleh
karena itu setiap organisasi tergantung pada para penyedia bahan – bahan dan
peralatan – peralatan di atas.
Organisasi biasanya berhubungan dengan para penyedia melalui agen
atau manajer pembeliannya. Manajer pembelian senantiasa harus menilai
kemampuan, reputasi, pelayanan, harga, potongan kuantitas, kualitas dan
sebagainya dari para penyedia sehingga dapat disesuaikan dengan karakteristik
– karakteristik yang diinginkan perusahaan.
f. Perwakilan – Perwakilan Pemerintah
Hubungan organisasi dengan perwakilan – perwakilan pemerintah
berkembang semakin kompleks. Perwakilan – perwakilan pemerintah ini

10
biasanya menetapkan peraturan- peraturan yang harus dipatuhi organisasi dalam
operasinya, prosedur- prosedur perizinan, dan pembatasan-pembatasan lainnya
untuk melindungi masyarakat.
2. Lingkunan Eksternal Makro
Lingkungan eksternal makro terdiri dari faktor – faktor teknologi, ekonomi,
politik, sosial dan dimensi internasional sebagai kekuatan – kekuatan yang berada di
luar jangkauan perusahaan dan biasanya terlepas dari situasi operasional perusahaan.
a. Perkembangan Teknologi
Dalam setiap masyarakat atau industri, tingkat kemajuan teknologi
memainkan peranan berarti pada penentuan produk dan jasa yang akan
diproduksi, peralatan yang akan digunakan, dan bagaimana bermacam – macam
operasi akan dikelola. Sebagai contoh, kemajuan teknologi akan menurunkan
permintaan akan manajer – manajer menengah dan lini pertama. Banyak
perusahaan sekarang mempergunakan komputer untuk peramalan operasi –
operasi dan scheduling produksinya, dimana pada waktu yang lalu dilakukan
oleh fungsi – fumgsi manajemen menengah.
Inovasi teknologi dapat juga menimbulkan posisi persaingan baru dalam
industri-industri yang berbeda. Misal, pengembangan produksi jam digital
elektronik telah menimbulkan persaingan baru bagi perusahaan – perusahaan
jam mekanik tradisional. Hal ini menuntut manajer perusahaan bersikap tanggap
terhadap tantangan dan mampu memanfaatkan kesempatan yang ada. Manajer
perlu senantiasa menaksir arah perkembangan teknologi dan memperkirakan
pengaruhnya pada organisasi atau melakukan peramalan teknologi.
b. Variabel – Variabel Ekonomi
Para manajer akan selalu, terlibat dengan masalah – masalah biaya
sumber daya yang dibutuhkan organisasi. Biaya – biaya ini berubah – ubah setiap
waktu karena pengaruh faktor – faktor ekonomi. Sehingga manajer senantiasa
perlu menganalisis dan mendiagnosa faktor-faktor ekonomi, seperti
kecenderungan inflasi atau deflasi harga barang-barang dan jasa-jasa,
kebijaksanaan – kebijaksanaan moneter, kebijaksanaan – kebijaksanaan fiskal,
keseimbangan neraca pembayaran, dan harga-harga yang ditetapkan oleh para
pesaing dan penyedia.
c. Lingkungan Sosial – Kebudayaan

11
Lingkungan sosial – kebudayaan suatu masyarakat merupakan pedoman
hidup yang menentukan bagaimana hampir seluruh organisasi dan manajer akan
beroperasi. Lingkungan ini mencakup kepercayaan, nilai-nilai, sikap, pandangan
serta pola kehidupan yang dibentuk oleh tradisi, pendidikan, kelompok ethnis,
ekologi, demografis, geografis, serta agama dan kepercayaan dari sekelompok
atau seluruh masyarakat tertentu. Pengaruh pedoman hidup ini dapat sangat luas
atau relatif sempit. Misal, batasan bagi pekerja wanita mungkin hanya berlaku
di suatu daerah, tetapi dapat juga berlaku secara nasional.
Nilai – nilai dan kebiasaan masyarakat juga tercermin pada struktur
organisasi perusahaan. Di Jepang, sebagai contoh, para pekerja tingkatan bawah
lebih diberi kesempatan berpartisipasi dalam pembuatan kebijaksanaan dan
keputusan Di samping itu, yang paling penting adalah bahwa nilai – nilai dan
kebiasaan masyarakat akan mempengaruhi perasaan individu tentang organisasi
di mana mereka ada di dalamnya dan perasaan mereka tentang pekerjaan yang
dilakukan. Perubahan – perubahan sikap terhadap wewenang dan pekerjaan itu
sendiri semakin mempersulit tugas-tugas manajer. Manajer perlu menyadari dan
mengantisipasi perubahan – perubahan iklim sosial dan mengembangkan cara –
cara menghadapinya.
d. Variabel – Variabel Politik Hukum
Politik dan hukum dalam suatu periode waktu tertentu akan menentukan
operasi perusahaan. Manajer tidak mungkin mengabaikan iklim politik,
peraturan – peraturan pemerintah maupun konsekuensi – konsekuensi atau
dampaknya terhadap pemerintah dalam pembuatan keputusan. Batasan – batasan
yang ditetapkan pemerintah bermaksud melindungi konsumen, lingkungan,
ataupun perusahaan dan menghilangkan perlakuan tidak adil dalam pembayaran
kepada karyawan dan sebagainya. Beberapa contoh adalah kebijaksanaan –
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang perdagangan, undang – undang
perpajakan, upah minimum, undang – undang hak patent dan kegiatan – kegiatan
pemerintah lainnya dalam menjalankan fungsi konsumen, penyedia dan pesaing.
Jadi, pemerintah memainkan peranan sekaligus sebagai pencipta kesempatan,
pemberi perlindungan, dan penetap batasan – batasan.
e. Dimensi Internasional
Komponen internasional dalam lingkungan eksternal juga menyajikan
kesempatan-kesempatan dan tantangan- tantangan, serta mempunyai potensi

12
menjadi faktor yang berpengaruh langsung pada operasi perusahaan. Kekuatan-
kekuatan internasional ini berpengaruh melalui perkembangan politik dunia,
ketergantungan ekonomi, penularan nilai-nilai dan sikap hidup serta transfer
teknologi. Lebih sempit lagi, kekuatan-kekuatan ini berwujud, misal
ketergantungan sumber daya impor, keadaan resesi atau recovery perekonomian
dunia, persaingan dengan perusahaan-perusahaan multinational, perubahan pola
kehidupan menjadi lebih materialistik dan individualistik, tingkat pertukaran
mata uang asing, dan sebagainya. Manajer hendaknya mampu menganalisis dan
mengantisipasi untuk kemudian meletakkan dasar yang kuat dalam menghadapi
perkembangan dunia internasional.
B. Memahami Organisasi dan Lingkungan
Lingkungan eksternal mempengaruhi manajer –manajer bervariasi menurut tipe
dan tujuan organisasi. Hal ini berbeda di antara posisi – posisi dan fungsi – fungsi dalam
suatu organisasi dan bahkan antara tingkatan – tingkatan hirarki di dalam organisasi.
Jadi, manajer pada perusahaan A mungkin lebih dipengaruhi faktor – faktor dalam
lingkungan eksternal dibanding manajer pada perusahaan B. Karena mempunyai
kekuasaan yang lebih besar dan pandangan yang lebih luas, para manajer di tingkatkan
atas dalam organisasi memikul tanggung jawab lebih besar untuk pengelolaan hubungan
di lingkungan eksternal dibanding para manajer tingkatan bawah. Manajer puncak
memainkan peranan kunci sebagai pemandu penyesuaian organisasinya dengan
peraturan – peraturan baru, dalam pengawasan perancangan kembali produk, dan dalam
pencapaian keadilan kerja dan kesempatan karier bagi para karyawan.
Manajer dan organisasinya memberikan tanggapan terhadap lingkungan
eksternal baik melalui usaha untuk mempengaruhi lingkungan eksternal mikro, dan
peramalan serta penyesuaian dengan kecenderungan lingkungan eksternal makro.
1. Usaha mempengaruhi lingkungan eksternal mikro
Manajer harus memusatkan usaha – usahanya pada aspek – aspek kunci
lingkungan yang kritik bagi tujuan tertentu organisasi. Bila mereka memperlakukan
setiap komponen secara sama, mereka akan menghabiskan waktu dan energi dengan
cara – cara yang tidak produktif. Tetapi melalui pemusatan pada variabel – variabel
kunci, manajer dapat mencapai sasaran untuk mempengaruhi lingkungan Berbagai
teknik telah dikembangkan untuk mempengaruhi lingkungan elemen mikro.
Manajer dapat mempengaruhi langganan melalui pengiklanan. Manajer membuat
hubungan kerjasama dan perundingan dengan para penyedia untuk menjamin

13
pengadaan bahan baku yang dibutuhkan pada harga yang dapat diterima, dan
sebagainya.
2. Peramalan (Forecasting) dan lingkungan eksternanl makro
Kelangsungan operasi perusahaan sering sangat tergantung pada antisipasi dan
adaptasinya terhadap perkembangan lingkungan eksternal makro. Kecenderungan
perkembangan lingkungan ini hendaknya di monitor secara terus – menerus, agar
manajer mampu mengembangkan kedudukan yang kuat dalam menghadapi
lingkungan tersebut. Informasi tentang lingkungan makro dapat diperoleh dari
berbagai sumber laporan – laporan dan data – data statistik pemerintah, publikasi –
publikasi bisnis, jurnal – jurnal perdagangan, laporan – laporan bank manajer
organisasi-organisasi lain, data – data yang dikumpulkan kegiatan – kegiatan
organisasi sendiri, dan desas – desus di kalangan industri. Penelitian dapat
dilakukan untuk memperjelas perkembangan yang dapat diperkirakan. Setelah
melakukan identifikasi dan seleksi sumber – sumber informasi yang relevan,
perusahaan dapat melakukan peramalan situasi dan kondisi perekonomian,
kemajuan teknologi, perubahan sosial, perkembangan penduduk, kecenderungan
iklim politik, dan lain – lain, dengan sejumlah pendekatan dan teknik peramalan
yang tersedia. Penggunaan teknik – teknik peramalan, seperti analisis statistik,
model – model ekonometrika, simulasi, delphi, dan sebagainya, memungkinkan
manajer dapat mengantisipasi perubahan – perubahan dalam peraturan – peraturan
pemerintah, sikap masyarakat, biaya- biaya pengadaan bahan, tersedianya bahan
mentah , kegiatan – kegiatan pesaing, dan lain – lain sehingga dapat mempersipkan
sejumlah kegiatan – keegiatan alternatif dan rencana – rencana konkrit untuk
kegiatan – kegiatan di waktu yang akan datang.
3. Perencanaan, perancangan organisasi dan lingkungan
Cara paling penting bagi manajer untuk menyesuaikan dengan lingkungan
eksternal adalah melalui pengembangan dan implementasi rencana – reencana bagi
organisasinya. Rencana – rencana ini mungkin sederhana, jangka pendek dan
terbatas ruang lingkupnya, atau mungkin rumit, jangka panjang, dan ruang
lingkupnya luas. Rencana – rencana mewujudkan konsep dasar organisasi dan
strategi – strategi akan mengikutinya untuk mencapai tujuan. Rencana- rencana
strategi ini tidak hanya menjadi pedoman adaptasi organisasi terhadap lingkungan
eksternal mikro dan makro, tetapi juga menuntut usaha – usaha organisasi untuk
mempengaruhi perilaku faktor – faktor dalam lingkungan eksternal mikro.

14
2.5 Globalisasi atau Bisnis Global
Abad sekarang sering disebut abad globalisasi atau disebut juga sebagai abad
informasi dan teknologi. Kemajuan informasi dan teknologi sudah demikian maju. Suatu
peristiwa di suatu negara dapat diketahui pada menit itu juga oleh penduduk di belahan
dunia lain sampai ke pelosok desa atau kampung di suatu negara yang masih berkembang
sekalipun. Pada abad ini dunia semakin mengecil, dimana komunikasi jarak terjauh antara
dua orang.
A. Pengertian
Secara bahasa, global artinya menyeluruh atau mendunia, sehingga dapat
dikatakan bahwa arti globalisasi ialah suatu pengakuan organisasi bahwa bisnis harus
berfokus global, bukan lokal. Dalam konteks manajemen, fenomena globalisasi bisa
dilihat dari tiga aspek berikut.
a. Kedekatan (menyusutnya dunia)
Seperti disebutkan diatas komunikasi antara dua orang yang berjauhan dapat
dilakukan secara langsung, baik lisan maupun tulisan, verbal maupun non-verbal.
Komunikasi seperti ini dapat dilakukan melalui suatu media yang disebut dengan
istilah internet. Media lain juga dapat digunakan seperti faximile, video conference
dan lain-lain. Saat ini, manajer bekerja dalam kedekatan yang lebih besar, serta
berhadapan dengan stakeholders yang lebih banyak dan beragam. Dalam
menekankan semangat mengenai eratnya hubungan dan ketidaksignifikanan jarak di
dunia bisnis saat ini, manajer harus memperlakukan pelanggannya dengan jarak
yang sama dengan organisasi mereka.
b. Lokasi
Letak lokasi sudah bukan masalah lagi. Perusahaan dapat beroperasi melalui
beberapa batas internasional, misalnya perusahaan ATdanT (American Telephone
and Telegraph), dibuat di Singapura, dijual di seluruh dunia. Perusahaan mobil
Jepang yang telah mendirikan pabrik di Amerika Serikat membawa bersama dengan
mereka ide, proses, dan manajemen mutu.
c. Sikap Globalisasi
Sikap Globalisasi merujuk ke sikap yang baru dan terbuka dalam
mengaplikasikan manajemen secara internasional. Sikap tersebut
mengkombinasikan keingintahuan terhadap negara lain dengan kesediaan untuk
mengembangkan kemampuan guna pelibatan diri dalam perekonomian global.
Dengan perkembangan di bidang informasi dan teknologi tersebut membuat sikap

15
para pengusaha berubah, tidak lagi berusaha di dalam negeri saja, melainkan sudah
mempraktekan manajemen secara internasional.
Dalam hubungan itu, organisasi mengakui bahwa bisnis harus berfokus global, sehingga
manajemen harus mengidentifikasikan berbagai aspek dari globalisasi. Globalisasi ialah suatu
perubahan penting pada lingkungan eksternal dari suatu bisnis. Globalisasi merujuk ke
perspektif baru atau sikap mengenai keterkaitan dengan orang di negara lain. Dengan kata lain,
globalisasi mengacu pada cakupan, bentuk, jumlah dan kompleksitas yang belum pernah ada
dari hubungan bisnis yang dilakukan melintasi batas-batas internasional.

B. Perusahaan Internasional
Bagaimana perusahaan memasuki pasar internasional, dapat dilakukan melalui
beberapa tahap, atau disebut sebagai tahap internasionalisasi, yaitu sebagai berikut.
a. Tahap Exporting
Pada tahap ini, perusahaan hanya menjual produk yang dihasilkan secara domestik
di pasar luar negeri. Manajer hanya menjual melalui perantara yang membutuhkan
barang kita, atau para pemebli asing yang datang untuk membeli barang kita.
b. Mencari Pembeli Luar Negeri
Pada tahap ini manajer mencari calon pembeli asing di luar negeri, menawarkan
barang/jasa yang kita miliki
c. Beroperasi di Luar Negeri
Perusahaan dapat terlibat dalam bisnis internasional di beberapa tingkatan. Proses
globalisasi itu sendiri biasanya berjalan melalui empat tahap berikut.
 Tahap domestik, yakni tahap dimana potensi pasar hanya ada di negara asal
produk saja, dimana semua fasilitas produksi dan pemasaran berada di negara
asalnya tersebut. Pada tahap ini, manajer menyadari eksistensi lingkungan
global dan mungkin ingin untuk terlibat di dalamnya.
 Tahap internasional, yakni tahap dimana ekspor naik dan perusahaan
cenderung menggunakan pendekatan multidomestik, serta menggunakan
suatu divisi internasional untuk memasarkan produk di berbagai negara
secara terpisah.
 Tahap mutinasional, yakni tahap dimana perusahaan memiliki fasilitas
pemasaran dan produksi yang terletak di banyak negara, dengan lebih dari
sepertiga penjualannya datang dari negara asal.

16
 Tahap global, yakni tahapan dari perkembangan internasional dimana
perusahaan melampaui satu negara asal serta beroperasi dan melakukan
penjualan secara global dengan sumber daya terbaik berbiaya rendah yang
diperoleh dari berbagai negara.
Di samping itu manajer dapat juga menetapkan licensing, franchise, joint venture,
global strategi partnership, dan lain sebagainya.
1. Licensing: Penjualan hak ke pasar produksi bermerek ataupun mempergunakan
proses atau material yang dipatenkan atau dilindungi oleh undang-undang hak cipta.
2. Franchise: Suatu jenis pengaturan lisensi dimana sebuah perusahaan menjual paket
yang mencakup merk dagang, mesin, material, dan standar manajerial
3. Joint Venture: Bisnis yang merupakan kombinasi dari perusahaan dalam negeri yang
berpatungan untuk menanggung biaya dari fasilitas produksi ataupun penelitian di
luar negara.
4. Global Strategic Partnership: Aliansi yang dibentuk oleh sebuah organisasi dengan
satu atau beberapa negara asing. Umumnya bertujuan untuk mengeksplorasi peluang
di negara lain dan memimpin pemasokan ataupun produksi.

C. Aliansi Perdagangan Internasional


Dalam percaturan bisnis internasional terdapat beberapa negara yang memiliki
kepentingan yang sama untuk meningkatkan transaksi perdagangan yang saling
menguntungkan, dimana kalau dilakukan secara sendiri-sendiri akan menimbulkan
biaya ekonomi tinggi, sehingga akan menghasilkan harga jual yang juga tinggi. Pada
akhirnya konsumen atau masyarakat di masing-masing negara merasakan daya beli
mereka semakin menurun.
a. Uni Eropa
Suatu serikat dari lima belas (15) Negara eropa yang didirikan untuk
menghilangkan batas-batas negara dalam melakukan perjalanan, pengkaryaan,
investasi, dan perdagangan. Pada tahun 1992 negara-negara yang semula
menyepakati persetujuan ini adalah: Belgia, Denmark, Perancis, Yunani, Italia,
Luxemburg, Nederland, Portugal, Spanyol, Inggris, dan Jerman. Tahun 1995,
masuk lagi Austria, Finlandia, dan Swedia, dan membentuk pasar tunggal.
b. NAFTA (North American Free Trade Agreement)

17
NAFTA merupakan perjanjian antara pemerintah Mexico, Kanada, dan Amerika
Serikat (1994) yang di dalamnya memuat penghilangan batas-batas negara untuk
perdagangan bebas.
c. MERCOSUR (Southern Market Common)
Mercosur merupakan blok perdagangan bebas antara negaranegara Amerika Latin,
yang terdiri dari Chili, Brazil, Argentina, Paraguay, Uruguay, Bolivia, yang
bertujuan untuk menghilangkan tariff dan pajak-pajak impor.
d. ASEAN (Association of South East Asian Nation)
ASEAN merupakan perkumpulan negara-negara Asia Tenggara, yang terdiri dari
Indonesia, Brunei Darusalam, Malaysia, Philipina, Singapura, Thailand, Myanmar,
Vietnam, Kamboja, Laos, bertujuan terciptanya kerjasama antar negara anggota
dalam hal perdagangan, yang mencakup tarif, kuota.

D. Globalisasi dan Daya Saing (Competitiveness)


Daya saing merupakan posisi relatif suatu perusahaan terhadap pesaingnya.
Perusahaan dinilai berdaya saing jika memiliki keunggulan dari pesaingnya. Michael
Porter (1980) menyebutkan dua kriteria daya saing untuk memahami globalisasi, yaitu
sebagai berikut.
a. Posisi relatif masa kini dievaluasi untuk melihat masa depan, yaitu dengan
memiliki peluang untuk memenangkan persaingan yang akan datang. Misalnya
upah pekerja di seluruh negara berbedabeda.
b. Posisi relatif masa kini, dengan mengevaluasi masa lalu sampai masa kini, yaitu
dicerminkan sebagai benchmark atas prestasi yang lalu. Misalnya bagian pasar
dunia dari suatu negara.

2.6 Menjalankan Manajemen pada Lingkungan Global


a. Lingkungan Politik/Hukum
Sistem politik yang dimaksud adalah sistem pemerintahan dari sebuah negara
ada 2 dimensi yang digunakan sedangkan sistem politik yaitu tingkat penekanan pada
kolektivisme dan tingkat penekanan pada demokrasi.
b. Lingkungan Ekonomi : Terdiri dari sistem pasar bebas dan sistem pasar komando.
 Sistem Pasar Bebas adalah suatu sistem perekonomian dimana individu dan
perusahaan swasta (privat) membuat keputusan penting terkait dengan produksi
dan konsumsi, kegiatan sistem ekonomi pasar bebas diatur menggunakan
mekanisme pasar.

18
 Sistem Pasar Komando adalah sistem ekonomi yang segala sesuatunya tentang
ekonomi diatur oleh pemerintah pusat, maknanya semua pergerakan ekonomi
berada di tangan pemerintah.
c. Lingkungan Kebudayaan
Tiap-tiap bangsa mempunyai nilai, adat istiadat sendiri-sendiri,pengusaha asing harus
mencoba memahami kultur dan kebiasaan bisnis di negara tuan rumah. Bagaimana
konsumen setempat memikirkan dan menggunakan produk tertentu harus diperhatikan
oleh penjual sebelum merencanakan program pemasaran.

19
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perspektif mumpuni terhadap manajemen (omnipotent view of management)
adalah pandangan bahwa manajer bertanggung jawab secara langsung atas keberhasilan atau
kegagalan organisasi yang mereka pimpin. Perspektif simbolis terhadap manajemen (symbolic
view of management) adalah pandangan bahwa keberhasilan atau kegagalan sebuah organisasi
ditentukan oleh faktor-faktor yang berada di luar kendali manajer
Budaya organisasi itu adalah sistem makna dan keyakinan bersama yang dianut
oleh para anggota organisasi yang menentukan, sebagaian besar cara mereka bertindak satu
terhadap yang lain dan terhadap orang luar. Budaya memiliki fungsi diantaranya budaya
menciptakan pembedaan yang jelas, budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-
anggota organisasi, budaya mempermudah timbulnya komitmen, Budaya organisasi yang
beretika dicirikan oleh toleransi yang tinggi terhadap pengambilan risiko, memberi ruang yang
sempit atau sedang saja bagi agresivitas, dan berfokus pada cara maupun hasil. Budaya
organisasi yang inovatif dicirikan oleh tantangan dan keterlibatan, kebebasan, kepercayaan dan
keterbukaan, waktu untuk mengembangkan gagasan, keceriaan/humor, penyelesaian konflik,
perbedaan pendapat, dan keberanian mengambil risiko.
Perdagangan secara global merupakan salah satu bentuk nyata yang ada pada
lingkungan global, yang kalau kita ingat dalam pelajaran sejarah, bukanlah merupakan hal yang
baru. Ada tantangan dan resiko yang harus dihadapi oleh seorang manajer dalam menjalankan
manajemen global di era ini, besar harapan hal tersebut dapat diatasi dengan baik pula.

20
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T.H. 2014. Manajemen. Edisi ke-2. BPFE. Yogyakarta.


Krisnandi, H. Efendi, S. Sugiono, E. (2019). Pengantar Manajemen. Jakarta Selatan:LPU-
UNAS

Kretitner, R. &. (2003). Perilaku Organisasi. Slemba Empat. Jakarta: Terjemahan Erly
Suandy.

21

Anda mungkin juga menyukai