Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERILAKU ORGANISASI

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA


KARYAWAN

DOSEN PENGAMPU: Hj. Liana Fitriani Hasymi, S.Pi.,M.Kes

Kelompok 5:
Aula Intan Marlina 1326101220006
Assyifa Aura Nurrais 1326101220011
Davina Aura Felysia 1326101220018
Fathonnah Fitria Rahmadani 1326101220020
Dina Rosaliska 1326101220030

SARJANA ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN SAINS TEKNOLOGI
UNIVERSITAS BORNEO LESTARI
BANJARBARU
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan. Makalah dengan judul “Hubungan
Budaya Organisasi dengan Kinerja Karyawan” ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi
syarat nilai mata kuliah Perilaku Organisasi. Selain itu juga penyusunan makalah ini
bertujuan untuk membantu mahasiswa(i) mengenal dan memahami tentang hubungan
antara budaya organisasi dengan kinerja karyawan disuatu organisasi atau perusahaan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hj. Liana Fitriani Hasymi,
S.Pi.,M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah Perilaku Organisasi. Berkat tugas yang
diberikan ini dapat menambah wawasan kami terkait topik yang diberikan. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih
banyak melakukan kesalahan. Oleh karena itu, kami memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga mengharapkan
adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Banjarbaru, 17 Oktober 2023

~Tim Penulis~

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2

BAB II: PEMBAHASAN

2.1 Definisi Budaya Organisasi ..................................................................... 3


2.2 Pentingnya Budaya Organisasi ................................................................ 4
2.3 Faktor-Faktor yang Membentuk Budaya Organisasi ............................... 6
2.4 Kinerja Karyawan .................................................................................... 7
2.5 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kinerja Karyawan ............................. 8
2.6 Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja Karyawan ..................... 10

BAB III: PENUTUP

3.1 Rangkuman ............................................................................................ 12


3.2 Kesimpulan ............................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi yang semakin kompleks dan persaingan bisnis yang semakin
intensif, organisasi dihadapkan pada tuntutan untuk mencapai kinerja yang optimal
guna tetap relevan dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, kinerja karyawan menjadi
faktor kunci dalam mencapai tujuan organisasi. Karyawan yang produktif,,
berkomitmen, dan memiliki kepuasan kerja yang tinggi cenderung memberikan
kontribusi yang lebih besar terhadap tercapainya tujuan organisasi. Namun, untuk
mencapai kinerja karyawan yang optimal, tidak cukup hanya memperhatikan faktor-
faktor eksternal seperti gaji atau insentif. Budaya organisasi, yang mencerminkan
nilai-nilai, norma, dan praktik dalam organisasi, juga memainkan peran yang sangat
penting.
Suatu organisasi dirasa perlu memperhitungkan budaya organisasi yang kuat dan
sejalan dengan beberapa batasan-batasan yang berlaku. Selama memiliki budaya
organisasi yang kuat, berdampak baik dan dapat diterapkan dengan baik oleh anggota
organisasi tersebut maka dapat memperlancar aktivitas organisasi. Budaya organisasi
yang kuat tidak serta merta akan berjalan dengan mudah, sehingga perlu adanya
penyesuaian didalamnya. Budaya organisasi dapat membentuk perilaku dan sikap
karyawan, memengaruhi motivasi mereka, dan membantu menciptakan lingkungan
kerja yang mendukung atau bahkan menghambat kinerja. Menciptakan keakraban
pada anggota organisasi juga menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan
kinerja yang baik. Keakraban tersebut tumbuh dari adanya rasa nyaman pada individu
ataupun kelompok pada anggota organisasi. Maka perusahaan perlu menciptakan
suasana keakraban guna mendukung keberhasilan perusahaan secara psikologis.

1
1.2 Rumusan Masalah
• Bagaimana budaya organisasi dapat memengaruhi kinerja karyawan disuatu
organisasi atau perusahaan?

1.3 Tujuan Penulisan


1) Untuk memenuhi nilai mata kuliah Perilaku Organisasi.
2) Untuk membantu meningkatkan pengetahuan mahasiswa(i).
3) Untuk memahami hubungan budaya organisasi dengan kinerja karyawan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Budaya Organisasi


Budaya organisasi merupakan aspek penting dalam pengelolaan sumber daya
manusia dan dalam membentuk perilaku dan sikap anggota organisasi. Ini
menciptakan norma-norma, nilai-nilai, dan asumsi yang mengarahkan perilaku
anggota organisasi, memengaruhi interaksi antara mereka, dan membantu organisasi
mengatasi tantangan eksternal dan masalah internal. Budaya organisasi juga menjadi
landasan bagi karyawan untuk menjalankan tugas mereka dan menjaga perilaku
sesuai dengan standar dan norma yang berlaku.
Beberapa definisi budaya organisasi dari berbagai ahli meliputi:
1. Laksmi Riani (2011): budaya organisasi adalah kekuatan sosial yang
tidak tampak yang memengaruhi perilaku orang dalam suatu organisasi.
2. Luthans: budaya organisasi adalah norma-norma dan nilai-nilai yang
mengarahkan perilaku anggota organisasi.
3. Feter F. Druicker: budaya organisasi adalah cara kelompok
menyelesaikan masalah eksternal dan internal, yang kemudian diwariskan
kepada anggota baru sebagai pedoman perilaku.
4. Sutrisno: budaya organisasi adalah perangkat sistem nilai-nilai, norma-
norma, dan asumsi yang diikuti oleh anggota organisasi sebagai pedoman
perilaku dan pemecahan masalah.
5. Ismail (2018): budaya organisasi berkaitan dengan norma perilaku dan
nilai-nilai yang dipahami dan diterima oleh anggota organisasi.
6. Schein: budaya organisasi adalah pola asumsi dasar yang membantu
organisasi mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.
7. Mondy dan Noe: budaya organisasi adalah sistem dari nilai bersama,
keyakinan, dan kebiasaan yang menciptakan norma perilaku.

3
8. Mangkunegara: budaya organisasi adalah seperangkat asumsi, nilai-
nilai, dan norma yang digunakan sebagai pedoman perilaku anggota
organisasi.
9. Robbins dan Judge: budaya organisasi adalah sistem pengertian bersama
yang membedakan organisasi dari yang lain.
10. Kinicki dan Fugate: budaya organisasi adalah kumpulan asumsi yang
memengaruhi cara organisasi mempersepsikan, berpikir, dan merespons
lingkungan.
Indikator budaya organisasi dapat dibagi menjadi tiga kategori:
a. Budaya Birokrasi: ini mencirikan budaya organisasi yang terfokus pada
pengaturan, perintah, dan aturan.
b. Budaya Inovatif: budaya ini memberikan kebebasan kepada anggotanya
untuk berpikir, menyatakan pendapat, dan bekerja secara kreatif.
c. Budaya Suportif: budaya ini menekankan hubungan interpersonal yang baik,
seperti harmoni, keterbukaan, persahabatan, kerja sama, dan kepercayaan
dalam interaksi komunikasi.
Budaya organisasi memainkan peran kunci dalam membentuk identitas dan kinerja
organisasi. Hal ini penting bagi organisasi untuk memahami dan mengelola budaya
mereka dengan baik, karena ini dapat memengaruhi sejauh mana organisasi berhasil
beradaptasi dengan perubahan dan mencapai tujuannya.

2.2 Pentingnya Budaya Organisasi


Budaya organisasi memainkan peran strategis dalam meningkatkan efektivitas
kinerja organisasi, khususnya kinerja pegawai. Ini berfungsi sebagai panduan dalam
menentukan arah organisasi, mengatur tindakan, alokasi sumber daya, dan
menghadapi tantangan dari lingkungan organisasi. Hal ini dicapai melalui beberapa
fungsi utama:
1. Memberikan Identitas: budaya organisasi memberikan identitas kepada
pegawainya, membantu mereka memahami visi dan misi organisasi, serta
merasa menjadi bagian penting dari keseluruhan struktur organisasi.

4
2. Meningkatkan Komitmen: melalui pembentukan norma dan nilai yang
bersifat inspirasional, budaya organisasi dapat memperkuat komitmen
terhadap misi organisasi.
3. Membentuk Perilaku: budaya organisasi membentuk perilaku dengan
menetapkan standar perilaku yang efektif, membantu dalam kontrol tugas
dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan.
4. Mendukung Desain Manajemen: budaya organisasi dapat membantu
dalam merancang sistem pengendalian manajemen yang efisien dan sistem
kompensasi yang sesuai untuk eksekutif dan karyawan.
Beberapa jenis budaya organisasi yang umum dikenal, menurut Kreitner dan
Kinicki (2013), meliputi:
1. Budaya Konstruktif: dimana pegawai didorong untuk berinteraksi dan
bekerja untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi mereka.
2. Budaya Pasif-Defensif: bercirikan keyakinan yang memungkinkan bahwa
pegawai berinteraksi dengan pegawai lain dengan cara yang tidak
mengancam keamanan kerja sendiri.
3. Budaya Agresif-Defensif: mendorong pegawainya untuk mengerjakan
tugasnya dengan kerja keras untuk melindungi keamanan kerja dan status
mereka.
Selain itu, studi menunjukkan bahwa budaya organisasi berkontribusi secara positif
terhadap kinerja pegawai. Pengelolaan budaya organisasi yang baik akan mendorong
perilaku positif, dedikatif, dan produktif dari pegawai. Budaya organisasi yang
dikelola dengan baik juga dikaitkan dengan peningkatan kinerja karyawan, yang
menggambarkan betapa pentingnya peran budaya organisasi dalam meningkatkan
hasil organisasi.
Budaya organisasi dapat dipahami sebagai sekumpulan nilai, norma, dan etika kerja
yang dipegang bersama oleh semua anggota organisasi. Melalui pengaruhnya
terhadap perilaku individu, budaya organisasi dapat memberikan kepuasan dan
penghargaan kepada karyawan, mendorong komitmen terhadap perusahaan, dan
pada akhirnya memengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan.

5
Pengenalan istilah "budaya organisasi" ke dalam literatur pada awal 1980-an
menandai popularitasnya yang cepat. Budaya organisasi merupakan fenomena
kolektif yang terbentuk dari semua gagasan, nilai, dan tradisi yang diadopsi oleh
anggota organisasi dari lingkungan sosial mereka. Melalui nilai, keyakinan, dan
perilaku yang dikembangkan dari waktu ke waktu, budaya organisasi menentukan
fungsi dan efektivitas organisasi secara keseluruhan.

2.3 Faktor-Faktor yang Membentuk Budaya Organisasi


Menurut Habudin (2020), perusahaan mempunyai budaya yang berbeda, tergantung
dari apa yang dianut oleh pemimpin ketika membentuk organisasi tersebut. Budaya
dapat bersifat kuat atau lemah, selain itu ada juga budaya yang salah dan sulit diubah,
semua itu tergantung pada saat komitmen yang ingin dicapai dalam mendirikan
organisasi. Budaya organisasi merupakan sesuatu hal yang sangat kompleks, untuk
itu budaya perusahaan harus memiliki beberapa faktor sebagai wujud nyata
keberadaannya. Masing-masing faktor tersebut pada penerapannya akan mendukung
pencapaian sasaran perusahaan.
Ada beberapa faktor budaya organisasi yang disebutkan, yaitu:
1. Inisiatif Individual: tingkat tanggung jawab, kebebasan atau independensi
yang dipunyai setiap anggota organisasi dalam mengemukakan pendapat,
inisiatif individual tersebut perlu dihargai oleh kelompok atau pimpinan
suatu organisasi sepanjang menyangkut ide untuk memajukan dan
mengembangkan organisasi/perusahaan.
2. Integrasi: sejauh mana organisasi atau perusahaan dapat mendorong unit-
unit organisasi untuk bekerja dengan cara terkoordinasi. Kekompakan unit-
unit tersebut dapat mendorong kualitas dan kuantitas pekerjaan yang
dihasilkan.
3. Pola Komunikasi: sejauh mana komunikasi dibatasi oleh hierarki
kewenangan yang formal, kadang-kadang hierarki kewenangan dapat
menghambat terjadinya pola komunikasi antara atasan dan bawahan atau
antar karyawan itu sendiri.

6
4. Kontrol Alat: kontrol alat yang digunakan adalah peraturan-peraturan atau
norma-norma yang berlaku didalam suatu organisasi atau perusahaan.
5. Pengarahan: sejauh mana organisasi atau perusahaan dapat menciptakan
dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan. Sasaran dan harapan
tersebut jelas tercantum dalam visi, misi dan tujuan organisasi.

Budaya organisasi dapat dipecah menjadi tiga faktor mendasar:

a. Faktor Struktural: yang ditentukan oleh ukuran, umur, dan sejarah


perusahaan, tiga operasi, lokasi geografis perusahaan jenis industri.
b. Faktor Politis: yang ditentukan oleh distribusi kekuasaan dan cara-cara
pengambilan keputusan manajerial.
c. Faktor Emosial: pemikiran kolektif, kebiasaan, sikap, perasaan dan pola-pola
perilaku.

2.4 Kinerja Karyawan


Dalam melaksanakan kerjanya, pegawai menghasilkan sesuatu yang disebut
dengan kinerja. Kinerja merupakan hasil kerja seseorang pegawai selama periode
tertentu berbandingkan dengan berbagai kemungkinan misalnya standar,
target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati
bersama (Pengaruh Budaya Organisasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap
Kinerja Karyawan, 2018). Kinerja karyawan adalah hasil kerja seseorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya selama periode tertentu, yang dicapai dalam bentuk
kualitas dan kuantitas. Kinerja ini sangat penting karena dapat memengaruhi
perkembangan perusahaan. Kemampuan manajer untuk mengevaluasi dan
memberikan nilai kinerja karyawan secara berkelanjutan menjadi kunci kesuksesan
perusahaan. Kinerja harus sesuai dengan standar, target, atau kriteria yang telah
ditetapkan.
Pengertian kinerja ini mencakup aspek kualitas dan kuantitas kerja yang dihasilkan
oleh individu atau kelompok karyawan dalam organisasi. Kinerja dilihat dari
bagaimana proses pekerjaan dilakukan, bukan hanya hasil akhir kerja. Kinerja

7
karyawan juga merupakan salah satu ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai
tujuannya.
Pentingnya kinerja karyawan terlihat dari kontribusi yang diberikan kepada
perusahaan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas pekerjaan. Kinerja karyawan
digunakan sebagai ukuran prestasi kerja dan merupakan landasan untuk
membandingkan hasil pelaksanaan tugas dan tanggung jawab karyawan. Kinerja
adalah cerminan dari kemampuan, profesionalisme, komitmen, dan keseriusan
karyawan dalam menjalankan tugasnya.

2.5 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kinerja Karyawan


Ada banyak faktor yang memengaruhi kinerja seorang karyawan. Adapun faktor-
faktor yang memengaruhi kinerja karyawan, menurut berbagai sumber, meliputi:
• Menurut Sutrisno (2010):
1. Efektivitas dan Efisiensi: kinerja organisasi diukur berdasarkan efektivitas
dan efisiensi.
2. Otoritas dan Tanggung Jawab: delegasi otoritas dan tanggung jawab
yang baik di dalam organisasi memastikan setiap karyawan memahami
perannya.
3. Disiplin Kerja: disiplin kerja merupakan kunci dalam memastikan
karyawan mengikuti aturan yang ditetapkan.
4. Inisiatif: inisiatif mencakup kemampuan kreativitas dalam merencanakan
ide-ide yang berhubungan dengan tujuan organisasi.
• Menurut Mangkunegara (2013):
1. Kemampuan: kemampuan psikologis karyawan termasuk keahlian dan
pengetahuan yang mereka miliki, yang perlu ditempatkan sesuai dengan
pekerjaan yang sesuai.
2. Motivasi: sikap karyawan dalam menghadapi situasi kerja dan usaha
mereka dalam mencapai tujuan organisasi.
• Indikator kinerja menurut Mangkunegara (2013) adalah:

8
1. Kualitas Kerja: dinilai dari ketepatan, keterampilan, ketelitian, dan
keberhasilan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan.
2. Kuantitas Kerja: karyawan dinilai berdasarkan seberapa baik mereka
menyelesaikan pekerjaan yang diberikan.
3. Keandalan: evaluasi kinerja untuk menentukan apakah karyawan dapat
diandalkan dalam menjalankan tugas-tugas yang ditetapkan.
4. Sikap: termasuk sikap karyawan terhadap perusahaan, rekan kerja, dan
kerjasama.
• Menurut Mathis dan Jackson (2005):
1. Kuantitas Output: seberapa banyak output yang dihasilkan oleh
karyawan.
2. Kualitas Output: seberapa baik kualitas dari output yang dihasilkan.
3. Jangka Waktu Output: waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
suatu output.
4. Kehadiran di Tempat Kerja: kehadiran dan ketepatan waktu karyawan
di tempat kerja.
5. Sikap Kooperatif: seberapa baik karyawan berinteraksi dan bekerja sama
dengan rekan kerja dan organisasi secara keseluruhan.

Selain itu, terdapat faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kinerja karyawan
menurut Wibowo (2012), termasuk faktor nilai-nilai dan budaya organisasi,
manajemen strategis, manajemen sumber daya manusia, pengembangan organisasi,
desain kerja, fungsionalisasi, kerja sama, serta konteks organisasi.

Faktor kinerja karyawan juga dapat dipengaruhi oleh kapabilitas, kemahiran,


wawasan, rancangan kerja, karakter, motivasi kerja, kepemimpinan, gaya
kepemimpinan, kesenangan kerja, lingkungan kerja, kesetiaan, keterikatan, disiplin,
dan faktor lainnya (Wayan & Sri, 2018), (Dan et al., 2008), serta keberhasilan tim
dalam organisasi.

9
2.6 Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja Karyawan
Dalam hal Budaya Organisasi, Ojo (2009) menunjukkan bahwa sangat penting bagi
perusahaan untuk mengembangkan budaya organisasi, sehingga karyawan dapat
mengidentifikasi dengan norma, nilai, dan budaya perusahaan dan dalam keadaan
seperti ini, mereka akan dapat meningkatkan kinerja mereka dan menjadi lebih
termotivasi. Setiap organisasi mewakili lingkungan belajar, karena ketika karyawan
baru dipekerjakan, mereka mulai belajar tentang budaya perusahaan dan
memutuskan apakah mereka dapat menerimanya dan berperilaku sesuai dengan itu.
Sangat penting bagi mereka untuk memutuskannya tepat waktu, karena ketika
budaya organisasi dirusak, karyawan mulai menunjukkan kinerja yang lebih rendah,
karena mereka tidak merasa seperti tim yang bersatu dan dapat mulai merasa tidak
cukup diterima. Banyak peneliti telah mempelajari sifat dan ruang lingkup budaya
organisasi dan pada akhirnya mereka semua sepakat bahwa ada pengaruh budaya
yang signifikan terhadap keberhasilan perusahaan dan sangat penting bagi semua
karyawan dari satu perusahaan untuk mengambil bagian dalam budaya organisasi
dan berperilaku sesuai dengan itu. Ini juga membantu karyawan baru untuk melihat
berapa lama karyawan bekerja dalam tim dan menjadi bagian dari budaya organisasi
(Cero & Balic, 2023).
Menurut Nikpour (2016), melalui penelitiannya budaya organisasi tidak hanya
memiliki dampak langsung dan dampak positif terhadap kinerja organisasi, tetapi
juga secara tidak langsung memengaruhi kinerja organisasi dengan menggunakan
komitmen organisasi karyawan dan dampak tidak langsungnya lebih dari dampak
langsungnya. Budaya organisasi adalah kepribadian perusahaan yang tumbuh oleh
sistem nilai yang menimbulkan norma yang mengenai perilaku yang tercermin dalam
persepsi, sikap dan perilaku orang-orang yang ada di dalam organisasi ataupun
perusahaan tersebut dengan demikian budaya memengaruhi sebagian besar aspek
kehidupan organisasi atau perusahaan (Muis et al., 2018). Budaya organisasi yang
benar-benar dikelola sebagai alat manajemen akan berpengaruh dan menjadi
pendorong bagi pegawai untuk berperilaku positif, dedikatif dan produktif. Nilai-

10
nilai budaya itu tidak nampak, tetapi merupakan kekuatan yang mendorong perilaku
untuk menghasilkan efektivitas kerja (Sutrisno, 2010).

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Rangkuman
1. Budaya organisasi merupakan aspek penting dalam pengelolaan sumber daya
manusia dan dalam membentuk perilaku dan sikap anggota organisasi. Ini
menciptakan norma-norma, nilai-nilai, dan asumsi yang mengarahkan
perilaku anggota organisasi, memengaruhi interaksi antara mereka, dan
membantu organisasi mengatasi tantangan eksternal dan masalah internal.
2. Budaya organisasi memainkan peran strategis dalam meningkatkan efektivitas
kinerja organisasi, khususnya kinerja pegawai. Ini berfungsi sebagai panduan
dalam menentukan arah organisasi, mengatur tindakan, alokasi sumber daya,
dan menghadapi tantangan dari lingkungan organisasi.
3. Ada beberapa faktor budaya organisasi yang disebutkan, yaitu: inisiatif
individu, integrasi, pola komunikasi, kontrol alat, dan pengarahan.
4. Kinerja merupakan hasil kerja seseorang pegawai selama periode tertentu
berbandingkan dengan berbagai kemungkinan misalnya standard,
target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan
disepakati bersama.
5. Faktor kinerja karyawan juga dapat dipengaruhi oleh kapabilitas, kemahiran,
wawasan, rancangan kerja, karakter, motivasi kerja, kepemimpinan, gaya
kepemimpinan, kesenangan kerja, lingkungan kerja, kesetiaan, keterikatan,
disiplin, dan faktor lainnya, serta keberhasilan tim dalam organisasi.
6. Budaya organisasi adalah kepribadian perusahaan yang tumbuh oleh sistem
nilai yang menimbulkan norma yang mengenai perilaku yang tercermin dalam
persepsi, sikap dan perilaku orang-orang yang ada di dalam organisasi ataupun
perusahaan tersebut dengan demikian budaya memengaruhi sebagian besar
aspek kehidupan organisasi atau perusahaan.

12
3.2 Kesimpulan
Adanya hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja karyawan atau
anggota organisasi dapat tercermin dalam perilaku organisasi tersebut. Saat
karyawan meniru perilaku yang sesuai dengan budaya organisasinya maka akan
ada kepuasan tersendiri dan bahkan ada imbalan secara langsung atau tidak
langsung. Para karyawan diperusahaan yang budayanya kuat lebih komitmen pada
perusahaan mereka daripada karyawan di perusahaan yang budayanya lemah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, R., Sarita, B., dan Maharani, S. (2019). PENGARUH BUDAYA ORGANISASI
DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN PEGAWAI REKTORAT
UNIVERSITAS HALU OLEO Jurnal Progres Ekonomi Pembangunan (JPEP). 4
(No.1 (2)): 132-155.

Cero, E. dan Balic, E. (2023). FACTORS THAT INFLUENCE EMPLOYEE


PERMFORMANCE IN OFFSHORING OFFICE: CASE OF JITASA LLC.
Association of Educational and Cultural Cooperation Suceava from Stefan cel Mare
Universit. 12 (Issue 1(30)).

Erwantiningsih, E. (2019). Pengaruh Motivasi, Komunikasi dan Budaya Organisasi


terhadap Kinerja Karyawan Jurnal Manajemen & Kewirausahaan. 7 (2): 132-138.

Habudin. (2020). Budaya Organisasi Jurnal Literasi Pendidikan Nusantara. 1 (1): 23-32.

Jufrizen dan Rahmadhani, K.N. (2020). Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja
Pegawai Dengan Lingkungan Kerja Sebagai Variabel Moderasi Jurnal Manajemen
dan Bisnis Dewantara. 3 (1): 66-79.

Jufrizen. (2017). EFEK MODERASI ETIKA KERJA PADA PENGARUH


KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI
TERHADAP KINERJA KARYAWAN Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis. 18
(2): 145-158.

Mafrudoh. (2023). IMPACT OF ORGANIZATIONAL CULTURE ON EMPLOYEE


PERFORMANCE Journal of Finance, Economics and Business (JFEB). 1 (2): 65-
82.

Muis, M.R., Jufrizen, J., dan Fahmi, M. (2018). Pengaruh Budaya Organisasi Dan
Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Jurnal Ekonomi & Ekonomi
Syariah. 1 (1): 9-25.

14
Munandar, W.A., Samsudin, A., dan Komariah, K. (2020). Penerapan Budaya Organisasi
terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan (Studi pada CV. Desain & Bangunan
Sukabumi) Jurnal Pendidikan Ekonomi. 8 (1): 28-36.

Nipkour, A. (2016). The impact of organisational culture on organizational performance:


The mediating role of employee’s organizational commitment International
Journal of Organizational Leadership. 6 (2017), 65-72.

Rivai, A. (2020). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Budaya organisasi


Terhadap Kinerja Karyawan Jurnal Ilmiah Magister Manajemen. 3 (2): 213-223.

Septiani, T.A. dan Ikhwan, K. (2021). PENGARUH PELATIHAN DAN BUDAYA


ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN Jurnal Warta
Dharmawangsa. 15 (4): 468-486.

Wardani, R.K., Mukzam, M.D., dan Mayowan, Y. (2016). PENGARUH BUDAYA


ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT
Karya Indah Buana Surabaya) Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). 31 (1): 58-65.

15

Anda mungkin juga menyukai