Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERILAKU ORGANISASI

“BUDAYA PRILAKU DALAM ORGANISASI”

DISUSUN OLEH :
NAMA : RIJAL KARDIONO
NIM : 200100719311
KELAS : V B REGULER
M.K : PERILAKU ORGANISASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK


JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
SINTANG 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dan dapat tersusun hingga selesai
mata kuliah PERILAKU ORGANISASI dengan judul “BUDAYA ORGANISASI
PERILAKU ORGANISASI”. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
memenuhi mata kuliah Perilaku Organisasi.

Dalam kesempatan ini Penulis tidak lupa mengucapkan Terima Kasih kepada
Dosen pembimbing  serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam
penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran perbaikan dari semua
pihak yang terkait. Sehingga kekurangan yang ada dapat diperbaiki dan
disempurnakan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat sebagaimana mestinya, khususnya bagi mahasiswa. 

i
iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
A. Pengertian Budaya Organisasi............................................................3
B. Pentingnya Budaya Organisasi...........................................................3
C. Cara Pekerja Mempelajari Budaya Organisasi...................................5
D. Menciptakan Budaya yang Etis..........................................................5
BAB III PENUTUP.......................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring perkembangan jaman sekarang banyak dari perusahaan-perusahaan yang
melakukan persaingan agar mendaptkan kedudukan yang lebih baik dimata
masyarakat dengan cara melakukan peningkatan kinerja perusahaan, tidak hanya itu
saja akan tetapi perusahaan memperbaiki kualitas sumber daya manusia hal ini
dilakukan karena manusia memegang peran penting dalam perusahaan yaitu sebagai
faktor penggerak sebab dengan perkembangan jaman teknologi semakin canggih serta
dalam hal perdagangan yang semakin luas. Perusahaa juga harus professional dan
produktif dalam pengelolaan organisasi agar dapat mempertahankan kelangsungan
perusahaan dan terus berkembang untuk masa mendatang.
Sehingga manajemen harus bisa memberikan motivasi dan dukungan agar
karyawannya dalam bekerja dan hal tersebut dapat terciptnya kinerja karyawan yang
seuai dengan harapan organisasi tersebut. Kinerja merupakan hasil dari pencapaian
pelaksanaan atas suatu program atau kegiatan agar terwujudnya visi dan misi,tujuan
dari organisasi perusahaan yang telah diatur oleh suatu organisasi (Ainanur &
Tirtayasa, 2018). Dengan adanya penilaian kinerja karyawan dapat terciptanya
produktivitas yang inggi agar dapat mengetahui sampai mana karyawan berperan
dalam pertumbuhan dan perkembangan perusahaan seiring berjalannya waktu yang
terdapat persaingan yang ketat.
Budaya organisasi merupakan suatu sistem dari makna organisasi/ arti bersama
yang dianut dari para anggotanya yang membedakan organisasi dari organisasi
lainnya, Budaya organisasi adalah kebiasaan yang terus berulang-ulang dan menjadi
nilai (value) dan gaya hidup sekelompok individu dalam organisasi. Budaya
organisasi adalah norma-norma yang telah disepakati untuk menuntun perilaku
individu dalam organisasi (Andayani dan Soehari, 2019). Budaya
dikonseptualisasikan sebagai keyakinan dan nilai bersama dalam organisasi yang
membantu membentuk pola perilaku karyawan. Budaya organisasi adalah perekat
normatif yang merekat organisasi. Budaya organisasi adalah penggerak yang
mengakui usah dan kontribusi anggota organisasi dan memberikan pemahaman
holistik tentang apa yang harus dicapai dan bagaimana cara mencapainya, bagaimana
tujuan-tujuan saling terkait dan bagaimana karyawan bisa mencapai tujuan tersebut.

1
Dari berbagai pendapat pakar tentang budaya organisasi, bisa disimpulkan
bahwa budaya organisasi adalah sekumpulan kebiasaan, nilai dan keyakinan bersama
sebagai pedoman makna dan aturan perilaku bagi anggota organisasi yang menjadikan
identitas organisasi dan membedakannya dari organisasi lain, budaya organisasi ini
digunakan dalam rangka menjalankan tujuan bersama atau tujuan organisasi secara
umum. Namun, kinerja sumber daya manusia sangat ditentukan oleh kondisi
lingkungan internal maupun eksternal organisasi, termasuk budaya organisasi.
Karenanya, kemampuan menciptakan suatu organisasi dengan budaya yang mampu
mendorong kinerja adalah suatu kebutuhan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Budaya Organisasi ?
2. Apakah pentingnya dari Budaya Organisasi ?
3. Bagaimana cara pekerja mempelajari Budaya Organisasi ?
4. Bagaimana cara menciptakan Budaya Etis ?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Budaya Organisasi
2. Mengetahui pentingnya dari Budaya Organisasi
3. Mengetahui cara pekerja mempelajari Budaya Organisasi?
4. Mengetahui cara menciptakan Budaya Etis

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Budaya Organisasi


Menurut Schein dalam Tuala (2020), budaya organisasi dapat diartikan sebagai
suatu pola asumsi-asumsi dasar yang oleh suatu kelompok tertentu telah ditemukan atau
dikembangkan melalui pelajaran untuk masalah-masalah dalam adaptasi eksternal dan
integrasi internal, dan yang telah berjalan cukup lama dan dipandang sahih, oleh karena
itu perlu untuk diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk
memandang, berfikir dan merasa dalam kaitannya dengan masalah-masalah tersebut.
Menurut Sweeney dan Dean B.M (2002) menyatakan bahwa budaya perusahaan
melibatkan kepercayaan yang dianut oleh perusahaan, nilai-nilai yang dianut oleh
perusahaan, dan tingkah laku yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang memberikan
pesan terhadap orang dalam dan orang luar dari organisasi itu.
Fukuyama (1995) menyatakan bahwa budaya organisasi adalah common
understanding (kebersamaan pengertian) para anggota organisasi untuk berperilaku sama,
baik di luar maupun di dalam organisasinya. Menurut Miller (1984) budaya organisasi
adlaah seperangkat sistem nilai-nilai primer yang terdiri atas delapan azas, yaitu azas-azaz
tujuan, konsensus, keungguan, prestasi (kinerja), empirisme, kesatian, keakraban dan
integritas yang dijadikan sebagi norma atau pedoman bagi para anggota perusahaan
dalam perilaku mereka dan dalam memecahkan masalah-masalah perusahaan.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi merupakan
suatu pola asumsi-asumsi dasar yang berkenaan dengan kepercayaan, nilai-nilai, dan
tingkah laku yang diciptakan dan dikembangkan oleh suatu organisasi sebagai dasar
dalam menentukan tujuan, konsensus, keunggulan, prestasi (kinerja), inovasi, kesatuan,
keakraban dan integritas organisasi, yang dijadikan sebagai norma atau pedoman bagi
para anggota organisasinya untuk berperilaku sama dalam memecahkan masalah-masalah
organisasi baik di luar maupun di dalam organisasi untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan organisasi

B. Pentingnya Budaya Organisasi


Setiap organisasi mengembangkan sistem nilai yang mengatur cara berperilaku dan
bertindak orang-orang yang ada di dalamnya. Sistem nilai ini yang dinamakan budaya
organisasi. Setiap perusahaan memiliki budaya khas sendiri yang membedakannya dari

3
perusahaan lain. Kuat atau lemahnya budaya organisasi dalam suatu perusahan tergantung
pada sejauh mana nilai-nilai inti yang dikembangkan itu dimiliki secara dalam dan luas
oleh karyawan-karyawannya. Semakin banyak karyawan menerima nilai-nilai inti
organisasi dan semakin besar komitmen mereka terhadap nilai-nilaitersebut, berarti
semakin kuat budaya (Robbins & Coulter dalam Tewal, 2017).
Budaya menjalankan sejumlah fungsi dalam organisasi. Terdapat lima fungsi
budaya dalam organisasi, yaitu :
1. Budaya mempunyai peran mentapkan tapal batas, budaya menciptakan pembedaan
yang jelas antara satu organisasi dan lain
2. Budaya memberikan rasa identitas ke anggota-anggota organisasi
3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada
kepentingan diri pribadi seseorang
4. Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial. Budaya merupakan perekat
sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-
standar yang tepat mengenai apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para
karyawan
5. Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan mekanisme pengendali
yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.
Setiap organisasi memiliki nilai-nilai budayanya sendiri yang spesifik. Budaya
memainkan peran penting dalam organisasi, yaitu :

1. Culture provides a sense of identity.


Semakin jelas nilai-nilai dan persepsi-persepsi yang dimiliki suatu organisasi
didefinisiakn, semakin kuat orang dapat mengasosiasikan dengan misi organisasinya
dan merasa suatu bagian vital darinya.
2. Culture generates commitment to the organizations’s mission
Orang tidak lagi berpikir untuk kepentingan-kepentingan dirinya sendiri, tetapi
merasa bahwa mereka adalah bagian dari organisasi dan meibatkan dirinya dalam
keseluruhan kerja organisasi.
3. Culture clarifies and reinforcers standard of behavior

4
Budaya menuntun perkataan dan perbuatan karyawannya, membuat jelas apa yang
harus mereka lakukan dan katakan dalam situasi tertentu, yang secara khusus berguna
bagi pendatang baru dalam organisasi

C. Cara Pekerja Mempelajari Budaya Organisasi


Penciptaan budaya terjadi dalam tiga cara, yaitu : Pertama, pendiri menyewa dan
hanya mempertahankan karyawana yang berpikir dan merasakan hal yang sama seperti
yang mereka lakukan. Kedua, mereka mengindoktrinasi dan mensosialisasikan karyawan
ini pada cara berpikir dan perasaan mereka. Ketiga, perilaku pendirinya sendiri
mendorong karyawan utnuk mengidentifikasi mereka dan menginternalisasi keyakinan,
nilai, dan asumsi mereka. Ketika organisasi berhasil, kepribadian para pendiri menjadi
tertanam dalam budaya (Robbins dan Judge dalam Tewal dkk, 2017).
Menurut Robbins dan Judge dalam Tewal, dkk (2017), terdapat tiga hal yang
berperan penting dalam mempertahankan budaya organisasi, yaitu :
1. Proses Seleksi Karyawan
Organisasi berupaya untuk mengidentifikasi calon-calon karyawan yang akan
direkrut. Individu-individu yang akan direkrut diidentifikasi dalam hal pengetahuan,
ketrampilan, dan kemampuan agar dapat berhasil dalam melakukan pekerjaannya.
Apabila terdapat lebih dari satu calon yang teridentifikasi untuk menjadi karyawan,
maka keputusan akhirnya adalah dengan melihat sejauh mana kecocokan dari calon
karyawan tersebut dengan nilai-nilai budaya organisasi.
2. Manajemen Puncak
Tindakan dan perilaku manajemen puncak sangat berpengaruh terhadap budaya
organisasi. Para bawahan dan eksekutif senior menjadikan manajemen puncak sebagai
standard dan acuan dalam mereka berperilaku dalam organisasi serta memantapkan
norma-norma yang terkait dalam organisasi, terkait sejauh mana pengambilan resiko
diharapkan, seberapa banyak kebebabasan yang harus diberikan oleh para manajer
senior kepada para karyawan, pakaian apa yang pantas, promosi, dan lain sebagainya.
3. Sosialisasi
Setiap karyawan baru tidak serta merta mengerti, memahami dan mampu
beradaptasi dengan budaya organisais secara keseluruhan. Oleh sebab itu, perusahaan
wajib memberikan sosialisasi dan doktrinisasi kepada karyawan tersebut untuk dapat
memahami secara detail tentang budaya organisasi dari perusahaan tersebut.

5
D. Menciptakan Budaya yang Etis
Penciptaan budaya organisasi merupakan suatu proses. Artinya tidak serta merta
terbentuk meskipun sejak semula pendirinya telah meletakkan fondasi budaya yang
mungkin didasarkan filsafat hidupnya, pengalamannya, dan hasil-hasil yang pernah diraih
dengan menggunakan budaya serupa.
Isu dan kekuatan suatu kultur mempengaruhi suasana etis sebuah organisasi dan
perilaku etis para anggotanya. Kultur sebuah organisasi yang punya kemungkinan paling
besar untuk membentuk standar etika tinggi adalah kultur yang tinggi toleransinya
terhadap risiko tinggi, rendah sampai sedang dalam hal keagresifan, dan fokus pada
sarana selain juga hasil. Para manajer dalam kultur semacam ini didorong untuk
mengambil resiko dan berani berinovasi, dilarang terlibat dalam persaingan yang tak
terkendali, dan akan memberikan perhatian pada bagaimana tujuan dicapai dan juga pada
tujuan apa yang akan dicapai.
Manajemen yang dapat dilakukan untuk menciptakan kultur yang lebih etis dapat
dilakukan dengan praktik-praktik:
1. Menjadi model peran yang visibel.
 Karyawan akan melihat perilaku manajemen puncak sebagai acuan standar
untuk menentukan perilaku yang semestinya mereka ambil. Ketika manajemen senior
dianggap mengambil jalan yang etis, hal ini memberi pesan positif bagi semua
karyawan.
2. Mengkomunikasikan harapan-harapan yang etis.
Ambiguitas etika dapat diminimalkan dengan menciptakan dan mengom
unikasikan kode etik organisasi. Kode etik ini harus menyatakan nilai-nilai utama
organisasi dan berbagai aturan etis yang diharapkan akan dipatuhi para karyawan.
3. Memberikan pelatihan etis.
Selenggarakan seminar. Lokakarya, dan program-program pelatihan etis.
Gunakan sesi-sesi pelatihan ini untuk memperkuat standar tuntunan organisasi,
menjelaskan praktik-praktik yang diperbolehkan dan yang tidak, dan menangani
dilema etika yang mungkin muncul.
4. Secara nyata memberikan penghargaan atas tindakan etis dan beri hukuman terhadap
tindakan yang tidak etis.
Penilaian kinerja terhadap para manajer harus mencakup evaluasi hal demi hal
mengenai bagaimana keputusan-keputusannya cukup baik menurut kode etik
organisasi. Penilaian harus mencakup sarana yang dipakai untuk mencapai sasaran

6
dan juga pencapaian tujuan itu sendiri. Orang-orang yang bertindak etis harus diberi
penghargaan yang jelas atas perilaku mereka. Sama pentingnya, tindakan tidak etis
harus diganjar secara terbuka/nyata.
5. Memberikan mekanisme perlindungan.
Organisasi perlu memiliki mekanisme formal sehingga karyawan dapat
mendiskusikan dilema-dilema etika dan melaporkan perilaku tidak etis tanpa takut.
Cara ini bisa meliputi pembentukan konselor etis, badan pengawas (ombudsmen),
atau petugas etika.

7
BAB III
PENUTUP

1. Budaya organisasi merupakan suatu pola asumsi-asumsi dasar yang berkenaan dengan
kepercayaan, nilai-nilai, dan tingkah laku yang diciptakan dan dikembangkan oleh suatu
organisasi sebagai dasar dalam menentukan tujuan, konsensus, keunggulan, prestasi
(kinerja), inovasi, kesatuan, keakraban dan integritas organisasi, yang dijadikan sebagai
norma atau pedoman bagi para anggota organisasinya untuk berperilaku sama dalam
memecahkan masalah-masalah organisasi baik di luar maupun di dalam organisasi untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan organisasi.
2. Peran penting budaya dalam organisasi yaitu Culture provides a sense of identity, Culture
generates commitment to the organizations’s mission, serta Culture clarifies and
reinforcers standard of behavior.
3. Tiga hal yang berperan penting dalam mempertahankan budaya organisasi, yaitu
rekruitmen, manajemen puncak, dan sosialisasi
4. Isu dan kekuatan suatu kultur mempengaruhi suasana etis sebuah organisasi dan perilaku
etis para anggotanya. Kultur sebuah organisasi yang punya kemungkinan paling besar
untuk membentuk standar etika tinggi adalah kultur yang tinggi toleransinya terhadap
risiko tinggi, rendah sampai sedang dalam hal keagresifan, dan fokus pada sarana selain
juga hasil.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ainanur, S., & Tirtayasa. (2018). Pengaruh Budaya Organisasi, Kompetensi dan Motivasi
Terhadap Kinerja Karyawan. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 1(1), 1–14.
https://doi.org/10.30596/maneggio.v1i1.2234

Andayani, A. dan Soehari, T.D. (2019). Pengaruh budaya organisasi, komitmen organisasi
dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, 8 (2), 129–145.

Tewal, Bernhard., Adolfina., Pandowo, Merinda Ch. H., Tawas, Hendra N. 2017. Perilaku
Organisasi. Bandung : CV. Patra Media Grafindo

Tuala, Riyuzen Praja. 2020. Budaya Organisasi dan Kepemimpinan di Lembaga Pendidikan
Islam. Bandar Lampung : Pusaka Media

Anda mungkin juga menyukai