PERILAKU ORGANISASI
DISUSUN OLEH :
NAMA : RIJAL KARDIONO
NIM : 200100719311
KELAS : V B REGULER
M.K : PERILAKU ORGANISASI
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dan dapat tersusun hingga selesai
mata kuliah PERILAKU ORGANISASI dengan judul “BUDAYA ORGANISASI
PERILAKU ORGANISASI”. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
memenuhi mata kuliah Perilaku Organisasi.
Dalam kesempatan ini Penulis tidak lupa mengucapkan Terima Kasih kepada
Dosen pembimbing serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam
penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran perbaikan dari semua
pihak yang terkait. Sehingga kekurangan yang ada dapat diperbaiki dan
disempurnakan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat sebagaimana mestinya, khususnya bagi mahasiswa.
i
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
A. Pengertian Budaya Organisasi............................................................3
B. Pentingnya Budaya Organisasi...........................................................3
C. Cara Pekerja Mempelajari Budaya Organisasi...................................5
D. Menciptakan Budaya yang Etis..........................................................5
BAB III PENUTUP.......................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan jaman sekarang banyak dari perusahaan-perusahaan yang
melakukan persaingan agar mendaptkan kedudukan yang lebih baik dimata
masyarakat dengan cara melakukan peningkatan kinerja perusahaan, tidak hanya itu
saja akan tetapi perusahaan memperbaiki kualitas sumber daya manusia hal ini
dilakukan karena manusia memegang peran penting dalam perusahaan yaitu sebagai
faktor penggerak sebab dengan perkembangan jaman teknologi semakin canggih serta
dalam hal perdagangan yang semakin luas. Perusahaa juga harus professional dan
produktif dalam pengelolaan organisasi agar dapat mempertahankan kelangsungan
perusahaan dan terus berkembang untuk masa mendatang.
Sehingga manajemen harus bisa memberikan motivasi dan dukungan agar
karyawannya dalam bekerja dan hal tersebut dapat terciptnya kinerja karyawan yang
seuai dengan harapan organisasi tersebut. Kinerja merupakan hasil dari pencapaian
pelaksanaan atas suatu program atau kegiatan agar terwujudnya visi dan misi,tujuan
dari organisasi perusahaan yang telah diatur oleh suatu organisasi (Ainanur &
Tirtayasa, 2018). Dengan adanya penilaian kinerja karyawan dapat terciptanya
produktivitas yang inggi agar dapat mengetahui sampai mana karyawan berperan
dalam pertumbuhan dan perkembangan perusahaan seiring berjalannya waktu yang
terdapat persaingan yang ketat.
Budaya organisasi merupakan suatu sistem dari makna organisasi/ arti bersama
yang dianut dari para anggotanya yang membedakan organisasi dari organisasi
lainnya, Budaya organisasi adalah kebiasaan yang terus berulang-ulang dan menjadi
nilai (value) dan gaya hidup sekelompok individu dalam organisasi. Budaya
organisasi adalah norma-norma yang telah disepakati untuk menuntun perilaku
individu dalam organisasi (Andayani dan Soehari, 2019). Budaya
dikonseptualisasikan sebagai keyakinan dan nilai bersama dalam organisasi yang
membantu membentuk pola perilaku karyawan. Budaya organisasi adalah perekat
normatif yang merekat organisasi. Budaya organisasi adalah penggerak yang
mengakui usah dan kontribusi anggota organisasi dan memberikan pemahaman
holistik tentang apa yang harus dicapai dan bagaimana cara mencapainya, bagaimana
tujuan-tujuan saling terkait dan bagaimana karyawan bisa mencapai tujuan tersebut.
1
Dari berbagai pendapat pakar tentang budaya organisasi, bisa disimpulkan
bahwa budaya organisasi adalah sekumpulan kebiasaan, nilai dan keyakinan bersama
sebagai pedoman makna dan aturan perilaku bagi anggota organisasi yang menjadikan
identitas organisasi dan membedakannya dari organisasi lain, budaya organisasi ini
digunakan dalam rangka menjalankan tujuan bersama atau tujuan organisasi secara
umum. Namun, kinerja sumber daya manusia sangat ditentukan oleh kondisi
lingkungan internal maupun eksternal organisasi, termasuk budaya organisasi.
Karenanya, kemampuan menciptakan suatu organisasi dengan budaya yang mampu
mendorong kinerja adalah suatu kebutuhan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Budaya Organisasi ?
2. Apakah pentingnya dari Budaya Organisasi ?
3. Bagaimana cara pekerja mempelajari Budaya Organisasi ?
4. Bagaimana cara menciptakan Budaya Etis ?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Budaya Organisasi
2. Mengetahui pentingnya dari Budaya Organisasi
3. Mengetahui cara pekerja mempelajari Budaya Organisasi?
4. Mengetahui cara menciptakan Budaya Etis
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
perusahaan lain. Kuat atau lemahnya budaya organisasi dalam suatu perusahan tergantung
pada sejauh mana nilai-nilai inti yang dikembangkan itu dimiliki secara dalam dan luas
oleh karyawan-karyawannya. Semakin banyak karyawan menerima nilai-nilai inti
organisasi dan semakin besar komitmen mereka terhadap nilai-nilaitersebut, berarti
semakin kuat budaya (Robbins & Coulter dalam Tewal, 2017).
Budaya menjalankan sejumlah fungsi dalam organisasi. Terdapat lima fungsi
budaya dalam organisasi, yaitu :
1. Budaya mempunyai peran mentapkan tapal batas, budaya menciptakan pembedaan
yang jelas antara satu organisasi dan lain
2. Budaya memberikan rasa identitas ke anggota-anggota organisasi
3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada
kepentingan diri pribadi seseorang
4. Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial. Budaya merupakan perekat
sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-
standar yang tepat mengenai apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para
karyawan
5. Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan mekanisme pengendali
yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.
Setiap organisasi memiliki nilai-nilai budayanya sendiri yang spesifik. Budaya
memainkan peran penting dalam organisasi, yaitu :
4
Budaya menuntun perkataan dan perbuatan karyawannya, membuat jelas apa yang
harus mereka lakukan dan katakan dalam situasi tertentu, yang secara khusus berguna
bagi pendatang baru dalam organisasi
5
D. Menciptakan Budaya yang Etis
Penciptaan budaya organisasi merupakan suatu proses. Artinya tidak serta merta
terbentuk meskipun sejak semula pendirinya telah meletakkan fondasi budaya yang
mungkin didasarkan filsafat hidupnya, pengalamannya, dan hasil-hasil yang pernah diraih
dengan menggunakan budaya serupa.
Isu dan kekuatan suatu kultur mempengaruhi suasana etis sebuah organisasi dan
perilaku etis para anggotanya. Kultur sebuah organisasi yang punya kemungkinan paling
besar untuk membentuk standar etika tinggi adalah kultur yang tinggi toleransinya
terhadap risiko tinggi, rendah sampai sedang dalam hal keagresifan, dan fokus pada
sarana selain juga hasil. Para manajer dalam kultur semacam ini didorong untuk
mengambil resiko dan berani berinovasi, dilarang terlibat dalam persaingan yang tak
terkendali, dan akan memberikan perhatian pada bagaimana tujuan dicapai dan juga pada
tujuan apa yang akan dicapai.
Manajemen yang dapat dilakukan untuk menciptakan kultur yang lebih etis dapat
dilakukan dengan praktik-praktik:
1. Menjadi model peran yang visibel.
Karyawan akan melihat perilaku manajemen puncak sebagai acuan standar
untuk menentukan perilaku yang semestinya mereka ambil. Ketika manajemen senior
dianggap mengambil jalan yang etis, hal ini memberi pesan positif bagi semua
karyawan.
2. Mengkomunikasikan harapan-harapan yang etis.
Ambiguitas etika dapat diminimalkan dengan menciptakan dan mengom
unikasikan kode etik organisasi. Kode etik ini harus menyatakan nilai-nilai utama
organisasi dan berbagai aturan etis yang diharapkan akan dipatuhi para karyawan.
3. Memberikan pelatihan etis.
Selenggarakan seminar. Lokakarya, dan program-program pelatihan etis.
Gunakan sesi-sesi pelatihan ini untuk memperkuat standar tuntunan organisasi,
menjelaskan praktik-praktik yang diperbolehkan dan yang tidak, dan menangani
dilema etika yang mungkin muncul.
4. Secara nyata memberikan penghargaan atas tindakan etis dan beri hukuman terhadap
tindakan yang tidak etis.
Penilaian kinerja terhadap para manajer harus mencakup evaluasi hal demi hal
mengenai bagaimana keputusan-keputusannya cukup baik menurut kode etik
organisasi. Penilaian harus mencakup sarana yang dipakai untuk mencapai sasaran
6
dan juga pencapaian tujuan itu sendiri. Orang-orang yang bertindak etis harus diberi
penghargaan yang jelas atas perilaku mereka. Sama pentingnya, tindakan tidak etis
harus diganjar secara terbuka/nyata.
5. Memberikan mekanisme perlindungan.
Organisasi perlu memiliki mekanisme formal sehingga karyawan dapat
mendiskusikan dilema-dilema etika dan melaporkan perilaku tidak etis tanpa takut.
Cara ini bisa meliputi pembentukan konselor etis, badan pengawas (ombudsmen),
atau petugas etika.
7
BAB III
PENUTUP
1. Budaya organisasi merupakan suatu pola asumsi-asumsi dasar yang berkenaan dengan
kepercayaan, nilai-nilai, dan tingkah laku yang diciptakan dan dikembangkan oleh suatu
organisasi sebagai dasar dalam menentukan tujuan, konsensus, keunggulan, prestasi
(kinerja), inovasi, kesatuan, keakraban dan integritas organisasi, yang dijadikan sebagai
norma atau pedoman bagi para anggota organisasinya untuk berperilaku sama dalam
memecahkan masalah-masalah organisasi baik di luar maupun di dalam organisasi untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan organisasi.
2. Peran penting budaya dalam organisasi yaitu Culture provides a sense of identity, Culture
generates commitment to the organizations’s mission, serta Culture clarifies and
reinforcers standard of behavior.
3. Tiga hal yang berperan penting dalam mempertahankan budaya organisasi, yaitu
rekruitmen, manajemen puncak, dan sosialisasi
4. Isu dan kekuatan suatu kultur mempengaruhi suasana etis sebuah organisasi dan perilaku
etis para anggotanya. Kultur sebuah organisasi yang punya kemungkinan paling besar
untuk membentuk standar etika tinggi adalah kultur yang tinggi toleransinya terhadap
risiko tinggi, rendah sampai sedang dalam hal keagresifan, dan fokus pada sarana selain
juga hasil.
8
DAFTAR PUSTAKA
Ainanur, S., & Tirtayasa. (2018). Pengaruh Budaya Organisasi, Kompetensi dan Motivasi
Terhadap Kinerja Karyawan. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 1(1), 1–14.
https://doi.org/10.30596/maneggio.v1i1.2234
Andayani, A. dan Soehari, T.D. (2019). Pengaruh budaya organisasi, komitmen organisasi
dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, 8 (2), 129–145.
Tewal, Bernhard., Adolfina., Pandowo, Merinda Ch. H., Tawas, Hendra N. 2017. Perilaku
Organisasi. Bandung : CV. Patra Media Grafindo
Tuala, Riyuzen Praja. 2020. Budaya Organisasi dan Kepemimpinan di Lembaga Pendidikan
Islam. Bandar Lampung : Pusaka Media