KELOMPOK 1
MAWAR ( 220350005 )
HASRINA ( 220350001 )
KARMILA ( 220350091 )
AYU LESTARI ( 220350003 )
EDY ARDIANSYAH ( 220350002 )
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,
dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
Kami selaku penyusun berharap semoga makalah ini ada guna dan manfaatnya
bagi para pembaca. Amin
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL ..................................................................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Strategi Implementasi Nilai Nilai Budaya Organisasi...................................
B. Komunikasi Dalam Budaya Kerja.................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTRAR PUSTAKA............................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecenderungan organisasi dalam menghadapi persaingan global mesti disikapi
dengan baik, karena akan membawa dampak pada budaya organisasi. Secara resiprokal,
perubahan manajemen dan struktur organisasi akan membawa dampak pada budaya
perusahaan, dan sebaliknya. Akan tetapi, dan corporate culture, yang secara bersama-
sama membentuk suatu komitmen jangka panjang terhadap kemajuan organisasi.
Sedangkan heterogeneous culture dibentuk dan dikembangkan oleh subkultur yang
tumbuh dalam unit yang berbeda dalam suatu organisasi.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mewujudkan kesesuaian antara budaya
organisasi perubahan manajemen dan restrukturisasi tidak akan membawa hasil optimal
apabila tidak disertai dengan adanya budaya yang kondusif terhadap perubahan tersebut.
Organisasi sebagai system yang terbuka, dapat dipandang sebagai Homogeneous culture
dan heterogeneous culture. Homogeneous culture menekankan pada profesional culture
dengan budaya setiap individu adalah proses sosialisasi budaya organisasi. Salah satu
tujuan sosialisasi adalah memperkenalkan nilai-nilai budaya organisasi secara total
sehingga diharapkan anggota akan berperilaku sesuai dengan budaya organisasi. Proses
sosialisasi budaya membutuhkan waktu relatif lama di samping juga memerlukan
perhatian serius. Program sosialisasi diharapkan mampu memberikan gambaran secara
tepat kepada anggota tentang lingkungan pekerjaan dan budaya organisasi tempatnya
bekerja. Untuk menciptakan proses sosialisasi yang benar diperlukan keterlibatan
anggota, organisasi itu sendiri dan pemimpin yang dapat memberikan dukungan serta
melakukan koordinasi yang tepat selama proses sosialisasi.
Nilai-nilai luhur budaya bangsa dapat dijadikan sebagai salah satu sarana dalam
membangun karakter privat dan publik warga negara. Namun, keberadaan dan
keberagaman nilai-nilai luhur budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sampai saat ini
belum optimal dalam menghidupkan/ menggiatkan kembali kesenian tradisional sebagai
usaha membangun karakter warga negara. Salah sasaran untuk melakukan revitalisasi
karakter bangsa dengan mengembangkan dan menggali nilai-nilai budaya lokal melalui
tembang Macapat. Budaya Macapat mengandung nilai-nilai luhur seperti pendidikan dan
pedoman berperilaku. Namun, keagungan budaya Macapat dapat terkikis oleh arus
globalisasi seperti masuk budaya pop yang kurang filter isasi apabila pemerintah dan
masyarakat tidak peduli dalam arti menisbikan dapat menimbulkan orang khususnya
orang Jawa tidak lagi mengenal dan tidak dapat menembangkantembang Macapat
sehingga sedikit demi sedikit akan hilang serta warga negara dapat terpengaruh budaya
barat yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia seperti individualistis,
consumerism, terlalu bebas.
Komunikasi adalah proses interaksi untuk terhubung dari satu pihak kepihak lain yang
awalnya berlangsung sangat sederhana, di mulai dengan ide atau pemikiran abstrak diotak
seorang untuk menemukan data serta menyampaikan informasi yang kemudian dikemas
kedalam bentuk pesan dan kemudian disampaikan langsung atau tidak langsung
mengunakan bahasa dalam bentuk kode visual, kode suara atau tertulis ( Agus 2012 ) .
Efektivitas komunikasi akan menghasilkan proses pertukaran informasi antara unit unit
yang merupakan bagian dari organisasi dan dipengaruhi oleh budays dilingkungan kerja ,
sehingga menghasilkan kerja sama dan perilaku yang berorientasi pada tujuan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Strategi Implementasi Nilai Nilai Budaya Organisasi ?
2. Apa Yang Dimaksud Dengan Komunikasi Dalam Budaya Organisasi ?
C. Tujuan
1. Dapat Mengetahui Apa Yang Di Maksud Dengan Strategi Implementasi Nilai Nilai
Budaya Organisasi
2. Dapat Mengetahui Apa Yang Di Maksud Dengan Komunikasi Dalam Budaya
Organisasi
BAB II
PEMBAHASAN
7. Meningkatkan kerjasama.
Peran komunikasi dalam program budaya kerja adalah sebagai upaya membuka
benteng-benteng birokrasi yang selama ini membuat SDM terkotak-kotak, sehingga
komunikasi menjadi terhambat. Hal itu berakibat penyebaran informasi tidak mencapai
sasaran dan menimbulkan kesulitan dalam upaya partisipasi dan pengambilan keputusan.
Dengan komunikasi yang terbuka, maka jalan menuju kerjasama dan koordinasi dalam
manajemen menjadi lebih mudah, karena setiap orang tidak lagi mementingkan dirinya
sendiri, rasa saling ketergantungan meningkat yang berarti tingkat kepercayaan satu
dengan yang lainnya sangat tinggi (Gering Supriyadi dkk, 2001).
Komunikasi dapat berhasil bila muncul saling pengertian, yaitu jika kedua belah pihak
dapat memahami informasi yang dimaksud, dan komunikasi yang baik adalah
komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif terjadi tidak hanya ketika seseorang
mengaitkan arti tertentu terhadap perilaku orang lain, tetapi juga pada persepsi atau
pandangan yang sesuai dengan maksud pemberi pesan atau informasi. Caranya adalah
dengan menghindarkan pesan yang tidak jelas serta meningkatkan umpan balik. Karena
dengan adanya umpan balik, situasi atau komunikasi yang tidak menentu ataupun tidak
jelas akan bisa dikurangi, serta tidak menimbulkan tanda tanya antara komunikator dan
komunikan. Dengan umpan balik juga akan tercipta komunikasi timbal balik dan tidak
akan terjadi salah arti atau salah tafsir. Apabila komunikasi telah berjalan dengan efektif,
diharapkan tercipta lingkungan yang mendukung agar nilai-nilai luhur dapat
teraktualisasi dalam sikap dan perilaku organisasi, sehingga pelaksanaan budaya kerja
organisasi dapat berhasil.
3. Budaya Kerja
Budaya kerja identik dengan studi individu dan kelompok dalam sebuah organisasi.
Interaksi orang dalam sebuah organisasi menggambarkan budaya pada organisasi
tersebut. Budaya kerja yang kuat mendukung tujuan- tujuan perusahaan, sebaliknya yang
lemah atau negatif menghambat atau bertentangan dengan tujuan- tujuan perusahaan.
Robbins dan Judge (2015: 520) menegaskan “Budaya kerja adalah sistem makna
bersama yang diselenggarakan oleh anggota yang membedakan satu organisasi dengan
organisasi lain”.
Edy Sutrisno (2014: 2), mendefinisikan Budaya kerja sebagai perangkat sistem nilai-
nilai (values), keyakinan- keyakinan (beliefs), asumsi-asumsi (assumptions), atau norma-
norma yang telah lama berlaku, disepakati san diikuti oleh para anggota suatu organisasi
sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah- masalah organisasinya. Budaya kerja
juga disebut budaya perusahaan, yaitu seperangkat nilai- nilai atau norma- norma yang
telah relatif lama berlakunya, dianut bersama oleh para anggota organisasi (karyawan)
sebagai norma perilaku dalam menyelesaikan masalah- masalah organisasi (perusahaan).
Robbins & Coulter (2015: 63) mengemukakan bahwa “Budaya kerja atau
organizational culture adalah sehimpunan nilai, prinsip, tradisi dan cara bekerja yang
dianut bersama oleh dan memengaruhi perilaku serta tindakan para anggota organisasi”.
Dalam kebanyakan organisasi, nilai - nilai dan praktik- praktik yang dianut bersama
(shared) ini telah berkembang pesat seiring dengan perkembangan zaman dan benar-benar
sangat memengaruhi bagaimana sebuah organisasi dijalankan.
Sementara menurut Mas’ud dalam penelitian oleh Kartiningsih (2017:37) Budaya
kerja adalah sistem makna, nilai- nilai dan kepercayaan yang dianut bersama dalam suatu
organisasi yang menjadi rujukan untuk bertindak dan membedakan organisasi satu
dengan organisasi lain. Budaya kerja menjadi identitas atau karakter utama organisasi
yang dipelihara dan dipertahankan.
Mas’ud juga menyatakan bahwa suatu budaya yang kuat merupakan perangkat yang
bermanfaat untuk mengarahkan perilaku, karena membantu karyawan untuk melakukan
pekerjaan yang lebih baik sehingga setiap karyawan pada awal karirnya perlu memahami
budaya dan bagaimana budaya tersebut terimplementasikan. Budaya yang kuat dan positif
sangat berpengaruh terhadap perilaku dan efektifitas kinerja perusahaan karena
menimbulkan antara lain:
a. Nilai-nilai kunci yang saling menjalin, tersosialisasikan, menginternalisasi, menjiwai
para anggota, dan merupakan kekuatan yang tidak tampak;
b. Perilaku karyawan secara tak disadari terkendali dan terkoordinasi oleh kekuatan
yang informal atau tidak tampak;
c. Para anggota merasa komit dan loyal pada organisasi
d. Adanya musyawarah dan kebersamaan dalam hal-hal yang berarti sebagai bentuk
partisipasi, pengakuan dan penghormatan kepada karyawan;
e. Semua kegiatan berorientasi kepada misi atau tujuan organisasi;
f. Para karyawan merasa senang, karena diakui dan dihargai martabat dan
kontribusinya;
g. Adanya koordinasi, integrasi, dan konsistensi yang menstabilkan kegiatan-kegiatan
perusahaan;
h. Berpengaruh kuat terhadap organisasi dalam 3 (tiga) aspek: pengarahan perilaku dan
kinerja organisasi, penyebarannya pada para anggota organisasi, dan kekuatannya
yaitu menekan para anggota untuk melaksanakan nilai-nilai budaya;
i. Budaya berpengaruh terhadap perilaku individual maupun kelompok.
Soehardi Sigit dalam Abdullah (2014:155) mengungkapkan dan menerangkan bahwa
Budaya kerja dikatakan kuat, jika nilai- nilai budaya itu disadari, dipahami dan diikuti,
serta dilaksanakan oleh sebagian besar para anggota organisasi. Adapun tanda -tanda
bahwa suatu budaya itu kuat adalah sebagai berikut:
a. Nilai-nilai budaya saling menjalin, tersosialisasikan dan menginternalisasi pada para
anggota;
b. Perilaku anggota (karyawan) terkendalikan dan terkoordinasikan oleh kekuatan yang
tak tampak (invisible) atau informal;
c. Para anggota (karyawan) merasa committed dan loyal pada organisasi;
d. Ada partisipasi para karyawan pada organisasi;
e. Semua kegiatan berorientasi pada misi dan tujuan;
f. Ada ‘shared meaning’ atau kebersamaan mengenai sesuatu yang dipandang berarti
bagi para karyawan;
g. Para anggota karyawan tahu apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan;
h. Ada perasaan rewarding pada anggota (karyawan), karena diakui dan dihargai
martabat dan kontribusinya;
i. Budaya yang berlaku sesuai dengan strategi dan menopang tujuan organisasi
Budaya Kuat Versus Budaya Lemah
Sedangkan menurut Sunarto (2014: 8-9), Budaya kerja mempunyai beberapa fungsi
antara lain:
1) Budaya kerja berfungsi sebagai pengikat seluruh komponen organisasi, terutama
pada saat organisasi menghadapi guncangan baik dari dalam maupun dari luar
akibat adanya perubahan;
2) Budaya kerja merupakan alat untuk menyatukan beragam sifat, karakter, bakat
dan kemampuan yang ada di dalam organisasi;
3) Budaya kerja merupakan salah satu identitas organisasi, artinya perusahaan
memiliki identitas sebagai perusahaan yang mengutamakan ketepatan dan
kecepatan;
4) Budaya kerja berfungsi sebagai suntikan energi untuk mencapai kinerja yang
tinggi;
5) Budaya kerja merupakan representasi dari ciri kualitas yang berlaku dalam
organisasi tersebut;
6) Budaya kerja merupakan pemberi semangat bagi para anggota organisasi;
7) Organsiasi yang kuat akan menjadi motivator yang kuat juga bagi para
anggotanya;
8) Adanya perubahan di dalam suatu organisasi akan membawa pandangan baru
tentang kepemimpinan. Seorang pemimpin akan dikatakan berhasil apabila dapat
membawa anggotanya keluar dari krisis akibat perubahan yang terjadi.
Keberhasilan pemimpin disebabkan karena ia memiliki visi dan misi yang kuat;
9) Salah satu fungsi Budaya kerja adalah untuk meningkatkan nilai dari stakeholder
nya, yaitu anggota organisasi, pelanggan, pemasok dan pihak pihak lain yang
berhubungan dengan organisasi.
Sampurno, A. H., Junani, B. L., Rambe, D. P., Pramono, R., & Purba, S. L. B. (2022).
Strategi Implementasi Nilai Bilai Budaya Organisasi (Studi Kasus di MIS Nurus
Salam Kec. Deli Tua Kab. Deli Serdang). Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(2), 13437-
13443.