MAKALAH
Dalam MK : Total Quality Management (TQM)
DI SUSUN OLEH
RENALDY.J.C.LAHIWU 16111101218
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat rahmat
Nyalah sehingga, tugas ini dapat diselesaikan tanpa suatu halangan yang amat
berarti. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Budaya
Kerja”. yang disajikan berdasarkan referensi dari berbagai sumber.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Total
Quality Management (TQM) yang telah membimbing dan memberikan
kesempatan kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
ini. Tak lupa juga penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan dukungannya dalam pembuatan makalah ini
Penyusun menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna, untuk itu
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran, baik dari dosen pembimbing
maupun teman-teman atau pembaca agar makalah ini dapat lebih sempurna.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca, dan semoga dengan adanya tugas ini teman-teman mengetahui apa yang
terkandung dalamnya dan akhirnya membawa hikmah untuk semuanya.
KELOMPOK 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1 Pengertian Budaya Kerja..........................................................................................3
2.2 Terbentuknya Budaya Kerja.....................................................................................5
2.3 Unsur– Unsur Budaya Kerja....................................................................................7
2.4 Pengertian Perilaku Pegawai..................................................................................10
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku..........................................................11
2.6 Model – model Budaya Kerja.................................................................................13
BAB III...........................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan............................................................................................................17
3.2 Saran......................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Tipe-tipe pekerjaan saat ini sangat bervariasi dalam hal ruang lingkup dan
ukuran dan mungkin akan memiliki beberapa praktik yang unik pada pekerjaan
itu. Misalnya, sebuah organisasi yang umum adalah organisasi akademik yaitu
universitas. Terdapat beberapa ritual dalam perguruan tinggi, seperti orientasi
mahasiswa baru, pestafrat ernit y(perkumpulan khusus mahasiswa di perguruan
tinggi sertasorority(perkumpulan khusus mahasiswi), serta makanan kantin.
Praktik- praktik seperti bimbingan dan magang juga memberi ciri kebanyakan
institusi di perguruan tinggi.
1
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian budya kerja
2) Untuk mengetahui bagaimana terbentuknya budya kerja
3) Untuk mengetahui bagaimana unsur-unsur budaya kerja
4) Untuk mengetahui definisi pegawai kerja
5) Untuk mengetahui apa-apa saja faktor yang mempengaruhi prilaku
pegawai kerja
6) Untuk mengetahui model-model budya kerja
2
BAB II
PEMBAHASAN
Suatu keberhasilan kerja, berakar pada nilai-nilai yang dimiliki dan perilaku yang
menjadi kebiasaannya. Nilai-nilai tersebut bermula dari adat kebiasaan, agama,
norma dan kaidah yang menjadi keyakinannya menjadi kebiasaan dalam perilaku
kerja atau organisasi. Nilai-nilai yang telah menjadi kebiasaan tersebut dinamakan
budaya. Oleh karena budaya dikaitkan dengan mutu atau kualitas kerja, maka
dinamakan budaya kerja.
Kata budaya itu sendiri adalah sebagai suatu perkembangan dari bahasa
sansekerta ‘budhayah’ yaitu bentuk jamak dari buddhi atau akal, dan kata
majemuk budi-daya, yang berarti daya dari budi, dengan kata lain ”budaya adalah
daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa. Sedangkan kebudayaan
merupakan pengembangan dari budaya yaitu hasil dari cipta, karsa dan rasa
tersebut”
3
Budaya Kerja adalah kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang oleh pegawai
dalam suatu organisasi, pelanggaraan terhadap kebiasaan ini memang tidak ada
sangsi tegas, namun dari pelaku organisasi secara moral telah menyepakati bahwa
kebiasaan tersebut merupakan kebiasaan yang harus ditaati dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan.
Dari uraian di atas bahwa, budaya kerja merupakan perilaku yang dilakukan
berulang-ulang oleh setiap individu dalam suatu organisasi dan telah menjadi
kebiasaan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Budaya Kerja adalah suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup
sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan, dan kekuatan pendorong,
membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau organisasi yang
tercermin dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat dan
tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja.
4
dinyatakan dengan menggunakan sarana (vehicle) tertentu berkali-kali, sehingga
agar masyarakat dapat mengamati dan merasakannya.
Budaya kerja berbeda antara organisasi satu dengan yang lainnya, hal itu
dikarenakan landasan dan sikap perilaku yang dicerminkan oleh setiap orang
dalam organisasi berbeda. Budaya kerja yang terbentuk secara positif akan
bermanfaat karena setiap anggota dalam suatu organisasi membutuhkan sumbang
saran, pendapat bahkan kritik yang bersifat membangun dari ruang lingkup
pekerjaaannya demi kemajuan di lembaga pendidikan tersebut, namun budaya
kerja akan berakibat buruk jika pegawai dalam suatu organisasi mengeluarkan
pendapat yang berbeda hal itu dikarenakan adanya perbedaan setiap individu
dalam mengeluarkan pendapat, tenaga dan pikirannya, karena setiap individu
mempunyai kemampuan dan keahliannya sesuai bidangnya masing-masing.
Maka dalam hal ini budaya kerja terbentuk dalam satuan kerja atau organisasi
itu berdiri, artinya pembentukan budaya kerja terjadi ketika lingkungan kerja atau
organisasi belajar dalam menghadapi permasalahan, baik yang menyangkut
masalah organisasi.
1. Disiplin; Perilaku yang senantiasa berpijak pada peraturan dan norma yang
berlaku di dalam maupun di luar perusahaan. Disiplin meliputi ketaatan
5
terhadap peraturan perundang-undangan, prosedur, berlalu lintas, waktu
kerja, berinteraksi dengan mitra, dan sebagainya.
2. Keterbukaan; Kesiapan untuk memberi dan menerima informasi yang
benar dari dan kepada sesama mitra kerja untuk kepentingan perusahaan.
3. Saling menghargai; Perilaku yang menunjukkan penghargaan terhadap
individu, tugas dan tanggung jawab orang lain sesama mitra kerja.
4. Kerjasama; Kesediaan untuk memberi dan menerima kontribusi dari dan
atau kepada mitra kerja dalam mencapai sasaran dan target perusahaan.
Pada gilirannya setelah interaksi lintas sektoral dan antar karyawan semakin
baik akan menyuburkan semangat kerjasama dalam wujud saling koordinasi
manajemen atau karyawan lintas sektoral, menjaga kekompakkan manajemen,
mendukung dan mengamankan setiap keputusan manajemen, serta saling mengisi
dan melengkapi. Hal inilah yang menjadi tujuan bersama dalam rangka
membentuk budaya kerja.
6
Tujuan fundamental budaya kerja adalah untuk membangun sumber daya
manusia seutuhnya agar setiap orang sadar bahwa mereka berada dalam suatu
hubungan sifat peran pelanggan, pemasok dalam komunikasi dengan orang lain
secara efektif dan efisien serta menggembirakan. Budaya kerja berupaya
mengubah komunikasi tradisional menjadi perilaku manajemen modern, sehingga
tertanam kepercayaan dan semangat kerjasama yang tinggi serta disiplin.
Budaya kerja adalah berpijak dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa atau
masyarakat Indonesia yang diolah sedemikian rupa menjadi nilai-nilai baru yang
akan menjadi sikap dan perilaku manajemen yang diharapkan dalam upaya
7
menghadapi tantangan baru. Budaya kerja tidak akan muncul begitu saja, akan
tetapi harus diupayakan dengan sungguh-sungguh melalui proses yang terkendali
dengan melibatkan semua sumber daya manusia dalam seperangkat sistem, alat-
alat dan teknik-teknik pendukung.
Budaya kerja akan menjadi kenyataan melalui proses panjang, karena perubahan
nilai-nilai lama menjadi nilai-nilai baru akan memakan waktu untuk menjadi
kebiasaan dan tak henti-hentinya terus melakukan penyempurnaan dan perbaikan.
Menurut Taliziduhu Ndraha, budaya kerja dapat dibagi menjadi dua unsur, yaitu:
Budaya kerja merupakan suatu organisasi komitmen yang luas dalam upaya untuk
membangun sumber daya mnusia, proses kerja dan hasil kerja yang lebih baik.
Untuk mencapai tingkat kualitas yang makin baik tersebut diharapkan bersumber
dari perilaku setiap individu yang terkait dalam organisasi kerja itu sendiri. Setiap
fungsi atau proses kerja mempunyayi perbedaan cara kerja, yang mengakibatkan
berbeda nilai-nilai yang cocok untuk diambil dalam kerangka kerja organisasi.
Setiap nilai-nilai apa yang sepatutnya dimiliki oleh pemimpin puncak dan
pemimpin lainnya, bagaimana perilaku setiap orang akan mempengaruhi kerja
mereka.
8
2 Kualitas, yakni dimensi yang meliputi performance, features,
conformance, durability, serviceability, aesthetics, perseived quality,
value, responveness, humanity, security, dan competency.
3 Nilai-nilai instrumen, yakni standar mutu, hubungan pemasok-pelanggan,
orientasi pencegahan, mutu dan setiap sumber, dan penyempurnaan terus-
menerus.
1) Kebiasaan
2) Peraturan
9
3) Nilai-nilai
Unsur yang pokok dari pada perilaku pegawai ialah beberapa jenis kegiatan,
apakah yang bersifat fisik atau mental. Perilaku pegawai sebagai suatu rangkaian
kegiatan. Sedangkan kegiatan itu selalu berorientasi kepada sasaran atau tujuan.
Oleh karena itu mereka harus dibina dan diberikan suatu motivasi.
10
Dengan demikian, perilaku adalah segala sesuatu atau apa-apa yang kita
lakukan. Dari apa-apa yang kita lakukan membentuk suatu kebiasaan, watak,
karakter, tingkah laku, atau perilaku. Kebiasan yang selalu dilakukan pegawai
dalam suatu organisasi disebut dengan perilaku pegawai.
Akal dan budi sangat berperan dalam usaha menciptakan pola hidup atau
perilaku manusia itu. Untuk menciptakan kebahagian hidup jasmani, manusia
11
dengan akal dan budinya selalu berusaha menciptakan benda-benda baru sesuai
dengan yang diharapkannya.
Selain akal dan budi tersebut di atas, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
perilaku manusia, seperti yang diutarakan oleh Kreitner dan Kinicki dalam buku
Perilaku Organisasi, yaitu:
1) Motivasi
2) Sikap
3) Keyakinan
12
4) Imbalan dan Hukuman
Selain itu sifat imbalan atau hukuman yang dilaksanakan sangat mempengaruhi
perilaku individu. Teori motivasi pengukuhan ini didasarkan sebab dan akibat dari
perilaku dengan pemberian kompensasi. Misalnya, promosi tergantung dari
prestasi yang selalu dipertahankan. Bonus kelompok tergantung pada tingkat
produksi kelompok. Sifat ketergantungan tersebut bertautan dengan hubungan
antara perilaku dan kejadian yang mengikuti perilaku itu.
Menurut Triguno, ”perilaku kerja pegawai dalam suatu organisasi dapat diukur
antara lain; kerja keras, ulet, disiplin, produktif, tanggung jawab, motivasi,
manfaat, kreatif, dinamik, konsekuen, konsisten, responsiv, mandiri, makin lebih
baik, dan lain-lain”.
Budaya kerja jenis ini menumpukan kepada ‘command and control’. Kuasa
dan autoriti dalam organisasi biasanya terpusat kepada pemimpinnya yang
seringkali disanjung sebagai , hero’ .Pekerja akan diharapkan untuk
memperlihatkan kesetiaan yang tinggi kepada pemimpin. Arahan dan peraturan
dihantar dari atas menuju ke dasar organisas.
13
Dengan demikian hubungan personal yang rapat dengan pihak atasan adalah
faktor penting dalam kelancaran pekerjaan dan kenaikan pangkat. Oleh itu bagi
menjaga kepentingan, pekerja cenderung untuk bersikap ‘yes man , dan ‘play
safe’ daripada memberi pandangan kritikal bagi menjaga kedudukan dan
kepentingan masing-masing.
14
individu atau kumpulan akan selesai dan kumpulan baru pula akan dibentuk bagi
melaksanakan projek yang lain.
Oleh itu, struktur kumpulan adalah fleksibel dan interaksi adalah berasaskan
kemahiran dan hormat-menghormati. Keputusan akan diperolehi selepas
perbincangan, perundingan dan
persetujuan para anggota projek. Oleh itu kejayaan dinilai berasaskan kebolehan
menyempurnakan projek yang memuaskan pelanggan. Bekerja secara bersama
bagi menjayakan sesuatu projek ini membentuk solidariti pekerja dan mendorong
penyesuaian antara personaliti yang berbeza kerana mereka sama-sama
bertanggungjawab kepada kejayaan organisasi.
Dalam organisasi jenis ini, kesatuan pekerja diiktiraf sebagai bagian utama
dalam organisasi. Kesatuan sekerja berfungsi untuk menjaga kepentingan pekerja
dan membantu pengurusan mencapai matlamat organisasi. Perundingan dan tawar
menawar berlangsung berdasarkan perundangan dan prosedur yang diakui oleh
kedua-dua belah pihak. Meskipun pertikaian dan pertentangan pendapat
kadangkala berlaku antara kesatuan sekerja dan majikan, tetapi ia sering dapat
diselesaikan di meja rundingan. Dari satu segi pihak pengurusan boleh mendapat
15
pandangan wakil kesatuan sekerja bagi melaksanakan peraturan, sistem dan
ganjaran. Manakala kesatuan sekerja akan mempastikan hak, kepentingan dan
kebajikan pekerja diberi jaminan. Secara keseluruhannya pendekatan ini yang
berkonsepkan hubungan rapat majikan pekerja bertujuan untuk mewujudkan
situasi menang-menang antara kedua belah pihak.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Budaya Kerja adalah kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang oleh pegawai
dalam suatu organisasi, pelanggaraan terhadap kebiasaan ini memang tidak ada
sangsi tegas, namun dari pelaku organisasi secara moral telah menyepakati bahwa
kebiasaan tersebut merupakan kebiasaan yang harus ditaati dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan.
Budaya kerja yang terbentuk secara positif akan bermanfaat karena setiap
anggota dalam suatu organisasi membutuhkan sumbang saran, pendapat bahkan
kritik yang bersifat membangun dari ruang lingkup pekerjaaannya demi kemajuan
di lembaga pendidikan tersebut, namun budaya kerja akan berakibat buruk jika
pegawai dalam suatu organisasi mengeluarkan pendapat yang berbeda hal itu
dikarenakan adanya perbedaan setiap individu dalam mengeluarkan pendapat,
tenaga dan pikirannya, karena setiap individu mempunyai kemampuan dan
keahliannya sesuai bidangnya masing-masing.
17
3 Nilai-nilai instrumen, yakni standar mutu, hubungan pemasok-pelanggan,
orientasi pencegahan, mutu dan setiap sumber, dan penyempurnaan terus-
menerus.
Unsur yang pokok dari pada perilaku pegawai ialah beberapa jenis kegiatan,
apakah yang bersifat fisik atau mental. Perilaku pegawai sebagai suatu rangkaian
kegiatan. Sedangkan kegiatan itu selalu berorientasi kepada sasaran atau tujuan.
Oleh karena itu mereka harus dibina dan diberikan suatu motivasi.
Selain akal dan budi tersebut di atas, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
perilaku manusia, seperti yang diutarakan oleh Kreitner dan Kinicki dalam buku
Perilaku Organisasi, yaitu:
1 Motovasi
2 Sikap
3 Keyakinan
4 Imbalan dan hukum
1 budaya autoritarian,
2 budaya birokratik,
3 budaya tugas,
4 budaya individualistik,
5 budaya tawar- menawar dan
6 budaya kolektiviti
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar
dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.
18
DAFTAR PUSTAKA
Djoko Widagdho, Ilmu Budaya Dasar, Cetakan Kesembilan, PT. Bumi Aksara,
Jakarta, 2004, halaman 20
Taliziduhu Ndraha, Teori Budaya Organisasi, Cetakan Kedua, PT. Rineka Cipta,
Jakarta, 2003, Hal. 80
Stephen P. Robin, Perilaku Organisasi, Alih bahasa Tim Indeks, Edisi Indonesia,
PT. Indeks Gramedia Group, Jakarta, 2003, halaman 199.
19
20