makalah ini ditunjukan untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia
Disusun oleh:
Kelompok 2
1. Andika aldiyan
2.Diah dwi lutfiah
3. Futri sifa khoerun nissa
4.jessy rinikasari
5.Muhammad gilang
6. Nur Hamidah Oktavianah
7.Rinto
8. Vinka nur fitria
Kelas 1A
KATA PENGANTAR
2
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Puja dan Puji
syukur kami panjatkan kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah ilmiah bahasa
indonesia dengan judul "Penanganan depresi pada remaja akibat sosial media .
Penulisan makalah ini telah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalah lain yang berkaitan pada makalah-makalah selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Depresi…………………………………………… 5
A. Simpulan ………………………………………………………… 30
B. Saran …………………………………………………………… 31
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
4
Akhir-akhir ini kesehatan mental menjadi topik yang hangat dan ramai
diperbincangkan oleh orang-orang, khususnya pada jejaring sosial. Dewasa ini,
orang-orang tidak hanya mengkhawatirkan masalah kesehatan tubuh mereka, namun
juga kesehatan jiwanya. Gerakan-gerakan seperti self-love, tagar stop bullying,
pembahasan Depresi Bukan Berarti Gila, dan lain-lain memenuhi hampir seluruh
platform media sosial.
Tidak bisa dipungkiri lagi, media sosial memiliki posisi yang sangat dekat dan
intim di dalam kehidupan orang-orang, termasuk remaja jaman sekarang. Rasanya
sangat jarang ada remaja yang bisa menjauhkan diri dari pesona yang ditawarkan oleh
sosial media dan juga kecanduan yang ada di dalamnya (Nextren, 2019:
https://nextren.grid.id/amp/011451289/waspadalah-remaja-putri-lebih-rentan-depresi-
akibat-media-sosial).
Sosial media sejatinya seperti pisau bermata dua. Jika seseorang tidak dapat
menyikapinya dengan bijak maka hal tersebut akan merugikan dirinya sendiri.
Begitupun sebaliknya. Dampak penggunaan sosial media bisa menjadi suatu
pernyakit yang berbahaya bagi kesehatan mental penggunanya (Kompasiana, 2018:
https://www.kompasiana.com/amp/nursyarifahdewi/5ab479c1d0fa802b87ee9a3/socia
l-media-seriously-harms-your-mental-heatlh).
1
5
Durasi seseorang melihat sosial media dinilai sebagai faktor penyebab bunuh
diri pada remaja. Meningkatnya sakit mental pada remaja di AS salah satunya
disebabkan masalah ini.
Menurut studi dari penelitian terbaru, remaja putri memiliki tendensi yang
lebih besar untuk menjadi depresi akibat media sosial bila dibandingkan dengan
remaja putra (Nextren, 2019: https://nextren.grid.id/amp/011451289/waspadalah-
remaja-putri-lebih-rentan-depresi-akibat-media-sosial).
perundungan online, dan kurang tidur. Semua hal ini menjadikan mereka jadi punya
mood yang sangat buruk dan terafiliasi dengan depresi.
Dalam penelitian juga disebutkan bahwa setidaknya tiga per empat dari
remaja perempuan berusia 14 tahun yang menderita depresi juga memiliki rasa
percaya diri yang rendah, tidak bahagia dengan penampilan mereka, serta tidur
kurang dari tujuh jam setiap malamnya (CNN, 2019:
https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190104084407-255-358393/gara-gara-
media-sosial-remaja-wanita-lebih-gampang-depresi).
Oleh karena itu, pengawasan orang tua berperan penting dalam menjaga
kondisi mental remaja. Orang tua disarankan mengajak anak-anaknya untuk lebih
berperan dalam berkegiatan sosial, sehingga hal itu dapat mengatasi depresi pada
mereka (Kumparan, 2017: https://m.kumparan.com/amp/millennial/sering-main-
medsos-dan-jarang-piknik-milenial-rentan-depresi).
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan sosial
media agar terhindar dari depresi, seperti yang dikutip pada laman Kompas.com
(Kompas.com, 2018: https://lifestyle.kompas.com/read/2018/01/05/124110520/cara-
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
Gangguan mental menurut WHO, terdiri dari tiga masalah, dengan berbagai
macam gejala. Namun, mereka umumnya dicirikan oleh beberapa kombinasi
abnormal pada pikiran, emosi, perilaku dan hubungan dengan orang lain. Pada
konteks kesehatan jiwa, gangguan jiwa atau mental adalah orang yang mengalami
gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk
sekumpulan gejala dan/atau perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan
penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia
(Ayuningtyas, Misnaniarti, dan Rayhani, 2018:3).
Menurut Mulawarman dan Nurfitri (2017) istilah media sosial tersusun dari
dua kata, yakni “media” dan “sosial”. “Media” diartikan sebagai alat komunikasi.
Sedangkan kata “sosial” diartikan sebagai kenyataan sosial bahwa setiap individu
melakukan aksi yang memberikan kontribusi kepada masyarakat. Pernyataan ini
menegaskan bahwa pada kenyataannya, media dan semua perangkat lunak
merupakan “sosial” atau dalam makna bahwa keduanya merupakan produk dari
proses sosial.
2.2 Faktor-faktor Penyebab Depresi Pada remaja yang Disebabkan Oleh Sosial
Media
tahun yang masih bersikap labil dan sedang mencari jadi diri, menyebabkannya
rentan terhadap beberapa hal. Khususnya depresi yang disebabkan oleh sosial media.
Berikut adalah beberapa faktor penyebab depresi pada remaja yang disebabkan oleh
sosial media yang dikutip dari portal berita daring BBC (BBC News, 2018:
https://www.bbc.com/indonesia/amp/vert-fut-42679432), di antaranya yaitu:
2.3 Ciri-ciri Remaja yang Mengalami Depresi yang Disebabkan Oleh Sosial
Media
2.4 Dampak dan Contoh Kasus yang Ditimbulkan dari Penggunaan Sosial
Media yang Berlebihan Pada Remaja
12
Sosmed sudah merasuk ke berbagaia kalangan, mulai dari anak dengan usia
sekolah sampai orang dewasa memiliki akun media sosial. Sosial media sebagai
sarana yang memudahkan untuk berinteraksi satu sama lain. Namun sosmed juga
berdampak buruk bagi penggunanya, sebagian orang telah mengalami kecanduan,
bahkan sampai berefek fatal. Berikut terdapat contoh kasus akibat kecanduan sosial
media seperti yang dilansir oleh laman berita elektronik, Liputan6 (Liputan6,
2014:https://m.liputan6.com/citizen6/read/2033558/5-cerita-korban-kecanduan-
sosial-media), di antaranya:
ponselnya meskipun dia tidak bisa berenang dan suhu air sekitar titik
beku.
5) Orang yang kehilangan pekerjaan dan istrinya karena kecanduan
twitter
Larry Carlat adalah pria yang sudah menikah dan bekerja
sebagai editor majalah. Suatu saat dia kecanduan Twitter sampai
kehilangan pekerjaan, bercerai sampai terasingi oleh orang-orang
terkasih. Tweetoholic ini menjelaskan tweeting "setiap jam pada jam,
siang dan malam". Tweet dia jelas melanggar kebijakan perusahaan
sosial media. Dia memilih Twitter sekitar satu bulan kemudian, lalu
dia kehilangan istrinya setelah tweeting, "aku akan mengambil peluru
untuk istri saya, tapi sekarang saya lebih suka menjadi orang yang
menarik pelatuk". Dia mengaku telah mencapai titik terendah ketika
anaknya mengancam akan berhenti mem-follow dia di Twitter. Setelah
Tweeting sebanyak 30 kali sehari, tujuh hari seminggu selama lebih
dari 3 tahun dan mengumpulkan lebih dari 25.000 pengikut, Larry
memutuskan untuk melakukan "Twittercide" dan meninggalkan sosial
media.
2.5 Cara Penanganan Depresi Pada Remaja yang Disebabkan Oleh Sosial Media
15
Kecanduan soial media harus diatasi dengan cepat dan tepat demi
menghindari berbagai masalah atau dampak kecanduan yang lebih akut dan serius.
Jika tidak bisa berubah drastis, seperti berhenti total, hal ini bisa dilakukan dengan
bertahap. Berikut ini merupakan beberapa cara penanganan depresi yang bisa
dilakukan dari diri sendiri menurut laman Cermati.com (Cermati.com, 2018:
https://www.google.com/amp/s/www.cermati.com/artikel/amp/bahaya-kecanduan-
sosial-media-dan-cara-mengatasinya), antara lain:
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Abed, Mohammed. 2019. Gara-gara Sosial Media, Remaja Wanita Lebih Gampang
Depresi [online]. Tersedia: https://nextren.grid.id/amp/011451289/
waspadalah-remaja-putri-lebih-rentan-depresi-akibat-media-sosial [28
November 2019]
Ariyanti, Fiki. 2018. Bahaya Kecanduan Sosial Media dan Cara Mengatasinya
[online]. Tersedia:
https://www.google.com/amp/s/www.cermati.com/artikel/amp/bahaya-
kecanduan-sosial-media-dan-cara-mengatasinya [29 November 2019]
Armandhanu, Denny. 2017. Sering Main Medsos dan Jarang Piknik, Milenial Rentan
Depresi [online]. Tersedia: https://m.kumparan.com/amp/millennial/sering-
main-medsos-dan-jarang-piknik-milenial-rentan-depresi [28 November 2019]
18
Ayuningtyas, D., dkk. (2018). Analisis Situasi Kesehatan Mental Pada Masyarakat
di Indonesia dan Strategi Penanggulangannya. Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat, 3.
Buana, DN. 2019. Waspadalah, Remaja Putri Lebih rentan Depresi Akibat Media
Sosial [online]. Tersedia: https://nextren.grid.id/amp/011451289/waspadalah-
remaja-putri-lebih-rentan-depresi-akibat-media-sosial [28 November 2019]
Brown, Jessica. 2018. Apa Saja Bukti Pengaruh Media Sosial di Kehidpuan Anda
[online]. Tersedia: https://www.bbc.com/indonesia/amp/vert-fut-42679432
[29 November 2019]
Dewi, Nursyarifah. 2018. Sosial Media Seriously Harms Your Mental Helath
[online]. Tersedia: https://www.kompasiana.com/amp/nursyarifahdewi/
5ab479c1d0fa802b87ee9a3/social-media-seriously-harms-your-mental-heatlh
[28 November 2019]
Edentod, Sergey. 2018. Kebiasaan Orang Depresi dalam Menggunakan Media Sosial
[online]. Tersedia: https://beritagar.id/artikel-amp/gaya-hidup/kebiasaan-orang-
depresi-dalam-menggunakan-media-sosial [29 November 2019]