Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BUDAYA ORGANISASI

DI SUSUN OLEH :
OKTAVIA SINDORA RRC1B0110....
SUCI NOVI SURYANI RRC1B015012

KELAS :
MANAJEMEN M6G

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS JAMBI
2017/2018
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Kata yang terucap pertama kali adalah ”Alhamdulillah” Puji dan syukur penulis panjatkan
kepada ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah nya sehingga penulis
mampu menyelesaikan Makalah. Dalam penulisan makalah ini tentu memiliki tujuan yaitu
memenuhi tugas dari mata kuliah budaya organisasi dimana dapat membimbing mahasiswa
Program S1 manajemen sehingga memiliki kemampuan untuk menyusun makalah tersebut
sebagai salah satu tugas yang diberikan oleh pengajar.

Didalam makalah ini penulis mendapat banyak bantuan baik segi moral, materi dan spiritual
dari berbagai pihak Atas, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Allah Swt.
Yang mana telah memberikan kelancaran dalam pembuatan makalah ini meskipun berbagai
rintangan kami lalui tetapi sekarang alhamdulillah makalah ini telah selesai berjalan lancar
semoga makalah tersebut dapat berguna bagi pembaca nya.

Demikian semoga jerih payah yang kami tulis dapat berguna khususnya bagi lingkungan
akademik pembelajaran. Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Maka
dari itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

Jambi, 02 februari 2018

DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................... i

Daftar Isi......................................................................................................................... ii

PENDAHULUAN ............................................................................................................

PEMBAHASAN................................................................................................................

1.1. Pengertian budaya organisasi...................................................................................

1.2. Asas budaya organisasi............................................................................................

1.3. Mitos budaya organisasi...........................................................................................

1.4 Tipe budaya organisasi.............................................................................................

1.5. Karakteristik budaya organisasi...............................................................................

1.6. Fungsi budaya organisasi........................................................................................

1.7. Kesamaan dan perbedaan organisasi.....................................................................

1.8. Kekuatan dan hambatan budaya organisasi...........................................................

PENUTUP ......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................

PEMBAHASAN
1.1 BUDAYA ORGANISASI

Budaya adalah salah satu dasar dari asumsi untuk mempelajari dan memecahkan suatu
masalah yang ada didalam sebuah kelompok baik itu masalah internal maupun eksternal yang
sudah cukup baik dijadikan bahan pertimbangan dan untuk diajarkan atau diwariskan kepada
anggota baru sebagai jalan yang terbaik untuk berpikir dan merasakan didalam suatu
hubungan permasalahan tersebut.

Organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling


berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat mengenai kewenangan, koordinasi dan
pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.

1.2PENGERTIAN BUDAYA ORGANISASI


Menurut Robbins (2003) pengertian budaya organisasi adalah sistem makna bersama yang
dianut oleh anggota-anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lain. Sistem
makna bersama ini, bila diamati dengan lebih seksama, merupakan seperangkat karakteristik
utama yang dihargai oleh suatu organisasi. Budaya organisasi berkaitan dengan bagaimana
karyawan mempersepsikan karakteristik dari suatu budaya organisasi, bukan dengan apakah
para karyawan menyukai budaya atau tidak.
Budaya merupakan konsep penting untuk memahami masyarakat dan kelompok manusia
dalam jangka  waktu yang panjang, tak terkecuali di dalam sebuah organisasi.
Mengidentifikasi dan memahami budaya organisasi mempengaruhi keberhasilan dalam hal
intelektual dan financial dalam perusahaan. Menurut Mowat (2002) budaya organisasi adalah
“the personality of the organization: the shared beliefs, values and behaviours of the group. It
is symbolic, holistic, and unifying, stable, and difficult to change.”
Menurut pandangan Davis (1984):“Pengertian budaya organisasi merupakan pola
keyakinan dan nilai-nilai organisasionalyang dipahami, dijiwai dan dipraktikkan oleh
organisasional sehingga polatersebut memberikan arti tersendiri dan menjadi dasar
berperilaku dalam organisasional”. Budaya organisasi merujuk kepada suatu sistem
pengertian bersama yang  dipegang oleh anggotaanggota suatu organisasi, yang membedakan
organisasi tersebut dari organisasi lainnya.
Budaya organisasi adalah apa yang dipersepsikan karyawan dan cara persepsi itu
menciptakan suatu pola keyakinan, nilai, dan ekspektasi. Schein (1981) dalam Ivancevich
et.al., (2005) mendefinisikan budaya sebagai suatu pola dari asumsi dasar yang diciptakan,
ditemukan, atau dikembangkan oleh kelompok tertentu saat belajar menghadapi masalah
adaptasi eksternal dan integrasi internal yang telah berjalan cukup baik untuk dianggap valid,
dan oleh karena itu, untuk diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk
berpersepsi, berpikir dan berperasaan sehubungan dengan masalah yang dihadapinya.

1.3. ASAS BUDAYA ORGANISASI


Asas – asas dalam budaya organisasi :
 Asas tujuan, menunjukkan seberapa jauh anggota memahami tujuan yang hendak
dicapai oleh organisasi.
 Asas konsensus, menunjukkan seberapa jauh organisasi memberikan kesempatan
kepada anggota-anggota ikut serta dalam proses pengambilan keputusan.
 Asas keunggulan, menunjukkan seberapa besar kemampuan suatu organisasi dalam
menumbuhkan sikap anggota untuk selalu menjadi yang terbaik dan berprestasi lebih
baik dari yang sudah pernah dilakukan.
 Asas kesatuan, menunjukkan suatu sikap yang dilakukan organisasi terhadap
anggotanya, yaitu dengan cara organisasi bersikap adil dan tidak melakukan
pemihakkan kepada kelompok tertentu di dalam organisasi.
 Asas prestasi, menunjukkan sikap dan perlakuan organisasi terhadap prestasi yang
telah dilakukan anggotanya.
 Asas empirik, menunjukkan sejauh mana organisasi mau menggunakan bukti-bukti
empirik dalam pengambilan keputusan.
 Asas keakraban, menunjukkan kondisi pergaulan sosial antar anggota dalam
organisasi dan kualitas hubungan anggota-anggotannya.
 Asas integritas, menunjukkan sejauh mana organisasi mau bekerja dengan sungguh-
sungguh, jujur, terpercaya, mempunyai prinsip dan keyakinan kuat dalam bekerja
untuk mencapai tujuan organisasi.
 Asas tujuan, menunjukkan seberapa jauh anggota memahami tujuan yang hendak
dicapai oleh organisasi.
 Asas konsensus, menunjukkan seberapa jauh organisasi memberikan kesempatan
kepada anggota-anggota ikut serta dalam proses pengambilan keputusan.
 Asas keunggulan, menunjukkan seberapa besar kemampuan suatu organisasi dalam
menumbuhkan sikap anggota untuk selalu menjadi yang terbaik dan berprestasi lebih
baik dari yang sudah pernah dilakukan.
 Asas kesatuan, menunjukkan suatu sikap yang dilakukan organisasi terhadap
anggotanya, yaitu dengan cara organisasi bersikap adil dan tidak melakukan
pemihakkan kepada kelompok tertentu di dalam organisasi.
 Asas prestasi, menunjukkan sikap dan perlakuan organisasi terhadap prestasi yang
telah dilakukan anggotanya.
 Asas empirik, menunjukkan sejauh mana organisasi mau menggunakan bukti-bukti
empirik dalam pengambilan keputusan.
 Asas keakraban, menunjukkan kondisi pergaulan sosial antar anggota dalam
organisasi dan kualitas hubungan anggota-anggotannya.
 Asas integritas, menunjukkan sejauh mana organisasi mau bekerja dengan sungguh-
sungguh, jujur, terpercaya, mempunyai prinsip dan keyakinan kuat dalam bekerja
untuk mencapai tujuan organisasi.

1.4 Mitos Budaya Organisasi

Dalam budaya organisasi dikenal adanya beberapa mitos. Mitos merupakan suatu
kepercayaan yang dianut, namun belum tentu mengandung kebenaran. Mitos berkenaan
dengan budaya organisasi adalah sebagai berikut :
a.       Budaya merupakan alat yang cepat untuk menetapkan setiap persoalan.
b.      Budaya dan strategi tidak ada hubungannya satu sama lain.
c.       Budaya menolak semua perubahan
d.      Perubahan budaya dapat dikelola
e.       Kepemimpinan tingkat atas merupakan kunci untuk menanamkan budaya korporasi yang
kuat
f.       Orang bergantung pada budaya yangdiketahui bahkan ketika sudah tidak relevan lagi.
g.      Strong culture bersifat monopolitis

1.5. Tipe Budaya Organisasi


Sesuai dengan pemahaman sebelummnya, budaya organisasi merupakan
filosofi dasar organisasi yang memuat keyakinan, norma-norma dan nilai-nilai bersama yang
menjadi karakteristik inti tentang bagaimana cara melakukan sesuatu dalam organisasi.
Luasnya pengertian budaya organisasi tersebut membuka peluang timbulnya berbagai
pandangan pula tentang adanya tipe-tipe budaya organisasi. Pendapat mereka beragam
dengan justifikasi dan sudut pandang masing-masing.
Menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2001:75) mengemukakan adanya tiga tipe
umum budaya organisasi, yaitu :
-) Contruktive Culture adalah budaya dimana pekerja didorong untuk berinteraksi dengan
orang lain dan bekerja pada tugas dan proyek dengan cara yang akan membantu mereka
dalam pemuasan kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang. Tipe budaya ini mendukung
keyakinan normatif terkait dengan prestasi, aktualisasi diri, dorongan kemanusiaan, dan
afiliasi.
-) Passive-defensive culture mempunyai karakteristik menolak keyakinan bahwqa pekerja
harus berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang tidak menantang keamanan kerja
mereka sendiri. Budaya  ini memperkuat keyakinan normatif berkaitan dengan penilaian,
kebiasaan, ketergantungan dan penghindaran.
-) Aggresive-defensive culture mendorong pekerja mendekati tugas dengan cara memaksa
dengan maksud melindungi status dan keamanan kerja mereka. Tipe budaya ini mempunyai
karakteristik keyakinan normatif mencerminkan oposisi, kekuatan, kompetitif, dan
perfeksionis.

1.6. Karakteristik Budaya Organisasi

Terdapat tujuh karakter utama yang menjadi hakikat dari budaya organisasi:
 Inovasi dan pengambilan resiko: sejauh mana para karyawan didorong untuk inovatif
dan mengambil resiko.
 Perhatian terhadap detail: sejauh mana karyawan diharapkan mampu memperlihatkan
ketepatan, analisis, dan perhatian terhadap detail.
 Orientasi terhadap hasil: sejauh mana manajemen memusatkan perhatian pada hasil,
dibandingkan pada teknik dan proses yang digunakan untuk meraih hasil tersebut.
 Orientasi terhadap individu: sejauhmana manajemen  dalam mempertimbangkan efek-
efek keberhasilan individuindividu didalam organisasi
 Orientasi terhadap tim: sejauh mana aktivitas pekerjaan yang diatur dalam tim, bukan
secara perorangan.
 Agresivitas: sejauh mana orangorang agar berlaku agresif (kreatif) dan (kompetitif),
dan tidak bersikap santai.
 Stabilitas: sejauh mana aktivitas organisasi dalam  mempertahankan status quo
(Robbins, 2002)

1.7. Fungsi Budaya Organisasi


Fungsi budaya organisasi menunjukkan peranan atau kegunaan dari budaya organisasi.
Berikut adalah fungsi dari budaya organisasi:
a. Memberi anggota identitas organisasional, menjadikan perusahaan diakui sebagai
perusaahan   yang inovatif dengan mengembangkan produk baru.
b.   Memfasilitasi kemitmen kolektif, perusahaan mampu membuat pekerjaannya daripadanya.
c.   Meningkatkan stabilitas sistem sosial sehingga mencerminkan bahwa lingkungan kerja
dirasakan positif dan diperkuat, konflik dan perubahan dapat dikelola secara efektif.
d. Membentuk perilaku dengan membantu anggota menyadari atas lingkungannya. Budaya
organisasi dapat menjadi alat untuk membuat orang berfikir sehat dan masuk akal.

1.8 Kesamaan dan Perbedaan Budaya Organisasi

Diantara budaya organisasi menunjukkan adanya kesamaan dakam sifat-sifatnya, namun


disisi lain juga menampakkan adanya perbedaan-perbedaan diantaranya.

Kesamaan
Pembentukkan budaya memungkinkan makhluk hidup menyesuaikan pada lingkungan karen
amemperoleh atribut budaya seperti bahsa dan organisasi kelompok. Meskipun budaya
individu sering berbeda karena perbedaan iklim dan geografis, semua budaya mempunyai
prinsip yang sama.

Perbedaan
Variasi budaya dapat menyebabkan perbenturan budaya dari : Kepribadian, metode, perilaku,
sikap, dan gaya manajemen. Ketika budaya yang berbeda berinteraksi terutama bilamana
orang hidup dan bekerja bersama, saling pengertian dan toleransi perbedaan budaya adalah
penting untuk harmoni budaya. Namun, harmoni budaya memerlukan saling pengertian,
toleransi, dan fleksibilitas.
Variasi budaya merupakan model untuk mengembangkan gaya budaya baru. Dimensi yang
membuat budaya bervariasi adalah management style, bias, values, individualism, change,
constituency, identity, strategy.

1.9 Kekuatan dan Hambatan Budaya Organisasi


Di dalam suatu organisasi yang besar memiliki suatu budaya yang dominan dan sejumlah
anak budaya. Budaya dominan mengungkapkan nilai-nilai inti yang dianut bersama oleh
mayoritas anggota untuk mencerminkan masalah, situasi atau pengalaman bersama yang
dihadapi para anggota. Jika suatu organisasi tidak memiliki budaya dominan, nilai budaya
organisasi sebagai suatu variabel yang bebas akan sangat berkurang karena tidak ada
penafsiran yang seragam atas apa yang menggambarkan perilaku yang tepat dan tidak tepat,
namun juga tidak dapat diabaikan realitas bahwa banyak organisasi juga mempunyai anak
budaya yang dapat mempengaruhi perilaku anggotanya. Dengan demikian budaya
mempunyai kekuatan pada prestasi kerja organisasi, yaitu (Rivai, 2003):

a.Budaya organisasi (perusahaan) dapat mempunyai dampak signifikan pada prestasi kerja
perusahaan dalam jangka panjang.
b.Budaya organisasi bahkan mungkin merupakan faktor yang lebih penting dalam
menentukan sukses atau gagalnya perusahaan di masa mendatang.
c.Budaya organisasi yang menghambat prestasi keuangan yang kokoh dalam jangka panjang
sering terjadi dan budaya tersebut berkembang dengan mudah.
d.Walaupun sulit untuk diubah, budaya organisasi dapat dibuat untuk lebih meningkatkan
prestasi kerja.

Hambatan budaya organisasi adalah :


1. Menciptakan pernyataan nilai dan kepercayaan :
Gunakan fokus karyawan pada kelompok, dengan departemen untuk meletakan visi
misi dan nilai – nilai kedalam kata – kata yang menyatakan pengaruh di masing –
masing pekerjaan karyawan.
2. Mempraktekan komunikasi yang efektif :
Membuat semua karyawan mendapatkan informasi terkait dengan proses perubahan
budaya organisasi memastikan akan komitmen dan keberhasilan.
3. Review struktur organisasi :
Perubahan instruktur organisasi secara fisik untuk memenuhi keinginan budaya
organisasi yang diperlukan.
4. Desain ulang pendekatan terhadap reward dan pengakuan:
Anda perlu mengubah sistem reward untuk mendorong perilaku penting yang
diinginkan dalam budaya organisasi.
5. Review semua sistem kerja anda seperti promosi karyawan, manajen kinerja, dan
pemilihan karyawan untuk memastikan mereka sesuai budaya yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

http://pokamis1130kelompok4.blogspot.co.id/2014/05/budaya-organisasi.html

http://meiliame.blogspot.co.id/2016/06/makalah-pengaruh-budaya-atas.html?m=1

http://ikeikhlashi.blogspot.co.id/2015/03/makalah-budaya-organisasi-madrasah.html?m=1

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/66182/Chapter%20III-IV.pdf?
sequence=2&isAllowed=y

http://aroxx.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-lengkap-budaya-dan-organisasi.html?m=1

http://rasto.staf.upi.edu/2016/03/15/karakteristik-budaya-organisasi/

https://www.google.co.id/amp/s/dayatfarras.wordpress.com/2011/07/05/budaya-organisasi/amp/

http://e-journal.uajy.ac.id/652/3/2EM16484.pdf

Anda mungkin juga menyukai