Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERILAKU ORGANISASI

TUGAS I : “BUDAYA ORGANISASI”

OLEH:

YULIANIS (21111083)

INSTITUT TEKHNOLOGI BISNIS HAJI AGUS SALIM KOTA BUKITTINGGI


2023

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Budaya organisasi adalah suatu sistem nilai yang diperoleh dan dikembangkan
oleh organisasi dan pola kebiasaan dan falsafah dasar pendirinya, yang terbentuk
menjadi aturan yang digunakan sebagai pedoman dalam berfikir dan bertindak dalam
mencapai tujuan organisasi. Budaya yang tumbuh menjadi kuat mampu memacu
organisasi kearah perkembangan yang lebih baik. Budaya organisasi dapat
mempengaruhi profesionalisme pekerja atau karyawan, karena menciptakan
interaksi antar karyawan dan pola perilaku bagi karyawan untuk
memberikan kemampuan terbaiknya dalam memanfaatkan kesempatan yang
diberikan oleh organisasinya. Nilai-nilai yang dianut bersama dalam organisasi
membuat karyawan merasa nyaman bekerja, memiliki komitmen dan
kesetiaan serta membuat karyawan berusaha lebih keras, meningkatkan
profesionalissme kerja dan mempertahankan keunggulan
kompetitif. Budaya organisasi merupakan strategi penting yang efektif bagi organisasi
dalam mendorong profesionalisme karyawan

Profesionalisme kerja karyawan ditentukan oleh keberhasilan


budaya organisasi instansi atau lembaga yang dimilikinya. Keberhasilan mengelola
organisasi tidak lagi hanya ditentukan oleh keberhasilan prinsip-prinsip organisasi
seperti planning, organizing, actuating, dan controlling akan tetapi ada faktor lain
yang lebih menentukan keberhasilan instansi/organisasi mencapai tujuannya. Faktor
tersebut adalah budaya organisasi instansi atau lembaga tersebut. Budaya organisasi
secara realistis mempengaruhi profesionalisme kerja karyawan. Kesadaran
pemimpin organisasi ataupun karyawan terhadap pengaruh budaya
organisasi instansi/lembaga dapat memberikan semangat yang kuat untuk
mempertahankan, memelihara, dan mengembangkan budaya organisasi tersebut yang
merupakan daya dorong yang kuat untuk kemajuan organisasi instansi/lembaga.
Budaya organisasi instansi/lembaga yang kuat akan menumbuh kembangkan rasa tanggung
jawab yang besar dalam diri karyawan sehingga mampu
memotivasi untuk menampilkan profesionalisme yang paling memuaskan, mencapai
tujuan yang lebih baik, dan pada gilirannya akan memotivasi seluruh anggotanya
untuk meningkatkan profesionalisme kerjanya

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, yang ingin dibahas adalah sebagai berikut:

1. Apa itu defenisi budaya organisasi?


2. Bagaimana karakteristik budaya organisasi?
3. Bagaimana menciptakan budaya organisasi

C.TUJUAN MASALAH

Bagaimana mempertahankan dan menjaga Budaya Organaisasi ini tetap dapat dilaksanakan
dan dikembangkan dalam perusahaan atau organisasi
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI BUDAYA ORGANISASI

Pengertian budaya organisasi yang secara umum untuk lebih mudah dipahami, yaitu
system nilai-nilai yang dipahami bersama oleh seluruh anggota organisasi, sengaja
disosialisasikan serta dapat terimplementasi pada perilaku dan sikap masing- masing
karyawan dalam kehidupan berorganisasi.
Menurut Schein (2010) definisi budaya organisasi adalah sebagai berikut:
“Organizational culture can be defined as a pattern of shared basic assumptions
learned by a group as it solved its problem of external adaption and internal
integration,which has worked well enough to be considered valid and, therefore, to be
taught to new members as the correct way to perceive, think, and feel in relation to
those problems.”

Definisi diatas dapat diartikan bahwa budaya organisasi adalah pola asumsi dasar
yang ditentukan atau dikembangkan oleh sekelompok orang ketika mereka belajar
mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal, yang telah berhasil
dengan
baik sehingga dianggap sah untuk diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang
tepat
untuk berfikir, melihat, merasakan dan memecahkan masalah

B. KARAKTERISTIK BUDAYA ORGANISASI

Berikut dijelaskan karakteristik budaya organisasi, yang meliputi

1. Inovasi dan pengambilan risiko

Mencari peluang baru, mengambil risiko, bereksperimen, dan tidak merasa


terhambat oleh kebijakan dan praktek-praktek formal.

2. Stabilitas dan keamanan

Untuk mengantisipasi kejadian yang dapat disangka sebelumnya. Serta penerapan


dari aturan-aturan yang mengarahkan perilaku.

3. Penghargaan kepada orang

Penghargaan kepada orang bermaksud untuk meningkatkan semangat dan


kenyamanan kerja
4. Orientasi hasil

Memiliki perhatian dan harapan yang tinggi terhadap hasil, capaian, dan tindakan.

5. Orientasi tim dan kolaborasi

Bekerja bersama secara terkoordinasi dan berkolaborasi.

6. Keagresifan dan perjuangan dengan mengambil tindakan tegas untuk menghadapi

para pesaing

7. Perhatian pada hal-hal detail

Dimana pekerjaan dielemenkan menunjukkan ketepatan, melakukan analisis, dan


perhatian pada hal-hal rinci.

C. MENCIPTAKAN BUDAYA ORGANISASI

Membuat visi dan misi yang jelas

Membuat visi dan misi yang jelas merupakan salah satu cara yang efektif untuk menjaga
budaya organisasi yang positif. Visi adalah gambaran masa depan yang ingin dicapai
oleh organisasi, sedangkan misi adalah tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi dalam
jangka pendek atau menengah. Dengan memiliki visi dan misi yang jelas, seluruh
anggota organisasi akan memiliki arah dan tujuan yang sama, sehingga mereka dapat
bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh organisasi tersebut.
Selain itu, visi dan misi yang jelas juga akan membantu menciptakan komitmen dan
motivasi yang tinggi dari seluruh anggota organisasi untuk bekerja sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.

Menciptakan iklim kerja yang positif

Menciptakan iklim kerja yang positif merupakan salah satu cara yang efektif untuk
menjaga budaya organisasi yang positif. Iklim kerja yang positif dapat diciptakan dengan
cara memberikan apresiasi kepada anggota yang telah berperforma baik, menghargai
pendapat dan ide-ide anggota lain, serta menciptakan suasana kerja yang ramah dan
inklusif. Selain itu, menciptakan iklim kerja yang positif juga bisa dilakukan dengan cara
memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan seluruh anggota organisasi, serta
memfasilitasi pertanyaan dan kritik yang konstruktif. Dengan demikian, anggota
organisasi akan merasa nyaman dan dihargai di dalam organisasi, sehingga mereka akan
lebih termotivasi untuk bekerja dengan baik.

Menghargai kontribusi setiap anggota

Menghargai kontribusi setiap anggota merupakan salah satu cara yang efektif untuk
menjaga budaya organisasi yang positif. Dengan menghargai kontribusi setiap anggota,
maka akan tercipta suasana kerja yang saling menghargai di dalam organisasi. Ini bisa
dilakukan dengan cara memberikan pujian atau penghargaan kepada anggota yang telah
berprestasi, atau dengan memberikan kesempatan kepada anggota untuk
mempresentasikan ide-ide mereka di depan rekan kerja lainnya. Selain itu, menghargai
kontribusi setiap anggota juga bisa dilakukan dengan cara memperhatikan kebutuhan dan
kesejahteraan anggota, serta memberikan dukungan yang diperlukan bagi anggota untuk
terus belajar dan berkembang di dalam organisasi. Dengan demikian, anggota organisasi
akan merasa dihargai dan dimotivasi untuk terus memberikan yang terbaik bagi
organisasi.

Membangun kepercayaan dan saling pengertian

Membangun kepercayaan dan saling pengertian merupakan salah satu cara yang efektif
untuk menjaga budaya organisasi yang positif. Dengan membangun kepercayaan dan
saling pengertian di antara anggota organisasi, maka akan tercipta suasana kerja yang
harmonis dan terbuka di dalam organisasi. Ini bisa dilakukan dengan cara membuat
keputusan secara adil, memberikan informasi secara transparan, dan selalu bersikap jujur
dan terbuka dalam berkomunikasi. Selain itu, membangun kepercayaan dan saling
pengertian juga bisa dilakukan dengan cara memfasilitasi pertanyaan dan kritik yang
konstruktif, serta memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan anggota organisasi.
Dengan demikian, anggota organisasi akan merasa nyaman dan dihargai di dalam
organisasi, sehingga mereka akan lebih termotivasi untuk bekerja sama dengan baik.
Menjadi role model yang positif

Menjadi role model yang positif merupakan salah satu cara yang efektif untuk menjaga
budaya organisasi yang positif. Sebagai pemimpin atau manajer, Anda harus bersikap
sebagai role model yang positif bagi seluruh anggota organisasi. Ini bisa dilakukan
dengan cara selalu bersikap profesional, memperlakukan anggota dengan hormat, dan
selalu memperlihatkan sikap positif dalam setiap situasi. Selain itu, menjadi role model
yang positif juga bisa dilakukan dengan cara memfasilitasi pertanyaan dan kritik yang
konstruktif, serta memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan anggota organisasi.
Dengan demikian, anggota organisasi akan merasa dihargai dan termotivasi untuk
mencontoh sikap dan tindakan positif yang ditunjukkan oleh pemimpin atau manajer.

Menyediakan pelatihan dan pengembangan

Menyediakan pelatihan dan pengembangan merupakan salah satu cara yang efektif untuk
menjaga budaya organisasi yang positif. Dengan memberikan pelatihan dan
pengembangan kepada anggota organisasi, maka akan tercipta suasana kerja yang selalu
berkembang dan meningkatkan kompetensi anggota. Ini bisa dilakukan dengan cara
menyediakan program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan anggota, atau dengan
memberikan kesempatan kepada anggota untuk terus belajar dan berkembang di dalam
organisasi. Selain itu, menyediakan pelatihan dan pengembangan juga bisa dilakukan
dengan cara memfasilitasi pertanyaan dan kritik yang konstruktif, serta memperhatikan
kebutuhan dan kesejahteraan anggota organisasi. Dengan demikian, anggota organisasi
akan merasa dihargai dan termotivasi untuk terus belajar dan berkembang di dalam
organisasi.

Membangun kemitraan dan kerja sama

Membangun kemitraan dan kerja sama dengan rekan kerja dan stakeholder lainnya akan
membantu menciptakan suasana kerja yang harmonis dan terbuka. Ini bisa dilakukan
dengan cara selalu bersikap terbuka dan bersedia mendengarkan pendapat dan saran dari
rekan kerja lainnya, serta membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan
stakeholder lainnya.
Menciptakan sistem komunikasi yang efektif

Menciptakan sistem komunikasi yang efektif akan membantu memastikan bahwa


informasi dapat disampaikan dengan tepat waktu dan efektif kepada seluruh anggota
organisasi. Ini bisa dilakukan dengan cara menyediakan berbagai kanal komunikasi yang
sesuai dengan kebutuhan anggota, seperti melalui email, rapat, atau teleconferencing.

Menghargai perbedaan

Menghargai perbedaan di antara anggota organisasi akan membantu menciptakan


suasana kerja yang inklusif dan ramah bagi seluruh anggota. Ini bisa dilakukan dengan
cara memperlakukan semua anggota dengan sikap yang sama, tidak terlepas dari latar
belakang, ras, jenis kelamin, atau agama mereka.

Memfasilitasi keterbukaan dan transparansi

Memfasilitasi keterbukaan dan transparansi di dalam organisasi akan membantu


menciptakan suasana kerja yang terbuka dan jujur. Ini bisa dilakukan dengan cara
memberikan akses yang sesuai kepada anggota organisasi terhadap informasi yang
diperlukan, serta membangun budaya yang memfasilitasi pertanyaan dan kritik yang
konstruktif.

Menerapkan prinsip-prinsip etika yang baik

Menerapkan prinsip-prinsip etika yang baik di dalam organisasi akan membantu


menciptakan suasana kerja yang professional dan dihargai oleh semua anggota. Ini bisa
dilakukan dengan cara membuat dan menegakkan peraturan-peraturan etika yang jelas,
serta memberikan sanksi yang tegas bagi anggota yang melanggar peraturan tersebut.

Menciptakan sistem penghargaan yang adil

Menciptakan sistem penghargaan yang adil akan membantu meningkatkan motivasi dan
kepuasan kerja anggota organisasi. Ini bisa dilakukan dengan cara memberikan
penghargaan yang sesuai dengan prestasi dan kontribusi yang diberikan oleh anggota,
serta memastikan bahwa sistem penghargaan tersebut diterapkan secara adil untuk semua
anggota.
Mengadopsi pendekatan holistik terhadap manajemen

Mengadopsi pendekatan holistik terhadap manajemen akan membantu menciptakan


suasana kerja yang sehat dan terintegrasi. Ini bisa dilakukan dengan cara memperhatikan
kebutuhan dan kesejahteraan seluruh anggota organisasi, tidak hanya dari segi finansial,
tapi juga dari segi mental, emosional, dan spiritual.

Menciptakan sistem feedback yang efektif

Menciptakan sistem feedback yang efektif akan membantu meningkatkan kualitas kerja
anggota organisasi dan menciptakan suasana kerja yang terbuka dan jujur. Ini bisa
dilakukan dengan cara memberikan feedback secara terbuka dan konstruktif kepada
anggota, serta memberikan kesempatan kepada anggota untuk memberikan feedback
kepada manajemen dan rekan kerja lainnya.

D. MEMPERTAHANKAN BUDAYA ORGANISASI

Praktik Seleksi       

Tujuan utama dari proses seleksi adalah mengidentifikasi dan mempekerjakan


individu-individu yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan untuk
melakukan pekerjaan dengan sukses di dalam suatu organisasi. Proses seleksi
memberikan informasi kepada para pelamar mengenai organisasi itu. Para calon belajar
mengenai organisasi yang akan dimasuki, dan jika mereka merasakan suatu konflik
antara nilai mereka dengan nilai organisasi, maka mereka dapat menyeleksi diri keluar
dari kumpulan pelamar. Oleh karena itu, seleksi menjadi jalan dua-arah, dengan
memungkinkan pemberi kerja atau pelamar untuk memutuskan kehendak hati mereka
jika tampaknya terdapat kecocokan. Dengan cara ini, proses seleksi mendukung suatu
budaya organisasi dengan menyeleksi keluar individu-individu yang mungkin menyerang
atau menghancurkan nilai-nilai intinya.

Manajemen Puncak       

Tindakan manajemen puncak juga mempunyai dampak besar pada budaya


organisasi. Lewat apa yang mereka katakan dan bagaimana mereka berperilaku,
eksekutif senior menegakkan norma-norma yang mengalir ke bawah sepanjang
organisasi, misalnya apakah pengambilan risiko diinginkan, berapa banyak kebebasan
seharusnya diberikan oleh para manajer kepada bawahan mereka, pakaian apakah yang
pantas dan tindakan apakah akan dihargai dalam kenaikan upah, promosi, dan ganjaran
lain.

Sosialisasi       

Tidak peduli betapa baik yang telah dilakukan suatu organisasi dalam perekrutan
dan seleksi, karyawan baru tidak sepenuhnya diindoktrinasi dalam budaya organisasi itu.
Yang paling penting, karena para karyawan baru tersebut tidak mengenal baik budaya
organisasi yang ada. Oleh karena itu, organisasi tampaknya akan berpotensi membantu
karyawan baru menyesuaikan diri dengan budayanya. Proses penyesuaian ini disebut
sosialisasi. 

Sosialisasi dapat dikonsepkan sebagai suatu proses yang terdiri atas tiga tahap yaitu:

1. Tahap prakedatangan: yaitu periode pembelajaran di mana proses sosialisasi yang


dilakukan sebelum karyawan baru bergabung dalam organisasi. 
2. Tahap perjumpaan: yaitu tahap dalam proses sosialisasi di mana karyawan baru
melihat apa yang sesungguhnya organisasi itu dan persimpangan yang mungkin dan
kenyataan yang ada. 
3. Tahap metamorfosis: yaitu tahap dalam proses sosialisasi di mana karyawan baru
berubah dan menyesuaikan pekerjaan kelompok kerja dan organisasi.
BAB III

PENUTUP

A. PENERAPAN BUDAYA ORGANISASI


Di Bank Nagari Cabang Syariah Bukittinggi
Budaya kerja Bank Nagari adalah sikap dan perilaku segenap jajaran yang
mengabdi pada Bank Nagari dalam mencapai misi
Ada lima sikap dan perilaku kerja Bank Nagari, antara lain :
1. Bertaqwa
Setiap jajaran bank menjalankan syariat agamanya dengan sempurna, dengan
dasar ketaqwaan tersebut setiap jajaran bank menjaga kehormatan diri dan
perusahaannya dan mengelola dengan baik
2. Kebersamaan
Setiap jajaran bank menjaga hubungan dan kerjasama diantara mereka baik
vertikal maupun horizontal dan dengan nasabah
3. Profesional
Setiap jajaran bank bersikap profesional dalam setiap tindakannya dan
memegang teguh kode Etik Bankir Indonesia serta selalu mengembangkan diri
serta bekerja dengan efisien, efektif, disiplin dan berintegrasi tinggi
4. Berorientasi Bisnis
Setiap jajaran bank menyadari bahwa sumber penghasilan utama usaha berasal
dari nasabah, untuk itu setiap sikap dan kegiatan berorientasi kepada nasabah
dengan memberikan pelayanan yang terbaik namun tetap memelihara
keamanan serta kepentingan bank
5. Loyal
Setiap pegawai loyal terhadap bank kepemimpinan yang dipercaya oleh
pemegang saham dan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan setiap
pegawai merasakan bahwa bank adalah milik mereka dan harus dipelihara dan
dikembangkan dengan baik

B. KESIMPULAN

Budaya organisasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam


organisasi yang sedang menghadapi hypercompetitive seperti saat ini. Budaya
organisasi menjadi salah satu pendekatan yang bisa ditawarkan agar organisasi
menjadi lebih berkinerja baik dibandingkan dengan pesaingnya. Perubahan
paradigma dalam dunia bisnis membuat budaya organisasi menjadi semakin
relevan untuk membawa kinerja karyawan menjadi lebih baik dan produktif.
Budaya Organisasi adalah nilai-nilai, asumsi-asumsi serta norma-norma yang
telah ditentukan oleh sekelompok orang yang biasanya adalah pendiri organisasi,
yang telah lama diyakini sebagai pedoman perilaku sehari-hari, untuk
memecahkan masalah serta kemudian harus diajarkan oleh anggota organisasi
yang baru agar nilai-nilai tersebut dapat dilaksanakan semua anggota. Budaya
organisasi mempunyai 2 pendekatan yang dapat menjadikan budaya organisasi
lebih “mudah terlihat”, yaitu pendekatan simbolik-interpretif dan pendekatan
fungsionalis.

Anda mungkin juga menyukai