PERILAKU ORGANISASI
OLEH:
YULIANIS (21111083)
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Budaya organisasi adalah suatu sistem nilai yang diperoleh dan dikembangkan
oleh organisasi dan pola kebiasaan dan falsafah dasar pendirinya, yang terbentuk
menjadi aturan yang digunakan sebagai pedoman dalam berfikir dan bertindak dalam
mencapai tujuan organisasi. Budaya yang tumbuh menjadi kuat mampu memacu
organisasi kearah perkembangan yang lebih baik. Budaya organisasi dapat
mempengaruhi profesionalisme pekerja atau karyawan, karena menciptakan
interaksi antar karyawan dan pola perilaku bagi karyawan untuk
memberikan kemampuan terbaiknya dalam memanfaatkan kesempatan yang
diberikan oleh organisasinya. Nilai-nilai yang dianut bersama dalam organisasi
membuat karyawan merasa nyaman bekerja, memiliki komitmen dan
kesetiaan serta membuat karyawan berusaha lebih keras, meningkatkan
profesionalissme kerja dan mempertahankan keunggulan
kompetitif. Budaya organisasi merupakan strategi penting yang efektif bagi organisasi
dalam mendorong profesionalisme karyawan
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, yang ingin dibahas adalah sebagai berikut:
C.TUJUAN MASALAH
Bagaimana mempertahankan dan menjaga Budaya Organaisasi ini tetap dapat dilaksanakan
dan dikembangkan dalam perusahaan atau organisasi
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian budaya organisasi yang secara umum untuk lebih mudah dipahami, yaitu
system nilai-nilai yang dipahami bersama oleh seluruh anggota organisasi, sengaja
disosialisasikan serta dapat terimplementasi pada perilaku dan sikap masing- masing
karyawan dalam kehidupan berorganisasi.
Menurut Schein (2010) definisi budaya organisasi adalah sebagai berikut:
“Organizational culture can be defined as a pattern of shared basic assumptions
learned by a group as it solved its problem of external adaption and internal
integration,which has worked well enough to be considered valid and, therefore, to be
taught to new members as the correct way to perceive, think, and feel in relation to
those problems.”
Definisi diatas dapat diartikan bahwa budaya organisasi adalah pola asumsi dasar
yang ditentukan atau dikembangkan oleh sekelompok orang ketika mereka belajar
mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal, yang telah berhasil
dengan
baik sehingga dianggap sah untuk diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang
tepat
untuk berfikir, melihat, merasakan dan memecahkan masalah
Memiliki perhatian dan harapan yang tinggi terhadap hasil, capaian, dan tindakan.
para pesaing
Membuat visi dan misi yang jelas merupakan salah satu cara yang efektif untuk menjaga
budaya organisasi yang positif. Visi adalah gambaran masa depan yang ingin dicapai
oleh organisasi, sedangkan misi adalah tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi dalam
jangka pendek atau menengah. Dengan memiliki visi dan misi yang jelas, seluruh
anggota organisasi akan memiliki arah dan tujuan yang sama, sehingga mereka dapat
bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh organisasi tersebut.
Selain itu, visi dan misi yang jelas juga akan membantu menciptakan komitmen dan
motivasi yang tinggi dari seluruh anggota organisasi untuk bekerja sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.
Menciptakan iklim kerja yang positif merupakan salah satu cara yang efektif untuk
menjaga budaya organisasi yang positif. Iklim kerja yang positif dapat diciptakan dengan
cara memberikan apresiasi kepada anggota yang telah berperforma baik, menghargai
pendapat dan ide-ide anggota lain, serta menciptakan suasana kerja yang ramah dan
inklusif. Selain itu, menciptakan iklim kerja yang positif juga bisa dilakukan dengan cara
memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan seluruh anggota organisasi, serta
memfasilitasi pertanyaan dan kritik yang konstruktif. Dengan demikian, anggota
organisasi akan merasa nyaman dan dihargai di dalam organisasi, sehingga mereka akan
lebih termotivasi untuk bekerja dengan baik.
Menghargai kontribusi setiap anggota merupakan salah satu cara yang efektif untuk
menjaga budaya organisasi yang positif. Dengan menghargai kontribusi setiap anggota,
maka akan tercipta suasana kerja yang saling menghargai di dalam organisasi. Ini bisa
dilakukan dengan cara memberikan pujian atau penghargaan kepada anggota yang telah
berprestasi, atau dengan memberikan kesempatan kepada anggota untuk
mempresentasikan ide-ide mereka di depan rekan kerja lainnya. Selain itu, menghargai
kontribusi setiap anggota juga bisa dilakukan dengan cara memperhatikan kebutuhan dan
kesejahteraan anggota, serta memberikan dukungan yang diperlukan bagi anggota untuk
terus belajar dan berkembang di dalam organisasi. Dengan demikian, anggota organisasi
akan merasa dihargai dan dimotivasi untuk terus memberikan yang terbaik bagi
organisasi.
Membangun kepercayaan dan saling pengertian merupakan salah satu cara yang efektif
untuk menjaga budaya organisasi yang positif. Dengan membangun kepercayaan dan
saling pengertian di antara anggota organisasi, maka akan tercipta suasana kerja yang
harmonis dan terbuka di dalam organisasi. Ini bisa dilakukan dengan cara membuat
keputusan secara adil, memberikan informasi secara transparan, dan selalu bersikap jujur
dan terbuka dalam berkomunikasi. Selain itu, membangun kepercayaan dan saling
pengertian juga bisa dilakukan dengan cara memfasilitasi pertanyaan dan kritik yang
konstruktif, serta memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan anggota organisasi.
Dengan demikian, anggota organisasi akan merasa nyaman dan dihargai di dalam
organisasi, sehingga mereka akan lebih termotivasi untuk bekerja sama dengan baik.
Menjadi role model yang positif
Menjadi role model yang positif merupakan salah satu cara yang efektif untuk menjaga
budaya organisasi yang positif. Sebagai pemimpin atau manajer, Anda harus bersikap
sebagai role model yang positif bagi seluruh anggota organisasi. Ini bisa dilakukan
dengan cara selalu bersikap profesional, memperlakukan anggota dengan hormat, dan
selalu memperlihatkan sikap positif dalam setiap situasi. Selain itu, menjadi role model
yang positif juga bisa dilakukan dengan cara memfasilitasi pertanyaan dan kritik yang
konstruktif, serta memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan anggota organisasi.
Dengan demikian, anggota organisasi akan merasa dihargai dan termotivasi untuk
mencontoh sikap dan tindakan positif yang ditunjukkan oleh pemimpin atau manajer.
Menyediakan pelatihan dan pengembangan merupakan salah satu cara yang efektif untuk
menjaga budaya organisasi yang positif. Dengan memberikan pelatihan dan
pengembangan kepada anggota organisasi, maka akan tercipta suasana kerja yang selalu
berkembang dan meningkatkan kompetensi anggota. Ini bisa dilakukan dengan cara
menyediakan program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan anggota, atau dengan
memberikan kesempatan kepada anggota untuk terus belajar dan berkembang di dalam
organisasi. Selain itu, menyediakan pelatihan dan pengembangan juga bisa dilakukan
dengan cara memfasilitasi pertanyaan dan kritik yang konstruktif, serta memperhatikan
kebutuhan dan kesejahteraan anggota organisasi. Dengan demikian, anggota organisasi
akan merasa dihargai dan termotivasi untuk terus belajar dan berkembang di dalam
organisasi.
Membangun kemitraan dan kerja sama dengan rekan kerja dan stakeholder lainnya akan
membantu menciptakan suasana kerja yang harmonis dan terbuka. Ini bisa dilakukan
dengan cara selalu bersikap terbuka dan bersedia mendengarkan pendapat dan saran dari
rekan kerja lainnya, serta membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan
stakeholder lainnya.
Menciptakan sistem komunikasi yang efektif
Menghargai perbedaan
Menciptakan sistem penghargaan yang adil akan membantu meningkatkan motivasi dan
kepuasan kerja anggota organisasi. Ini bisa dilakukan dengan cara memberikan
penghargaan yang sesuai dengan prestasi dan kontribusi yang diberikan oleh anggota,
serta memastikan bahwa sistem penghargaan tersebut diterapkan secara adil untuk semua
anggota.
Mengadopsi pendekatan holistik terhadap manajemen
Menciptakan sistem feedback yang efektif akan membantu meningkatkan kualitas kerja
anggota organisasi dan menciptakan suasana kerja yang terbuka dan jujur. Ini bisa
dilakukan dengan cara memberikan feedback secara terbuka dan konstruktif kepada
anggota, serta memberikan kesempatan kepada anggota untuk memberikan feedback
kepada manajemen dan rekan kerja lainnya.
Praktik Seleksi
Manajemen Puncak
Sosialisasi
Tidak peduli betapa baik yang telah dilakukan suatu organisasi dalam perekrutan
dan seleksi, karyawan baru tidak sepenuhnya diindoktrinasi dalam budaya organisasi itu.
Yang paling penting, karena para karyawan baru tersebut tidak mengenal baik budaya
organisasi yang ada. Oleh karena itu, organisasi tampaknya akan berpotensi membantu
karyawan baru menyesuaikan diri dengan budayanya. Proses penyesuaian ini disebut
sosialisasi.
Sosialisasi dapat dikonsepkan sebagai suatu proses yang terdiri atas tiga tahap yaitu:
PENUTUP
B. KESIMPULAN