BUDAYA KERJA
21 FEBRUARI 2017
DISUSUN OLEH:
MUCHAMAD LATIEF FAHMI, SS, MSE
1
MEMBERIKAN IDENTITAS ORGANISASI,
BUDAYA KERJA PERUSAHAAN PERLU
DIKEMBANGKAN
2
seseorang yang secara langsung mendorong seseorang berperilaku sesuai dengan
apa yang dikehendaki.
Dalam melakukan tugas dan pekerjaan, terkadang staf atau karyawan hanya
sebatas melaksanakan tugas atau pekerjaan atau demi sistem, peraturan sehingga
yang dilakukan hanya sebatas menyelesaikan pekerjaan. Padahal di balik suatu
tugas atau pekerjaan terdapat suatu tujuan yang lebih penting yaitu memberikan
suatu nilai bagi pelanggan. Hal tersebut terjadi karena staf atau karyawan belum
menghayati budaya kerja yang sedang atau telah mengakar dalam organisasi atau
perusahaan yang bersangkutan.
Fungsi budaya kerja dalam suatu organisasi adalah sebagai berikut:
Menciptakan pembeda yang jelas antara suatu organisasi dengan organisasi
lainnya bagi para staf atau karyawannya dalam berperilaku
Memberi rasa identitas bagi anggota organisasi atau perusahaan
Meningkatkan komitmen dan konsistensi anggota organisasi atau perusahaan
Perekat organisasi atau perusahaan yang membantu mempersatukan organisasi
dengan memberikan standar-standar yang tepat mengenai hal yang harus
dilakukan oleh semua anggota organsasi.
Menetapkan aturan main atau membentuk sikap dan perilaku bagi anggota
organisasi
3
b. Misi
Misi berkaitan dengan amanah yang harus diemban oleh organisasi untuk
mencapai
I. Visi yang telah ditetapkan
II. Tujuan yang ingin dicapai
III. Aktivitas yang dilakukan untuk sampai pada keadaan yang diharapkan
c. Strategi
Strategi berhubungan dengan cara atau pendekatan yang akan ditempuh untuk
mencapai visi, misi dan tujuan menjadi realita
d. Struktur
Struktur berkaitan dengan bagaimana tugas-tugas dibagi dihirarkikan,
pembagian sistem kewenangan, sistem evaluasi, sistem imbalan dan sangsi
yang diberikan.
e. Perilaku Kerja
Perilaku kerja berkaitan dengan bagaimana langkah-langkah atau proses suatu
tugas dilakukan atau perilaku seperti apa yang dihargai dan tidak dihargai, cara
berkomunikasi, berpakaian, berinteraksi dan bekerjasama.
4
bawah atau puncak. Taliziduhu Ndraha (1997) menginventarisir sumber-sumber
pembentuk budaya organisasi, diantaranya :
(6) masyarakat.
5
Pembentukan budaya tidak dapat dilakukan dalam waktu yang sekejap,
namun memerlukan waktu dan bahkan biaya yang tidak sedikit untuk dapat
menerima nilai-nilai baru yang dapat diterapkan dengan baik dalam organisasi.
Setelah mapan, budaya organisasi sering mengabadikan dirinya dalam sejumlah
hal. Calon anggota kelompok mungkin akan disaring berdasarkan kesesuaian nilai
dan perilakunya dengan budaya organisasi. Kepada anggota organisasi yang baru
terpilih bisa diajarkan gaya kelompok secara eksplisit.
6
Orang-orang yang berhasil mencapai gagasan-gagasan yang tertanam dalam
budaya ini dapat terkenal dan dijadikan pahlawan. Proses alamiah dalam identifikasi
diri dapat mendorong anggota muda untuk mengambil alih nilai dan gaya mentor
mereka. Barangkali yang paling mendasar, orang yang mengikuti norma-norma
budaya akan diberi imbalan (reward) sedangkan yang tidak, akan mendapat sanksi
(punishment). Imbalan (reward) bisa berupa materi atau pun promosi jabatan dalam
organisasi tertentu sedangkan untuk sanksi (punishment) tidak hanya diberikan
berdasar pada aturan organisasi yang ada semata, namun juga bisa berbentuk
sanksi sosial. Dalam arti, anggota tersebut menjadi isolated di lingkungan
organisasinya.
Dalam suatu organisasi sesungguhnya tidak ada budaya yang “baik” atau “buruk”,
yang ada hanyalah budaya yang “cocok” atau “tidak cocok” .
(3) upayakan untuk mengubah unsur-unsur kultur agar cocok dengan strategi; dan
7
Selanjutnya Bambang Tri Cahyono (1996) dengan mengutip pemikiran Alan
Kennedy dalam bukunya Corporate Culture mengemukan bahwa terdapat lima
alasan untuk membenarkan perubahan budaya secara besar-besaran :
(1) Jika organisasi memiliki nilai-nilai yang kuat namun tidak cocok dengan
lingkungan yang berubah;
(2) Jika organisasi sangat bersaing dan bergerak dengan kecepatan kilat;
(3) Jika organisasi berukuran sedang-sedang saja atau lebih buruk lagi;
(4) Jika organisasi mulai memasuki peringkat yang sangat besar; dan
DAFTAR PUSTAKA
8
David, Keith & John Newstrom. 1992 Perilaku dalam Organisasi (terjemahan). New
York : McGraw Hill Inc.
9
10