Anda di halaman 1dari 8

Makalah

Peran Pengembangan Organisasi Terhadap Budaya kerja

DWI

PRASETYO NIM :022357186


02dwiprasetyo@gmail.com

UPBJJ UT SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap organisasi mempunyai budayanya masing-masing yang menjadi ciri khas suatu
organisasi. Budaya sebuah organisasi memegang peranan yang cukup penting dalam organisasi
tersebut karena budaya yang baik akan dapat memberikan kenyamanan yang kemudian
menunjang peningkatan kinerja anggotanya. Sebaliknya, budaya organisasi yang kurang baik
atau yang kurang sesuai dengan pribadi anggotanya akan memicu penurunan kinerja setiap
anggota.
Dewasa ini banyak perusahaan yang mengubah budayanya agar dapat menunjang kemajuan
perusahaan tersebut. Hal ini semakin membuktikan bahwa budaya suatu organisasi dapat
sedemikian mempengaruhi sebuah organisasi. Keberlangsungan suatu organisasipun sedikit-
banyak terpengaruh oleh budaya organisasi. Sebagai contoh, budaya nepotisme di suatu
organisasi atau perusahaan sudah tentu akan mengantarkan organisasi atau perusahaan tersebut
ke gerbang kehancuran. Bagaimana tidak, dengan merekrut orang-orang yang hanya satu ras saja
atau satu keluarga dalam perusahaan tersebut tanpa merujuk pada prestasi, kredibilitas,
kemampuan serta kesetiaan pada perusahaan sudah pasti akan menurunkan kualitas suatu
perusahaan yang lama kelamaan akan tersingkir oleh perusahaan lain yang lebih merekrut
karyawan dengan kualitas yang baik tanpa melihat ras, agama atau warna kulit.
Namun, dalam hal menciptakan serta menumbuhkan sebuah budaya organisasi tidak hanya
bertitik tumpu pada kenyamanan anggota saja. Ada banyak faktor-faktor lain yang harus
diperhatikan. Diperlukan pemikiran yang matang untuk dapat menciptakan dan menumbuh-
kembangkan budaya yang akan dapat berdampak baik perusahaan.
B. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat lebih terarah dan tidak memasuki ranah yang tidak semestinya, maka
penelitian ini kami batasi dan hanya berfokus pada Budaya Organisasi yang ada dalam dunia
kerja.

C. Rumusan Masalah
Berpijak pada latang belakang masalah yang telah kami paparkan di atas, maka rumusan
masalah yang ada adalah: Bagaimanakah cara menciptakan budaya organisasi yang baik, etis
serta dapat menunjang peningkatan kinerja karyawan?
D. Tujuan
Berikut ini merupakan tujuan dari dilakukannya penelitian ini:
- Untuk mempelajari secara mendasar mengenai budaya organisasi
- Sebagai referensi penulis dan pembaca dalam berbudaya di lingkungan kerja
- Mengungkapkan nilai-nilai budaya dalam dunia kerja
- Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai budaya yang ada di suatu perusahaan
E. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah :
- Untuk memberikan informasi dan masukan mengenai budaya organisasi
- Membantu para pekerja untuk dapat berbudaya dengan baik di dalam lingkungan
pekerjaan.
BAB II
PEMBAHASAN

Definisi Budaya Organisasi


Ada begitu banyak definisi mengenai Budaya organisasi, salah satunya adalah seperti yang
dikemukakan oleh Michael Amstrong dalam bukunya yang berjudul Handbook of Human
Resource Management Practice bahwa Budaya organisasi adalah nilai, norma, keyakinan, sikap
dan asumsi yang merupakan bentuk bagaimana orang-orang dalam organisasi berperilaku dan
melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan. Selain itu, adapula ahli yang mendeskripsikan bahwa
budaya organasasi merupakan sebuah pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau
dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan dalam berperilaku berorganisasi,
dimana akan diturunkan kepada anggota baru sebagai cara bagaimana melihat, berpikir, dan
merasa dalam organisasi.
Seorang ahli lain pula mendeskripsikan budaya organisasi sebagai sebuah sistem aturan informal
yang menjelaskan bagaimana seseorang berperilaku dalam sebagian besar waktunya di dalam
sebuah organisasi. Dari beberapa definisi tersebut, penyusun mencoba menarik kesimpulan
bahwa budaya organisasi merupakan suatu habbit atau kebiasaan atau tata cara yang biasanya
dilakukan oleh hampir seluruh anggota organisasi/perusahaan dimana tata cara tersebut tidak
tertulis namun telah melekat erat pada setiap anggotanya dan merupakan ciri khas organisasi
tersebut.
Sumber dan Proses Penciptaan Budaya Organisasi
Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala sesuatu yang ada di sebuah
perusahaan dewasa ini merupakan suatu hasil dari apa yang telah dilakukan oleh anggota-
anggota sebelumnya dan seberapa besar kesuksesan yang telah diraihnya di masa lalu. Hal ini
merujuk pada sumber tertinggi budaya sebuah organisasi: para pendirinya.
Para pendiri perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan suatu
budaya organisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1. Pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan seperasaan
dengan mereka.
2. Pendiri melakukan indoktrinasi dan menyosialisasikan cara pikir dan berperilakunya kepada
karyawan.
3. Perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan untuk
mengidentifikasi diri dan, dengan demikian, menginternalisasi keyakinan, nilai, dan asumsi
pendiri tersebut.

Karaktiristik Budaya Organisasi


Penelitian menunjukkan bahwa ada tujuh karakteristik utama yang, secara keseluruhan,
merupakan hakikat budaya organisasi.
Inovasi dan keberanian mengambil risiko. Sejauh mana karyawan didorong untuk bersikap
inovatif dan berani mengambil risiko.
Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan presisi, analisis, d
perhatian pada hal-hal detail.
Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang pada teknik dan
proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari
hasil tersebut atas orang yang ada di dalam organisasi.
Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim ketimbang pada
indvidu-individu.
Keagresifan. Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai.
Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo
dalam perbandingannya dengan pertumbuhan.
Fungsi Budaya Organisasi
Budaya memiliki sejumlah fungsi dalam organisasi, yaitu:
Batas
Budaya berperan sebagai penentu batas-batas; artinya, budaya menciptakan perbedaan atau yang
membuat suatu organisasi dan membedakannya dengan organisasi lainnya.
Identitas
Budaya memuat rasa identitas suatu organisasi.
Komitmen
Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar daripada
kepentingan individu
Stabilitas
Budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah perekat sosial yang
membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai apa yang
sebaiknya dikatakan dan dilakukan karyawan.
Pembentuk sikap dan perilaku
Budaya bertindak sebagai mekanisme alasan yang masuk akal (sense-making) serta kendali yang
menuntun dan membentuk sikap dan perilaku karyawan. Fungsi terakhir inilah yang paling
menarik. Sebagaimana dijelaskan oleh kutipan berikut, budaya mendefinisikan aturan main:
Budaya Organisasi sebagai Hambatan
Selain mempunyai berbagai fungsi seperti yang disebutkan di atas, budaya organisasi juga
rupanya dapat menjadi sebuah hambatan. Diantaranya:
Hambatan bagi keragaman. Merekrut karyawan baru yang, karena faktor ras, usia, jenis kelamin,
ketidakmampuan, atau perbedaan-perbedaan lain, tidak sama dengan mayoritas anggota
organisasi lain akan menciptakan sebuah paradoks.
Hambatan bagi akuisisi dan merger. Secara historis, faktor kunci yang diperhatikan manajemen
ketika membuat keputusan akuisisi atau merger terkait dengan isu keuntungan finansial atau
sinergi produk. Belakangan ini, kesesuaian budaya juga menjadi fokus utama.
Penciptaan Budaya Organisasi yang Etis
Model peran yang visibel
Mengomunikasikan harapan yang etis adalah salah satu cara menciptakan budaya organisasi
yang etis.
Karyawan akan melihat perilaku manajemen puncak sebagai acuan standar untuk menentukan
perilaku yang semestinya diambil.
Komunikasi harapan etis
Ambiguitas etika dapat diminimalkan dengan menciptakan dan mengomunikasikan kode etik
organisasi.
Pelatihan etis
Pelatihan etis digunakan untuk memperkuat standar, tuntunan organisasi, menjelaskan praktik
yang diperbolehkan dan yang tidak, dan menangani dilema etika yang mungkin muncul.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pemaparan di atas dapat kita simpulkan bahwa budaya organisasi merupakan elemen
penting dalam suatu perusahaan karena merupakan cirri khas suatu perusahaan.

B. Saran
Setelah mengetahui pentingnya budaya organisasi, penulis mencoba menyarankan agar
setiap organisasi dapat menciptakan budaya yang baik yang nantinya dapat meningkatkan
peningkatan kinerja karyawan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.sarjanaku.com/2012/07/pengertian-budaya-organisasi-definisi.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_organisasi
Agustini fauzia,2010,” Manajemen Sumber Manusia”. Medan. Hasibuan, Malayu S.P. 2005.
Manjemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Irianto, Jusuf. 2001

Anda mungkin juga menyukai