DISUSUN OLEH:
UINSU
2019
DAFTAR ISI
Daftar isi…………………………………………………………………………i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ………………………………………………………………7
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kajian yang juga sangat perlu terkait dengan pengelolaan organisasi
adalah pemahaman tentang pentingnya peran budaya organisai. Kajian ini menjadi
penting sebab ternyata budaya merupakan spirit yang menjiwai orang-orang di dalam
organisasi. Seringkali budaya terabaikan yang justru tidak baik bagi kemajuan suatu
organisasi. Oleh karena itu, pemahaman terhadap peranan budaya dalam organisasi
adalah suatu kemestian bagi para pengurus organisasi.
Budaya organisasi ini dapat membuat suatu organisasi menjadi terkenal dan
bertahan lama. Yang menjadi masalah adalah tidak semua budaya organisasi dapat
menjadi pendukung organisasi tersebut. Ada budaya organisasi yang tidak sesuai
dengan perkembangan zaman. Maksudnya budaya organisasi tersebut tidak cocok
dengan lingkungan dan yang lebih ditakutkan lagi organisasi itu tidak mampu
menyesuaikan budaya organisasinya dengan perkembangan jaman karena merasa
paling benar.
Dalam hal ini, budaya tidak mengacu pada keanekaragaman ras, etnis, dan
latar belakang individu. Melainkan budaya mengacu pada suatu cara hidup dalam
sebuah organisasi. Budaya organisasi mencakup iklim atau atmosfer emosional dan
psikologis. Hal ini mencakup semangat kerja karyawan, sikap, dan tingkat
produktifitas. Selain itu, budaya organisasi juga mencakup simbol, tindakan, rutinitas,
percakapan, dan lain-lain serta makna-makna lain yang dilekatkan pada simbol-
simbol ini. Makna dan pemahaman budaya dicapai melalui interaksi yang terjadi antar
karyawan dan pihak manajemen.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Budaya Organisasi
1
Husnun Jauhari Ritonga, Manajemen Organisasi Pengantar Teori dan Praktek, (Medan: Perdana Publishing,
2015), h.139.
2
Dengan demikian, budaya organisasi merupakan pemahaman terhadap norma,
nilai, sikap, dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh semua anggota organisasi.
Dapat juga dikemukakan bahwa budaya organisasi merupakan kerangka kerja yang
menjadi pedoman tingkah laku sehari-hari, pedoman dalam membuat keputusan, serta
mengarahkan tindakan anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
2
Ibid,h.140.
3
metamorphosis adalah satu tahapan dalam proses sosialisasi dimana karyawan baru berubah
dan menyesuaikan diri dengan pekerjaan, kelompok kerja dan organisasi.3
Disamping itu, ada juga yang menuliskan fungsi budaya organisasi sebagai berikut :
1. Memberi sense of identity kepada anggota organisasi untuk memahami visi, misi dan
menjadi bagian integral dari organisasi.
2. Menghasilkan dan meningkatkan komitmen terhadap misi organisasi.
3. Memberikan arah dan memperkuat standar perilaku untuk mengendalikan perilaku
organisasi agar melakukan tugas dan tanggung jawab mereka secara efektif dan
efesien untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang telah disepakati bersama.
4. Membeangun dalam mendesain kembali sistem pengendalian manajemen organisasi,
yaitu sebagai alat untuk menciptakan komitmen agar para manajer dan karyawan mau
melaksanakan perencanaan strategis programing, budgetting, controlling, monitoring,
evaluasi dan lainnya.
5. Membantu manajemen dalam menyusun skema sistem kompensasi manajemen untuk
eksekutif dan karyawan.
6. Sebagai sumber daya kompetitif organisasi apabila dikelolah secara baik.
3
Ibid,h.141.
4
Edy Sutrisno, Budaya Organisasi, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2010), h.7.
4
D. Karakteristik Budaya Organisasi
Penelitian menunjukan bahwa ada tujuh karakteristik utama yang secara keseluruhan
merupakan hakikat budaya organisasi.
1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko. Sejauh mana karyawan didorong untuk
bersikap inovatif dan berani mengambil resiko.
2. Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan presisi,
analisi, dan perhatian pada hal-hal detail.
3. Orientasi hasil. Sejauh mana manejemen berfokus lebih pada hasil ketimbang pada
teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manejemen mempertimbangkan
efek dari hasil tersebut atas orang yang ada didalam organisasi.
5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja diorganisasi pada tim ketimbang
pada individu-individu.
6. Keagresifan. Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai.
7. Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekan kan dipertahankannya
status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan.5
5
Hari Sulaksono, Budaya Organisasi dan Kinerja, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2015), h.8.
6
Ibid,h.11.
5
Menurut Vijay Sathe dengan melihat asumsi dasar yang diterapkan dalam
suatu organisasi yang membagi “sharing assumption” sharing bererti berbagi nilai
yang sama. Asumsi nilai yang berlaku sama ini dianggap sebagai factor-faktor yang
membentuk budaya organisasi yang dapat dibagi menjadi:
1. Share thing, misalnnya pakaian seragam seperti pakaian korpri untuk PNS
yang menjadi cirri khas organisasi tersebut.
2. Share saying, misalnya ungkapan-ungkapan bersayap, ungkapan slogan,
pemeo seperti didunia pendidikan terdapat istilah Tut wuri handayani.
3. Share doing, misalnya pertemuan, kerja bakti, kegiatan social sebagai bentuk
aktifitas rutin yang menjadi cirri khas suatu organisasi.
4. Share feeling, turut bela sungkawa, ucapan selamat, acara wisudah mahasisiwa
dan lain sebagainya.7
7
Ibid,h.12.
8
Ibid,h.13.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap organisasi mempunyai budaya yang berbeda-beda. Tidak aka nada dua
organisasi yang mempunyai budaya yang sama persis. Ini biasanya sangat
berpengaruh pada siapa pendirinya.
Dengan kekuatan budaya organisasi yang dibangun dan mengakar akan
mampu mendorong setiap individu yang terlibat di dalamnya secara sadar diri
mematuhi dan manjalankan seluruh kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen
berlandaskan nilai-nilai dasar yang telah disepakati. Ini menunjukan bahwa budaya
organisasi berhubungan secara signifikan dengan sikap dan perilaku karyawan,
komitmen organisasi, kepuasan kerja, pergantian karyawan. Selain itu, terbukti bahwa
prestasi finansial yang lebih tinggi dicapai oleh perusahaan yang memiliki budaya
yang fleksibel
7
DAFTAR PUSTAKA
Ritonga, husnun jauhari. 2015. Manajemen Organisasi pengantar teori dan praktek.
Medan: Perdana Publishing.
Sembiring, Masana. 2012. Budaya dan Kinerja Perusahaan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.