Anda di halaman 1dari 5

Spiritualitas dan Budaya Organisasi

Apakah yang Dimaksud dengan Spiritualitas?

Spiritualitas di tempat kerja adalah menyadari bahwa orang-orang memiliki


kehidupan batin yang memelihara dan dipupuk oleh pekerjaan yang bermanfaat dalam
konteks komunitas. Organisasi-organisasi yang mempromosikan budaya spiritual akan
memahami bahwa orang-orang berupaya untuk menemukan arti dan tujuan dalam
pekerjaan mereka serta keinginan untuk berkoneksi dengan manusia lainnya sebagai
bagian dari komunitas.

Karakteristik dari Suatu Organisasi yang Spiritual

Kebajikan. Nilai dalam organisasi yang spiritual memperlihatkan kebaikan kepada


orang lain dan mempromosikan kebahagiaan bagi para pekerja dan para pemegang
saham bagi organisasional lainnya.

Kesadaran akan tujuan yang kuat. Organisasi yang spiritual membangun budaya
mereka di sekitar tujuan yang berarti. Meskipun keuntungan penting, hal tersebut bukan
nilai utama dari organisasi.

Kepercayaan dan penghormatan. Organisasi yang spiritual dicirikan dengan rasa


saling percaya, kejujuran, dan keterbuakaan.

Sifat berpandangan terbuka. Organisasi yang spiritual akan menilai pemikiran yang
fleksibel dan kreativitas di antara para pekerjanya.

Mencapai Organisasi yang Spiritual

Banyak organisasi telah meningkat ketertarikannya akan spiritualitas tetapi


memiliki kesulitan dalam menempatkan prinsip-prinsipnya ke dalam praktik
pelaksanaan. Para pemimpin organisai sebaiknya dapat mendemonstrasikan nilai,
tingkah laku, dan perilaku yang memacu motivasi secara intrinsik dan perasaan untuk
dipanggil melalui tempat kerja. Dalam mendorong para pekerja untuk
mempertimbangkan bagaimana pekerjaan mereka memberikan kesadaran mengenai
tujuan melalui membangun komunitas juga dapat membantu mencapai spiritualitas
dalam organisasi atau tempat kerja.

Kritik atas Spiritualitas

Kritikan atas gerakan spiritualitas di tempat kerja menitikberatkan pada tiga


permasalahan. Pertama adalah mempertanyakan mengenai fondasi ilmiah. Apakah
sebenarnya yang dimaksud dengan spiritualitas di tempat kerja. Kedua, apakah
organisasi spiritual tersebut sah? Secara spesifik, apakah organisasi memiliki hak untuk
memaksakan nilai spiritualitas terhadap para pekerjanya? Ketiga adalah
mempertanyakan mengenai ekonomi : apakah spiritualitas dan keuntungan itu sesuai?.

PENGERTIAN BUDAYA ORGANISASI

Budaya organisasi adalah suatu sistem berbagi arti yang dilakukan oleh para anggota
yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lainya. Menurut Zunaidah dan
Budiman (2014) budaya organisasi merupakan suatu sistem makna bersama yang
artinya sistem tersebut perlu disosialisasikan kepada anggota organisasi agar tujuan
organisasi dapat tercapai. Sedangkan dala jurnal lain dikemukakak bahwa budaya
organisasi adalah seperangkat system keyakinan, nilai-nilai, dan norma yang
dikembangkan dan berperan dalam organisasi yang dibuat odari kesepakatan untuk
mengatasi masalah dalam suatu organisasi (Widyaningrum, 2012).

Terdapat karakteristik utama dari budaya organisasi. Menurut Zunaidah dan Budiman
(2014) karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Inovasi dan keberanian Pengambilan Risiko

2. Perhatian terhadap hal-hal rinci

3. Orientasi Hasil

4. Orientasi Orang

5. Orientasi Tim

6. Keagresifan

7. Stabilitas

Tiap-tiap karakter ini terjadi pada sebuah kontinum dari rendah ke tinggi. Menilai
organisasi pada mereka, kemudian memberikan paduan gambaran dari budayanya dan
dasar untuk berbagi pemahaman kepada para anggota mengenai organisasi,
bagaimana segala sesuatunya dilakukan didalamnya, dan cara mereka seharusnya
berperilaku.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BUDAYA ORGANISASI

Budaya Organisasi yang kuat harus ditumbuhkan. Suyono (2004: 55) mengungkapkan
beberapa faktor yang mempengaruhi budaya organisasi yaitu:
1. Kepemimpinan. Organisasi harus memiliki pemimpin yang bisa diteladani dan
didengar oleh bawahan

2. Komunikasi. Proses komunikasi harus harus dilaksanakan secara konsisten dan


rutin sehingga perbedaan budaya (kebiasaan-kebiasaan) yang dibawa individu yang
berbeda latar belakang akan mengalami integrasi persamaan dengan tujuan organisasi.

3. Motivasi. Merupakan pemberian daya penggerak dan menciptakan kegairahan


kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi
dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan.

BUDAYA DALAM ORGANISASI

a. Budaya Merupakan Istilah Yang Bersifat Deskriptif

Budaya organisasi memperlihatkan bagaimana karyawan dalam memandang


karakteristik dari organisasi, bukan apakah karyawan menyukainya, inilah yang
merupakan istilah yang bersifat deskriptif.

b. Apakah Organisasi Memiliki Budaya Yang Seragam?

Budaya organisasi mempresentasikan persepsi dari para anggota organisasi yang


sama. Oleh karenanya, diharapkan para individu dengan latar belakang yang berbeda
atau pada level dalam organisasi yang berbeda untuk menggambarkan budayanya
dalam istilah yang sama. Hal ini bukan berarti bahwa tidak terdapat subkultur. Sebagian
besar organisasi yang besar memiliki sebuah budaya yang dominan dan subkultur yang
sangat banyak jumlahnya. Budaya yang dominan mengekspresikan nilai luhur yang
diberikan oleh mayoritas anggotanya dan hal itu memberikan organisasi kepribadianya
yang berbeda. Subkultur cenderung berkembang dalam organisasi yang besar untuk
mencerminkan permasalahan yang umum atau pengalaman yang dihadapi oleh para
anggota dalam departemen atau lokasi yang sama.

c. Budaya Yang Kuat Melawan Lemah

Jika sebagian besar para pekerja (dalam menanggapi survey manajemen) memiliki
opini yang sama mengenai misi dan nilai organisasi, maka budaya tersebut kuat, jika
opini sangat besar variasinya maka budaya tersebut lemah. Budaya yang kuat (strong
culture) merupakan suatu budaya yang nilai luhur secara intensif dianut dan disebarkan
secara luas.

d. Budaya Versus Formalisasi


Telah terlihat bahwa formalisasi yang tinggi akan menciptakan prediktabilitas,
ketertiban, dan konsistensi. Suatu budaya yang kuat akan mencapai tujuan akhir yang
sama tanpa kebutuhan akan dokumentasi secara tertulis. Formalisasi dan budaya
seharusnya dipandang sebagai dua jalan berbeda yang menuju pada tujuan sama.
Semakin kuat budaya organisasi, maka akan semakin berkurang kebutuhan
manajemen berkaitan dengan mengembangkan aturan dan regulasi formal dalam
membimbing perilaku karyawan. Panduan-panduan ini akan diinternalisasikan dalam
karyawan ketika mereka menerima budaya organisasi.

e. Budaya Organisasi Melawan Budaya Nasional

Budaya nasional harus diperhitungkan jika mau membuat ramalan yang tepat mengenai
perilaku organisasi dalam negara-negara yang berlainan.Riset menunjukan bahwa
budaya nasional mempunyai dampak yang lebih besar pada para karyawan dari
organisasi mereka.

TINDAKAN BUDAYA

a. Fungsi Budaya

Budaya memiliki peran untuk mendefinisikan batasan, menyampaikan suatu perasaan


akan suatu identitas bagi para anggota organisasi, budaya akan memfasilitasi
komitmen pada segala sesuatu yang lebih besar daripada kepentingan diri sendiri,
mendorong stabilitas dari sistem sosial, dan merupakan pengambilan perasaan dan
mekanisme pengendalian yang membimbing dan membentuk tingkah laku serta
perilaku dari karyawan.

b. Budaya Menciptakan Iklim

Iklim organisasional (organizational dimate) persepsi yang tersebar yang dimiliki oleh
para anggota organisasi mengenai organisasi dan lingkungan mereka kerja. Iklim
organisasional mengacu pada berbagai persepsi yang dimiliki oleh anggota organisasi
mengenai organisasi dan lingkungan kerja mereka. Puluhan dimensi iklim telah
dipelajari, meliputi inovasi, kreativitas, komunikasi, kehangatan, dan dukungan,

keterlibatan, keselamatan, keadilan, keanekaragaman serta layanan konsumen.

c. Dimensi Budaya Yang Etis


Budaya organisasi tidak netral dalam orientasi etis mereka, bahkan ketika mereka tidak
secara terbuka mengejar tujuan-tujuan etis.Dari waktu ke waktu, iklim kerja yang
beretika, atau konsep yang tersebar mengenai perilaku yang benar dan salah di dalam
tempat kerja, yang berkembang sebagai bagian dari iklim organisasional. Iklim yang
beretika mencerminkan nilai dari organisasi yang sebenarnya dan membentuk
pengambilan keputusan yang etis bagi para anggotanya.

d. Budaya Dan Inovasi

Sebagian besar perusahaan yang inovatif seringkali ditandai dengan keterbukaan


mereka, tidak konvensional, kolaboratif, berbasis visi, budaya
mempercepat.Perusahaan yang perintis seringkali memiliki budaya yang inovatif karena
mereka biasanya kecil, gesit, dan menitikberatkan pada pemecahan permasalahan
agar dapat bertahan hidup dan berkembang.

e. Budaya Sebagai Suatu Asset

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, budaya organisasi dapat menyediakan


lingkungan positif yang beretika dan membantu perkembangan inovasi. Budaya dapat
juga secara signifikan memberikan kontribusi pada dasar dari organisasi dalam banyak
cara.

f. Budaya Sebagai Sebuah Kewajiban

Budaya dapat mendorong komitmen organisasi dan meningkatkan konsistensi perilaku


pekerja, serta memberikan manfaat bagi organisasi. Budaya juga berharga bagi para
pekerja, karena menguraikan bagaimana hal-hal dilakukan dan mana yang penting.

IMPLIKASI MANAJERIAL GLOBAL

Budaya organisasi sangat ampuh hingga sering kali melampaui batas nasional. Namun
bukan berarti bahwa organisasi harus atau dapat mengabaikan budaya setempat. Maka
yang terpenting bagi para pengelola organisasi adalah bagaimana mencipatakan serta
memelihara suatu budaya organisasi yang kuat dan jelas, karena akan dapat memandu
atau mengarahkan usaha-usaha produktif anggota organisasi dan akhirnya mampu
menghantarkan organisasi secara keseluruhan dalam mencapai tujuan-tujuannya.

Anda mungkin juga menyukai