Budaya
Organisasi
• Hadyan Taris Pratama 18080574060
Nilai Luhur (Core value) adalah nilai pokok atau dominan yang diterima
diseluruh organisasi.
Budaya yang kuat (strong culture) adalah suatu budaya yang nilai luhur
secara intensif dianut dan disebarkan secara luas.
Semakin banyak anggota yang menerima nilai luhur dan semakin besar
komitmen mereka, maka akan semakin kuat budaya dan semakin besar
pengaruhnya terhadap perilaku anggota. Budaya yang kuat akan menurunkan
tingkat perputaran pekerja karena hal ini memperlihatkan adanya perjanjian
yang tinggi mengenai apa yang direpresentasikan oleh organisasi.
Budaya vs Formalitas
z
Kita telah melihat bahwa formalisasi yang tinggi akan
menciptakan prediktabilitas, ketertiban, dan konsistensi. Suatu
budaya yang kuat akan mencapai tujuan akhir yang sama tanpa
kebutuhan akan dokumentasi secara tertulis.
Oleh karenanya, kita harus memandang formalisasi dan budaya
sebagai dua jalan yang berbeda menuju pada tujuan yang sama.
z
Fungsi Budaya
1. Budaya memiliki peranan untuk mendefinisikan batasan: Hal ini
menciptakan perbedaan antara salah satu organisasi dengan yang
lainnya.
Iklim Kerja yang Beretika (ethical work climate—EWC) adalah konsep yang tersebar
mengenai perilaku yang benar dan salah di tempat kerja yang mencerminkan nilai dari
organisasi yang sebenarnya dan membentuk pengambilan keputusan yang etis bagi para
anggotanya.
Pada sembilan kategori iklim yang telah diidentifikasikan, lima ditemukan menjadi sangat
umum dalam organisasi:
Instrumental
Kepedulian
Independensi
Aturan
z
Budaya dan Inovasi
Sebagian besar perusahaan yang inovatif sering kali ditandai dengan keterbukaan
mereka, tidak konvensional, kolaboratif, berbasis visi, budaya mempercepat.
Perusahaan yang perintis sering kali memiliki budaya yang inovatif karena mereka
biasanya kecil, gesit, dan menitikberatkan pada pemecahan permasalahan agar
dapat bertahan hidup dan berkembang. Budaya menekankan pada akuntabilitas
yang tinggi.
Kunci bagi inovasinya yang terus-menerus adalah suatu budaya kepedulian, yang
mendorongnya untuk mengembangkan obat-obatan yang dapat menyelamatkan
para pasien yang memiliki penyakit langka, bahkan ketika para pasien yang
terkena hanyalah beberapa, tetapi biaya pengembangannya sangat tinggi, dan
probabilitas keberhasilannya rendah.
z
Budaya Sebagai Aset Budaya Sebagai
Sebuah Kewajiban
Pemilihan
Tujuan secara eksplisit dari proses pemilihan adalah untuk mengidentifikasi dan merekrut para
individu dengan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan untuk bekerja dengan berhasil.
Manajemen Puncak
Melalui kata-kata dan perilaku, para senior eksekutif menetapkan norma-norma yang menyaring
melalui organisasi mengenai, sebagai contoh, apakah pengambilan risiko yang lebih diinginkan,
seberapa banyak kebebasan yang diberikan para manajer bagi para pekerja, dan sebagainya.
Sosialisasi
Tidak peduli seberapa baiknya suatu pekerjaan yang dilakukan oleh organisasi dalam merekrut
dan menyeleksi, para pekerja baru memerlukan bantuan dalam menyesuaikan diri dengan budaya
yang berlaku.
z
Bagaimana para pekerja mempelajari budaya
Budaya ditransmisikan kepada para pekerja dalam beberapa bentuk, yang paling
berpotensial adalah cerita, ritual, simbol material, dan bahasa.
Cerita
Ritual
Simbol
Bahasa
Kebajikan
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh para manajer di AS dengan menjadi
peka terhadap budaya yang meliputi dengan berbicara dalam nada suara yang
rendah, berbicara dengan perlahan-lahan, lebih banyak mendengarkan, serta
menghindari pembahasan mengenai agama dan politik.
Manajemen dari perilaku yang beretika merupakan salah satu area budaya
nasional dapat bersinggungan dengan budaya korporat. Dengan sensitivitas, maka
perusahaan-perusahaan multinasional dapat menciptakan budaya organisasi yang
unik untuk mendukung para pekerja mereka dan, melalui mereka, sasaran mereka.
z
Terimkasih