PENGERTIAN BUDAYA
01 ORGANISASI
LEVEL BUDAYA
02 ORGANISASI
Table of
Contents MEMPERTAHANKAN
03 BUDAYA
02 BUDAYA NASIONAL
Table of
Contents MENCIPTAKAN BUDAYA
03 ORGANISASI YANG ETIS
MENCIPTAKAN BUDAYA
04 ORGANISASI POSITIF
01
PENGERTIAN BUDAYA
ORGANISASI
Schein Budaya
organisasi mengacu pada
sistem makna bersama yang
dianut oleh anggota, yang
membedakan satu
organisasi dengan
organisasi lainnya
LEVEL 2
LEVEL 3
1. Surface Manifestations
● Level pertama adalah surface manisfestations
● Surface manisfestations mengacu pada hal-hal yang terlihat yang dihasilkan oleh
suatu budaya, yang mencakup objek fisik dan juga pola perilaku yang dapat
dilihat, didengar, atau dirasakan, yang semua ini “mengirim pesan” ke karyawan,
jokes, language, legends, mottoes, norms, physical layout, rites, sagas, slogans,
stories, symbols.
2. Organizational Values
yang diperlukan
04
KEKUATAN BUDAYA DAN
KINERJA ORGANISASI
● Terdapat suatu hubungan antara budaya organisasi dan kinerja organisasi.
● Sehingga, dengan begitu organisasi harus mampu menciptakan budaya organisasi.
● Menurut Barney (1986, 1991), agar budaya organisasi dapat memberi pengaruh positif
terhadap kinerja organisasi, maka budaya organisasi harus memiliki beberapa ciri
yakni:
1. Harus unik untuk mencirikan perusahaan
2. Tidak boleh dengan mudah direproduksi oleh pesaing
3. Memungkinkan perusahaan untuk melakukan dengan cara yang membuatnya lebih
efektif daripada para pesaingnya.
● Meskipun begitu, mempunyai suatu budaya organisasi yang mencakup ciri-ciri
tersebut belumlah cukup karena terdapat faktor lain yang juga berperan penting,
yakni kekuatan budaya organisasi.
● Kekuatan budaya organisasi dibedakan menjadi dua yaitu “budaya yang
kuat” dan “budaya yang lemah”.
● Budaya organisasi yang kuat dicirikan dengan adanya nilai-nilai inti dan
norma organisasi disepakati secara luas di antara karyawan, dipegang kuat
oleh masing-masing karyawan, dan adanya budaya tersebut mampu
mempengaruhi perilaku karyawan.
● Budaya yang kuat didefinisikan pula sebagai budaya yang memiliki:
1. Intensitas
2. Kebersamaan
● Sebaliknya, budaya yang lemah adalah budaya yang mana hanya ada sedikit
kesepakatan di antara karyawan, atau keterikatan emosional dengan nilai-
nilai inti organisasi.
• Meskipun budaya yang kuat dapat
4.4 berikut:
● Adapun contoh dari beberapa perusahaan yang mana memiliki budaya yang kuat, namun tidak berhasil ialah:
1. IBM, sebuah perusahaan yang diakui budayanya yang kuat, yang hampir runtuh pada 1990-an ketika gagal
menanggapi tantangan Apple dan awalnya gagal melakukan transisi ke komputer pribadi.
2. Barclays Capital, yang bercita-cita menjadi bank investasi terbesar di dunia dan memiliki budaya yang kuat
dengan ditemukan adanya budaya 'menang dengan segala cara‘. Pada akhirnya, harus mendapat kerugian
● Sehingga dari kasus-kasus tersebut dapat dilihat bahwa sebuah organisasi mungkin memiliki budaya yang kuat
dan nilai-nilai bersama, tetapi penting pula untuk mengetahui dengan baik nilai-nilai yang dipegang bersama
● Selain itu, budaya yang kuat juga dapat menjadi boomerang bagi organisasi.
● Terakhir, meskipun kinerja cenderung tetap lebih baik untuk perusahaan yang memiliki budaya yang kuat,
namun keberhasilan perusahaan dikarenakan adanya budaya yang kuat bersifat 'semuanya tergantung' dan
'sesuai lingkungan‘.
05
Tipe-Tipe Budaya Organisasi
● Seperti klasifikasi tipe kepribadian yang berbeda (misalnya introvert,
ekstrovert), seluruh organisasi (seperti individu) juga dapat dibedakan
kedalam kategori tipe budaya berdasarkan ciri-ciri budaya tertentu yang
unik dimiliki oleh suatu organisasi.
● Adapun Charles Handy (1993), mengklasifikasikan budaya berdasarkan
pada tingkat sentralisasi dan formalisasi.
● Tipe-tipe budaya berdasarkan tingkat sentralisasi dan formalisasi ialah
terdiri dari:
1. Budaya Kekuasaan
2. Budaya Peran
3. Budaya Orang
4. Budaya Tugas
● Lebih jelasnya, untuk mengetahui posisi masing-masing tipe
budaya tersebut berdasarkan tingkat sentralisasi dan formalisasi
dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut ini:
06
Budaya Nasional
● Budaya nasional merupakan budaya yang dipengaruhi oleh banyak variabel.
● Adapun menurut Laurent (1989), budaya nasional bahkan lebih kuat dan stabil
● Alasan dari lebih kuat dan stabilnya budaya nasional menurut Brooks (2003),
● Banyak masalah disiplin yang umum, seperti keterlambatan atau kelalaian yang dilakukan sesekali seperti
tidak memakai peralatan keselamatan, lebih efektif ditangani melalui penghargaan kecil daripada
hukuman.
● Misalnya saat melakukan pengecekan penggunaan alat keselamatan yang dilaksanakan pada waktu yang
acak, mungkin lebih baik untuk secara terbuka memuji karyawan yang mengenakan peralatan keselamatan
mereka daripada hanya meneriaki pekerja yang tidak patuh.
● Hal ini dikarenakan, bagian dari menciptakan budaya organisasi yang positif adalah “melihat karyawan
melakukan sesuatu dengan benar” dan bukan “berfokus pada mencari kesalahan karyawan”.
● Meskipun terlihat mudah untuk dilakukan, namun kenyataannya banyak manajer tidak mampu untuk
melakukannya, karena memilih untuk menahan memberikan pujian pada hal-hal kecil yang dilakukan oleh
karyawan dengan baik.
● Adapun salah satu contoh penerapan cara ini yang membuahkan hasil positif ialah seperti pada kasus
Elibieta Górska.
Menekankan Pada Vitalitas dan Pertumbuhan
● Tidak ada organisasi yang akan mendapatkan yang terbaik dari karyawan apabila karyawan
pada organisasi tersebut melihat diri mereka hanya sebagai roda penggerak dalam mesin di
organisasi tersebut.
● Adapun untuk mengatasi hal itu, budaya organisasi positif mendukung tidak hanya kontribusi
karyawan terhadap efektivitas organisasi tetapi juga bagaimana organisasi dapat membuat
karyawan lebih efektif secara pribadi dan profesional.
● Adapun keberhasilan penerapan cara ini dapat dilihat dari bagaimana pendiri dan CEO 1-
800-GOT-JUNK Brian Scudamore mengaitkan sebagian besar kesuksesan perusahaannya
dengan penekanan organisasi pada pengembangan pribadi.
Batasan Budaya Organisasi Positif
● Meskipun banyak perusahaan telah merangkul aspek budaya organisasi yang positif,
namun perlu untuk mempertimbangkan pula pada kondisi yang bagaimana dan kapan
penerapan budaya organisasi positif ini dapat bekerja dengan baik.
● Hal ini dikarenakan, tidak semua budaya nasional menghargai budaya organisasi positif
ini.
● Sehingga, perlu adanya penyesuaian terlebih dahulu sebelum penerapan budaya
organisasi ini.
TERIMA KASIH