PRODUK FASHION
STUDI KASUS : TAS WANITA
ABSTRACT
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara penghasil bambu terbesar di dunia dengan 85% bahan
baku bambu di seluruh dunia dihasilkan oleh Indonesia (Kemenperin, 2015). Diperlukan
adanya pengembangan bamboo untuk menjunjung tinggi karakteristik serta keindahan bambu
agar nilai jualnya menjadi eksklusif sehingga kedepannya dapat mengangkat kearifan local
Indonesia. Bambu dapat diolah dengan cara di anyam, namun beberapa tahun terakhir bisnis
anyaman bambu mulai menurun. Bambu di Indonesia dikembangkan menjadi produk
apparel dan furniture. Sedangkan ada ceruk yang masih belum dikembangkan yakni sebagai
produk fesyen, padahal industri fesyen merupakan subsektor industri ekonomi kreatif yang
memiliki kontribusi besar dalam peningkatan perekonomian Negara. Dalam era globalisasi,
diperlukan kreativitas untuk membawa tradisi dalam bentuk modern yang diterima secara
luas dalam masyarakat. Dengan dasar tersebut, ada beberapa metode yang dilakukan untuk
pengembangan bamboo pada produk fesyen dimana Anyaman memiliki potensi yang luas
untuk dibuat dengan material lain. Metode desain diawali dengan observasi, wawancara dan
dilanjutkan eksplorasi material bilah anyaman bambu. Observasi dilakukan untuk mengamati
proses pembuatan dan kebutuhan anyaman dalam fesyen. Kemudian wawancara dilakukan
kepada pemerhati bambu dan fesyen. Metode eksplorasi yang dilakukan adalah eksplorasi
bentuk serta karakteristik anyaman bambu dan sistem sambungan untuk inovasi baru. Hasil
dari eksperimen adalah anyaman bambu dengan berbagai macam variasi yang menghasilkan
banyak pilihan bentuk untuk produk fesyen.
3. Observasi 3D Model
Merupakan sebuah metode Sebelum membuat 3D penulis mencoba
pengumpulan data dengan observasi brainstorming dengan membuat sketsa
variabel-variabel yang dibutuhkan dalam sebanyak mungkin sampai menemukan
riset desain. Observasi dilakukan dengan bentuk yang diinginkan. Lalu dibuat
cara mengamati, memotret, dan bentuk 3D atau model dari sketsa tersebut
menyimpulkan hasilnya. Metode observasi yang bertujuan untuk melihat sketsa dalam
dilakukan untuk mengumpulkan data. bentuk 3 dimensi maupun bentuk sehingga
mengetahui hasil akhir produk serta
4. Kuisioner membantu dalam pembuatan prototype
Metode pengumpulan data dengan untuk pengrajin.
menyebarkan kuesioner yang telah dibuat.
Kuesioner tersebut digunakan untuk
Prototyping
mengidentifikasi style fashion dari masing
EKSPLORASI ANYAMAN BAMBU UNTUK PENGEMBANGAN PRODUK FESYEN
STUDI KASUS : TAS WANITA
Julia Permatasari– 08311340000113
Industrial Product Design – Faculty of Architecture Design and Planning
Sepuluh Nopember Institute of Technology
Proses terakhir adalah prototyping yaitu
membuat produk skala 1:1 dari sketsa
maupun 3D model ke pengrajin dan
dilanjutkan menjahit lining ke penjahit.
Untuk tas dari kayu lama pembuatan dari
membuat anyaman bambu hingga menjahit Penulis mencoba mengaplikasikan
lining mencapai seminggu lebih. untuk anyaman bambu pada kulit untuk
kulit dibutuhkan waktu satu minggu dari prototype ke 2. Kulit dipilih karena dapat
proses menganyam dan menjahit lining. menunjang dan menyaingi dari kompetitor
Sedangkan untuk prototype dari rotan yang ada. Dalam prototype ini penulis
memakan waktu 3-4 hari. membuat tas handbag / Clutch dan Sling
Bag. yang menghabiskan waktu sekitar 1
minggu dari proses pembuatan anyaman
Rotan bambu hingga menjahit lining tas. Proses
pembuatan prorotype ini tergolong cepat.
Biaya pembuatan prototype ini
tergolong mahal karena harga kulit dan
material tambahan lainnya seperti kain dan
memakan biaya namun setara dengan
kualitas produk.
Namun untuk membuat prototype
dengan harga yang tinggi, tas dengan
pengaplikasian anyaman bambu dan kuli
masih perlu diperbaiki dari segi finishing.
Dalam pembuatan prototype ini, penulis
mencoba menggabungkan dua elemen
yaitu anyaman bambu dan rotan. Kayu
Prototype pertama anyaman bambu
dirangkai dengan rotan sehingga menjadi
sling bag. Pada pembuatan prototype ini
kesulitannya terletak pada perangkaian
anyaman bambu dan rotan agar terlihat
rapi.
Untuk biaya pembuatan prototype
dengan pengaplikasian anyaman pada
material rotan tidak terlalu banyak
memakan biaya karena material yang Pada awalnya, penulis menggunakan
digunakan dan biaya jasa perakitan bambu kayu pinus untuk clutch, namun setelah
tidak terlalu mahal. Selain itu waktu yang melihat motif dan kekuatan pinus yang
dibutuhkan tergolong cepat sekitar 4-5 kurang, material kayu pinus diganti
hari. menjadi kayu jati untuk sling bag.
Namun, prototype ini masih perlu Finishing yang digunakan menyerupai
dikembangkan lagi sehingga mencapai warna kayu jati dan menonjolkan motif
hasil yang diinginkan. dari kayu tersebut. Proses pembuatan
Kulit prototype ini memakan waktu 8-9 hari dari
pembuatan anyaman hingga menjahit
inner lining pada tas.
Untuk biaya pembuatan prototype
dengan pengaplikasian manik pada
EKSPLORASI ANYAMAN BAMBU UNTUK PENGEMBANGAN PRODUK FESYEN
STUDI KASUS : TAS WANITA
Julia Permatasari– 08311340000113
Industrial Product Design – Faculty of Architecture Design and Planning
Sepuluh Nopember Institute of Technology
material kayu tergolong mahal, karena yang telah membantu dalam pengerjaan
selain harga kayu yang tidak murah, kain Tugas Akhir ini.
untuk dalaman tas serta kulit untuk
dipadukan yang dipilih dengan kualitas
baik yang cocok dan setara dengan kayu
jati.
Desain dari prototype kayu masih dapat
dikembangkan lagi dari segi bentuk
anyaman dan kayu sehingga dapat laku di
pasaran.