Anda di halaman 1dari 6

Devy Ika Nurjanah Pemanfaatan Limbah Kayu dalam Industri Kreatif Patung Kuda di Yogyakarta

Jurnal Studi Kultural (2020) Volume V No.2: 28-33

Jurnal Studi Kultural


https://journals.an1mage.net/index.php/ajsk

Laporan Riset
Pemanfaatan Limbah Kayu dalam Industri Kreatif Patung Kuda di Yogyakarta
Devy Ika Nurjanah *
Peneliti Independen

Info Artikel Abstrak


Sejarah artikel: Atmosfer seni dan budaya yang telah mengakar di masyarakat Yogyakarta secara tidak
Dikirim 27 Agustus 2019 langsung mendorong pertumbuhan berbagai industri kerajinan. Tanpa disadari pelaku ekonomi
Direvisi 19 Oktober 2019 kreatif menggunakan konsep eco design yang sebenarnya tujuan utamanya adalah mengurangi
Diterima 29 November 2019 biaya produksi, dengan menggunakan bahan limbah dan bahan alami agar lebih
menguntungkan. Selain itu, produk yang mereka hasilkan bisa menjadi ciri khas daerah,
Kata Kunci: sehingga sulit ditiru dan bisa bersaing di pasar luar negeri.
Ecodesign
Ecodesign adalah pendekatan desain produk dengan pertimbangan khusus mengenai pengaruh
Industri kreatif
lingkungan selama keseluruhan proses siklus hidup. Ada tiga prinsip Ecodesign ini yaitu:
Desain produk reduce, reuse, recycle. Produk ramah lingkungan harus benar-benar ramah lingkungan dalam
Limbah kayu tiga fase kehidupan,yaitu: pertama fase lahir, ketika di produksi tidak meninggalkan limbah
Patung kuda berbahaya untuk lingkungan. Kedua fase kehidupan, saat ia hidup tidak membahayakan
lingkungan sekitar termasuk penggunanya. Tahap ketiga saat mati, saat barang rusak/tidak bisa
digunakan lagi, barang harus terurai atau tidak mencemari lingkungan sekitar. Kita juga harus
mempertimbangkan siklus hidup produk agar tahan lama dan tidak mudah rusak, sehingga bisa
dikategorikan sebagai produk ramah lingkungan. Seperti pada patung limbah kayu ini, karena
kayu yang digunakan sebagian besar merupakan limbah dari akar kayu jati, maka tingkat
keawetan nya tinggi. Semakin lama kayu jati bersifat semakin kuat.

© 2020 Komunitas Studi Kultural Indonesia. Diterbitkan oleh An1mage. All rights reserved.

1. Pendahuluan Atmosfer seni dan budaya yang telah mengakar di


Yogyakarta dikenal sebagai kota kreatif dengan masyarakat Yogyakarta secara tidak langsung juga
beragam kesenian yang dihasilkan. Keunggulan yang mendorong tumbuhnya industri kerajinan beraneka
dimiliki terdapat pada dimensi budaya, pendidikan, ragam.
pariwisata dan kerajinan. Jika diterapkan pada dunia
Sebagian besar ekspor yang dihasilkan di Kota
bisnis, keempat potensi tersebut dapat dikembangkan
Yogyakarta berasal dari industri kerajinan tangan yang
untuk masuk dalam kategori industri budaya atau
menjadi ciri khas dari suatu daerah sehingga sulit untuk
industri kreatif budaya, pariwisata, maupun IT.
ditiru dan menjadikan komoditas tersebut dapat
Keempat potensi tersebut juga dapat saling bersinergi bersaing di pasar luar negeri.
untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi,
Pusat produksi industri ini terdapat dalam ide dan
tentunya juga dengan cara memaksimalkan
kreatifitas manusia. Ketersediaan sumber daya manusia
pemberdayaan masyarakat.
yang berbasis pendidikan seni dan teknologi turut
mendukung potensi industri kreatif di Yogyakarta.
∗ Peneliti koresponden: Kajian budaya, peneliti independen
E-mail:an1mage.studios@gmail.com

Jurnal Studi Kultural Volume V No. 1 Januari 2020 www.an1mage.org 28


Devy Ika Nurjanah Pemanfaatan Limbah Kayu dalam Industri Kreatif Patung Kuda di Yogyakarta

2. Diskusi komunikasi dan produk ke pengembangan strategi


2.1 Ecodesign industri kreatif.
Kata desain menurut pendapat Sachari [1]. Awalnya
Ada dua alasan penting mengapa terjadi paradigma
merupakan kata baru peng-Indonesia-an dari kata
baru dalam perkembangan desain produk. Pertama,
design (bahasa Inggris), istilah ini melengkapi kata
desain diarahkan kepada konsep keberlangsungan
“rancang/rancangan/merancang‟ yang dinilai kurang
(sustainable). Konsep keberlangsungan ini meliputi
mengekspresikan keilmuan, keluasan, dan
daya tahan desain untuk jangka panjang, bahan dan
kewibawaan profesi. Sejalan dengan itu, kalangan
proses yang digunakan untuk produksi tidak merusak
insinyur menggunakan istilah “rancang bangun“,
lingkungan. Kedua, jika desain memberi kontribusi
sebagai pengganti istilah desain. Namun di kalangan
kepada budaya manusia, maka harus mencerminkan
keilmuan seni rupa, istilah “desain‟ tetap secara
gaya hidup masyarakat tertentu.
konsisten dan formal dipergunakan.
Pendekatan desain yang cocok untuk konsep tersebut
Desain adalah garis besar, sketsa; rencana, seperti
dengan cara mengembangkan produk yang dilakukan
dalam kegiatan seni, bangunan, gagasan tentang
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan konsumen,
mesin yang akan diwujudkan. Desain merupakan
pemeliharaan lingkungan hidup dan teknologi tepat
pemecahan masalah dengan satu target yang jelas.
guna sehingga tidak terjadi konflik di antara tiga
Desain adalah tindakan dan inisiatif untuk mengubah
unsur tersebut, dan mengurangi dampak negatif
karya manusia. Desain merupakan salah satu bentuk
desain produk dan produksinya [2].
kebutuhan badani dan rohani manusia yang
dijabarkan melalui berbagai pengalaman, keahlian, Ecodesign adalah pendekatan desain produk dengan
dan pengetahuannya yang mencerminkan perhatian pertimbangan yang cenderung secara khusus
pada apresiasi dan adaptasi terhadap sekelilingnya, pada pengaruh lingkungan selama seluruh proses
terutama yang berhubungan dengan bentuk, lingkaran kehidupan. Tahap penentuan ecodesign
komposisi, arti, nilai, dan berbagai tujuan benda dapat dilakukan dengan cara menyeleksi produk yang
buatan manusia. sudah ada, dimulai dari proses pengembangan paling
dasar hingga tahap akhir sesuai dengan daur hidup
Dari pengertian di atas menjelaskan bahwa desain
produk.Ada tiga prinsip dari Ecodesign ini yaitu:
adalah bidang keterampilan, pengetahuan, dan
pengalaman manusia yang mencerminkan kepada a) Reduce, yang dimaknai dengan sikap
apresiasi dan adaptasi lingkungannya. Secara khusus mengurangi bahan, energi dan
desain merupakan formulasi dari komposisi, gagasan, menggunakannya sehemat mungkin.
nilai dan tujuan yang direncanakaan dengan berbagai b) Reuse, yaitu menggunakan kembali produk-
metode. Desain merupakan kegiatan pemecahan produk yang sudah usang atau tidak terpakai
masalah dengan inovasi-inovasi dengan cara dan digunakan untuk kepentingan lain yang
memformulasikan terlebih dahulu gagasan/ide ke bermanfaat.
dalam suatu model, dan kemudian merealisasikan
kenyataan secara kreatif. c) Recycle, yaitu mendaur ulang produk-produk
bersifat sampah rumah tangga, diproses menjadi
Desain merupakan bentuk suatu rencana, yaitu dapat barang yang bisa digunakan kembali.
berupa proposal, gambar, model, maupun deskripsi.
Jadi dapat dikatakan, desain merupakan suatu konsep Produk baru yang didesain dengan menerapkan
tentang sesuatu. Desain lahir dari penerjemahan prinsip-prinsip tersebut akan memberikan kontribusi
kepentingan, keperluan, data maupun jawaban atas yang tidak ternilai kepada pemberdayaan kearifan
suatu masalah dengan metode-metode yang dianggap lokal, pelestarian lingkungan, kesejahteraan ekonomi
komprehensif, baik itu riset, brainstorming, rakyat karena bisa diproduksi dengan skala kecil
pemikiran maupun memodifikasi desain yang sudah maupun besar.
ada sebelumnya. Industri kreatif dimulai dari kegiatan ekonomi
Desain merupakan representasi setara manajer papan semacam ini. Produk baru harus bisa
atas yang merefleksikan pertumbuhan kepentingan mengintegrasikan skala besar dan produksi masal,
strategi di industri kreatif. Hal ini di dukung oleh serta menciptakan industri kreatif melalui desain dan
perubahan strategi perusahaan yang saat ini dan di penggunaan kembali barang-barang yang sudah tidak
masa datang memfokuskan produknya pada terpakai.
pengguna, dan melebarkan fungsi desain dari desain

Jurnal Studi Kultural Volume V No. 1 Januari 2020 www.an1mage.org 29


Devy Ika Nurjanah Pemanfaatan Limbah Kayu dalam Industri Kreatif Patung Kuda di Yogyakarta

Konsep penciptaan produk tersebut lebih ditujukan 2.2 Industri Kreatif


kepada masyarakat dan lingkungannya, namun Industri kreatif, atau sering disebut Creative
menggunakan material dan kearifan lokal. Economy, merupakan bagian yang sedang tumbuh di
era ekonomi global. Creative industries sering
Produk ramah lingkungan harus benar-benar bersifat
dikaitkan dengan cultural industries. Cultural
ramah lingkungan dalam 3 fase kehidupannya, yaitu:
Industries lebih mengarah pada menyampaikan nilai
a) Fase lahir, ketika di produksi tidak kesejahteraan sosial, studi budaya dan pendidikan
meninggalkan limbah berbahaya untuk budaya, selain nilai moneter kepada masyarakat.
lingkungan, yaitu dengan menggunakan Industri kreatif merupakan industri yang fokus pada
material local bersifat alami dann sebagainya. kegiatan berkreasi dan juga mengeksplorasi produk
b) Fase hidup, ketika dia hidup tidak merugikan kekayaan intelektual seperti seni, film, games atau
lingkungan sekitarnya termasuk penggunanya. desain fashion, atau layanan kreatif untuk iklan.

c) Fase ketika mati, ketika barang tersebut rusak/ Sektor-sektor kreatif pada umumnya dijalankan oleh
tidak bisa dipergunakan lagi, barang harus bisa usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Untuk
diurai atau tidak mencemari lingkungan sekitar. meraih sukses, produsen harus merancang dan
menetapkan konsep produk, hal ini akan menjadikan
Berbagai krisis lingkungan di muka bumi pada nilai lebih produk tersebut sehingga semakin menarik
akhirnya menyadarkan umat manusia akan konsumen. Konsumen tidak hanya memperoleh
pentingnya menjaga kelestarian dan keberlanjutan manfaat produk yang diharapkan tetapi juga
lingkungan. Di bidang produksi dan penggunaan mendapatkan pengalaman yang baru dan dapat
produk, green product telah menjadi kecenderungan digunakan untuk menjalani kehidupan di masa datang
global, beberapa bidang industri bahkan telah dengan lebih baik.
mendapat perhatian serius diantaranya adalah industri
pengolahaan kayu. Namun perlu kita tahu, ada tujuh isu strategis yang
menghambat pertumbuhan industri kreatif–di
Merujuk pada kerusakan hutan yang cukup antaranya industri kerajinan dan mebel adalah
mengkhawatirkan diberbagai daerah akibatkan meliputi aspek bahan baku, pengembangan teknologi,
eksploitasi hutan secara berlebihan melalui illegal perluasan pasar, faktor pembiayaan, sumber daya
logging. Sehingga menjadi industri yang paling manusia, serta pembentukan dan pengembangan
mendapatkan perhatian serius karena industri industri. Hal ini penting untuk diperhatikan dan
pengolahan kayu merupakan industri sangat dipelajari lebih dalam oleh produsen [3].
tergantung pada kayu sebagai komuditas utama hutan.
Proses produksi hijau (green process) merupakan
Kerusakan hutan menjadi perhatian serius dunia upaya keberlanjutan industri, yang perlu diperhatikan
karena keberadaan hutan memiliki kemaslahatan bagi disini adalah efisiensi, komitmen penggunaan energi
umat manusia diseluruh dunia. Maka dari itu sebagai terbarukan, hingga perbandingan produk dan limbah
produsen harus bijak dalam penggunaan bahan baku yang dihasilkan. Prinsip efisiensi adalah perpaduan
berbahan kayu, harus benar-benar berupa limbah. pertimbangan efektif antara konsep ekologis dan
Jangan sampai karena keterbatasan bahan baku ekonomi (eko-efisiensi), semakin sedikit bahan
sehingga menggunakan batang kayu dan melakukan (energy) terbuang maka semakin berkurang dampak
penebangan dalam jumlah besar-besaran. negatif terhadap lingkunganya. Desain produk ramah
Dalam hal ini produsen juga mendapat pelajaran lingkungan berbasis limbah padat sisa industri
bagaimana kita dalam mengendalikan diri untuk tidak memiliki beberapa manfaat:
bersifat serakah demi kepentingan keuntungan 1) sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan
semata. Maka dari itu, semua industri berbahan dasar melalui efisiensi bahan baku,
kayu setelah melakukan pemanenan kayu/ bahkan
penggundulan hutan, mereka secara otomatis wajib 2) upaya meningkatkan nilai ekonomi limbah padat
melakukan penanaman kembali pada titik-titik sisa produksi,
penebangan kayu tersebut. Sehingga akan tetap 3) upaya menangkap peluang pasar utamanya pada
terjadi regenerasi penghijauan di hutan. tren produk ramah lingkungan.

Jurnal Studi Kultural Volume V No. 1 Januari 2020 www.an1mage.org 30


Devy Ika Nurjanah Pemanfaatan Limbah Kayu dalam Industri Kreatif Patung Kuda di Yogyakarta

Limbah industri pengolahan secara umum terbagi Dari eksperimen bentuk tersebut tercipta patung yang
dalam limbah sisa tebangan dan limbah industri sangat menarik, dan ternyata laku dipasaran. Jenis
pengolahan. Limbah sisa tebangan meliputi daun, patung yang dihasilkan adalah patung berbentuk kuda
berbagai pose, kepala kuda, jerapah, bison, gajah dan
ranting atau dahan, dan akar kayu. Limbah padat
juga furniture.
industri pengolahan kayu terdiri dari debu, serbuk
gergaji, serpihan, tatal, potongan, dan sebetan.
Limbah padat adalah jenis limbah yang paling
dominan dalam industri pengolahan kayu khususnya
industri mebel. Pemanfaatan limbah padat industri
pengolahan kayu umumnya telah dilakukan oleh
industri kayu lapis sebagai industri berskala besar,
dengan campuran bahan sintetis tertentu.
Upaya efisiensi untuk menjaga keberlanjutan melalui
produk ramah lingkungan diantaranya adalah melalui
prinsip eko-efisiensi yang bertumpu pada prinsip
Citra 1. Patung kuda dari limbah kepingan kayu jati
recycle, reuse, reduce.
Dalam proses pembuatan patung tersebut tentunya
Beberapa jenis kayu yang cukup dikenal di Indonesia
dibutuhkan keahlian dan eksperimen bentuk yang
antara lain, kayu jati (bau zat penyamak), kayu ulin
akurat oleh pembuatnya, agar bentuk yang dihasilkan
(bau keasam-asaman), kayu merbau, kayu bintangur
terkesan natural dan tidak kaku.
dan mahoni (agak berat dan agak keras), kayu pinus
(agak berat, lunak), kayu sonokeling dan Karena itu Timbul mempekerjakan orang-orang yang
sonokembang (mempunyai nilai dekoratif), kayu secara khusus dilatih dan dipantau dalam proses
sengon (daya tahan bakar kecil). pengerjaannya. Dalam proses pengerjaannya
pemilihan bahan dirasa cukup penting, karena
Dari sekian banyak jenis kayu tersebut hanya
bongkahan kayu yang dipilih adalah potongan kayu
beberapa kayu yang banyak dikenal dan
yang tidak lurus dan tidak rata dengan pertimbangan
dimanfaatkan sebagai material pembuatan furniture
artistik.
oleh masyarakat, antara lain kayu jati, kayu
sonokeling, dan kayu mahoni [4]. Proses pembuatannya dimulai dari penatahan bentuk
kaki dan kepala sesuai anatomi bentuk aslinya,
Limbah potongan kayu yang biasanya banyak
selanjutnya pembuatan kerangka dan pengisian
dihasilkan oleh pabrik furniture tak hanya akan
volume tubuh, yaitu dari akar kayu dibelah menjadi
menjadi limbah buangan semata jika masyarakat
bentuk kepingan, disusun menyerupai bentuk tertentu.
dapat mengetahui cara pemanfaatannya agar menjadi
Setiap tahapan dilakukan secara manual oleh para
benda yang memiliki fungsi kembali.
pekerja.
Selain mengurangi pencemaran dari limbah, hal ini
Proses pengerjaan 1 kuda berukuran sedang
juga dapat berfungsi untuk menaikkan nilai pakai dan
membutuhkan waktu pengerjaan selama 1 hari saja,
nilai ekonomi suatu benda, sehingga jika cara
dan untuk 1 patung kuda yang besar berukuran 180
pengolahan limbah potongan kayu ini dapat
cm proses pembuatannya dibutuhkan waktu 1
diberdayakan di masyarakat, dapat juga menaikkan
minggu. Karena produksi yang semakin meningkat,
taraf hidup masyarakat dengan menciptakan lahan
Timbul juga menggunakan kayu-kayu sisa yang
pekerjaan baru dari pengolahan limbah pabrik ini.
dibeli dengan harga murah.
2.3 Limbah Kayu Menjadi Kerajinan Patung
Bernilai Tinggi
Bermula dari keprihatinan seorang seniman patung
otodidak di Selopamioro, Bantul, Yogyakarta,
terhadap lingkungan sekitar terdapat banyak limbah
akar kayu jati/potongan kayu sisa yang melimpah.

Maka ditangan Timbul Heru Prasetyo, muncul ide


dan gagasan untuk mengeksplorasi kepingan kayu
jati tersebut diubah dan disusun menjadi patung Citra 2. Proses pembuatan patung limbah kayu jati
artistik menyerupai bentuk aslinya.

Jurnal Studi Kultural Volume V No. 1 Januari 2020 www.an1mage.org 31


Devy Ika Nurjanah Pemanfaatan Limbah Kayu dalam Industri Kreatif Patung Kuda di Yogyakarta

Pemasaran produk patung kuda ini telah merambah Dalam penentuan produk yang akan dibuat, pembuat
ke Eropa dan Amerika. Setiap produk dibandrol karya harus menentukan tujuan dari pembuatan
dengan harga berkisar mulai dari 1 juta hingga produk tersebut, misal untuk kebutuhan produk
puluhan juta rupiah. Setiap bulannya, produk dikirim industri yang tentunya akan diproduksi massal.
keluar negeri dalam jumlah besar. Untuk Pembuat karya perlu mempertimbangkan unsur
ketersediaan bahan dirasa tidak terlalu sulit keawetan dan nilai jual di pasar.
mendapatkannya, karena timbul menggunakan
Pembuat karya juga harus mempertimbangkan daur
limbah kayu jati yang didapat dari berbagai daerah,
hidup produk tersebut agar dapat bertahan lama dan
sehingga juga menekan nilai produksi.
tidak mudah rusak, sehingga benar-benar dapat
Penggunaan limbah kayu dalam produk patung dikategorikan sebagai produk ramah lingkungan.
seperti ini termasuk dalam konsep Ecodesign, karena
Seperti pada kerajinan patung limbah kayu ini,
dari daur hidup produk ini memenuhi unsur-unsur
karena kayu yang digunakan sebagian besar
Ecodesign, yaitu mengurangi energi yang
merupakan limbah potongan kayu jati, maka tingkat
dikeluarkan dilihat dari proses pembuatannya dengan
keawetannya tinggi, semakin lama kayu jati bersifat
hanya menggunakan alat sejenis kapak untuk
semakin kokoh dan kuat, selain itu dari segi artistik
memahat dan proses penyatuannya dengan cara
akan semakin tampak natural guratan tekstur kayu
dipaku, untuk pengerjaannya juga terbilang singkat.
tersebut.
Selain itu penggunaan limbah potongan kayu yang
biasanya hanya digunakan sebagai kayu bakar,
Kesimpulan
namun dapat diolah menjadi produk bernilai tinggi.
Yogyakarta menjadi daerah pengamatan penulis dalam
Karena kepingan kayu kecil sekalipun dapat
penulisan jurnal ini. Dikarenakan daerah tersebut
digunakan dalam proses pembentukan detail tubuh.
sebagai pusat seni dan kreativitas yang secara tidak
Produk ini juga tidak berbahaya, sebab tidak ada langsung mendorong tumbuhnya industri kerajinan
bahan kimia yang membahayakan konsumen. Produk beraneka ragam.
patung kuda ini biasanya ditempatkan di luar ruangan
Secara tidak sadar pelaku ekonomi kreatif tersebut
mengingat bentuknya yang besar, dalam jangka
menggunakan konsep Ecodesign yang sebenarnya
waktu yang lama produk ini karena terbuat dari kayu,
tujuan utama mereka adalah untuk menekan biaya
maka akan terjadi proses perubahan misal pelapukan
poduksi, dengan menggunakan bahan limbah dan bahan
karena paparan sinar matahari dan hujan. Namun hal
alami agar lebih menguntungkan. Di samping itu
ini justru menjadi produk ini terkesan lebih alami.
produk yang mereka hasilkan dapat menjadi ciri khas
Dari produk tersebut ada beberapa hal yang dapat daerah, sehingga sulit untuk ditiru dan dapat bersaing di
disimpulkan bahwa produk industri kreatif di pasar luar negeri.
Indonesia ini sebenarnya sangat beragam, tanpa
Ecodesign adalah pendekatan desain produk dengan
disadari kebutuhan ekonomi yang mendesak,
pertimbangankhusus pada pengaruh lingkungan
sehingga para produsen tentunya akan menekan biaya
selama seluruh proses lingkaran kehidupan. Ada tiga
produksi sehingga mereka secara spontan akan
prinsip dari Ecodesign ini yaitu: reduce, reuse, recycle.
menggunakan alternatif bahan baku produksi yang
bersifat limbah namun bernilai tinggi, sebagai contoh Produk ramah lingkungan harus benar-benar bersifat
dalam penggunaan limbah kepingan kayu ini. ramah lingkungan dalam 3 fase kehidupannya, yaitu:
pertama fase lahir, ketika diproduksi tidak
Selain untuk mendukung produk berbasis ramah
meninggalkan limbah berbahaya untuk lingkungan.
lingkungan, hal ini juga dapat menguntungkan dalam
Kedua fase hidup, ketika dia hidup tidak merugikan
segi finansial dan mewujudkan kesejahteraan
lingkungan sekitarnya termasuk penggunanya. Yang
masyarakat itu sendiri.
ketiga fase ketika mati, ketika barang tersebut rusak/
Maka dari itu setiap daerah sebenarnya sangat tidak bisa dipergunakan lagi, barang harus bisa terurai
berpotensi untuk mengembangkan industri kreatif atau tidak mencemari lingkungan sekitar.
yang nantinya akan menjadi ciri khas daerah tersebut.
Penggunaan limbah kayu dalam produk patung seperti
Misal menciptakan lapangan usaha baru dengan
ini termasuk dalam konsep Ecodesign, karena dari daur
membuat produk souvenir/cinderamata sebagai oleh-
hidup produk ini memenuhi unsur-unsur Ecodesign,
oleh dari daerah itu.
yaitu mengurangi energi yang dikeluarkan dilihat dari

Jurnal Studi Kultural Volume V No. 1 Januari 2020 www.an1mage.org 32


Devy Ika Nurjanah Pemanfaatan Limbah Kayu dalam Industri Kreatif Patung Kuda di Yogyakarta

proses pembuatannya dengan hanya menggunakan alat [4] Kasmudjo. 2010. Teknik Jitu Memilih Kayu untuk Aneka
sejenis kapak untuk memahat dan proses penyatuannya Penggunaan. Yogyakarta : Cakrawala Media
dengan cara dipaku, untuk pengerjaannya juga terbilang [5] Dumanauw, J.F. 1990. Pendidikan Industri Kayu Atas-
singkat. Semarang Mengenal Kayu.Yogyakarta: Kanisius

Selain itu penggunaan limbah potongan kayu yang [6] Ismawan, Indra. 1999. Resiko Ekologis di Balik
biasanya hanya digunakan sebagai kayu bakar, namun Pertumbuhan Ekonomi, Cet-1. Yogyakarta: Media
dapat diolah menjadi produk bernilai tinggi. Setiap Presindo.
daerah sebenarnya sangat berpotensi untuk [7] DPMP. 2015. “Jogja Pusat Seni, Pusat Seni/Kerajinan
mengembangkan industri kreatif versi ini yang nantinya dan Industri Kreatif“ diakses dari laman
akan menjadi ciri khas daerah tersebut. http://investasi.jogjakota.go.id/id/more/page/83/Jogja-
Pusat-Seni
Misal menciptakan lapangan usaha baru dengan
membuat produk souvenir/cinderamata sebagai oleh- [8] Keraf A, Sonny.2014. Krisis dan Bencana Lingkungan
Hidup Global. cet- 5. Kanisius: Yogyakarta,
oleh dari daerah itu. Dalam penentuan produk yang
akan dibuat, pembuat karya harus menentukan tujuan [9] Oetama, Jakob. 2000. Lingkungan Hidup Kontra-
dari pembuatan produk tersebut, misal untuk kebutuhan Pembangunan? Cet-1. Jakarta: Kompas.
produk industri yang tentunya akan diproduksi massal.
[10] Wawancara dengan Timbul Heru Prasetyo, pengusaha
Pembuat karya juga harus mempertimbangkan daur patung limbah kayu jati, Selopamioro, Bantul,
Yogyakarta.
hidup produk tersebut agar dapat bertahan lama dan
tidak mudah rusak, sehingga benar-benar dapat
dikategorikan sebagai produk ramah lingkungan.
Seperti pada kerajinan patung limbah kayu ini, karena
kayu yang digunakan sebagian besar merupakan limbah
dari akar kayu jati, maka tingkat keawetannya tinggi.
Semakin lama kayu jati bersifat semakin kokoh dan
kuat.
Dari produk tersebut ada beberapa hal yang dapat
disimpulkan bahwa produk industri kreatif di Indonesia
ini sebenarnya sangat beragam, tanpa disadari
kebutuhan ekonomi yang mendesak, sehingga para
produsen tentunya akan menekan biaya produksi
sehingga mereka secara spontan akan menggunakan
alternatif bahan baku produksi yang bersifat limbah
namun bernilai tinggi.
Sebagai contoh dalam penggunaan limbah kepingan
kayu ini. Selain untuk mendukung produk berbasis
ramah lingkungan, hal ini juga dapat menguntungkan
dalam segi finansial dan mewujudkan kesejahteraan
masyarakat itu sendiri.

Referensi
[1] Sachari, Agus. 2005. Metodologi penelitian budaya rupa
(desain, arsitektur, seni rupa dan kriya). Jakarta :
Erlangga

[2] Walker, Stuart. 2008. “Extant objects: designing things


as they are”. International Journal of Sustainable Design,
Vol. 1, No. 1, pp: 4-12.

[3] Raiz, Abdul Hamid. 2014. “Kerajinan Rakyat, Ekspor


Industri Kreatif Prospektif”. Solopos.

Jurnal Studi Kultural Volume V No. 1 Januari 2020 www.an1mage.org 33

Anda mungkin juga menyukai