Anda di halaman 1dari 10

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/292148697

ANALISIS POTENSI SOSIAL EKONOMI DAN


BUDAYA MASYARAKAT DI WILAYAH KOTA
SEMARANG DALAM PENGEMBANGAN...

Article · November 2010

CITATIONS READS

0 3,476

3 authors, including:

Artiningsih Artiningsih
Universitas Diponegoro
7 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Artiningsih Artiningsih on 29 January 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file. All in-text references underlined in blue are added to the original document
and are linked to publications on ResearchGate, letting you access and read them immediately.
Riptek, Vol.4, No.I1, Tahun 2010, Hal.: 11 - 19
ANALISIS POTENSI SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
MASYARAKAT DI WILAYAH KOTA SEMARANG
DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF
Artiningsih, Rukuh Setiadi dan Duhita Mayangsasri *)

Abstrak

Persaingan global dan menipisnya cadangan sumberdaya alam semakin mendorong negara-negara di dunia
untuk mencari alternatif perekonomian yang tidak bergantung pada alam. Salah satu alternatif yang ditempuh
adalah dengan mengalihkan pilihan pada ekonomi kreatif, yaitu perekonomian yang berbasis pada kreativitas
dan kemampuan intelektual. Hal ini karena industri kreatif banyak memberikan kontribusi secara nyata pada
perekonomian negara, yaitu peningkatan nilai ekspor, penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar, serta salah
satu penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Kota Semarang sebagai kota metropolitan memiliki
berbagai potensi, baik potensi sosial, ekonomi maupun budaya untuk dapat dikembangkan menjadi industri
kreatif. Namun pada kenyataannya, Kota Semarang belum dapat memanfaatkan potensi-potensi yang
dimilikinya untuk dikembangkan sebagai industri kreatif seperti kota-kota lainnya. Berdasarkan hal tersebut,
maka diperlukan adanya suatu kajian untuk mengetahui potensi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Kota
Semarang dalam mengembangkan industri kreatif.

Kata kunci: Industri kreatif, potensi sosial ekonomi dan budaya

Latar Belakang dataran tinggi (bukit dan gunung), adanya


Persaingan global dan menipisnya bangunan-bangunan bersejarah, ketersediaan
cadangan sumberdaya alam dewasa ini semakin infrastruktur, berada di posisi strategis di jalur
mendorong negara-negara di dunia untuk persimpangan kota-kota besar. Kota Semarang
mencari alternatif perekonomian yang tidak belum dapat mengembangkan industri kreatif
bergantung pada alam, salah satu alternatif yang seperti Kota Bali, Bandung, dan Yogyakarta.
ditempuh adalah dengan mengalihkan pilihan Berdasarkan hal tersebut, maka
pada ekonomi kreatif, yaitu perekonomian yang diperlukan adanya suatu kajian untuk
berbasis pada kreativitas dan kemampuan mengetahui potensi sosial, ekonomi, dan budaya
intelektual. Menurut (UNCTAD, 2008) masyarakat Kota Semarang dalam
ekonomi kreatif dipahami sebagai suatu konsep mengembangkan industri kreatif. Diharapkan
yang berkembang dan menitikberatkan hasil kajian ini akan dapat digunakan sebagai
kreativitas sebagai aset utama guna rekomendasi strategis dalam pengembangan
membangkitkan pertumbuhan dan industri kreatif di Kota Semarang dan pada saat
perkembangan ekonomi. yang sama menjadi bagian dari upaya dalam
Keberadaan industri kreatif merupakan pengembangan ekonomi lokal.
bagian yang tidak terpisahkan dari
pengembangan konsep ekonomi kreatif. Pertanyaan Penelitian
Menurut UNCTAD (2008), industri kreatif Berdasarkan latar belakang, maka
adalah jantung dari ekonomi kreatif. Hal ini pertanyaan penelitian yang mendasari
karena industri kreatif banyak memberikan dilakukannya penelitian ini adalah “Apa saja
kontribusi secara nyata pada perekonomian potensi yang dimiliki Kota Semarang dalam
negara, yaitu peningkatan nilai ekspor, pengembangan industri kreatif?”
penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar,
serta salah satu penyumbang Produk Domestik Tujuan dan Sasaran
Regional Bruto (PDRB). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Studi Pemetaan Industri Kreatif oleh menganalisis potensi sosial, ekonomi, dan
Departemen Perdagangan Republik Indonesia budaya masyarakat di wilayah Kota Semarang
pada tahun 2007 telah memetakan industri dalam pengembangan industri kreatif. Adapun
kreatif menjadi 14 jenis, yaitu periklanan; pasar sasaran yang dilakukan dalam mencapai tujuan
seni dan barang antik; desain; video, film, dan penelitian antara lain:
fotografi; musik; penerbitan dan percetakan; 1. Identifikasi dan pemetaan potensi sosial,
televisi dan radio; arsitektur; kerajinan; fashion; ekonomi, dan budaya Kota Semarang,
permainan interaktif; seni pertunjukan; layanan mencakup bentuk kegiatan dan peran
komputer dan piranti lunak; riset dan stakeholders yang terlibat.
pengembangan. 2. Analisis upaya penciptaan nilai tambah
Kota Semarang belum mampu ekonomi dan kreativitas dalam
memanfaatkan potensi yang dimiliki, seperti
adanya wilayah pesisir (pantai dan laut), adanya

*) Staf Pengajar Fakultas Teknik Undip Semarang


Analisis Potensi Sosial Ekonomi Dan Budaya
Masyarakat Di Wilayah Kota Semarang
Dalam Pengembangan Industri Kreatif (Artiningsih, dkk)

menumbuhkan pertalian usaha baru yang Semarang terkait dalam pengembangan industri
sudah dilakukan dengan value chain. kreatif.
3. Analisis potensi dan prioritas pengembangan
industri kreatif berdasarkan hasil value chain Pengertian Industri Kreatif
dan pengalaman terbaik dari daerah lain. Pertumbuhan ekonomi di negara
4. Rekomendasi strategis atas peluang berkembang pada saat ini sudah tidak lagi
pengembangan industri kreatif sesuai potensi mampu mencukupi kebutuhan hidup sesuai
sosial, ekonomi, dan budaya yang khas dari dengan standar kesejahteraan yang diinginkan.
Kota Semarang. Dimulai dari era ekonomi pertanian, ekonomi
industri hingga era ekonomi teknologi dan
Kerangka Pemikiran informasi, penggunaan sumberdaya alam
semakin meningkat. Sementara, di sisi lain
ketersediaan sumberdaya alam semakin terbatas
sebagai akibat dari tingginya intensitas
eksploitasi untuk memenuhi kebutuhan industri.
Oleh karena itu, diperlukan suatu kreativitas
lain yang secara ekonomi menghasilkan nilai
tambah, tetapi tidak terlalu bergantung pada
sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui.
Kreativitas tersebut diharapkan dapat menggali
berbagai potensi lokal yang ada secara optimal,
sebagai modal untuk mengentaskan kemiskinan
serta mendorong peningkatan pendapatan
maupun penyerapan tenaga kerja.
Industri kreatif, menurut United
Kingdom Departement Culture, Media and
Sport (DCMS, 2001) adalah berbagai hal yang
memerlukan kreativitas, ketrampilan, dan bakat
yang dilakukan untuk penciptaan kesempatan
kerja dan kesejahteraan melalui eksploitasi
properti intelektual. Kegiatan yang tercakup,
antara lain meliputi iklan, arsitektur, pasar seni
Gambar 1 dan barang antik, kerajinan, desain, fashion, film
Kerangka Pikir Penelitian dan video, musik, seni pertunjukan, percetakan,
software, televisi dan radio serta video dan
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini, game komputer.
dalam mencapai tujuan yang diharapkan adalah Menurut UNCTAD (dalam UN, 2008),
berawal dari pengidentifikasian potensi-potensi industri kreatif didefinisikan sebagai :
yang dimiliki oleh Kota Semarang. Identifikasi 1. Siklus kreasi, produksi, dan distribusi barang
maupun pemetaan potensi tersebut tidak hanya jasa yang menggunakan modal kreativitas
ditinjau dari aktivitas ekonomi saja, melainkan dan intelektual sebagai input utama.
sosial dan budaya, dimana hasil dari pemetaan 2. Serangkaian kegiatan berbasis pengetahuan
tersebut akan digunakan sebagai acuan dalam yang ditekankan pada seni yang berpotensi
mengidentifikasi potensi apa saja yang dapat memberikan pendapatan dari perdagangan
berpengaruh dalam pengembangan industri dan hak atas properti intelektual.
kreatif di Kota Semarang. 3. Terdiri atas produk intelektual atau jasa
Hasil dari pemetaan potensi tersebut artistik, baik kasat mata dan tidak, dengan
kemudian dilakukan suatu analisa untuk materi kreatif, bernilai ekonomi, dan
mengetahui seberapa besar upaya dalam satu memiliki sasaran pasar yang jelas.
industri untuk menciptakan nilai tambah dengan 4. Persimpangan antara kesenian, jasa, dan
menggunakan sumber daya terbarukan. Upaya sektor industri.
penciptaan nilai tambah dilakukan melalui analisa 5. Perwujudan sektor baru yang dinamis pada
value chain. Hasil dari analisa tersebut kemudian perdagangan dunia.
dijadikan sebagai dasar dalam mengidentifikasi
potensi, prioritas serta peningkatan daya saing Jenis dan Kriteria Industri Kreatif
industri-industri kreatif yang berpotensi Pengembangan industri kreatif tidak
tersebut dalam pengembangan industri kreatif di terlepas dari keluaran dan hasil dari manifestasi
Kota Semarang. Pada akhirnya ujung tombak kreativitas, yang akan dipengaruhi oleh empat
pada penelitian ini yakni sebagai bahan jenis modal yaitu modal sosial, budaya, manusia
masukan/rekomendasi kepada pemerintah Kota dan struktur atau institusinya.

12
Riptek, Vol.4, No.I1, Tahun 2010, Hal.: 11 - 19

Kreativitas atas produk barang dan jasa Ditinjau dari aspek ekonomi, dapat
akan ditentukan oleh keberadaan industri diketahui pada tabel di bawah ini.
kreatif, dimana eringkali ada perbedaan
pemahaman atas produk budaya dan produk Tabel 2
kreatif. Konsep produk budaya di sini Analisis Pemetaan Potensi Ekonomi
diartikulasikan sebagai representasi budaya yang Kota Semarang dalam Pengembangan
ada dan diterima dalam masyarakat, dapat pula Industri Kreatif
sebagai produk budaya yang memiliki nilai-nilai
Peluang Pengembangan
Potensi Ekonomi Best Practices Indikator
Industri Kreatif
Pengembangan Wisata Bahari
sesuai yang dianut oleh masyarakatnya. Pelabuhan : Tanjung Mas dan Museum Kelautan di
Pelabuhan Sunda Kelapa
Wisata Bahari dan Museum
Kelautan

Berdasarkan atas dua konsep tersebut, produk Pasar Tradisional:


Pasar Barang Antik:
o Jl. Sriwijaya, Jakarta
o Pasar Barang Antik,
budaya adalah barang dan jasa yang dihasilkan o Pasar Johar
o Pasar Yaik
o Triwindu, Solo
Pasar Batik dan Kerajinan:
o
o
Pasar Seni,
Batik dan kerajinan,
o Peningkatan nilai

berdasarkan budaya yang sekarang ini diterima o Pasar Jatingaleh


o Pasar Kobong
o Beringharjo, Jogja
Pasar Seni:
o Mebel dan Dekorasi
interior,
tambah pada mata
rantai distribusi dan
o Pasar Gang Baru o Ancol, Jakarta komersialisasi
atau dianut oleh masyarakat. Sementara, o Pasar Bulu
o Pasar Peterongan
o Sukowati, Denpasar
Pasar Ikan dan Kuliner:
o
o
Pasar ikan dan Kuliner
Pasar Semawis Gang Baru
produk
kreatif
industri

kreativitas atas barang dan jasa budaya akan Pedagang Kaki Lima
o Toradomori, Jepang

didefinisikan sebagai produk yang dibuat o Pasar Burung


Kartini
o
o
Pasar Ngasem Jogja
Malioboro, Jogja
o
o
Fotografi
Pasar Burung

manusia (man-made), yang dihasilkan dari suatu o Kuliner, Simpang


Lima
o Kuliner Kaki Lima

tingkatan kreativitas atas produk budaya yang


ada. Dengan demikian, produk kreatif lebih luas
dibandingkan produk budaya, karena ada upaya
Ditinjau dari aspek sosial, potensi yang
mengolah apa yang sudah dihasilkan dalam
dimiliki Kota Semarang mencakup keragaman
produk budaya secara kreatif. Dengan kata lain,
etnis, keterbukaan masyarakat, dan interaksi
ada upaya inovasi yang akan muncul.
sosial. Adapun analisis pemetaan potensi sosial
Adapun pemerintah Indonesia
tersebut, sebagai berikut.
menggolongkan jenis industri kreatif ke dalam
14 kategori, antara lain: Lihat Tabel 1.
Tabel 3
Analisis Pemetaan Potensi Sosial
Pemetaan Potensi Ekonomi, Sosial, dan
Kota Semarang dalam Pengembangan
Budaya Kota Semarang
Industri Kreatif
Kota Semarang sebagai kota
metropolitan sebenarnya memiliki berbagai Peluang
macam potensi yang dapat dikembangkan, baik Potensi Sosial Best Practice Pengembangan
Industri Kreatif
Indikator

yang ditinjau dari aspek ekonomi, sosial dan Keragaman Etnis:


o Jawa
Penggalian ciri-ciri
atau tipologi daerah
budaya. Berdasarkan hasil analisa pemetaan o Tionghoa
o Melayu
yang dipengaruhi
oleh keragaman
potensi industri kreatif Kota Semarang, adapun o Arab
o Koja
etnis

beberapa potensi industri kreatif yang dapat o Lainnya


Keragaman Agama dan Penggalian ciri-ciri
dikembangkan ditinjau dari aspek ekonomi, kepercayaan:
o Islam
atau tipologi daerah
yang dipengaruhi
o Film, Video,
sosial dan budaya sebagai berikut. o Nasrani
o Budha
oleh keragaman
agama
Fotografi o Peningkatan
o Arsitektur interaksi dan
o Kong Hu Chu
o Penerbitan toleransi sosial
o Hindu
o Desain o Pengembangan
Tabel 1 Keterbukaan Masyarakat dan
interaksi sosial yang inklusif:
o Akulturasi budaya
dalam produk
o
o
Fashion
Permainan
industri kreatif
yang inklusif
Jenis dan Kriteria Industri Kreatif o Penerbitan : Suara Merdeka,
Olga, Wawasan
gaya hidup
masyarakat
Interaktif
o Radio: Gadjah Mada, Imelda, o Komunitas gaya
Jenis Industri Kreatif Suara Semarang, dll hidup
No Dep. Perdagangan Kriteria o TV: Pro TV. Tvku,
UNCTAD
Indonesia Borobudur
Situs Budaya :
o Fashion: Batik Semarang,
o Candi
1
o Kraton
- Warisan  Anne Avantie, Kaos Oblong,
seluruh benda peninggalan nenek Gampang Sembarangan, dll
o Klenteng
moyang berupa bangunan, o Fotografi : Komunitas
Ekspresi Budaya
arsitektur, dan benda-benda lain Fotografer Semarang.
Tradisional
1. Kerajinan (diproduksi berserta rangkaian tradisi yang
o Festival
2 tanpa mesin oleh diwariskan secara turun temurun
o Upacara
perajin) dan menjadi identitas masyarakat.
o Tarian
o Kuliner

3
Seni Visual :
o Film 2. Video, Film, Fotografi
Seni 
Bentuk penggambaran alam yang
Sedangkan ditinjau dari aspek budaya,
o Fotografi
Seni Pertunjukan:
diekspresikan dalam dokumentasi
visual dan pertunjukan sesuai potensi budaya Kota Semarang yang menonjol
4
o Musik
o Teater
3.
4.
Musik
Seni Pertunjukan
budaya masyarakat yang berlaku,
atau dapat diterima oleh dapat diketahui dari beberapa peninggalan
5. Pasar barang Seni masyarakat
o Tari
Percetakan :
seperti warisan kuliner, bangunan-bangunan
5
o Buku
o Koran dan
6. Penerbitan dan
Percetakan Media 
dengan arsitektur yang khas, serta berbagai
Majalah
Audio Visual:
Mencakup alat penyampaian
informasi dan komunikasi serta event tahunan yang diselenggarakan.
6 o Radio 7. TV dan Radio inovasi teknologi dan pengetahuan.
o Televisi Menjadi alat pembelajaran
Media Baru: 8. Permainan Interaktif masyarakat.
7 o Software, 9. Layanan Komputer
o video games dan Piranti Lunak
10. Desain (Grafis,
interior, produk,
industri, pemasaran,
Desain : kemasan, konsultasi
8 o Produk jasa identitas
o Fashion perusahaan) Kreasi Fungsional 
11. Fesyen (baju, alas kaki, Ekspresi seni, pengetahuan dan
asesoris, dan budaya masyarakat yang diolah
distribusinya) dalam produk fungsional untuk
Jasa/Layanan Kreatif: kepentingan praktis.
12. Arsitektur
o Arsitektur
13. Periklanan
o Periklanan
9 14. Penelitian &
o Penelitian &
Pengembangan
Pengembangan
o Rekreasi

13
Analisis Potensi Sosial Ekonomi Dan Budaya
Masyarakat Di Wilayah Kota Semarang
Dalam Pengembangan Industri Kreatif (Artiningsih, dkk)

Tabel 4 produk unggulan. Hasil dari analisis ini akan


Analisis Pemetaan Potensi Budaya di digunakan sebagai dasar penentuan potensi dan
Kota Semarang dalam Pengembangan prioritas industri kreatif di Kota Semarang.
Industri Kreatif Berdasarkan hasil analisis, diketahui
bahwa secara umum industri kreatif di Kota
Peluang
Potensi Budaya Best Practice Pengembangan Indikator Semarang tergolong lemah terkait dalam upaya
Industri Kreatif
Produk budaya tidak bisa
o Film, Video, Fotografi
penciptaan nilai tambah. Semakin panjang mata
dan bukan untuk
Seni tari dan
pertunjukan:
diindustrikan, namun
reproduksi dari pencapaian
o
o
Arsitektur
Penerbitan
o Pencitraan dan
rantai yang dilakukan dalam suatu industri, akan
o Ngesti Pandowo
kebudayaan bisa
diindustrkan
o
o
Desain
Fashion
peningkatan Jati
Diri Khas
semakin berkembang industri tersebut. Sebagian
Seni Musik
(dikomersialisasikan), film
atas seni pertunjukan bisa
o
o
Permainan Interaktif
Agen Ticketing
Daerah besar industri kreatif di Kota Semarang belum
Seni Lukis dan Grafis
dijual dalam bentuk VCD
o Jasa Konvensi dan
Pameran mampu menjadi ikon yang mencerminkan Kota
Sanggar Seni dan
Kelompok Budaya o Pelatihan dan
Semarang, sementara sebenarnya banyak
Promosi budaya tradisional Pelestarian
potensi yang dapat dikembangkan. Ditinjau dari
o
o Gambang penularan
dan modern budaya
Semarang ketrampilan
o Dewan Kesenian
o Taman Budaya
segi pendistribusian produk, hanya sebagian
o Peningkatan
Raden Saleh
o Gedung
Promosi budaya tradisional
dan modern
o Pengembangan Galeri intensitas kecil industri yang telah berhasil menembus
promosi budaya
Sobokartti
Arsitektur dan
pasar internasional, namun industri-industri
Bangunan:
o Kota Lama
o Revitalisasi Kota Lama
di Jakarta Kota
o
o
Arsitektur
Desain
tersebut belum cukup berkontribusi terhadap
o Lawang Sewu
o Klenteng Sam Po
o Komunitas pencinta
Kota Tua
o
o
Film, Video, Fotografi
Penerbitan
o Peniptaan
warisan budaya
pendapatan Kota Semarang.
Kong, Tay Kay Sie
o Vihara
o Pemandu Wisata
bersepeda
o
o
Desain
Fashion
sebagai ikon
Kota Semarang
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
o Masjid Kauman
o Masjid Agung
o Komunitas Jelajah
Museum
o
o
Permainan Interaktif
Penciptaan event
perkembangan industri kreatif di Kota
Jateng
o Gereja Blenduk Semarang masih bersifat individual, sementara
Pengenalan tradisi
Event Budaya: Tionghoa pada etnis lain o Film, Video dan
o Keanekaragaman
tema dan jenis
dalam pengembangannya, industri kreatif akan
o Pasar Semawis, o Wayang potehi Fotografi
menyambut o Liong dan Barongsai o Seni Pertunjukan
industri kreatif
yang terlibat
selalu berkaitan dan berpengaruh terhadap
Tahun Baru Imlek o Kuliner (Pia, Lumpia, o Musik
o Pameran Batik Mie, Es Tjong Lik, o Penerbitan
o Multistakeholder
yang inklusif
perkembangan jenis industri lain.
o Kuliner Wedang Tahu dll) o Fashion
o Peningkatan
Tradisional o Wushu o Pasar Seni dan
pencitraan
o Dugderan dan Pengenalan tradisi Islam Barang Antik
warak ngendok Melayu, Arab, Jawa o Desain
o Peningkatan
daya saing Penilaian Potensi Industri Kreatif
Penilaian potensi industri kreatif di Kota
Persepsi Antar Stakeholder Semarang digunakan untuk menilai jenis industri
Perkembangan industri kreatif di Kota kreatif mana yang memiliki perkembangan yang
Semarang sangat dipengaruhi oleh para baik, sedang, dan buruk di Kota Semarang,
stakeholder terkait yakni dukungan pemerintah, dimana dilakukan berdasarkan penilaian atas
dukungan para cendekiawan, serta pelaku usaha. perkembangan industri kreatif eksisting
Secara garis besar, pemerintah telah banyak berdasarkan 6 variabel yaitu inovasi dan kreasi,
memberikan berbagai macam bentuk bantuan sumber daya terbarukan, kontribusi ekonomi,
kepada para pengusaha industri di Kota dampak sosial, citra bangsa serta iklim bisnis.
Semarang, usaha industri kreatif pun sudah Dengan adanya penilaian tersebut, maka
semakin banyak bermunculan di Kota Semarang. diharapkan pemerintah kota akan mampu
Namun pada kenyataannya, belum terjadi menilai jenis industri kreatif apa saja yang layak
kesinambungan dan keberlanjutan di antara untuk didukung secara optimal, sehingga Kota
stakeholder terkait. Masih banyak berbagai Semarang tidak akan kalah dengan kota-kota
ketimpangan yang terjadi. Kesinambungan lain di Indonesia, seperti Bandung dan
diantara stakeholder dirasa cukup menjadi point Yogyakarta dalam hal industri kreatif.
penting didalam pengembangan industri kreatif.
Dengan adanya penilaian terhadap
persepsi antar stakeholder, maka diharapkan
pemerintah kota akan mampu menilai jenis
industri kreatif apa saja yang layak untuk
didukung secara optimal, sehingga pada akhirnya
Kota Semarang tidak akan kalah dengan kota-
kota lain di Indonesia, seperti Kota Bandung
dan Yogyakarta dalam hal industri kreatif.

Upaya Penciptaan Nilai Tambah Industri


Kreatif
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui
bagaimana upaya penciptaan nilai tambah dari
produk-produk unggulan Kota Semarang
berdasarkan hasil dari wawancara yang telah
dilakukan. Analisis ini dilakukan dengan Gambar 2
mengidentifikasi mata rantai dari tiap-tiap Grafik Hasil Skoring Industri
Kreatif
14
Riptek, Vol.4, No.I1, Tahun 2010, Hal.: 11 - 19

Berdasarkan Gambar 2, diketahui bahwa Sama halnya dengan potensi sosial Kota
perkembangan industri kreatif di Kota Semarang yakni dengan adanya keanekaragaman
Semarang dapat diklasifikasikan menjadi baik, etnis penduduk dan agama yang dimilikinya
sedang, dan buruk. Industri kreatif yang telah seperti etnis Jawa, Koja, Arab, Tionghoa, juga
berkembang dengan baik, meliputi fashion, dapat memberikan nilai tambah dalam
kerajinan, penerbitan dan percetakan, musik, mengembangkan industri kreatif.
pasar barang seni, fotografi, desain grafis, dan Keanekaragaman etnis penduduk dan agama
audio visual. Sedangkan, industri kreatif yang juga dapat mempengaruhi tradisi dan budaya
sedang dalam perkembangannya, meliputi audio, Kota Semarang, serta dapat mendorong adanya
seni pertunjukan, serta arsitektur. Selanjutnya, keterbukaan masyarakat Kota Semarang yang
industri kreatif di Kota Semarang yang belum tercipta karena tingginya toleransi antar
mengalami perkembangan adalah layanan masyarakat. Tingginya toleransi dan inklusi
komputer dan piranti lunak, periklanan, serta sosial masyarakat yang kemudian mampu
penelitian dan pengembangan. mendorong penciptaan nilai tambah dalam mata
rantai distribusi dan komersialisasi produk
Penilaian Potensi Sosial, Ekonomi dan industri kreatif. Adapun industri kreatif yang
Budaya Kota Semarang dalam dapat berkembang karena pengembangan
Pengaruhnya terhadap Perkembangan potensi sosial antara lain industri fotografi, TV
Industri Kreatif dan radio, penerbitan, dan lain sebagainya.

Terkait dengan potensi yang dimiliki oleh


Kota Semarang yakni ekonomi, sosial, dan
budaya, keberadaan potensi-potensi tersebut
dapat mempengaruhi perkembangan industri
kreatif. Adapun potensi budaya yang dimiliki
Kota Semarang berupa arsitektur, kesenian,
serta kuliner. Budaya arsitektur yang berpotensi
antara lain Lawang Sewu, Klenteng Tay Kay Sie,
Klenteng Sam Poo Kong, Gereja Blenduk,
Vihara Budha Watugong, Pasar Semawis, dan
MAJT (Masjid Agung Jawa Tengah) . Sedangkan
budaya kuliner antara lain lumpia, wingko babat
dan bandeng, sementara budaya kesenian antara
lain warag ngendok, dugderan, event Semawis,
dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil analisis yakni melalui
tabel matriks analisa kondisi eksisting, best Gambar 4
practice dan kemudian menghasilkan tindakan, Diagram Keterkaitan Antara Potensi Sosial
potensi budaya Kota Semarang dapat dan Jenis Industri Kreatif di Kota Semarang
mengembangkan industri kreatif seperti
arsitektur, fotografi, penerbitan, TV dan radio, Kota Semarang memiliki sejarah kota
seni pertunjukkan, dan lain sebagainya. sebagai salah satu kota pelabuhan, sehingga
tidak heran bila kemudian aktivitas ekonomi
berkembang dengan pesat. Hal tersebut menjadi
potensi tersendiri bagi Kota Semarang, terkait
hubungannya dengan pengembangan industri
kreatif. Adapun potensi ekonomi tersebut yakni
keberadaan pelabuhan yang hingga kini masih
aktif digunakan sebagai pintu gerbang
perdagangan Kota Semarang, serta keberadaan
pasar-pasar tradisional seperti Pasar Johar,
Pasar Bulu, Pasar Kobong, dan adanya pusat
pedagang kaki lima sebagai daya tarik lain dapat
mempengaruhi perkembangan industri kreatif
seperti kerajinan, pasar seni maupun barang
antik, fashion, kuliner, dan lain sebagainya.

Gambar 3
Diagram Keterkaitan Antara Potensi Budaya
dan Jenis Industri Kreatif di Kota Semarang

15
Analisis Potensi Sosial Ekonomi Dan Budaya
Masyarakat Di Wilayah Kota Semarang
Dalam Pengembangan Industri Kreatif (Artiningsih, dkk)

Tabel 5
Peningkatan Daya Saing Industri Kreatif
di Kota Semarang
Jenis Industri
No Prospek dan Tindakan
Kreatif
1 Fashion Daya saing produk kebaya cukup tinggi dengan inovasi yang dilakukan Ana Avantie. Pemerintah bisa mengambil
keuntungan dari jejaring pemasaran yang sudah mencapai tingkat internasional, antara lain untuk mempromosikan
produk industri kreatif lain. Pemerintah juga bisa bekerjasama guna mendorong pertalian usaha baru, misalnya kebaya
dengan batik Semarang. Pemerintah dan pelaku usaha bekerjasama melakukan upaya pengembangan produk fashion,
misalnya pakaian jadi dari batik Semarang sebagai upaya pencitraan daerah. Dengan perguruan tinggi, bisa didorong
upaya inovasi dan diversifikasi produk pendukung lain baik interior, sepatu, tas, kaos, asesoris lain. Dengan
dikembangkannya industri fashion dapat mempengaruhi perkembangan industri lain, seperti kerajinan, desain,
fotografi, dan lain-lain.
2 Kerajinan Penyerapan tenaga kerja dari kerajinan cukup prospektif. Pemerintah perlu terus mendorong kewirausahaan agar ide
kreatif pekerja punya manfaat ekonomi. Salah satunya dengan menumbuhkan pertalian usaha dari pemanfaatan output
dan atau limbah dari usaha lain dapat dikembangkan untuk mendukung penerapan konsep pembangunan
berkelanjutan dalam industri kreatif. Mengingat permasalahan yang dihadapi saat ini adalah industri kerajinan belum
dapat menjangkau pasar internasional, dan belum ada kontribusi secara langsung terhadap pendapatan daerah. Ke
depan perkembangan industri kerajinan dapat mempengaruhi perkembangan industri lain, seperti fashion, desain,
fotografi, pasar barang seni, dan lain-lain.
3 Penerbitan dan Terkait erat dalam mendokumentasikan berbagai respon masyarakat sehingga perlu menggali karakteristik kehidupan
Percetakan sosial yang beragam dan bersifat inklusif di kota Semarang. Antara lain dengan mengangkat potensi budaya, sosial dan
ekonomi dalam tema kegiatan industri kreatif yang berkembang, misalnya fashion, kerajinan, musik, pasar barang seni,
dan lain sebagainya.
4 Musik Industri musik di Kota Semarang cukup berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini dapat terlihat dari makin banyaknya
grup-grup musik, lembaga pendidikan musik, yang muncul. Salah satu grup musik yang memiliki potensi besar adalah
Grup musik Congrock 17 yang telah berhasil merambah pangsa pasar nasional, dimana sudah cukup sering diundang
untuk bermain di istana kenegaraan. Keberadaan industri musik di Kota Semarang cukup mampu memberikan
pengaruh positif terhadap industri kreatif lain seperti penerbitan dan percetakan, audio, audio visual, seni
pertunjukan, dan lain sebagainya. Namun kendala yang dihadapi oleh industri ini adalah belum adanya musik yang
menunjukkan kekhasan Kota Semarang. Pemerintah dapat menyelenggarakan festival musik reguler untuk memacu
Gambar 5 5 Pasar Barang Seni
kreativitas musik, bekerjasama dengan berbagai perusahaan besar di Semarang.
Pasar yang memiliki potensi budaya, sosial dan ekonomi yang kuat untuk dikembangkan di Kota Semarang adalah
Diagram Keterkaitan Antara Potensi Ekonomi pasar semawis. Banyak acara menarik yang diselenggarakan di Pasar Imlek Semawis seperti atraksi Barongsai, kuliner,
pasar barang seni, dan lain-lain. Namun, kendala yang masih dihadapi adalah penyelenggaraan acara di Pasar Imlek

dan Jenis Industri Kreatif di Kota Semarang Semawis adalah musiman setahun sekali. Sementara di Jumat, Sabtu, dan Minggu hanya menyajikan kuliner. Kendala
lain dalam pengembangan pasar semawis yaitu kurangnya dukungan dari pemerintah maupun perguruan tinggi, selain
itu kurangnya sarana dan prasana yang mendukung seperti ketersediaan lahan parkir yang kurang memadai. Selain
Pasar Semawis, pasar yang berpotensi adalah Pasar Bulu, dimana dalam perkembangannya pasar tersebut akan
dikembangkan menjadi pasar barang seni. Adapun, industri pasar barang seni dapat memicu perkembangan industri
lain, seperti fashion, kerajinan, penerbitan dan percetakan, fotografi, dan lain-lain.

Secara garis besar dapat diketahui bahwa 6 Fotografi Industri fotografi juga mulai bermunculan di Kota Semarang. Hal ini ditunjukkan mulai banyak komunitas-komunitas
pecinta fotografi yang bermunculan, salah satunya adalah Komunitas Fotografi Semarang (KFS). Agar mampu
memberikan pencitraan yang khas pada Kota Semarang, maka perkembangan industri fotografi perlu didorong dengan
industri kreatif di Kota Semarang masih belum memanfaatkan obyek dari industri fashion, kerajinan, musik, pasar barang seni, arsitektur, desain, event budaya,
keragaman karakteristik kehidupan sosial masyarakat, dll. Pemerintah dapat memfasilitasi dengan penyelenggaraan
berjalan secara optimal dan diperlukan 7 Desain Grafis
lomba, pameran hasil fotografi terutama dari komunitas dan siswa sekolah.
Salah satu contoh industri yang termasuk dalam industri desain grafis ini adalah PAPPILON, yaitu suatu organisasi

dukungan-dukungan dari stakeholder terkait. Di pembuatan komik, yang telah berprestasi menjual hasil komiknya hingga kancah internasional, namun kendala yang
dihadapi oleh organisasi tersebut adalah belum memiliki komik yang berlatar belakang mengenai Kota Semarang,
serta belum ada dukungan dari pemerintah dalam mengembangkan usahanya. Perlu adanya dukungan dari pemerintah
satu sisi sebenarnya Kota Semarang memiliki untuk mengembangkan usaha produksi komik tersebut, yang diharapkan kemudian dapat mempengaruhi
perkembangan industri lain seperti hanya percetakan dan penerbitan, desain, periklanan.
berbagai macam potensi yang dapat 8 Audio Visual Industri audio visual yang berpotensi di Kota Masyarakat salah satunya adalah TVKU. Kendala yang dihadapi dalam
perkembangan industri tersebut adalah jangakauan skala penyiaran yang hanya mencakup skala regional saja.

dikembangkan. Kendala yang dihadapi secara Perkembangan industri audio visual mampu membawa pengaruh yang sangat besar dalam mempromosikan
perkembangan industri kreatif yang lain, seperti fashion, kerajinan, penerbitan dan percetakan, musik, dan lain
sebagainya.
umum oleh industri-industri yang berpotensi 9 Permainan
Interaktif
Perkembangan industri kreatif permainan interaktif dikategorikan sedang di Kota Semarang, dikarenakan masih
sedikit industri-industri yang bergerak dalam bidang tersebut. Salah satu contohnya adalah Balai Pengembangan
dikembangkan menjadi industri kreatif Kota Multimedia (BPM) Semarang yang merupakan lembaga pengembangan permainan interaktif yang bersifat edukatif bagi
masyarakat luas. Namun kendala yang dihadapi oleh industri ini adalah belum mampu mencitrakan kekhasan Kota

Semarang antara lain kurang adanya dukungan Semarang. Ke depan, permainan interaktif dapat dikembangkan melalui komunitas, seperti halnya penggebar robotik
di sekolah formal dan juga pendidikan vokasi seperti SMK, guna memanfaatkan potensi budaya, sejarah yang
mencitrakan Kota Semarang.
dari pemerintah baik dalam segi birokrasi 10 Audio Sama halnya dengan Industri kreatif jenis audio, perkembangannya tergolong dalam kategori sedang. Ide kreatif yang
muncul dari perusahaan radio-radio tercermin dalam program-program yang disiarkan. Pengembangan industri jenis
maupun perijinan, dukungan ketersediaan audio dapat bermanfaat sebagai media penyebaran informasi terkait hal dalam pemasaran produk industri-industri
kreatif lain, sehingga dapat mempengaruhi perkembangan industri lain seperti musik, periklanan, fashion, kerajinan,

infrastruktur, lemahnya publikasi terhadap 11 Seni Pertunjukan


dan sebagainya.
Industri jenis seni pertunjukan tergolong dalam kategori sedang. Tari Gambang Semarang dan Ngesti Pandowo
menjadi modal utama saat ini, sebagai salah satu ikon Kota Semarang. Pengembangan seni pertunjukan dapat
produk-produk unggulan, dan lain sebagainya. 12 Layanan Komputer
mendukung industri fotografi, audio, audio visual, kuliner, fashion, penerbitan dan percetakan, dan lain sebagainya.
Layanan komputer dan peranti lunak di Kota Semarang belum berkembang dan belum memberikan citra bagi Kota
Hal inilah yang kemudian menyebabkan industri- dan Piranti Lunak Semarang sendiri.Agar mampu bersaing, maka perlu upaya pembelajaran masyarakat melalui berbagai mekanisme
transfer teknologi, antara lain dalam pendidikan vokasi seperti SMK. Mengingat Kab. Kendal sudah mampu berbicara

industri kreatif di Kota Semarang tidak dapat 13 Arsitektur


di tingkat nasional.
Pengembangan industri kreatif jenis arsitektur saat ini tergolong dalam kategori sedang, sementara di Kota Semarang,

berjalan dengan baik. potensi arsitektur sangatlah besar untuk dikembangkan yang tercermin dari banyaknya bangunan-bangunan
bersejarah yang memiliki gaya arsitektur yang khas. Kendala yang dihadapi dalam jenis industri kreatif ini adalah
bangunan-bangunan bersejarah tersebut pemanfaatannya kurang optimal. Sementara arsitektur mencakup peran
Berdasarkan hal tersebut, adapun fungsional sebagai wadah aktivitas yang terjadi di dalamnya. Upaya revitalisasi yang dilakukan belum mampu
mendorong kegiatan pariwisata. Saat ini bangunan-bangunan bersejarah Kota Semarang lebih berfungsi untuk
prospek dan tindakan yang sebaiknya dilakukan mewadahi aktivitas fotografi, video, ataupun syuting film.
Ke depan pengembangan arsitektur dapat dilakukan dengan mengkombinasikan atmosfer kawasan dan potensi sosial

sebagai upaya dalam peningkatan daya saing budaya seperti wisata kuliner, seni pertunjukan, fashion, musik, pameran seni, atau pun penerbitan dan percetakan
secara simultan.
14 Periklanan Industri periklanan tidak berkembang di Kota Semarang. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, ditemukan
industri kreatif di Kota Semarang adalah sebagai informasi bahwa industri periklanan pernah ada di Kota Semarang, tetapi saat ini perusahaan tersebut telah berpindah
ke kota lain. Terdapat beberapa kemungkinan yang melatarbelakangi tidak berkembangnya industri periklanan di Kota
berikut (lihat tabel 5). Semarang, antara lain daya saing yang rendah serta tidak adanya dukungan dari para stakeholder untuk
mengembangkan industri tersebut.

Secara garis besar pengembangan suatu Ke depan, seharusnya bisa diciptakan satu pertalian usaha yang berkelanjutan mengingat saat ini penerbitan dan
percetakan serta desain grafis di Kota Semarang termasuk dalam industri kreatif yang berpotensi baik. Pemerintah
dapat mendorong periklanan antara lain dalam upaya mempromosikan perkembangan produk industri kreatif yang
industri kreatif akan selalu terkait dan 15 Penelitian dan
dilakukan.
Saat ini hasil litbang justru lebih banyak mendukung kegiatan industri di luar Kota Semarang, misalnya knalpot di
mempengaruhi perkembangan industri kreatif Pengembangan Purbalingga dan Tegal serta jamu di Kab. Semarang. Oleh karenanya pemerintah dan pelaku usaha mikro, kecil dan
menengah di Kota Semarang perlu lebih responsif dan terbuka untuk bekerjasama dengan litbang terutama dari

yang lain. Perencanaan yang saling perguruan tinggi dari penerapan hasil litbang untuk inovasi produk, serta dari industri dan perusahaan besar untuk
menyerap dana CSR yang ditawarkan.

berkesinambungan diperlukan dalam


pengembangan industri kreatif, seperti konsep
kluster (lihat gambar 6).

16
Riptek, Vol.4, No.I1, Tahun 2010, Hal.: 11 - 19

dan arsitektur. Jenis industri kreatif yang saat ini


belum berkembang dan masih perlu dorongan
lebih lanjut di masa depan, dikategorikan buruk,
mencakup 3 jenis, yaitu layanan komputer dan
piranti lunak, periklanan serta penelitian dan
pengembangan.
Industri kreatif akan memiliki daya saing
tinggi jika mampu memadukan potensi sosial,
ekonomi dan budaya masyarakat Kota
Semarang secara cerdas, sehingga tetap bersifat
inklusif, mewakili citra kota dan budaya
Semarangan serta mengakomodasi
pengembangan ekonomi lokal kerakyatan.

Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah


diperoleh, maka ada beberapa rekomendasi
yang dapat diberikan untuk pengembangan
Sumber : Hasil Analisis, 2010 industri kreatif di Kota Semarang, antara lain:
1. Guna mendorong peningkatan inklusi sosial,
Gambar 6 pemerintah perlu memberikan respon
Keterkaitan Antar Industri Kreatif berupa perhatian, dukungan ataupun
di Kota Semarang bantuan pada semua event yang
diselenggarakan secara adil tanpa melihat
Kesimpulan perbedaan etnis, budaya dan agama tertentu.

Kota Semarang memiliki kekayaan 2. Untuk menjamin toleransi sosial, pemerintah


karakteristik kehidupan sosial yang berasal dari perlu mengatur kejelasan label halal dari
perpaduan etnis, budaya dan agama dari produk kekayaan kuliner Semarang, agar
masyarakat Jawa, Tionghoa, Arab dan Melayu, masyarakat bisa memilah sesuai kebutuhan
yang menjadi daya tarik khas. Potensi sosial masing-masing. Namun bukan berarti hanya
berupa keragaman etnis, budaya dan agama produk makanan halal yang boleh dijual,
masyarakat Kota Semarang tersebut dapat mengingat keragaman etnis, budaya dan
dikemas dalam industri kreatif yang agama yang ada.
mengedepankan inklusi sosial, yaitu mencakup
keterbukaan, toleransi dan interaksi sosial. 3. Dalam upaya menciptakan iklim usaha yang
Potensi budaya yang menonjol adalah kondusif bagi industri kreatif, pemerintah
kekayaan kuliner, event budaya, arsitektur, seni perlu melakukan penataan dan penyediaan
tari, musik dan grafis. Industri kreatif yang dapat fasilitas parkir yang bebas banjir dan rob,
dikembangkan adalah jenis industri yang mampu terutama pada lokasi-lokasi tujuan
mengkombinasikan berbagai karakter budaya penyelenggaraan event budaya, pasar
sehingga mengedepankan citra kota dan budaya tradisional dan industri kreatif.
semarangan yang unik.
Potensi ekonomi yang menonjol adalah 4. Untuk memacu kemampuan ekspor,
fungsi distribusi dan pemasaran dari pelabuhan pemerintah dapat memanfaatkan jaringan
Tanjung Mas dan keberadaan berbagai pasar pemasaran produk industri kreatif saat ini
tradisional yang khas serta sentra pedagang kaki (desain grafis dan fashion) melalui
lima, yang sesuai bagi pengembangan industri peningkatan kerjasama dengan pelaku usaha,
kreatif yang mengusung upaya pengembangan terutama untuk mempromosikan produk
ekonomi lokal kerakyatan. industri kreatif lainnya atau menciptakan
Berdasarkan hasil analisis yang telah pertalian usaha baru yang tepat (compatible);
dilakukan, dapat diketahui bahwa jenis industri
kreatif yang saat ini berpotensi baik untuk 5. Dalam konteks pembangunan berkelanjutan,
dikembangkan dan mampu mengusung potensi pengembangan industri kreatif perlu
sosial, ekonomi, dan budaya Kota Semarang didorong dengan pertalian usaha dan
mencakup 8 jenis, yaitu fashion; kerajinan; penciptaan nilai tambah dari industri yang
penerbitan dan percetakan; musik; video, film, memanfaatkan output ataupun limbah usaha
fotografi; desain grafis dan televisi. Adapun jenis lain;
industri kreatif yang saat ini dikategorikan
berpotensi sedang mencakup 4 jenis, yaitu 6. Untuk menciptakan efisiensi kolektif,
permainan interaktif, radio, seni pertunjukan diperlukan kerjasama dan kemitraan antar

17
Analisis Potensi Sosial Ekonomi Dan Budaya
Masyarakat Di Wilayah Kota Semarang
Dalam Pengembangan Industri Kreatif (Artiningsih, dkk)

pelaku usaha dalam pengembangan industri Ucapan Terima Kasih


kreatif berbasis cluster, sehingga dapat Ucapan terima kasih disampaikan kepada
tercipta hubungan yang saling terintegrasi Walikota Semarang dan Kepala Bappeda Kota
antara industri satu dengan yang lain. Hal ini Semarang yang telah memberikan dana kegiatan
juga dapat mengefisienkan bantuan-bantuan penelitian melalui Bidang Penelitian dan
yang diberikan oleh pemerintah. Pengembangan Bappeda Kota Semarang tahun
2010.
7. Guna meningkatkan citra Semarang yang
kuat, pemerintah perlu mendorong
intensitas pemanfaatan produk industri
kreatif khas Semarang, misalnya dengan DAFTAR PUSTAKA
menerapkan kebijakan penggunaan produk
kerajinan batik Semarangan sebagai pakaian Bappenas. 2008. Panduan Revitalisasi
kerja, setidaknya sekali seminggu, bagi PNS Pengembangan Ekonomi Lokal. Direktorat
di lingkungan Pemerintah Kota Semarang. Perkotaan dan Perdesaan.

8. Pemerintah perlu mendukung Cornwall, Andrea and John Gaventa. 2001.


penyelenggarakan event-event budaya secara Bridging The Gap: Citizenship, Participation
reguler, yang mengkolaborasikan kekayaan and Accountability. PLA Notes 40,
seni budaya, aktivitas ekonomi, dan sosial February.
dengan berbagai jenis industri kreatif terkait
secara simultan. Misalnya Event Pasar Imlek Departemen Perdagangan Republik Indonesia.
Semawis yang menyajikan sekaligus warisan 2008. Pengembangan Ekonomi Kreatif
budaya kuliner, kerajinan, seni pertunjukan, Indonesia 2025: Rencana Pengembangan
musik, fashion, fotografi, pameran lukisan Ekonomi Kreatif 2009-2015.
dan pasar barang antik, penerbitan dan
percetakan. Contoh lain adalah Gibbs, David. 2002. Local Economic Development
mengkombinasikan pusat kuliner dengan And The Environment. Routledge,
promosi kerajinan batik, produk fashion London.
seperti pakaian jadi, tas, sepatu, dan
asesoris, desain grafis, dan sebagainya. Henry, Colette. 2007. Entrepreneurship in the
Creative Industries An International
9. Pemerintah sebaiknya memberikan payung Perspective. Cheltenham, UK: Edward
hukum, berupa kebijakan yang menyatakan Elgar Publishing Limited.
keberpihakan pada pengembangan ekonomi
lokal melalui industri kreatif di Kota Mccann, Eugene J. 2007. “Inequality and Politics
Semarang, antara lain dapat dinyatakan in the Creative City-Region: Questions
dalam Rencana Pembangnan Jangka of Livability and State Strategy”.
Menengah (RPJM) , Perencanaan Strategis International Journal of Urban and Regional
Daerah (Renstrada) atau Rencana Kerja Research. Vol. 31.1 March. 188–96 .
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja
SKPD) terkait. Purboyo, Heru, et all. (2009). Training Module
Local Economic Resource Development.
10. Mengingat pengembangan ekonomi lokal Pusat Penelitian, Pengelolaan
adalah upaya yang dilakukan secara Lingkungan, Wilayah dan Infrastruktur.
partisipatif, maka dalam memanfaatkan ITB.
potensi sosial, ekonomi dan budaya dalam
pengembangan industri kreatif perlu “Komunitas Fotografer Semarang”. Tabloid
kerjasama antar stakeholder. Masing-masing Simpanglima. 16 Oktober 2009.
stakeholder diharapkan memiliki visi dan misi
yang sama di dalam pengembangkan industri United Nations. 2008. Creative Economy Report:
kreatif di Kota Semarang. Selain itu, juga The Challenge of Assessing the Creative
diperlukan koordinasi antar stakeholder dan Economy towards Informed Policy-Making.
komitmen dari setiap pejabat mulai dari
tingkat walikota hingga aparatur pelaksana di www.BP2MUNNES.com. (Diunduh pada tanggal
lapangan. 29 Juni 2010).
www.suaramerdeka.com. (Diunduh pada
tanggal 05 April 2010).
www.pasarseni.indonesiakreatif.net. (Diunduh
pada tanggal 28 Juni 2010).

18
Riptek, Vol.4, No.I1, Tahun 2010, Hal.: 11 - 19

www.indosiar.com. (Diunduh pada tanggal 28 www.fesyen.indonesiakreatif.net. (Diunduh


Juni 2010). pada tanggal 27 Juni 2010).
www.penerbitan.indonesiakreatif.net. (Diunduh www.video.indonesiakreatif.net. (Diunduh pada
pada tanggal 28 Juni 2010). tanggal 27 Juni 2010).
www.periklanan.indonesiakreatif.net. (Diunduh www.televisi.indonesiakreatif.net. (Diunduh
pada tanggal 28 Juni 2010). pada tanggal 27 Juni 2010).
www.pertunjukan.indonesiakreatif.net. Diunduh www.komputer.indonesiakreatif.net. (Diunduh
pada tanggal 28 Juni 2010). pada tanggal 27 Juni 2010).
www.interaktif.indonesiakreatif.net. (Diunduh www.kerajinan.indonesiakreatif.net. (Diunduh
pada tanggal 28 Juni 2010). pada tanggal 27 Juni 2010).
www.riset.indonesiakreatif.net. (Diunduh pada www.musik.indonesiakreatif.net. (Diunduh pada
tanggal 28 Juni 2010). tanggal pada tanggal 27 Juni 2010).
www.arsitektur.indonesiakreatif.net. (Diunduh www.mesias.8k.com. (Diunduh pada tanggal
pada tanggal 27 Juni 2010). pada tanggal 29 Juni 2010).
www.desain.indonesiakreatif.net. (Diunduh
pada tanggal 27 Juni 2010).

19

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai