Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia PEMANFAATAN KALENG BEKAS MENJADI PRODUK BERNILAI EKONOMIS

e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 Riyanti, Indralaksmi, Murwonugroho, Maulani


Volume 2 No. 2, September 2020

Sejarah Artikel
PEMANFAATAN KALENG BEKAS MENJADI
Diterima PRODUK BERNILAI EKONOMI
Juli 2020

Revisi UTILIZATION OF USED CANS TO BE


September 2020
ECONOMIC VALUED PRODUCTS
Disetujui
Menul Teguh Riyanti1*, Indralaksmi1, Wegig
September 2020 Murwonugroho1,
Terbit Online Mustamina Maulani2
September 2020 1
Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti,
Jl. Kyai Tapa No 1, Grogol 11440 Indonesia
2
Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti,
Jl. Kyai Tapa No 1, Grogol 11440 Indonesia
*Penulis Korespondensi:
menulteguh@trisakti.ac.id

Abstrak

Persoalan sampah khususnya di daerah Jakarta sebagai Ibu Kota Negara


Indonesia merupakan masalah yang sangat pelik dan membutuhkan solusi. Salah
satunya adalah mengolah sampah kaleng menjadi produk yang terpakai.
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan
alam sekitarnya, terlebih masyakarat modern, karena semua produk menggunakan
packaging. Tujuan dari Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini adalah agar
masyarakat bertanggung jawab terhadap kerusakan alam dan perlu memahami,
serta melakukan untuk tidak membuang limbah, tetapi mendaur ulang menjadi
produk bernilai ekonomi. Metode pelatihan yang dilakukan adalah kualitatif
bersifat deskriptif, yang berguna untuk menghimpun, memilah, menganalisis dan
mengevaluasi data dan informasi yang diperoleh. Melalui PkM ini diperoleh hasil
bahwa sampah rumah tangga berupa kaleng cat bekas berukuran 5 (lima) liter
dapat menjadi produk baru yang memiliki nilai estetis, fungsional dan memiliki
nilai jual. Kegiatan pelatihan ini dapat dilakukan berkelanjutan melalui kerja
sama antara perguruan tinggi dengan karyawan pada mitra, sehingga perguruan
tinggi sebagai lembaga ilmiah dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dikuasainya untuk menjawab masalah yang ada di masyarakat dan Kata Kunci:
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
• kaleng bekas
Abstract
• pemanfaatan
The problem of waste, especially in the Jakarta area as the capital city of • peningkatan kesejahteraan
Indonesia, is very complex and requires a solution. One of them is processing masyarakat
canned waste into used products. Lack of public awareness to be responsible for
the environment, especially modern society because all products use packaging.
The purpose of Community Service is for the community to be responsible for Keywords:
environmental damage and need to understand and do not throw waste, but
recycle it into products of economic value. The training method used is • used cans
descriptive qualitative in nature, which is useful for collecting, sorting, analyzing, • utilization
and evaluating the data and information obtained. Through this program, the
• improve community welfare
results show that household waste in the form of used paint cans measuring 5
(five) liters can become a new product that has aesthetic, functional, and has
economic value. This training activity can be carried out continuously through
cooperation between universities and employees of partners so that universities
as education institutions can apply the knowledge, and technology to answer
problems in society and improve community welfare.

137
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia PEMANFAATAN KALENG BEKAS MENJADI PRODUK BERNILAI EKONOMIS
e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 Riyanti, Indralaksmi, Murwonugroho, Maulani
Volume 2 No. 2, September 2020

1. PENDAHULUAN tinggal di perumahan yang minim lahan


Pada perkembangan zaman yang serba atau menempati bangunan yang bertingkat
instan, melahirkan budaya penggunaan (vertical). Hal ini menyebabkan terbatasnya
packaging, sehingga menghasilkan barang lahan untuk penghijauan. Dalam upaya
yang tidak digunakan semakin banyak dan menyiasati kondisi tersebut, maka
perlu pemikiran serta solusi untuk diperlukan teknik tertentu agar kaleng
pemecahan masalah tersebut. Daerah paling bekas tersebut dapat tampil menarik sebagai
terdampak adalah Jakarta, sebagai Ibu Kota media tanam yang bernilai estetis.
Negara. Hal ini menjadi masalah yang Fakultas Seni Rupa dan Desain dalam
sangat pelik, karena kesadaran yang hal ini adalah Program Studi Desain
seharusnya dimulai sejak dini. Dapat dilihat Komunikasi Visual, memiliki kompetensi
pada belum ditanamkannya rasa mencintai yang berkaitan dengan teknik pewarnaan
bumi dan alam sekitar melalui pendidikan yang menonjolkan aspek estetika. Dengan
sekolah dari tingkat PAUD (Pendidikan bekal keilmuan tersebut, Program Studi
Anak Usia Dini), sehingga tidak ada contoh Desain Komunikasi Visual memberikan
dalam tanggung jawab untuk membuang pelatihan dengan tema Pemanfaatan Kaleng
sampah pada tempatnya. Barang yang tidak Bekas Menjadi Produk Bernilai Ekonomi.
digunakan yang paling banyak dihasilkan di Melalui pemanfaatan ini, sasaran akan
wilayah perkotaan pada umumnya adalah memahami cara memanfaatkan kaleng
jenis sampah anorganik, yaitu sampah- bekas menjadi media tanam dengan
sampah berbahan baku material sintetis memberikan sentuhan warna yang menarik.
yang sulit terurai secara alami. Salah satu Sebagai sasaran pelatihan adalah karyawan
barang bekas pakai yang sulit terurai secara CV Rumah Kampung Elite Decor.
alami adalah wadah berbahan kaleng.
Kaleng merupakan hasil dari proses 2. METODE
manufaktur menggunakan bahan lembaran Pelaksanaan kegiatan pengabdian
baja sebagai bahan bakunya. Tahapan kepada masyarakat ini dilakukan dengan
dalam manufaktur untuk memproses bahan metode penyuluhan melalui tahapan sebagai
baku kaleng menjadi wadah cat tembok berikut:
atau cat minyak, yaitu pertama proses press,
yang dilanjutkan dengan roll forming, 1. Penjelasan tahapan penyuluhan.
welding, dan diseam. Khusus pembuatan
2. Penjelasan tentang prinsip desain
kaleng atau sering disebut metal packaging,
sebagai dasar-dasar yang akan
bahan lembaran baja yang digunakan sering diterapkan dalam membuat produk
disebut dengan ET (Electronic Tinplate). yang berdaya guna menjadi tempat
Oleh karena itu, kaleng-kaleng bekas payung, pensil maupun tempat duduku
(misalnya kaleng bekas kemasan cat), yang menarik, kemudian dilanjutkan
biasanya digunakan kembali (re-use) dengan penjelasan tentang karakter
sebagai wadah atau fungsi yang lain. material yang akan digunakan.
Berkaitan dengan penggunaan kaleng- Penjelasan diberikan melalui media
kaleng bekas tersebut, ternyata salah satu presentasi Power Point.
fungsi kaleng bekas yang bermanfaat bagi
3. Penjelasan tahapan kerja dalam
masyarakat yang tinggal di daerah urban mengaplikasikan pemanfaatan kembali
seperti Jakarta adalah sebagai media tanam kaleng bekas berukuran 5 (lima) liter
(pot). Kebanyakan masyarakat perkotaan melalui tahapan kerja secara praktik

138
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia PEMANFAATAN KALENG BEKAS MENJADI PRODUK BERNILAI EKONOMIS
e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 Riyanti, Indralaksmi, Murwonugroho, Maulani
Volume 2 No. 2, September 2020

(demonstrasi). Pada tahap ini peserta 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


dapat melihat secara langsung Kelestarian lingkungan dan kreativitas
bagaimana instruktur memberikan merupakan dua hal yang menjadi basis
contoh tahap-tahap pembuatan kaleng program kegiatan ini. Jakarta dengan
cat bekas menjadi produk bernilai kepadatan penduduk 13.667 jiwa per km 2
ekonomi. memproduksi sampah sebanyak 7.896ton
Pelaksanaan dalam implementasi setiap hari (http://m.kabar24.com). Sesuai
pemanfaatan kaleng bekas bekerja sama dengan ketentuan yang ditetapkan pada
dengan mitra usaha (parti-cipatory Pasal 5 UU Pengelolan Lingkungan Hidup
approach), sehingga keberhasilan program No. 23 Tahun 1997, bahwa masyarakat
pengabdian kepada masyarakat ini sangat berhak atas lingkungan hidup yang baik dan
tergantung pada penyampaian materi dari sehat. Untuk mendapatkan hak tersebut,
penyuluh/instruktur, serta keaktifan peserta pada Pasal 6 dinyatakan bahwa masyarakat
dalam merespon materi yang disampaikan. dan pengusaha berkewajiban untuk
Kegiatan dilaksanakan pada kediaman berpartisipasi dalam memelihara kelestarian
pimpinan dari mitra dan sudah disepakati
fungsi lingkungan, mencegah dan
oleh pihak FSRD, serta pemangku
menanggulangi pencemaran serta kerusakan
kepentingan di wilayah setempat. Peserta
lingkungan. Pengelolaan sampah tertulis
pelatihan merupan karyawan dari
perusahaan yang bergerak dalam bidang dalam UU No. 18 Tahun 2008, bahwa
seni. Peserta terdiri dari pria dan wanita setiap orang mempunyai hak dan kewajiban
berumur 25-40 tahun. Durasi pelaksanaan dalam pengelolaan sampah. Pada Pasal 12
penyuluhan adalah selama 3 jam, yang dinyatakan, setiap orang wajib mengurangi
dimulai dari pukul 09.00 pagi hingga 12.00 dan menangani sampah dengan cara yang
siang, dengan tahapan seperti yang telah berwawasan lingkungan
disebutkan sebelumnya. (http://thesains.wordpress.com).
Hasil dari penyuluhan ini akan dapat Permasalahan sampah plastik
dilihat dampaknya pada kunjungan rutin seharusnya tidak hanya menjadi tanggung
dari pihak Lembaga Pengabdian kepada jawab pemerintah, tetapi juga seluruh
Masyarakat pada program berikutnya di lapisan masyarakat dan individu.
wilayah yang sama sebagai bahan evaluasi Pengaturan hak atas lingkungan hidup
pelaksanaan program. Hasil dari sebagaimana diatur dalam UU Nomor 32
penyuluhan ini akan memberi pengetahuan
Tahun 2009 diikuti pengaturan kewajiban
dan keterampilan baru, serta membuka
terhadap lingkungan hidup. Pasal 67 UU
wawasan dan memotivasi peserta untuk
Nomor 32 Tahun 2009 mengatur bahwa
mengembangkan ide-ide tentang alternatif
mengolah sampah yang ada di sekitar setiap orang berkewajiban memelihara
lingkungan mereka. Hasil dari pelaksanaan kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta
pengabdian kepada masyarakat kemudian mengendalikan pencemaran dan/atau
disusun dalam bentuk artikel ilmiah dengan kerusakan lingkungan hidup. Lingkungan
pendekatan kualitatif yang bersifat hidup tidak akan menjadi baik dan sehat
deskriptif. Selain data-data yang diperoleh ketika masyarakat tidak memelihara
di lapangan, sumber-sumber informasi lain kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta
seperti buku-buku referensi, publikasi hasil berupaya untuk mengendalikan pencemaran
penelitian dalam bentuk jurnal, serta dan perusakan lingkungan hidup
internet menjadi bahan acuan dalam (Nopyandri, 2014).
menyusun artikel ilmiah ini.

139
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia PEMANFAATAN KALENG BEKAS MENJADI PRODUK BERNILAI EKONOMIS
e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 Riyanti, Indralaksmi, Murwonugroho, Maulani
Volume 2 No. 2, September 2020

Pengelolaan sampah dengan metode bernilai ekonomis, diawali dengan


yang tidak baik, terutama sampah kaleng memperkenalkan Tim PkM, yang terdiri
bekas berukuran besar maupun kecil, akan dari 4 (empat) dosen dan 1 (satu)
membuat lingkungan RT/RW tampak mahasiswa. Dilanjutkan dengan penjelasan
terkesan kumuh dan mengakibatkan mengapa menggunakan kaleng limbah cat
kesehatan menjadi kurang baik, sehingga berukuran 5 liter, yaitu karena banyak
menimbulkan banyak debu, terlebih di produk tersebut di lokasi kediaman
tahun 2020 adalah masa pandemik COVID- Pimpinan perusahaan, yang dapat dijadikan
19. sebagai media pelatihan.
Pemanfaatan kembali yang dilakukan
secara langsung, misalnya dengan membuat 3.1 Penjelasan Tahapan Penyuluhan
produk baru yang berbahan baku limbah
Pelaksanaan penyuluhan diawali dengan
atau barang bekas. Pemanfataan tersebut
perkenalan para instruktur dan anggota Tim
menerapkan prinsip-prinsip re-use
PkM. Selanjutnya, Tim dari Fakultas Seni
(memakai kembali), yaitu sebisa mungkin
Rupa dan Desain berkolaborasi dengan
memilih barang-barang yang bisa dipakai
Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi
kembali. Selain itu, diterapkan juga prinsip
dalam pelaksanaan kegiatan PkM ini.
recycle (mendaur ulang), yaitu
Penjelasan tahapan penyuluhan yang akan
memaksimalkan pemakaian kembali
diterapkan, yaitu:
material dengan teknologi daur ulang
a. Pengenalan tentang karakter material
melalui industri non-formal dan industri
yang akan digunakan, yaitu kaleng cat
rumah tangga yang memanfaatkan sampah bekas berukuran 5 (lima) liter serta
menjadi barang lain yang dapat digunakan teknik mengolahnya menjadi tempat
lebih lanjut. untuk payung, mainan anak-anak, dan
Kaleng bekas cat berukuran 5 liter media tanam bagi tanaman hias. Selain
adalah barang bekas yang jarang material, dijelaskan juga peralatan,
dimanfaatkan menjadi produk fungsional perlengkapan, maupun material-material
yang bernilai estetis. Kalaupun penunjang yang dibutuhkan.
dimanfaatkan, kaleng bekas tersebut b. Diskusi dan tanya jawab untuk lebih
digunakan sebagai tempat penyimpanan membuka komunikasi dan informasi
dengan penampilan yang kurang menarik. antara penyuluh dan peserta pelatihan,
Diperlukan penguasaan aspek teknis dan sehingga pelatihan nantinya akan
aspek kreativitas seni dalam pengolahan berjalan dengan baik.
c. Melakukan (demonstrasi) praktik
kaleng bekas tersebut. Aspek teknis
membuat pot tanaman dari kaleng bekas
meliputi penggunaan sarana pendukung
cat, secara langsung dengan Media
seperti kuas dan cat, sedangkan aspek
Zoom Meeting, yang dibantu oleh tim
kreativitas seni meliputi kreasi dalam sebagai instruktur, yang telah dijelaskan
gambar dan warna yang menarik untuk pada bagian sebelumnya. Selanjutnya,
diaplikasikan pada kaleng bekas tersebut. didapatkan hasil dari limbah kaleng cat
Dengan menguasai keterampilan ini, yang telah selesai dikerjakan dari tahap
diharapkan para peserta dapat berkreasi pertama sampai tahap akhir.
dalam mengolah kaleng bekas menjadi d. Memberikan kesempatan bagi peserta
produk fungsional yang bernilai estetik. untuk mencoba mengerjakan bersama
Implementasi dalam rangka dengan tim. Dimulai dari tahap pertama,
pemanfaatan kaleng bekas menjadi produk kaleng limbah yang telah dibersihkan
kemudian diberi cat dasar. Selanjutnya,
140
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia PEMANFAATAN KALENG BEKAS MENJADI PRODUK BERNILAI EKONOMIS
e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 Riyanti, Indralaksmi, Murwonugroho, Maulani
Volume 2 No. 2, September 2020

memberikan sentuhan gambar sesuai Mengingat latar belakang peserta yang rata-
dengan konsep dari masing-masing rata adalah lulusan SMA dan putera-puteri
peserta. dari Mitra, maka penyampaian materi pun
Sesuai dengan latar belakang keilmuan dibuat sesederhana mungkin dan dengan
tim penyuluh, maka penekanan penyuluhan bahasa yang mudah dipahami. Prinsip
ini adalah pada pemahaman yang berkaitan desain yang dimaksud, mencakup prinsip-
dengan aspek desain yang memenuhi prinsip desain secara umum yaitu meliputi:
kaidah estetika dan fungsi. prinsip kesebandingan (proportion), prinsip
Melalui pelatihan pemanfaatan kaleng penekanan (emphasis), prinsip ke-
bekas peserta diberikan penjelasan tentang seimbangan (balance), prinsip irama
desain. Pentingnya pemahaman dan (rhytm), prinsip keselarasan (harmony), dan
pengetahuan tentang desain menjadi salah prinsip kesatuan atau unity (Irawan, 2013).
satu faktor penting yang harus diberikan Proses memberikan warna maupun ilustrasi
kepada para peserta penyuluhan sebelum gambar, proporsi, irama, keselarasan, dan
desain tersebut diwujudkan. Pembekalan kesatuan menjadi hal yang perlu
materi tentang dasar-dasar desain yang diperhatikan. Tahap penyuluhan yang
berhubungan dengan bentuk, warna, berikutnya adalah memperkenalkan
ukuran, komposisi, keselarasan, irama, dan karakter material yang akan digunakan,
sebagainya, mendapatkan sambutan positif menjadi tempat tugas mahasiswa, tempat
dari mereka, karena hal ini merupakan pensil maupun menjadi untuk temapt duduk
sebuah pengetahuan baru yang belum diberikan dengan desain gambar yang
pernah mereka ketahui dan pelajari. menarik.

3.2 Penjelasan Tentang Prinsip Desain


dan Karakter Material yang Akan
Digunakan
Sebelum masuk pada materi utama,
tahap ini diawali dengan memberikan
pemahaman tentang pentingnya peran serta
masyarakat dalam menangani permasalahan
sampah. Tim PkM menjelaskan, salah satu
upaya yang dapat dilakukan oleh Gambar 1. Ketua Tim PkM memberikan
masyarakat adalah dengan memanfaatkan penjelasan kepada karyawan, serta putera-puteri
kembali sampah atau barang bekas pakai dari Mitra FSRD melalui Zoom Meeting pada
untuk membuat produk baru. Pemanfataan tanggal 17 Mei 2020
tersebut dapat dengan menerapkan prinsip-
prinsip re-use (memakai kembali) dan Pada Gambar 1 dapat dilihat proses
recycle (mendaur ulang). Pada kesempatan penyuluhan dan pemaparan materi yang
penyuluhan tersebut, para peserta dilakukan secara daring, mengingat
mendapatkan pengetahuan tentang kegiatan pengabdian yang dilakukan
bagaimana menerapkan prinsip re-use, diadakan pada kondisi pandemic covid-19.
yaitu memanfaatkan kaleng bekas cat Pada Gambar 2 dan 3 adalah pelatihan
menjadi produk yang fungsional, yaitu secara langsung yang dilakukan oleh dosen
berupa kaleng cat yang menjadi lebih kepada mitra untuk menunjukkan cara
menarik dengan warna serta komposisi dan mendesign kaleng bekas dengan komposisi
gambar. pewarnaan serta motif yang pas , sehingga
Tahap selanjutnya adalah memberikan kaleng bekas tersebut memiliki nilai
pengetahuan tentang prinsip desain. artistik yang memiliki nilai jual ekonomis.

141
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia PEMANFAATAN KALENG BEKAS MENJADI PRODUK BERNILAI EKONOMIS
e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 Riyanti, Indralaksmi, Murwonugroho, Maulani
Volume 2 No. 2, September 2020

Gambar 2. Tahapan pemanfaatan kaleng bekas gambar serta komposisi yang menarik

Gambar 3. Hasil pemanfaatan kaleng bekas cat dengan gambar serta komposisi yang menarik

3.3 Evaluasi Hasil Penyuluhan 3.4 Dampak Kegiatan


Program pengabdian kepada Pelatihan pemanfaatan kaleng bekas
masyarakat yang dilaksanakan oleh menjadi produk yang berguna serta dapat
Program Studi Desain Komunikasi Visual suatu produk bernilai ekonomias dilakukan
bersifat pelatihan, dimana dalam tahapan sebagai upaya mengedukasi masyarakat
kegiatan dilaksanakan praktik oleh para akan pentingnya melakukan kegiatan nyata
peserta di bawah bimbingan para instruktur. untuk mengurangi kaleng cat bekas.
Meskipun demikian, dalam waktu yang Apabila kesadaran masyarakat telah
singkat, yaitu sekitar 3 jam, terlihat terbangun, maka keinginan untuk menjaga
antusiasme dari para peserta. Hal tersebut lingkungan akan berjalan dengan
terlihat dari respon positif yang mereka sendirinya. Masih banyak cara lain yang
sampaikan pada saat pelatihan, mulai dari dapat dilakukan untuk memanfaatkan
penjelasan tahapan kerja dan pada saat sampah plastik menjadi produk yang
peragaan (demonstrasi). bernilai guna. Melalui kegiatan ini, para
peserta yang mengikuti penyuluhan

142
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia PEMANFAATAN KALENG BEKAS MENJADI PRODUK BERNILAI EKONOMIS
e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 Riyanti, Indralaksmi, Murwonugroho, Maulani
Volume 2 No. 2, September 2020

mendapatkan pengetahuan baru, khususnya tertib. Selama bekerja para peserta pelatihan
yang berkaitan dengan penangan kaleng cat memperlihatkan kemajuan kerja, perubahan
bekas dan pengetahuan tentang prinsip- keterampilan serta lebih cekatan dan
prinsip dasar dalam mendesain. memiliki pengetahuan yang baik terhadap
Peserta memiliki kebebasan dalam hasil dari produksi. Sikap demikian
memilih warna yang digunakan pada bukanlah merupakan suatu kekurangan,
produk. Dari pemantauan hasil kerja yang melainkan menjadi pemicu akan hasil yang
dilakukan oleh para peserta, menunjukkan lebih baik di masa mendatang.
suatu gejala umum bahwa keterampilan
perlu diajarkan secara sistematis. 4. KESIMPULAN
Pemecahan masalah melalui contoh atau Secara keseluruhan kegiatan penyuluhan
bantuan teknis per kasus pada setiap program Pengabdian kepada Masyarakat ini
tahapan kerja perlu dilakukan para telah berlangsung dengan baik. Penyuluhan
instruktur, sehingga diperoleh hasil yang mengenai pemanfaatan kaleng bekas cat
sesuai dengan yang diinginkan. Hampir ataupun kaleng bekas dari material sisa
seluruh peserta memperlihatkan kinerja adalah merupakan sebuah pengetahuan dan
yang baik. Secara teknis, peserta keterampilan baru bagi para peserta. Hal ini
mengalami hambatan dalam mengelola di luar perkiraan peserta, karena selama ini
kaidah keseimbangan warna dan komposisi kaleng bekas tersebut hanya mereka
pola desain. Hal ini merupakan suatu gunakan kembali sebagai tempat sampah
kewajaran, karena dilakukan secara atau bahkan dibuang begitu saja, sehingga
berkelompok, serta diperlukan kepekaan kaleng bekas tersebut tidak bernilai
mengenai detail yang akan dihasilkan. ekonomis.
Setelah proses pelatihan selesai Dengan adanya pengetahuan dan
dilakukan, para peserta diberi kesempatan keterampilan baru ini, semakin membuka
untuk memberikan kesan dan pesan tentang wawasan dan memotivasi mereka untuk
pelatihan ini. Berbagai kesan diberikan oleh mengembangkan ide-ide baru dengan
peserta, yang selain menganggap pelatihan memanfaatkan kaleng cat bekas di sekitar
ini cukup sulit, tetapi juga menarik untuk mereka. Melalui kegiatan sederhana seperti
dipelajari lebih mendalam karena dapat ini, apabila terus dilakukan, maka
bermanfaat untuk mengembangkan kaleng diharapkan dapat mengurangi tumpukan
tesebut menjadi tempat duduk. Penilaian sampah kaleng cat bekas yang ada di sekitar
produk didasarkan kepada teknik garapan kita, sehingga kelestarian lingkungan dapat
material. Keragaman hasil kreasi para tetap terjaga. Untuk ke depannya
peserta merupakan hasil yang positif dan diharapkan kegiatan pengabdian kepada
sesuai dengan ekspektasi program. masyarakat ini dapat dilaksanakan secara
Pemilihan dan penentuan warna, serta berkelanjutan sehingga pengetahuan dan
elemen gambar lain sebagai tambahan keterampilan yang telah diberikan dapat
menjadi hal yang menentukan dalam terus ditingkatkan.
estetika produk akhir.
Pada pelatihan ini Tim PkM tidak Ucapan Terima kasih
menemukan kegagalan hasil produksi, Tim PkM FSRD dan FTKE mengucapkan
meskipun demikian, beberapa peserta terima kasih kepada CV Rumah Kampung
pelatihan merasa kurang puas terhadap hasil Elite Decor yang telah mendukung
karya pribadi mereka, yaitu pelaksanaan kegiatan PkM ini, dengan
membandingkan dengan hasil rekan peserta memberikan fasilitas, sehingga program
yang lain. Secara prosedural semua peserta pemanfaatan kaleng bekas menjadi produk
dapat mengikuti langkah kerja dengan bernilai ekonomi dapat berjalan dengan

143
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia PEMANFAATAN KALENG BEKAS MENJADI PRODUK BERNILAI EKONOMIS
e-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 Riyanti, Indralaksmi, Murwonugroho, Maulani
Volume 2 No. 2, September 2020

baik, meskipun dalam masa pandemi


COVID-19.
Referensi
Ariani. (2015). Pemanfaatan Limbah Botol
Plastik Menjadi Produk Fungsional
Bernilai Estetik. Jurnal Kaji Tindak,
2(2), pp. 10-22.
Ariani. (2018). Pemanfaatan Botol Plastik
Bekas Menjadi Media Tanam (POT)
Di Lahan Sempit. Jurnal Abdimas
Pedagogi, 2(1), pp. 1-7.
Irawan, Bambang. (2013). Dasar-dasar
Desain untuk Arsitektur, Interior-
Arsitektur, Seni Rupa, Desain Produk
Industri dan Desain Komunikasi
Visual. Depok: Griya Kreasi.
Safanayong, Yongky, Desain Komunikasi
Visual Terpadu, Arte Intermedia
Jakarta 2008.
Sihombing, Danton, Tipografi dalam
Desain Grafis, Penerbit PT Gramedia
Pustaka Uama, Kompas Gramedia
Building tahun 2016.
Sony Kartika Dharsono, Nanang Ganda
Prawira, Pengantar Estetika,
Penenrbit Rekayasa Sains Bandung
2004.
Rujukan dari artikel dari makalah karya
tulis ilmiah
Rujukan Internet
Deny Willy, (2015), Kardus Sebagai Bahan
Baku Furnitur murah. Departemen
ITB, diakses 20 Februari 2016 dari
https://Forufromus,wardpress.com/pr
oduk alternatif.

144

Anda mungkin juga menyukai