BIDANG KEGIATAN:
PKM-KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan oleh:
i
1
BAB l
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sampah merupakan salah satu penyebab terjadinya kerusakan lingkungan
yang berasal dari perilaku manusia. Kerusakan lingkungan ini berlangsung
sebagai akibat dari meningkatnya kebutuhan manusia untuk benda-benda
konsumsi. Sampah, pada umumnya diartikan sebagai barang yang dibuang karena
sudah tidak terpakai lagi. Sampah juga dimaknai sebagai material sisa, baik dari
hewan, manusia, maupun tumbuhan yang tidak terpakai dan dilepaskan kealam
dalam bentuk padat, cair ataupun gas. Besarnya sampah yang dihasilkan dalam
suatu daerah tertentu sebanding dengan jumlah penduduk, jenis aktivitas, dan
tingkat konsumsi penduduk tersebut terhadap barang atau material. Dampak
negatif dari penumpukan sampah padat adalah tidak dapat teruraikan dalam waktu
yang lama dan akan mencemari tanah. Semakin banyak penggunaan kaca dalam
kegiatan manusia, maka semakin banyak pula sampah kaca yang dihasilkan.
Mendaur ulang kaca adalah salah satu dari banyak cara yang bisa dilakukan untuk
mengurangi polusi dan limbah. Hal tersebut menjadi pilihan untuk mengurangi
penumpukan botol bekas di lingkungan rumah, selain menjual botol bekas kepada
pemulung atau pengepul sampah dengan harga relatif murah.(Taruan Reza Sastra;
Saputra, Yulfa Haris, 2019)
Limbah kaca termasuk sampah padat dan sampah anorganik, yang tidak
mudah terurai, bahkan tidak dapat diurai secara alami oleh mikroorganisme.
Sampah jenis ini memerlukan waktu hingga 1.000.000 tahun untuk terurai
sepenuhnya jika tidak segera didaur ulang. Pada tahun 2012, Kementerian
Lingkungan hidup mencatat rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sekitar
2,5 liter sampah per hari atau 625 juta liter dari jumlah total penduduk. Sampah
tersebut termasuk dari sampah organik dan anorganik. Apapun tentang sampah
tentu tidak dapat diabaikan karena dapat mengganggu kesehatan lingkungan dan
estetika wilayah. Apalagi terdapat data yang menyatakan, volume sampah di
Indonesia sekitar 1 juta meter kubik per hari, namun baru 42% diantaranya yang
terangkut dan diolah dengan baik. Jadi, sampah yang tidak diangkut setiap harinya
sekitar 348.000 meter kubik atau sekitar 300.000 ton. Berdasarkan hasil riset,
sampah kaca yang dihasilkan Indonesia adalah sebesar 12,7% dari total 64 juta ton
per tahun (Widiarti, 2012)
Sampah biasanya dibuang ke tempat yang cukup jauh dari permukiman
atau tempat tinggal warga. Karena jika Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
berada dekat dengan tempat tinggal warga dapat mengontaminasi tanah, udara,
dan air. Dan pembuangan sampah yang tidak dikelola secara baik dapat menjadi
tempat sarang tikus dan serangga seperti nyamuk, lalat, kecoa, tikus, dan lain-lain.
Selain itu, sampah yang dibiarkan menggunung dan tidak diproses bisa menjadi
sumber penyakit. Ada banyak penyakit yang ditularkan secara tidak langsung dari
TPS. Ada lebih dari 25 jenis penyakit yang disebabkan oleh buruknya pengelolaan
2
sampah. Berbicara tentang kesehatan, Indonesia adalah salah satu negara yang
memiliki potensi yang cukup tinggi dalam penyebaran penyakit yang disebabkan
oleh nyamuk seperti halnya penyakit demam berdarah. Masalah kesehatan tidak
hanya berbicara masalah penyakit tetapi salah satunya juga berbicara tentang
pencegahan dari penyakit itu sendiri.(Sylvia dan Mahmudah, 2018)
Limbah botol kaca banyak didapati di sekitar rumah, limbah tersebut
dapat berasal dari konsumsi kecap, saus, minuman dan selai. Ketersediaan warna
dan bentuk botol kaca tergantung pada industri dan konsumsi daerah tersebut.
Botol-botol tersebut memiliki bentuk dan ukuran tertentu yang memiliki potensi
nilai artistik sehingga dapat dimanfaatkan untuk menjadi komponen pendukung
lampu tidur. Pertambahan jumlah sampah dilingkungan rumah dapat dikurangi
secara signifikan melalui upaya pemanfaatan pengolahan limbah, khususnya botol
kaca. Limbah kaca yang berserakan tersebut dapat menjadi peluang bisnis yang
menjanjikan dan memiliki nilai estetika tinggi ditangan pengrajin. Produk yang
akan kami hasilkan ini merupakan perpaduan dari 3 aspek yaitu: kebermanfaatan,
keefektifan, dan keunikan (nilai estetika). Hal inilah yang menjadi peluang usaha
dari produk ini. Berdasarkan hal diatas produk ini dinilai layak untuk menjadi
salah satu produk yang ikut bersaing dipasaran. Kami memiliki keinginan
memperluas pemasaran, serta dapat menjual produk dengan skala besar ke instansi
dan bahan usaha, sehingga bisa menjadikan lapangan pekerjaan yang baru
dimasyarakat sekitar.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana membuat peluang bisnis ini agar dikenal serta diminati
masyarakat dan bisa dikembangkan secara terus menerus?
2. Bagaimana mengubah limbah menjadi usaha baru berbasis produk inovatif
yang bernilai ekonomis?
1.3. Tujuan Program
1. Memberikan solusi dalam mewujudkan lingkungan yang lebih sehat
dengan pemanfaatan botol kaca bekas
2. Dapat membuat produk yang bisa menarik perhatian masyarakat serta
bernilai jual baik.
3. Memproduksi dan mengembangkan botol kaca bekas menjadi hiasan
rumah dengan metode pengolahan yang tepat
4. Mengetahui cara meningkatkan jangkauan pemasaran Botol kaca bekas
sebagai lampu dekorasi ruangan sehingga dikenal masyarakat luas dan
dapat menambah lapangan kerja baru
1.4. Luaran Program
Luaran yang diharapkan adalah kegiatan pengolahan limbah ini dapat
dihasilkan secara maksimal, sehingga bisa menaikkan harganya serta bisa menjadi
salah satu peluang usaha yang cukup menjanjikan bagi masyarakat. Hasil dari
program kreativitas mahasiswa ini diharapkan mampu membentuk jiwa
kewirausahaan dikalangan mahasiswa serta mampu menjaga kelestarian
3
lingkungan dengan cara memanfaatkan secara bijak limbah botol kaca ini.
(Harahap dan Widyaningsih, 2019)
BAB II
PEMBAHASAN