Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK GUNA


PEMBUATAN POT BUNGA DARI BOTOL PLASTIK
DI LINGKUNGAN SEKITAR

DISUSUN OLEH :
1. AHMAD SATRIA RAHMATULLAH ( X-A/02 )
2. ALISYA PUTRI SYAHRONI ( X-A/03 )
3. ARDITA NALURITA WICAKSONO ( X-A/04 )
4. BAGUS ADITIYA SUSENO ( X-A/05 )
5. MOCHAMMAD RIFQI NAUFAL ( X-A/14 )
6. NATHANIA ATHA DEWI ( X-A/16 )
7. NUR HIDAYATI ( X-A/18 )
8. SELVIA SALSABILLA ( X-A/20 )

SMA KEMALA BHAYANGKARI 4 WARU


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan Rahmat
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan proposal yang isinya sangat
sederhana, dengan judul “ Pengolahan Sampah ”. Semoga proposal ini dapat
dipergunakan salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harrapan kami semoga proposal ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi kami, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
proposal ini agar kedepannya bisa lebih baik.
Proposal ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
masih kurang. Oleh karena itu, kami harapkan para pembaca untuk memberikan
saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan proposal.

Sidoarjo, 18 Agustus 2022


Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sampah adalah sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus
dibuang. Sampah tidak berarti sesuatu hal yang tidak dapat dipakai lagi atau didaur ulang. “Pada
umumnya sampah berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia, termasuk kegiatan
industri.” ( Azwar, 1990 dalam Oswari Suryanto Susilowati, 2006 : 59 ). Tanpa disadari
kegiatan manusia banyak menghasilkan sampah. Sampah yang dihasilkan manusia dari
kehidupan rumah tangganya disebut sampah rumah tangga. Selain itu sampah juga banyak
dihasilkan dari sisa industri. Sampah yang dihasilkan dari sisa industri disebut sebagai limbah.
Limbah industri bersumber dari kegiatan industri baik karena proses secara langsung
maupun tidak langsung. Limbah bersumber langsung dari kegiatan industri yaitu limbah yang
terproduksi bersamaan dengan proses produksi sedang berlangsung, dimana produk dan limbah
hadir pada saat yang sama. Limbah industri merupakan proses dari kegiatan industri yang perlu
mendapat penanggulangan. Berbagai proses industri kebanyakan menghaslkan limbah yang
bersifat cairan sehingga sangat susah untuk diolah. Pengkonsumsian produk industri di tengah
masyarakat sudah menjadi tanggung jawab masyarakat sendiri. Oleh sebab itu masyarakat harus
benar-benar jeli terhadap kasus limbah atau persampahan supaya lingkunagan disekitarnya tidak
terjadi pencemaran lingkungan yang hebat.
Limbah atau sampah rumah tangga saat ini banyak yang menumpuk hingga volumenya
naik sampai ambang batas. Semua ini karena meningkatnya jumlah penduduk dan belum
banyaknya penanganan limbah secara besar. “Kecenderungan jumlah penduduk yang semakin
meningkat dewasa ini diikuti kegiatan kota yang semakin berkembang menimbulkan dampak
adanya kecenderungan buangan/limbah yang meningkat dan bervariasi” ( Syarifudin, 2006 : 2 ).
Seiring dengan pertambahan penduduk menimbulkan penumpukan sampah yang hebat.
Selama ini, sampah kurang mendapat perhatian serius pemerintah daerah. Terbukti
dengan menumpuknya sampah di depo-depo sampah atau pun ditempat sampah rumah tangga.
Keadaan ini amat memprihatinkan, karena dengan penumpukan sampah akan mengakibatkan
penyakit dan polusi. “Menumpuknya sampah yang hebat akan menimbulkan warga sekitar
terancam wabah penyakit. Berbagai permasalahan dalam pengelolahan sampah tersebut tentu
saja memerlukan penanganan yang serius karena pertumbuhan kota yang cepat secara langsung
berimplikasi pada pembangunan infrastruktur dasar dan pelayanan publik.” ( Nurmadi, 1999 : 6-
7).
Apabila diamati, timbulnya masalah persampahan tidak dapat lepas dari perilaku
manusia/masyarakat sebagai penghasil sampah. Sejauh ini dirasakan bahwa pemahaman dan
kesadaran masyarakat dalam kebersihan belum berjalan sesuai dengan harapan. Masih banyak
masyarakat yang membuang sampah sembarangan meskipun tempat sampah sudah tersedia. Jika
jumlah penduduk Indonesia sebanyak 220 juta jiwa, maka produk sampah setiap harinya
sebanyak 110.000 ton atau 40.150.000 ton/tahun. Bisa dibayangkan jika sampah sebanyak itu
tidak diolah tentu akan menimbulkan banyak masalah, terutama pencemaran linkungan.
Seharusnya masalah sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga
merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat. Agar partisipasi masyarakat dapat terwujud
secara nyata, perlu ada usaha yang dapat membangkitkan motivasi, kemampuan, kesempatan dan
menggali serta mengembangkan sumber yang ada pada masyarakat. Sehingga masyarakat
bersedia berpartisipasi dalam pengelolaan persampahan secara konsisten dan berkesinambungan.
Mengingat perilaku masyarakat berpengaruh besar terhadap kebersihan, maka masyarakat harus
berperan secara aktif dalam pengelolaan sampah yang optimal. “Dibutuhkan pionir untuk
merubah paradigma pengelolaan sampah dari pendekatan ujung pipa ( end of pipes ) yaitu
membuang sampah langsung ke TPA ke arah pengelolaan sampah dengan prinsip 3R yaitu
Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali) dan Recycle (daur ulang)”, ( Witoelar
2006 : 2 ). Kebijakan pengelolaan sampah ditekankan pada pengurangan sampah pada
sumbernya, pemilahan dan daur ulang. Pijakan awal yang sangat penting dalam merubah
paradigma ini adalah merubah kebijakan ke arah minimalisasi sampah pada sumbernya, bukan
pada pembuangannya.
“Sampah-sampah yang dihasilakan dirumah dapat diolah menjadi sesuatu yang
bermanfaat bagi warga dan membantu menyelamatkan lingkungan”, ( Teti Suryati 2009 : 1 ).
Pada umumnya warga malas berurusan dengan sampah organik atau anorganik. Pasalnya, jenis
sampah tersebut mudah berbau dan busuk. Seiring dengan berjalannya waktu sampah semakin
menumpuk. Perbandingan antara jumlah sampah yang dihasilkan dengan sampah yang diolah
tidak seimbang. Hal ini diperngaruhhi aktivitas manusia, pertambahan jumlah penduduk dan
ketersediaan ruang lingkup manusia yang relatif tetap. Semakin maju gaya hidup manusia,
semakin banyak sampah yang dihasilkan dan mungkin tidak dimanfaatkan.
Dilingkungan SMA Kemala Bhayangkari 4 Waru sendiri sangat banyak sampah-sampah
yang berserakan. Sampah-sampah tersebut ada yang tergolong sampah organik dan anorganik.
Tetapi dilingkungan SMA Kemala Bhayangkari 4 Waru lebih banyak sampah-sampah anorganik
dibandingkan sampah organik. Banyaknya sampah-sampah anorganik dikarenakan sisa-sisa
bungkus makanan para siswa kebanyakan dari plastik dan botol. Padahal sampah anorganik lebih
berbahaya daripada sampah organik. Sampah anorganik dikatakan bahaya karena terdapat zat-zat
kimia didalam sampah tersebut. Oleh karena itu, pemanfaatan sampah anorganik di lingkungan
SMA Kemala Bhayangkari 4 Waru pada tahun ajaran 2022/2023 perlu diteliti lebih lanjut.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara pemanfaatan sampah anorganik di lingkungan SMA Kemala
Bhayangkari 4 Waru pada tahun ajaran 2022/2023 ?

C. Tujuan
Untuk mendeskripsikan cara pemanfaatan sampah anorganik yang berada di SMA
Kemala Bhayangkari 4 Waru pada tahun ajaran 2022/2023.
D. Manfaat Penelitian
1. Dapat mengurangi sampah-sampah yang berada di SMA Kemala Bhayangkari.
2. Dapat mengurangi pencemaran tanah.
3. Dapat mengurangi bahaya dari sampah tersebut.
4. Mendorong untuk memanfaatkan sampah sebagai bahan kreasi untuk selalu berinovasi.
BAB II
ISI
A. Landasan Teori
Menurut Widyatmoko dan Sintorini ( 2009 : 01 ) “sampah dan limbah adalah
aktivitas manusia dalam memanfaatkn alam selalu meninggalkan sisa yang dianggapnya
sudah tidak berguna lagi sehingga diperlakukannya sebagai barang buangan”. Istilah
buangan, sampah atau limbah memang mempunyai pengertian yang berbeda, namun
karena perbedaannya sangat tipis, maka ketiga istilah itu sering dicamour adukkan. Suatu
kegiatan manusia yang membuang barang atau sisa-sisa material yang menurutnya sudah
tidak layak pakai dan dibuang disebut sampah.
Pada dasarnya sampah bisa digolongkan menjadi 2 yaitu sampah anorganik dan
sampah organik. “Secara sederhana, jenis sampah dapat dibagi berdasarkan sifatnya.
Sampah dipilah menjadi sampah organik dan anorganik”, (PS 2008 : 6). Sampah organik
adalah sampah yang terdiri dari bahan-bahan organik yang mudah membusuk yang
sebagian besar adalah sisa makanan, potongan hewan, sayuran, dll. Sampah jenis ini
sangat mudah terurai secara alami (dgradable). Sementara itu sampah anorganik (sampah
kering) adalah sampah yang tidak dapat terurai.
“Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk
maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat
dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan.”
(Kamus Istilah Lingkungan, 1994). “Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau
dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memliki
nilai ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996).

B. Jenis-Jenis sampah
Berdasarkan komposisi atau asal sampah dapat digolongkan menjadi 2 :
1. Sampah organik
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang
dapat didegadrasi oleh mikrobia atau bersifat biodegredable. Sampah ini dengan
mudah diuraikan dalam proses alami.

2. Sampah anorganik
Sampah anorganik yakni sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati,
baik sebagai produk sintesis maupun hasil pengolahan teknologi bahan tambang, hasil
olahan bahan hayati dan sebagainya.
Berdasarkan sifat fisiknya, sampah digolongkan menjadi 5 :
1. Sampah Basah (Garbage)
Terdiri dari bahan-bahan organik yang mempunyai sifat mudah membusuk. Sifat
utama dari sampah basah ini banyak mengandung air dan cepat membusuk
terutama pada daerah tropis seperti Indonesia.

2. Sampah Kering (Rubbish)


Tersusun dari bahan organik maupun anorganik yang sifatnya lambat atau tidak
mudah membusuk.

3. Sampah Lembut
Terdiri dari partikel-partikel kecil, ringan, dan mempunyai sifat mudah
berterbangan yang dapat membahayakan dan mengganggu pernapasan dan mata.

4. Sampah Besar (Bulky Waste)


Merupakan sampah yang berukuran besar. Misalnya peralatan rumah tangga.

5. Sampah Berbahaya dan Beracun


Merupakan sampah yang berbahaya baik bagi manusia, hewan, maupun tanaman.
Seperti sampah yang berasal dari rumah sakit atau klinik, sampah bahan-bahan
nuklir, sampah ledakan dan lain-lain.

C. Dampak Negatif Sampah


 Dampak bagi kesehatan :
1. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit
demam berdarah juga dapat meningkat dengan cepat didaerah yang
pengelolaannya kurang memadai.
2. Penyakit jamur dapat menyebar.

 Dampak bagi lingkungan


1. Terjadi perubahan warna dan bau pada air sungai.
2. Penyebaran bahan kimia dan mikroorganisme yang terbawa air hujan dan
meresapnya bahan-bahan berbahaya sehingga mencemari sumur dan sumber air .
3. Bahan-bahan kimia tersebut dapat menyebabkan gangguan pada syaraf, cacat
pada bayi, kerusakan sel hati atau ginjal.
 Dampak bagi keadaan sosial dan ekonomi
1. Pengolahan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat.
2. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
3. Pembuangan sampah padat kebadan air dapat menyebabkan banjir dan akan
memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan,
drainase.

D. Manfaat sampah
Sampah merupakan masalah yang memerlukan perhatian lebih agar bermanfaat bagi
lingkungan. Salah satu cara agar sampah dimanfaatkan adalah dengan cara pengelolaan
sampah yang baru. “Manfaat pengolahan sampah ada dua macam, yaitu manfaat
langsung dan manfaat tidak langsung’, (Kusuma, Dian Seri Rezeki, dalam
http://eprints.ui.ac.id/7971/, 2011 : 1). Manfaat langsung yaitu manfaat yang
berhubungan langsung dengan warga sekitar lingkungan, seperti kegiatan keseharian
warga. Dan manfaat tidak langsung yaitu manfaat yang berhubungan dengan kondisi
lingkungan pengolahan sampah. Kondisi lingkungan tersebut juga berdampak kepada
warga sekitar.
1. Manfaat Langsung
Dian Seri Rezeki Kusumastuti (2003, dalam http://eprints.ui.ac.id/7971/, 2011 : 1)
mengutarakan bahwa “manfaat langsung pengolahan sampah terpadu skala kawasan
terdiri atas penghasilan dari penjualan kompos dan pemanfaatkan daur ulang sampah
komersil”. Hasil kompos dan daur ulang sampah tersebut dijual oleh warga sekitar untuk
kegiatan rumah tangga dan memperbaiki sekitar. Kompos adalah hasil pemanfaatan dari
penolahan sampah.
Daur ulang sendiri artinya mengurangi tingkat kebutuhan akan sampah, menggunakan
sampah-sampah yang telah ada dan mendaur ulang sampah yang telah dipakai. Sampah
yang dapat didaur ulang seperti kertas dan plastik. Kita tidak harus mengubur dan
membakar sampah kita. Jika sampah plastik dikubur, tidak akan terurai selamanya. Dan
jika dibakar akan menambah polusi udara. Maka dari itu kegiatan daur ulang perlu
digalakkan lebih jauh.
2. Manfaat Tidak Langsung
Selain manfaat langsung pengolahan sampah juga memiliki manfaat tidak langsug.
Dian Seri Rezeki Kusumastuti (2003, dalam http://eprints.ui.ac.id/7971/, 2011: 1)
menyatakan bahwa “manfaat tak langsung (lingkungan) adalah nilai kualitas lingkungan
yang dihasilkan dengan adanya usaha tersebut. Lingkungan tempat pengolahan sampah
akan jauh lebih sehat, indah, dan terhindar dari sumber penyakit”. Lingkungan tersebut
cocok sekali untuk menanam tanaman produktif seperti tanaman mangga, pisang, cabai,
dan lain-lain. Nantinya tanaman-tanaman itu akan menghasilkan buah yang dapat
dinikmati warga di sekitar lingkungan sekitar.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

 Penelitian yang berjudul “Pengolahan Sampah Anorganik guna Pembuatan Pot


Bunga dari Botol Plastik di Lingkungan SMA Kemala Bhayangkari 4 Waru
Tahun Ajaran 2022/2023”
 Penelitian yang berjudul “Pengolahan Sampah Anorganik guna Pembuatan Pot
Bunga dari Botol Plastik di Lingkungan SMA Kemala Bhayangkari 4 Waru
Tahun Ajaran 2022/2023” dilaksanakan di lingkungan sekitar SMA Kemala
Bhayangkari 4 Waru, JL. Letjen Sutoyo No.1 Waru, Sidoarjo.

B. Subjek Penelitian
 Penelitian yang berjudul “Pengolahan Sampah Anorganik guna Pembuatan Pot
Bunga dari Botol Plastik di Lingkungan SMA Kemala Bhayangkari 4 Waru
Tahun Ajaran 2022/2023” menggunakan siswa-siswi kelas X-A kelompok 2 yang
ada di SMA Kemala Bhayangkari 4 Waru.
Sampel Penelitian
 Penelitian yang berjudul “Pengolahan Sampah Anorganik guna Pembuatan Pot
Bunga dari Botol Plastik di Lingkungan SMA Kemala Bhayangkari 4 Waru
Tahun Ajaran 2022/2023” menggunakan siswa-siswi kelas X-A kelompok 2 yang
ada di SMA Kemala Bhayangkari 4 Waru.
C. Teknik Pengumpulan Data

 Penelitian yang berjudul “Pengolahan Sampah Anorganik guna Pembuatan Pot


Bunga dari Botol Plastik di Lingkungan SMA Kemala Bhayangkari 4 Waru
Tahun Ajaran 2022/2023” menggunakan observasi.
D. Teknik Analisis Data
 Analisis data yang digunakan dalam penelitian yang berjudul “Pengolahan
Sampah Anorganik guna Pembuatan Pot Bunga dari Botol Plastik di Lingkungan
SMA Kemala Bhayangkari 4 Waru Tahun Ajaran 2022/2023” melalui analisis
kualitatif dan deskriptif. “ Analisis kualitatif adalah analisis yang menggunakan
latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan
dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada”. (Denzin dan Lincoln
1987:5). Latar alamiah yang dimaksudkan adalah hasil yang dapat digunakan
untuk menafsirkan fenomena dengan cara wawancara, pengamatan, dan
pemanfaatan dokumen.

CONTOH PROJEK
BAB IV
PENUTUP

Kegiatan penelitian projek pengolahan sampah plastik menjadi bahan bernilai ekonomi
berupa pemberian penyuluhan materi teori dan praktek (untuk penelitian projek selanjutnya)
kepada siswa-siswi SMA Kemala Bhayangkari 4 Waru mendapat tanggapan yang sangat baik.
Pemberian materi penyuluhan diselingi motivasi untuk berkarya dan berwirausaha membuat para
siswa-siswi semakin antusias. Banyak saran yang meminta kelanjutan penelitian dalam kegiatan
projek ini siswa-siswi diminta untuk membuat suatu kerajinan dari sampah.

KETUA KELOMPOK PENANGGUNG


JAWAB

Alisya Putri Syahroni Kuswin, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai