Dosen Pengampu:
Asnawi, SKM
Disusun Oleh:
Hermina Mardiana Warikapokah
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Sampah Basah dan Sampah Kering” tepat waktu.
Makalah “Sampah Basah dan Sampah Kering” disusun guna memenuhi tugas Dosen
pada mata kuliah di Prodi D-III Sanitasi Mimika. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah
ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang “Sampah Basah dan Sampah Kering.”
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Asnawi, SKM selaku
Dosen Mata Kuliah Pengelolaan Sampah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................6
A. Pengertian................................................................................................................................6
B. Jenis—Jenis Sampah...............................................................................................................7
C. Cara Pengelolaan Sampah.......................................................................................................9
1. Transformasi fisik.................................................................................................................9
2. Transformasi Kimia..............................................................................................................9
3. Transformasi Biologi..........................................................................................................10
4. Pengelolaan Sampah dengan Konsep 3R...........................................................................10
5. Pengelolaan Skala Kota......................................................................................................11
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................12
A. Kesimpulan...........................................................................................................................12
B. Saran......................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampah merupakan salah satu permasalahan kompleks yang dihadapi oleh negara-negara
berkembang maupun negara-negara maju di dunia, termasuk Indonesia. Permasalahan sampah
bukan lagi sekedar masalah kebersihan dan lingkungan saja, akan tetapi sudah menjadi masalah
sosial yang berpotensi menimbulkan konflik (Damanhuri, 2010).
Sistem pengolahan sampah di Indonesia umumnya masih terbilang tradisional ini seringkali
akhirnya berubah menjadi praktek pembuangan sampah secara sembarangan tanpa mengikuti
ketentuan teknis di lokasi yang sudah ditentukan. Pengelolaan sampah saat ini berdasarkan UU
No 18 Tahun 2008 dan PP No 81 Tahun 2012 di lakukan dengan dua fokus utama yakni
pengurangan dan penanganan sampah.
Pengurangan sampah seperti yang di jelaskan di dalam UU maupun PP yang telah
disebutkan dilakukan mulai dari sumber sampah sampai pada pengelolaan akhir. Pada dasarnya
pengolahan sampah difokuskan pada TPS (Tempat pengolahan sementara) dan TPA (Tempat
Pengelolaan Akhir) yang sudah ditentukan oleh pemerintah setempat, hal ini sebenarnya belum
terlalu efektif dalam hal penanganan sampah.
Persampahan merupakan isu penting khususnya di daerah perkotaan, dimana jumlah
penduduk di daerah perkotaan yang cukup banyak dan relative padat. Kehidupan manusia
dengan semua aktivitasnya tidak terlepas dengan namanya sampah. Karena sampah merupakan
hasil efek samping dari adanya aktivitas manusia baik berupa aktivitas rumahan maupun
aktivitas industri. Seiring dengan perkembangan waktu, jumlah penduduk di suatu tempat
tentunya akan semakin bertambah dan perkembangan teknologi pun semakin canggih serta
pertumbuhan industri juga cukup pesat sehingga banyak menghasilkan sampah dalam berbagai
macam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sampah?
2. Ada berapa jenis sampah?
3. Bagaiman cara pengelolaan sampah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sampah;
2. Untuk mengetahui jenis-jenis sampah;
3. Untuk mengetahui cara pengelolaan sampah;
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik domestik (rumah
tangga) maupun industri. Dalam Undang-undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, disebutkan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam
yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai
atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.
Ditinjau dari sumbernya, sampah berasal dari beberapa tempat, yakni :
1) Sampah dari pemukiman penduduk pada suatu pemukiman biasanya sampah
dihasilkan oleh suatu keluarga yang tinggal di suatu bangunan atau asrama. Jenis sampah yang
dihasilkan biasanya organik, seperti sisa makanan atau sampah yang bersifat basah, kering, abu
plastik dan lainnya.
2) Sampah dari tempat-tempat umum dan perdagangan tempat tempat umum adalah
tempat yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul dan melakukan kegiatan. Tempat-
tempat tersebut mempunyai potensi yang cukup besar dalam memproduksi sampah termasuk
tempat perdagangan seperti pertokoan dan pasar. Jenis sampah yang dihasilkan umumnya berupa
sisa-sisa makanan, sayuran dan buah busuk, sampah kering, abu, plastik, kertas, dan kaleng-
kaleng serta sampah lainnya.
Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari sampah dan dalam kegiatannya manusia
senantiasa menghasilkan sampah baik sampah organik maupun non organik.
B. Jenis—Jenis Sampah
Berdasarkan asal atau sumbernya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu
sebagai berikut :
1. Sampah organik, adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat
didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat
diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan
organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan,
pembungkus (selain kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan
ranting. Selain itu, pasar tradisional juga banyak menyumbangkan sampah organik seperti
sampah sayuran, buah-buahan dan lain-lain.
2. Sampah non norganik atau anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahanbahan
non hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan
tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi sampah logam dan produk-produk
olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen.
Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam/ mikroorganisme secara
keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan
dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol
plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng.
Dampak negatif sampah-sampah padat yang bertumpuk banyak tidak dapat teruraikan dalam
waktu yang lama akan mencemarkan tanah. Yang dikategorikan sampah disini adalah bahan
yang tidak dipakai lagi (refuse) karena telah diambil bagian-bagian utamanya dengan pengolahan
menjadi bagian yang tidak disukai dan secara ekonomi tidak ada harganya. Dampak sampah
terhadap manusia dan lingkungan antara lain:
a. Penurunan Kualitas Kesehatan Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai
(pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa
organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti, lalat dan anjing yang dapat
menjangkitkan penyakit. Potensi penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain adalah sebagai
berikut :
Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam
berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.
Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salahsatu contohnya adalah suatu
penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk
kedalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa
makanan/sampah.
1. Transformasi fisik
Perubahan sampah secara fisik melalui beberapa metoda atau cara yaitu :
− Pemisahan komponen sampah: dilakukan secara manual atau mekanis, Sampah yang bersifat
heterogen dipisahkan menjadi komponenkomponennya, sehingga bersifat lebih homogen.
Langkah ini dilakukan untuk keperluan daur ulang. Demikian pula sampah yang bersifat
berbahaya dan beracun (misalnya sampah laboratorium berupa sisa-sisa zat kimia) sedapat
mungkin dipisahkan dari jenis sampah lainnya, untuk kemudian diangkut ke tempat pembuangan
khusus.
− Mengurangi volume sampah dengan pemadatan atau kompaksi: dilakukan dengan
tekanan/kompaksi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menekan kebutuhan ruang sehingga
mempermudah penyimpanan, pengangkutan dan pembuangan. Reduksi volume juga bermanfaat
untuk mengurangi biaya pengangkutan dan pembuangan. Jenis sampah yang membutuhkan
reduksi volume antara lain: kertas, karton, plastik, kaleng.
− Mereduksi ukuran dari sampah dengan proses pencacahan. Tujuan hampir sama dengan proses
kompaksi dan juga bertujuan memperluas permukaan kontak dari komponen sampah.
2. Transformasi Kimia
Perubahan bentuk sampah secara kimiawi dengan menggunakan prinsip proses pembakaran atau
insenerasi. Proses pembakaran sampah dapat didefinisikan sebagai pengubahan bentuk sampah
padat menjadi fasa gas, cair, dan produk padat yang terkonversi, dengan pelepasan energi panas.
Proses pembakaran ini sangat dipengaruhi oleh karakteristik dan komposisi
sampah yaitu :
1. Nilai kalor dari sampah, dimana semakin tinggi nilai kalor sampah maka akan semakin mudah
proses pembakaran berlangsung. Persyaratan nilai kalor adalah 4500 kJ/kg sampah agar dapat
terbakar.
2. Kadar air sampah, semakin kecil dari kadar air maka proses pembakaran akan berlangsung
lebih mudah.
3. Ukuran partikel, semakin luas permukaan kontak dari partikel sampah maka semakin mudah
sampah terbakar.
Jenis pembakaran dapat dibedakan atas :
Pembakaran stoikhiometrik, yaitu pembakaran yang dilakukan dengan suplai
udara/oksigen yang sesuai dengan kebutuhan untuk pembakaran sempurna.
Pembakaran dengan udara berlebih, yaitu pembakaran yang dilakukan dengan suplai
udara yang melebihi kebutuhan untuk berlangsungnya pembakaran sempurna.
Gasifikasi, yaitu proses pembakaran parsial pada kondisi substoikhiometrik, di mana
produknya adalah gas-gas CO, H2, dan hidrokarbon.
Pirolisis, yaitu proses pembakaran tanpa suplai udara.
3. Transformasi Biologi
Perubahan bentuk sampah dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme untuk
mendekomposisi sampah menjadi bahan stabil yaitu kompos. Teknik biotransformasi yang
umum dikenal adalah:
Komposting secara aerobik (produk berupa kompos).
Penguraian secara anaerobik (produk berupa gas metana, CO2 dan gasgas lain, humus
atau lumpur). Humus/lumpur/kompos yang dihasilkan sebaiknya distabilisasi terlebih
dahulu secara aerobik sebelum digunakan sebagai kondisioner tanah.
A. Kesimpulan
Sampah basah dan sampah kering agar dapat dikelola dengan tepat dan sesuai prosedur
yang ada, harus adanya pengetahuan masyarakat akan akibat-akibat yang disebabkan oleh
sampah karena tempat sampah yang tidak dikelola dengan baik dan benar dapat menjadi tempat
perindukan vektor berbagai penyakit lingkungan serta merusak citra estetika lingkungan pada
wilayah yang pengetahuan serta kepedulian masyarakatnya rendah akan betapa pentingnya
pengelolaan sampah yang baik dan benar.
B. Saran
Agar sampah dapat dikelola berdasarkan jenis dan dengan pengelolaan yang benar harus
ada peraturan daerah yang mewajibkan sebelum sampah dibuang pad tempat penampungan
sementara atau TPS, masyarakat harus sudah memilahnya terlebih dahulu agar petugas dapat
mengangkut dan membuangnya sesuai jenis sampah yang sudah dipilah oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Imam. 2016. Pemukiman dan Pendekatan Pengetahuan Masyarakat. Kulon Progo.
Makalah
Stevani. 2018. Tata Kelola Pengelolaan Sampah Untuk Kabupaten/Kota. Madiun.
Skripsi
Mualifah. 2019. Volume Sampah berdasarkan Jenis, Sumber dan Pengelolaan. Jogja
Poltekkes.