KELOMPOK 3
FIRMA HASIBUAN
HERMINA WARIKAPOKA
HAROL KAMAKAULA
INDAH NAHUMARURI
Jika dilihat secara sepintas mungkin kita tidak akan pernah menyadarinya bahaya dan
resiko kerja yang ada ditempat laundry Beberapa bahaya dan resiko kerja yang mungkin
terjadi di tempat laundry, mulai dari bahaya yang timbul karena alat alat yang ada hingga
karena paparan bahan kimia yang terdapat pada pewangi, deterjen atau pemutih pakaian
yang biasanya di pakai.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui tindakan tidak aman yang dilakukan pekerja pada saat bekerja
diindustri rumah tangga tersebut?
2. Untuk mengetahui permasalahan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang
tersedia dalam industri rumah tangga tersebut?
3. Untuk mengetahui pengendalian dan perlindungan yang akan diterapkan dan
dilakukandalam industri rumah tangga tersebut?
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tindakan tidak aman yang dilakukan pekerja pada saat bekerja di rumah
industri tersebut?
2. Apa saja permasalahan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang terdapat dalam
industri rumah tangga tersebut?
3. Bagaimana pengendalian dan perlindungan yang akan diterapkan dan dilakukandalam
industri rumah tangga tersebut?
4. Alat ukur kurang sinkron
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Suhu
Suhu tubuh manusia dipertahankan hampir menetap atau mendekati normal
oleh suatu sistem pengaturan suhu tubuh yang sempurna sehingga manusia dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan suhu yang terjadi di luar tubuhnya. Suhu
menetap ini sebagai akibat dari metabolisme dan pertukaran panas antara tubuh dan
lingkungan sekitarnya. Panas yang dihasilkan metabolisme sangat tergantung dari
kegiatan tubuh. Kemampuan untuk menyesuaikan diri pada batasnya yaitu tubuh
manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan suhu luar jika perubahan dari
suhu luar tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin.
Seorang tenaga kerja akan mampu bekerja efisien dan produktif bila
lingkungan tempat kerjanya nyaman atau dapat dikatakan efisieni kerja optimal di
daerah nikmat kerja, tidak dingin dan tidak panas. Suhu yang tinggi merupakan beban
kerja tambahan dan sangat berpengaruh bila tenaga kerja tersebut melakukan kerja
fisik. Apabila suhu di ruang kerja mencapai 400 C dan menggunakan peralatan yang
panas dapat menyebabkan keluarnya banyak keringat yang mempercepat kelelahan,
dapat berakibat penurunannya kemampuan kerja dan produktivitas kerja (Suma'mur,
1996).
Berdasarkan Kepmenkes No.Kep.1405/Menkes/SK/XI/2002 TentangPersyaratan dan
Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
Nilai standart untuk suhu yaitu 18-280C. Tata cara pelaksanaan yaitu :1. Tinggi
langit-langit dari lantai minimal 2,5 m.2. Bila suhu udara >280C perlu menggunakan
alat penata udara seperti AC, kipasangin.3. Bila suhu udara luar<18 0C perlu
menggunakan pemanas ruang.
c. Pencahayaan
Menurut Suma'mur (1996) pencahayaan yang baik memungkinkan tenaga
kerja melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas, cepat tanpa upaya-upaya
tidak perlu. Penerangan yang memadai memberikan kenyamanan pada tenaga kerja.
Sehingga tidak menimbulkan gangguan atau kelelahan pengelihatanselama bekerja.
Apabila penerangan kurang maka akan menimbulkan kelelahanmata yang
dapat mengakibatkan :
a) Terjadi banyak kelelahan
b) kualitas kerja rendah dan produktivitas menurun
c) Kecelakaan kerja
Untuk menghindari terjadinya gangguan pada mata, maka pencahayaan harus
disesuaikan dengan Peraturan Menteri Perburuhan No.7 Tahun1964 tentangsyarat-
syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan di tempat kerja, untuk membedakan
bahan yang kasar (linen, pakaian, sprei dam selimut) intensitas penerangannya
minimal 50 lux.
2. Faktor Kimia
Bahan-bahan kimia yang ada di unit laundry berasal dari detergen,desinfektan,
zat pemutih, alkali, pemutih, saur, dan pelembut. Tingkat resiko yang hasilnya
tergantung dari lama pernapasan atau lama pemajanan. Meskipun demikian kimia
sangat beracun sudah dilarang dan dibatasi pemakaiannya, pemajanan terhadap zat
kimia yang berbahaya tidak dapatdielakkan (Depkes RI, 2004).
3. Faktor Biologi
Faktor biologi merupakan penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan
oleh mikroorganisme hidup seperti bakteri, virus, dan jamur. Tenagakerja yang
menangani linen kotor selalu kontak dengan bahan dan menarik napasudara yang
tercemar kuman patogen. Penelitian bakteriologi pada unit laundry menunjukkan
bahwa jumlah total bakteri meningkat 50 kali selama periode waktu sebelum cucian
mulai diproses (Depkes RI, 2004).
4. Faktor Fisiologis
Hubungan tenaga kerja dalam sikap dan interaksinya terhadap sarana
kerjaakan menentukan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kerja di setiap jenis
pekerjaan.Posisi tubuh yang salah atau tidak alami dapat menimbulkan kesulitan
dalam melaksanakan kerja, mengurangi ketelitian, dan mudah lelahsehingga kerja
menjadi kurang efisien. Hal ini dalam jangka panjang dapatmenyebabkan gangguan
fisik dan psikis (Depkes RI, 2004).
Faktor fisiologis dapat dikatakan juga suatu fakor ergonomi yaitu suatu
aplikasiteknologiuntukmenyerasikanataumenyeimbangkanagardapatterjadinya
keserasian antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun
istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia dan fisik maupun mental
seimbang sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka,
2004).
5. Psikologi Faktor Mental
Berdasarkan Depkes RI (2004), faktor psikologis ini mempunyai peranan besar
dalam menimbulkan kelelahan.Seringkali tenaga kerja tidak mengerjakan apapun
juga, tetapi mereka merasa lelah. Hal ini mungkin disebabkan adanyamental konflik.
Konflik mental mungkin disebabkan oleh pekerjaan itu sendiri, teman sekerjanya,
atasannya, atau karena kejadian di rumah dan dalam kehidupan dimasyarakat.
Dengan adanya konflik mental tersbut kelamaan akan lamamenimbulkan stres kerja.
Stres yaitu ancaman fisik dan psikologis dari factor lingkungan terhadap
kesejahteraan individu. Stres dapat disebabkan oleh :
1. Tuntutan pekerjaan.
2. dukungan dan kendala.
6. Faktor Ergonomi
Ergonomi secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi adalah penyesuaian
tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia yaitu untuk menurunkan stress yang
dihadapi. Posisi kerja pegawai bervariasi diantaranyamenyetrika duduk lesehan di
bawah, mencuci menunduk dan gerakan repetitif punsama halnya dengan menjemur
baju menunduk dan berdiri.
BAB III
METODE PENGUKURAN
C. Cara kerja
1. Mengamati
2. Observasi
3. Pengukuran
4. Wawancara
KEBISINGAN
65,7 68,3 59,6 58,3 60 58 58,5 58,3 57 48,3 57 58,4 58,9 59,6 57,7
57,3 56,3 55,6 50 50,1 48,4 52,2 52,2 49,9 55,7 55,9 56,3 57,1 57,8 58,4
58,1 58,2 49,2 58,4 58,9 59,8 58,5 58,2 56,4 58,3 58,6 66,3 58,6 58,6 58,5
58,5 58,8 57,8 58,7 58,3 59 59 58,7 58,9 58,8 56,5 51,1 53,4 59 57,5
58,9 56,6 57,5 58,5 59,1 59 58,1 58,1 58,3 57,9 57,7 57,8 57,7 57,9 57,9
58 57,9 57,8 57,6 59,2 56,2 57,1 56,1 58 55,1 58 57,9 54,6 57,7 56,2
55,3 57,3 57,4 56,2 57,1 57,6 57,1 57,3 56,6 58,5 56 59,8 58,8 58,5 59,7
59,1 59,2 59,5 59,5 59,1 59,3 57,3 58,6 58,8 59,2 59,3 58,3 55,6 54,7 54,7
55,1 53,9 55,6 54,4 56,5 56,1 59,5 59,5 58,3 57,7 59,4 59,4 59,2 59,5 57,6
55,7 59,7 59,7 59,3 59,7 59,8 59,7 59,2 59,7 58,8 60 59,6 59,7 59,7 59,5
59,7 59,9 55,3 59,7 55,6 59,6 59,5 59,7 59,5 59,4 49,8 59,7 56 56,7 59,7
60 53,6 59,6 48,5 59,6 59,6 58,9 50,7 59,4 58,9 55,6 58,5 57,5 58,2 59,6
56,9 56,6 59,6 58,6 58,4 52,6 59,6 58,2 59,1 56,7 59,6 59,4 59,5 51,3 59
55,6 58,7 59,7 59,7 58,7 59,2 55 59,1 56,9 57,1 59 59,8 55,5 55,6 59,6
55,7 56,2 56 56,5 59,3 59,8 59,9 59,6 59,6 57,8 58,6 59,6 59,7 59,8 59,7
11. Kebisingan
A. Kesimpulan
Dari data yang kami amati /hasil infeksi pada laundry Acclesia/Miss Diah Bahwa :
1. Lokasi londry Acclesi/Miss Diah memenuhi syarat
2. Lingkungannya memenuhi syarat
3. Bangunannya memenuhi syarat
4. Lantai memenuhi syarat
5. Dinding memenuhi syarat
6. Atap Memenuhi syarat
7. Langit-langit memenuhi syarat
8. Pintu Memenuhi syarat
9. Pencahayaan = 39 Lux dikatakan standart /memenuhi syarat kesehatan
10. Kelembaban = 74,9 Rh dikatakan tidak memenuhi syarat ( Alat kurang sinkron)
11. Kebisingan = 57,73 DBA dikatakan memenuhi Syarat kesehatan
12. Gudang Memenuhi syarat
13. Pembuangan air limbah memenuhi syarat
14. Tempat Sampah memenuhi syarat
15. Tempat pengumpulan sampah sementara memenuhi syarat
16. Peralatan Pencegahan Masuknya serangga memenuhi syarat
B. Saran