Anda di halaman 1dari 17

MATA KULIAH : KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

DOSEN : H. HAMSIR AHMAD, SKM, M.Kes.

MAKALAH

PENYAKIT AKIBAT KERJA

Disusun oleh :

MEGAWATI ASRI

PO714221202002

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

JURUSAN SANITASI LINGKUNGAN

PRODI D.IV/II B ALIH JENJANG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Makalah Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3).

Makalah ini berisi tentang pengertian, ruang lingkup serta maksud dan tujuan
Penyakit Akibat Kerja. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan serta


wawasan bagi para pembaca. Sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk ataupun isi
makalah yang telah dibuat.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang
khusunya pembaca dan semoga Allah SWT. senantiasa meridhai segala urusan kami.

Makassar , 15 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Akibat Kerja...........................................................................3


B. Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja.................................................................3
C. Klasifikasi................................................................................................................5
D. Pencegahan..............................................................................................................7

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................9
B. Saran........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan
oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja ( faktor
fisik, faktor kimia, faktor biologis, faktor fisiologis atau ergonomi, faktor
psikologis ), oleh karena itu penyakit akibat kerja merupakan penyakit
artefisial atau sering disebut manmade diseases. Upaya dalam mencegah
timbul PAK yang disebabkan oleh pekerjaan maka perlu adanya penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja atau biasa disebut K3 agar para pekerja
merasa nyaman saat sedang bekerja dan dapat terhindar dari PAK.
Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial mempengaruhi
kesehatan pekerja. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan
pekerja antara lain faktor fisik, faktor kimia, dan faktor biologis. Dalam
pelaksanaan pekerjaan sehari-hari pekerja di berbagai sektor akan
terpajang dengan risiko penyakit akibat kerja. Untuk itu perlu
dikembangkan dan ditingkatskan upaya promosi dan pencegehan dalam
rangka menekan serendah mungkin risiko penyakit yang timbul akibat
pekerjaan atau lingkungan kerja. Tenaga kerja sebagai sumber daya
manusia memegang peranan utama dalam proses pembangunan industri.
Oleh karena itu perananan sumber daya manusia perlu mendapat perhatian
khusus baik kemampuan, keselamatam maupun kesehatan kerjanya.
Risiko bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja adalah bahaya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja akibat kombinasi dari berbagai faktor yaitu
tenaga kerja dan lingkungan kerja.
Keselamatan dan kesehatan pada dasarnya adalah kebutuhan setiap
manusia dan dijadikan naluri dari setiap mahluk hidup. Keselamatan dan
kesehatan kerja telah menjadi satu pilar penting ekonomi makro maupun
mikro, karena keselamatan dan kesehatan kerja tidak dapat terpisahkan.
Untuk itu, perusahaan harus menekan adanya resiko kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja, karena dapat menyebabkan kelambatan dalam

1
berproduksi (Suardi, 2005). Tujuan keselamatan kerja adalah untuk
meningkatkan produktivitas kerja melalui peningkatan derajat kesehatan
tenaga kerja, pembinaan lingkungan kerja yang memenuhi syarat
kesehatan, penyelenggaraan upaya kesehatan tenaga kerja dan pengaturan
syarat kesehatan bagi tenaga kerja.
Menurut Filosofi Mangkunegara, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan
manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat
adil dan makmur. tujuan K3 tidak hanya untuk memberikan perlindungan
terhadap tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja agar
terjamin keselamatannya, tetapi juga untuk mengendalikan resiko terhadap
peralatan, aset, dan sumber produksi sehingga dapat digunakan secara
aman dan efisien agar terhindar dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Perlindungan K3 yang efektif dan efisien dapat mendorong produktivitas
jika di laksanakan dan di terapkan melalui sistem manajemen K3
sebagaimana amanat pasal 83 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu bagaimana terjadinya penyakit
akibat kerja ?
C. Tujuan
Tujuan dalam makalah ini yaitu untuk mengetahui factor-faktor terjadinya
penyakit akibat kerja.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Akibat Kerja


Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik
jasmani maupun rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah karena
aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan.
Menurut Komite Ahli WHO (1973), Penyakit Akibat Hubungan Kerja
adalah penyakit dengan penyebab multifaktorial, dengan kemungkinan
besar berhubungan dengan pekerjaan dan kondisi tempat kerja.
Pajanan di tempat kerja tersebut memperberat, mempercepat terjadinya
serta menyebabkan kekambuhan penyakit.
B. Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja
Faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja sangat banyak, tergantung
pada bahan yang digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja
ataupun cara kerja. Pada umumnya faktor penyebab dapat
dikelompokkan dalam 5 golongan:

1. Faktor Fisik

Faktor fisik yang dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja


meliputi :

a. Suara

Kebisingan yang tinggi pada daerah diatas ambang batas (85


dB untuk 8 jam kerja) ditempat kerja akan menyebabkan
terjadinya gangguan pendengaran.

b. Suhu
Temperatur yang sangat tinggi akan menyebabkan heat
stoke/exhaust, sedangkan temperature yang sangat rendah akan
menimbulkan frostbite(luka dan kulit melepuh) dan chilblain
(rasa nyeri pada tangan dan kaki).

3
c. Radiasi Elektromagnetik

Menyebabkan ganguan pada jaringan kulit (lapisan teratas,


tengah dan bawah).

d. Tekanan Udara
Tekanan udara yang bertambah atau berkurang dari 1 atm akan
menimbulkan penyakit dekompresi.

e. Penerangan

Penerangan yang tidak mencukupi standar akan menggangu


penglihatan dan mata, cepat lelah ketika membaca dan menulis
dan cepat rabun.

f. Getaran

Pengaruh dari suatu getaran terhadap tubuh akan


mempengaruhi system syaraf sentral. Gejala yang timbul,
tangan dan kaki kehilangan rasa dan juga gangguan terhadap
pendengaran karena kebisingan (>85dB).

g. Ventilasi

2. Factor Kimiawi

Bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja,


maupun yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk
debu, uap, gas, larutan, awan atau kabut.

3. Factor Biolobis

Penyebabnya virus, bakteri, jamur, serangga, parasit, cacing


dan binatang. Lingkungankerja yang tidak bersih dan makanan
yang dikonsumsi tidak sehat akan menyebabkan penyakit.

4
4. Factor Fisiologis

Biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja atau cara


kerja desain tempat kerja, beban kerja dan malposisi sewaktu
bekerja (Myalgia, backache atau cedera punggung).

5. Factor Psikologis

Lingkungan kerja yang mengakibatkan stress, monotoni


kerja, tuntutan pekerjaan, hubungan kerja yang kurang baik, upah
tidak sesuai, tempat kerja yang terpencil dan jaminan masa depan
yang meragukan.
C. Klasifikasi
Dalam bekerja di perusahaan seorang pekerja beresiko mendapatkan
kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
WHO membedakan empat kategori Penyakit Akibat Kerja, yaitu:
1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan.
2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan.
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di
antara faktor-faktor penyebab lainnya.
4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah
ada sebelumnya.
Jenis dan ragam penyakit akibat kerja :
1. Penyakit Alergi
Dapat berupa; Rinitis, Rinosinusitis, Asma, Pneumonitis,
aspergilosis akut bronchopulmoner, Hipersensitivitas lateks,
penyakit jamur, dermatitis kontak, anafilaksis. Lokasi biasanya di
saluran pernafsan dan kulit. Penyebab; bahan kimia, microbiologi,
fisis dapat merangsang interaksi non spesifik atau spesifik.
2. Dermatitis Kontak
Ada 2 jenis yaitu iritan dan allergi Lokasi di kulit.
3. Penyakit Paru

5
Dapat berupa : Bronchitis kronis, emfisema, karsinoma bronkus,
fibrosis, TBC, mesetelioma, pneumonia, Sarkoidosis. Disebabkan
oleh bahan kimia, fisis, microbiologi.
4. Penyakit Hati dan Gastro-intestinal
Dapat berupa : kanker lambung dan kanker oesofagus (tambang
batubara dan vulkanisir karet), Cirhosis hati(alkohol, karbon
tetraklorida, trichloroethylene, kloroform). Disebabkan oleh bahan
kimia.

5. Penyakit Saluran Urogenital


Dapat berupa : gagal ginjal(upa logam cadmium & merkuri ,pelarut
organik, pestisida, carbon tetrachlorid), kanker vesica urinaria
(karet, manufaktur/bahan pewarna organik, benzidin, 2-
naphthylamin). Disebabkan bahan kimia.
6. Penyakit Hematologi
Dapat berupa : anemia (Pb), lekemia (benzena). Disebabkan bahan
kimia.
7. Penyakit Kardiovaskuler
Disebabkan bahan kimia. Dapat berupa : jantung coroner (karbon
disulfida, viscon rayon, gliceril trinitrat, ethylene glicol dinitrat),
febrilasi ventricel (trichlorethylene).
8. Gangguan alat reproduksi
Dapat berupa : infertilitas (ethylene bromida, benzena, anasthetic
gas, timbal, pelarut organic, karbon disulfida, vinyl klorida,
chlorophene), kerusakan janin (aneteses gas, mercuri, pelarut
organik) keguguran (kerja fisik). Disebabkan bahan kimia dan
kerja fisik.
9. Penyakit musculoskeletal
Dapat berupa : sindroma Raynaud (getaran 20 – 400 Hz), Carpal
turnel syndroma (tekanan yang berulang pada lengan), HNP/sakit

6
punggung (pekerjaan fisik berat, tidak ergonomis). Disebabkan :
kerja fisik dan tidak ergonomis.
10. Gangguan telinga
Dapat berupa : Penurunan pendengaran (bising diatas NAB).
Disebabkan faktor fisik.
11. Gangguan Mata
Dapat berupa : rasa sakit (penataan pencahayaan), conjungtivitis
(sinar UV), katarak (infra merah), gatal (bahan organik hewan,
debu padi), iritasi non alergi (chlor, formaldehid). Disebabkan
faktor fisik, biologi.
12. Gangguan Susunan Syaraf
Dapat berupa : pusing, tidak konsentrasi, sering lupa, depresi,
neuropati perifer, ataksia serebeler dan penyakit motor neuron (cat,
carpet-tile lining, lab. Kimia, petrolium, oli). Disebabkan bahan
kimia.
13. Stress
Dapat berupa : neuropsikiatrik; ansietas, depresi (hubungan kerja
kurang baik, monoton, upah kurang, suasana kerja tidak nyaman).
Disebabkan faktor mental psikologi.
14. Infeksi
Dapat berupa : pneumonia (legionella pada AC), leptospirosis
(leptospira pada petani), brucellosis, antrakosis (brucella, antrak
pada peternak hewan). Disebabkan oleh faktor biologi.
15. Keracunan
Dapat berupa keracunan akut (CO, Hidrogen sulfida, hidrogen
sianida), kronis (timah hitam, merkuri, pestisida). Disebabkan oleh
bahan kimia.
D. Pencegahan
Pengurus perusahaan harus selalu mewaspadai adanya ancaman
akibat kerja terhadap pekerjaannya.
Kewaspadaan tersebut bisa berupa :

7
1. Melakukan pencegahan terhadap timbulnya penyakit.

2. Melakukan deteksi dini terhadap ganguan kesehatan.

3. Melindungi tenaga kerja dengan mengikuti program jaminan sosial


tenaga kerja seperti yang di atur oleh UU RI No.3 Tahun 1992.
Mengetahui keadaan pekerjaan dan kondisinya dapat menjadi
salah satu pencegahan terhadap PAK. Beberapa cara untuk mencegah
PAK, diantaranya:

1. Pakailah APD secara benar dan teratur.


2. Kenali risiko pekerjaan dan cegah supaya tidak terjadi lebih lanjut.
3. Segera akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yang
berkelanjutan.
Selain itu terdapat juga beberapa pencegahan lain yang dapat
ditempuh agar bekerja bukan menjadi lahan untuk menuai penyakit.
Hal tersebut berdasarkan Buku Pengantar Penyakit Akibat Kerja,
diantaranya:

1. Pencegahan Primer (Health Promotion)


a. Perilaku Kesehatan.
b. Faktor bahaya di tempat kerja.
c. Perilaku kerja yang baik.
d. Olahraga.
e. Gizi seimbang.
2. Pencegahan Sekunder (Specifict Protection)
a. Pengendalian melalui prundang undangan.

8
b. Pengendalian administrative/organisasi: rotasi/pembatasan jam
kerja.

c. Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, ventilasi, alat pelindung


diri (APD).

d. Pengendalian jalur kesehatan: imunisasi.


3. Pencegahan Tersier
a. Pemeriksaan kesehatan pra-kerja.
b. Pemeriksaan kesehatan berkala.
c. Surveilans.
d. Pemeriksaan lingkungan secara berkala.
e. Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada pekerja.
f. Pengendalian segera di tempat kerja.

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja sangat banyak, tergantung
pada bahan yang digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun

9
cara kerja. Faktor penyebab dapat dikelompokkan dalam 5 golongan:
factor fisik, factor kimiawi, factor biologi, factor fisiologis dan factor
psikologis.

B. Saran
Saran yang dapat di ambil dari makalah ini yaitu menerapkan isi
dalam makalah ini dan berguna dalam kesehatan dan keselamatan
kerja(K3). Penulis berharap setiap instansi dan pihak terkait bisa
mengetahui risiko dan dampak bahan beracun bagi tubuh manusia dan
lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Arsil, dkk. 2016. Faktor Risiko Kerja Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan.
Politeknik Kesehatan Makassar.

10
http://fatmawatirahim19.blogspot.com/2016/09/makalah-faktor-resiko-kerja-dan.html
http://fatmawatirahim19.blogspot.com/2016/09/makalah-faktor-resiko-kerja
dan.html. Di akses pada 07 Oktober 2021.

http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/158/jtptunimus-gdl-ivakhusnul-7877-2-
babi.pdf

Yulsa, Nashir, dkk. 2013. Penyakit Akibat Kerja. Universitas Negri Yogyakarta.
file:///C:/Users/L%20E%20N%20O%20V%20O/Downloads/document.pdf . Di
akses pada 15 Oktober 2021.

11
Nama : Megawati Asri

Nim : PO714221202002

Kelas : D4/2B (Alih Jenjang)

Soal

1. Penyakit akibat kerja memiliki pencegahan yaitu primer, sekunder


dantersier. Pencegahan penyakit akibat kerja secara tersier adalah…
a. Perilaku kesehatan
b. Pengendalian melalui perundang-undangan
c. Factor bahaya di tempat kerja
d. Pengendalian jalur kesehatan
e. Pemeriksaan kesehatan berkala
2. Suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan
terhadap manusia adalah…
a. Kecelakaan
b. Keselamatan
c. Kesehatan kerja
d. Keselamatan kerja
e. Kesehatan
3. Factor penyebab penyakit akibat kerja memiliki beberapa golongan.
Berapakah golongan factor penyebabnya ?
a. 3
b. 2
c. 4
d. 5
e. 6
4. Berikut ini merupakan Undang-undang yang memuat tentang Keselamatan
Kerja…
a. UU No. 1 Tahun 1971
b. UU No. 1 Tahun 1970

12
c. UU No. 1 Tahun 1977
d. UU No. 2 Tahun 1977
e. UUD 45 Pasal 29
5. Pengaruh kebisingan terhadap manusia yang langsung terjadi pada
manusia dapat berupa peredaran darah terganggu, otot-otot menjadi tegang
dan peningkatan denyut nadi adalah…
a. Gangguan psikologis
b. Gangguan kimiawi
c. Gangguan fisiologis
d. Gangguan fisik
e. Gangguan biologis

13

Anda mungkin juga menyukai