PENDAHULUAN Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan masalah kesehatan yang makin
penting. Menurut data International Labor Organization (ILO) setiap tahun terjadi 1,1 juta
kematian yang disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan.
Menurut WHO (World Health Organization) sekitar 5 sampai 10% pekerja di negara berkembang
dan 20% pekerja di negara industri mendapat pelayanan kesehatan kerja yang memadai.
Menghadapi milenium III kualitas SDM perlu ditingkatkan agar makin maju, mandiri dan
sejahtera yang pada gilirannya akan dapat pula meningkatkan produktivitas. Kesehatan adalah
salah satu unsur yang penting untuk menjadikan SDM yang berkualitas dan produktif.
Sejalan dengan Visi Departemen Kesehatan Indonesia Sehat 2010 maka salah satu strategis
yang dilakukan adalah Profesionalisme termasuk profesionalisme masyarakat pekerja.
Profesionalisme sangatlah penting dalam meningkatkan mutu pelayanan. Di lain pihak,
lingkungan kerja baik fisik maupun non fisik berupa kondisi ruang kerja dan kondisi sosial
psikologis di lingkungan kerja harus ditata sedemikian rupa agar mendukung pada upaya
pencapaian standar pelayanan.
Ternyata dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari pekerja banyak terpapar dengan berbagai
faktor yang dapat menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi derajat kesehatannya. Bila
tidak diantisipasi dengan baik dan benar dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
keselamatan & kesehatan, yg pada akhirnya dapat mempengaruhi produktivitas kerja, yang pada
akhirnya berdampak pula terhadap pelayanan kesehatan.
Landasan Hukum :
Berbagai peraturan perundang-undangan telah diterbitkan dalam
upaya pembinaan masyarakat pekerja, khususnya dalam bidang
kesehatan yaitu antara lain :
A. Undang Undang RI No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja.
Pasal 8 : Pengurus perusahaan wajib untuk
memeriksakan kesehatan tenaga kerja sejak akan masuk kerja,
selama bekerja dan akan dipindahkan ke tempat atau pekerjaan
lain.
B. Undang Undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Pasal 23 ayat (1) : Kesehatan kerja diselenggarakan agar setiap
pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri
sendiri dan masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh
produktivitas kerja yg optimal, sejalan dgn program perlindungan
tenaga kerja.
Menurut WHO, diperkirakan 5-10% pekerja di negara berkembang dan 20-50% pekerja di
negara industri mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan kerja yang memadai.
Menurut BPS, jumlah naker di Indonesia th. 2000 sudah mencapai lebih 95 juta orang, hampir
50% bekerja di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, yang menurut ILO merupakan paling
berisiko terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Selain itu70-80% kerja di sektor informal,
yang umumnya kerja di lingkungan kurang baik, belum terorganisir dan tingkat kesejahteraan
rendah.
Setiap petugas laboratorium mempunyai tanggung jawab untuk mengetahui risiko dan bahaya
yang berhubungan dengan pekerjaannya dan mempunyai kewajiban untuk mencegah terjadinya
kecelakaan, baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya.
II. MANAJEMEN KEAMANAN & KESELAMATAN KERJA
LABORATORIUM
Agar supaya tercapai pelaksanaan pemeriksaan laboratorium yang optimal, dengan tidak
mengabaikan keselamatan dalam bekerja, maka Kepala Laboratorium dapat membentuk satu
Tim pelaksanaan keamanan kerja di laboratorium, yang bertanggung jawab kepada Kepala
Laboratorium.
Tim melaksanakan tugas antara lain :
Melaksanakan pemeriksaan secara rutin terhadap peralatan emergensi, misalnya sistem alarm,
pemadam kebakaran dll.
Mengadakan pengamanan terhadap petugas laboratorium dalam mengikuti ketentuan dalam
melaksanakan keamanan laboratorium tsb, serta mengingatkan petugas untuk mematuhi
ketentuan keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium.
Dilakukan pencatatan & pelaporan terhadap semua kejadian kecelakaan, pemeriksaan rutin
oleh Tim, pelatihan dsb.
C. Radiasi
Di laboratorium sinar X, lampu UV, dan bahan radioaktif menyebabkan bahaya dan harus
diminimalkan. Sediakan petunjuk cara bekerja, meliputi cara penanganan, penyimpanan,
prosedur kecelakaan radiasi, dekontaminasi, pembuangan bahan radioaktif, dll.
Sediakan pelindung yang baik. Matikan lampu jika tidak digunakan.
D. Fisik
1. Listrik
Periksa peralatan listrik yang akan digunakan, penggunaan yang
tidak benar akan menyebabkan kebakaran, peledakan. Jangan
menyimpan di lemari asam, dan hindari penyimpanan dekat dengan
pelarut yang mudah menyala.
2. Mekanik
Disediakan pelindung untuk alat-alat seperti mixer, blender, vacum
pump, dll. Peralatan tersebut diletakkan di tempat yang aman,
jauhkan dari bahan yang mudah pecah jika terkena getaran.
3. Gas bertekanan
apabila berisi gas toksik akan menyebabkan bahaya bagi kesehatan.
Pastikan tabung gas dalam keadaan aman selama pengangkutan, penyimpanan. Selalu periksa isi
tabunng gas sebelum pemakaian.
Jangan mengikat dengan benang apabila regulator tidak berfungsi dengan baik.