Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
di Kamar Operasi
!!"#$!%&'$
K3
Apa kegunaannya ?
Apa pilihannya ?
Keselamatan Kerja
Sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan
kematian akibat kerja baik yang mengakibatkan kerugian
secara langsung maupun tidak langsung.
Kesehatan Kerja
Spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat
pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya,
baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha-usaha
preventif dan kuratif terhadap penyakit atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan,
lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Definisi
Manajemen
Suatu proses kegiatan yg terdiri atas perencanaan, pengorganisasian
pelaksanaan, pengukuran & tindak lanjut yg dilakukan utk mencapai
tujuan yg telah ditetapkan dgn menggunakan manusia & sumber daya
yg ada.
Sistem Manajemen
Kegiatan manajemen yg teratur & saling berhubungan utk mencapai
tujuan yg telah ditetapkan.
Sistem Manajemen K3
Bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yg dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian & pemeliharaan
kebijakan K3 dlm rangka pengendalian resiko yg berkaitan dgn kegiatan
kerja guna terciptanya tempat kerja yg aman, efisien & produktif.
HISTORICAL BACKGROUND
Setiap tempat kerja yang memiliki tenaga kerja 100 orang atau lebih
Dan atau memiliki resiko tinggi di tempat kerjanya
Diwajibkan untuk menerapkan SMK3
PELAKSANAAN K3 DI KAMAR OPERASI
.&'$'4-,%,' !"#$%#&'()
*&/-&8,'+5%,' !&*$+,-,'
!"#$#%&'&#(')&#*
+(!"#$#*,&-&#(.)"/ .&/&'0,',,'(
0&#&%"1"#
12!3
.&'45-5/,'() Penerapan
67,85,9$ SMK3
ALASAN SMK3 DITERAPKAN Di OK
( The Join ILO/ WHO Committee on Occupational Health th 1990 )
l Promotif (peningkatan)
l Preventif (pencegahan)
l Kuratif (pengobatan)
l Rehabilitatif (pemulihan)
FAKTOR-FAKTOR POTENSIAL
MENIMBULKAN BAHAYA
1. Faktor Biologi:
Bakteri, Jamur, Protozoa, Kuman, Virus
Penyakit akibat kerja yang mungkin timbul antara lain : Infeksi
nosokomial, HIV/AIDS, Hepatitis B, dll)
2. Faktor Kimia:
Bahan kimia yang mengakibatkan penyakit akibat kerja antara lain : sisa
pembuangan gas anesthesi (Halothane NAB: 50 ppm (400 mg/M3), N2O
NAB: 25 ppm), obat antiseptik, formaldehide NAB: 3 ppm, EO NAB: 1
ppm, merkuri NAB: 0,1mg/M3 (Hepatotoksik).
3. Faktor Fisik:
Faktor fisik yang dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja antara lain :
pencahayaan, suhu/ kelembaban udara(suhu nyaman di Indonesia 26-
28 oC kelembaban 60-70 % di ukur menggunakan indeks WBGT (Wet
Bulb Globe Temperatur) dan radiasi (pada operasi yang menggunakan
C-Arm ) petugas menggunakan filmbadge dan secara teratur dimonitor
FAKTOR-FAKTOR POTENSIAL
MENIMBULKAN BAHAYA
4. Faktor Ergonomic :
Merupakan keserasian antara alat kerja, cara kerja, kesulitan/ beban
kerja yang meningkat, kesalahan dan kecelakaan kerja. Anatomi
atau postur tenaga kerja (jangka waktu tindakan operasi yang lama
dengan posisi yang tidak berubah-ubah mengakibatkan gangguan
muskulo skeletal)
5. Faktor Psikologis:
Ketegangan di kamar operasi, kerja bergilir/ shift, Stres menghadapi
operator bila menghadapi KTD, pelecehan seksual (baik melalui
ucapan maupun perbuatan)
BAHAYA YANG MUNGKIN TIMBUL
DI KAMAR OPERASI
l PASIEN
l TENAGA MEDIS
- Perawat Kamar Bedah
- Ahli Bedah
- Tim Anasthesi
l TENAGA NON MEDIS
- Cleaning Service
- TU/ Adm
FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN
KERJA DI KAMAR OPERASI (H.W. Heinrich)
l Kondisi Tidak Aman (Unsafe Condition)
Berkaitan dengan faktor intern kamar bedah, seperti :
- Mesin yang tidak ergonomis (kalibrasi tdk rutin).
Cauter, C-Arm, Laser, dll
- Instrumen yang komplek (penanganan tdk aman).
- Sistem Ventilasi OK (tidak baik).
- Bahan dan limbah yang berbahaya (B3) (penanganan tdk aman).
A. Perilaku Tidak Aman (Unsafe Action)
Faktor manusianya sendiri.
Unsafe Action
X
PRINCIPLES OF SAFE ACTION
PRINCIPLES OF SAFE ACTION
PRINCIPLES OF SAFE ACTION
UNSAFE ACTION
UNSAFE CONDITION
X X
PENANGANAN INSTRUMEN
l Untuk semua pasien, semua instrumen harus
diperlakukan sama. Tidak dilihat apakah pasien
tersebut HIV/ Hepatitis atau potensi infeksi
apapun. Semua harus diwaspadai.
l Instrumen harus digolongkan berdasar
eksposurnya terhadap pasien. Dari situ
ditentukan jenis sterilisasi/ desinfeksinya.
l Dekontaminasi instrumen pasca pemakaian
perlu diperhatikan.
ADMINISTRASI CONTOL
Dekontaminasi
Pemrosesan
Peralatan
Alat pelindung diri adalah alat yang mempunyai komponen untuk melindungi seseorang dalam
pekerjaan, yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya ditempat kerja serta
mencegah dan melindungi timbulnya gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor yang
membahayakan kesehatan.
(Suma’mur P.K th 1981 )
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Jenis Alat Pelindung Diri (BARRIER) di kamar
bedah:
LASER
CLASS 4
KESIMPULAN
ADALAH SUATU KEHARUSAN DAN KONSEKUENSI MUTLAK BAHWA :
l Perawat kamar operasi HARUS selalu berusaha memutuskan rantai infeksi.Hygienic
practices: Pencucian dan pengeringan tangan, sebelum dan sesudah bersentuhan dengan
pasien
l Perawat kamar operasi HARUS memproteksi diri dari darah/ cairan tubuh pasien, tusukan
benda tajam dan bahaya resiko medis lainnya. Peralatan perlindungan diri (sarung tangan,
jas operasi, apron, masker, kaca mata, topi dll )
l Proteksi harus dilaksanakan secara KONSISTEN dengan tidak pandang bulu pada
seluruh pasien (irrespective of diagnosis). Menangani pembuangan limbah dengan tepat,
pemrosesan kembali peralatan yang akan digunakan dengan tepat, serta tetap menjaga
dan memperhatikan kaidah-kaidah K3 dikamar operasi, memperhatikan, menjaga dan
menhindari faktor-faktor yang dapat menimbulkan ancaman bahaya di KAMAR OPERASI.
Thank You
For kind attention
Sugeng Suryanto
Operating Theatre Nurse Educator
ALAM SUTRA Omni International Hospital
PP HIPKABI