2. MARIAKRISANTI W. NANGA(2223808068) 3. WILFRIDUS VIKTOR LENDE (2223808119) 4. VINSENTIUS SAKA AISAEF (2223808117) 5. FERGIAN J. GOMA (2223808030) 6. ARNOLDUS DINO WARANG (2223808011)
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PAKAN TERNAK
JURUSAN PETERNAKAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG 2023 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidat mudah capek. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam undang-undang nomor 13 tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja,dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dpat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional, dan psikologis. Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (k3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tenaga kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Dalam penjelasan Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat, dan lingkungan disekitarnya. DASAR TEORI
2.1. Pengertian Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap perkerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan kerja yang disebabkan karena faktor melakukan pekerjaan. Kecelakaan kerja juga diartikan sebagai kecelakaan yang terjadi ditempat kerja atau suatu kejadian yang tidak terduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan aktivitas kerja. 2.2. Urgensi K3 Dalam Undang-Undang nomor 1 tahun 1970 ada beberapa hal yang diatur antara lain: a. Ruang lingkup keselamatan kerja adalah segala tempat kerja, baik didarat, didalam tanah, dipermukaan air, didalam air, maupun diudara yang berada dalam wilayah hukum kekuasaan RI. b. Syarat –syarat keselamatan kerja adalah untuk: 1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan 2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran 3. Mencegah dan mengurangi peledakan 4. Memberi pertolongan pada kecelakaan 5. Memberi alat- alat perlindungan diri pada pekerja 6. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai 7. Memelihara kesehatan dan ketertiban. 2.3. Tujuan K3 Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut : a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis. b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya dan seefektif mungkin. c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamananya. d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai. e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja. f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja. g. Agar setiap pegawai merasa aman da terlindungi dalam bekerja. 2.4. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja 4 faktor penyebab kecelakaan kerja yaitu: a. Faktor manusia, diantaranya kurangnya keterampilan atau pengetahuan tentang industri dan kesalahan penempatan tenaga kerja. b. Faktor material atau peralatannya, misalnya bahan yang seharusnya dibuat dari besi dibuat dengan bahan lain yang lebih murah sehingga menyebabkan kecelakaan kerja. c. Faktor sumber bahaya, meliputi: Perbuatan bahaya, misalnya metode kerja yang salah, sikap kerja yang teledor serta tidak memakai alat pelindung diri. Kondisi atau keadaan bahaya, misalnya lingkungan kerja yang tidak aman serta pekerjaan yang membahayakan. d. Faktor lingkungan kerja yang tidak sehat, misalnya kurangnya cahaya, ventilasi, pergantian udara yang tidak lancer dan suasana yang sumpek. 2.5. Contoh Kasus Kecelakaan K3 Liputan6. com, Depok – Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) angkatan 2013 mengalami musibah kecelakaan kerja di laboratorium kampus mereka di Depok, Jawa Barat. 12 mahasiswa mengalami luka ringan dan 2 mendapat luka serius ketika terjadi ledakan dilaboratorium kima fakultas farmasi UI. Pihak kamppus UI pun menjelaskan urutan kronologi kecelakaan tersebut sesuai dengan laporan dari tim kesehatan dan keselamatan kerja lingkungan FFUI. Sebelum praktikum dimulai, persiapan dan briefing dipandu laboran dan teknisi digelar pagi tadi pukul 08.00 – 09.00 WIB. Selanjutnya pada pukul 09.00 – 09.30 WIB dilakukan pemasangan alat destilasi oleh mahasiswa yang dibantu oleh laboran. Pada pukul 09.30 – 10.00 WIB praktiku dimulai. “(Namun) pukul 10.30 WIB terjadilah peristiwa labu destilasi meledak, sejumlah mahasiswa terkena serpihan labu destilasi, belasan mahasiswa langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat yakni RS Graha Permata Ibu dan RS Bunda, jalan Margonda Raya, “ ungkap Humas Fakultas Farmasi UI, Devfanny Aprilia Artha dalam keterangan tertulis yang diterima liputan6. com, senin( 16/3/2015) malam. Ia memaparkan, praktikum perkuliahan itu terbagi menjadi 10 kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 6 – 8 mahasiswa. “ Setiap mahasiswa diminta melakukan destilasi terhadap bahan yang berbeda – beda. Alat labu destilasi yang berisi campuran asam, fenol, dan alcohol 95% didirikan diatas kasa asbes dengan menggunakan pemanas bunsen atau lampu spirtus. Setelah mendidih mahasiswa diinstruksikan untuk menampung destilat sebanyak 20 tetes atau sekitar 1 mililiter, “ urai Devfanny. diperkirakan, lanjut Devfanny, jumlah destilat yang ditampung sudah mencukupi 1 mililiter tetapi mahasiswa kelompok ini atau regu dimana labu destilat meledak, masih terus melakukan destilasi dan pemanasan sampai larutan sampel dalam labu destilasi hampir kering. PENUTUP 3.1. Kesimpulan Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha danupaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam ketenagaan kerja. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan peruandang – undangan yang dibuat untuk mengatur masalah kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata.