Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TUTOR KEPERAWATAN KOMUNITA II SKENARIO 2

Dosen Pembimbing : Aziz Hidayatulloah S.Kep., Ns

Disusun Oleh (PSIK 6 B3) :

Anggita Agustina Andini 1710201113


Eva Sukmawati 1710201115
Inggit Nur Azizah 1710201116
Tri Wanisa 1710201117
Kustika Salihu 1710201118
Dia Anisa 1710201119
Ayu Dhian Puspitasari 1710201120
Selviana Mita Alldila 1710201121
RR. Annisa Rahmawati P M 1710201122
Astika Ari Wijayanti 1710201123
Febry Nurul Hidayah 1710201124
Sela Purnama Sari 1710201140

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya lah, kami dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran di Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas ‘Aisyiyah. Kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan dalam penyusunan laporan
ini.
2. Pembimbing kami, pak Aziz Hidayatulloh S.Kep., Ns yang telah membimbing kami
dalam proses tutor.
3. Teman-teman yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikirannya untuk
menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Kami menyadari, tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak sangat kami harapkan agar bermanfaat bagi revisi tugas
ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi proses pembelajaran selanjutnya dan bagi semua
pihak yang membutuhkan.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Mangkunegara (dalam Sayuti, 2013:196) kesehatan kerja adalah kondisi
yang bebas dari gangguan fisik, mental emosi, atau rasa sakit yang disebabkan oleh
lingkungan kerja. Sedangkan keselamatan kerja adalah pengawasan terhadap orang,
mesin, material, dan metode yang mencakup lingkungan kerja agar supaya pekerja tidak
mengalami cedera. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) menurut Ramli (2013:62)
adalah kondisi atau faktor yang mempengaruhi atau dapat mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan pekerja atau pekerja lain (termasuk pekerja sementara dan kontraktor),
pengunjung, atau setiap orang di tempat kerja.

B. Rumusan Masalah
Asuhan keperawatan dari Bagaimana konsep Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui konsep dan asuhan keperawatan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)

BAB II
HASIL TUTORIAL

Ketua : Tri Wanisa


Sekretaris : Kustika Salihu

Skenario 2
Perusahaan Tekstil “AISYAH” di Yogyakarta memiliki karyawan 1200 orang, terdiri dari
1000 karyawan dan 200 karyawan, yang memiliki rentang usia termuda 16 tahun dan tertua 60
tahun. Karyawan ditempatkan sesuatu proses produksi mulai dari penyiapan produksi, proses
produksi dan pasca produksi. Setiap karyawan yang masuk terlebih dahulu mendapatkan
orientasi kerja dan cara pencegahan penyakit akibat kerja.

Dibagian produksi, suara mesin pemintal benang sagat bising karena lebih dari 100
decible, perusahaan telah memberikan 1 set ear plug bagi karyawan namun sebagian karyawan
malas memakainya. Selain bising ruangan ruangan cukup panas karena memiliki suhu ruang
lebih dari 28 derajat Celcius. Sedagkan di bagian seleksi penyiapan bahan baku kapas, sebagian
besar karyawan tidak memakai masker. Di bagian ini karyawan banyak mengeluh sering batuk,
sesak nafas dan yang mempunyai asma juga sering kambuh serta sering juga mengeluh radang
tenggorokkan. Di bagian pemeriksa kain paska produksi , sebagian pekerja melakukan pekerjaan
dengan cara berdiri karena kursi yang disiapkan oleh perusahaan terlalu pendek atau tidak
seimbang dengan meja yang ada.

Gaji Karyawan belum memenuhi standar minimal upah (UMR) regional Yogyakarta dan
jaminan kesehatanpun juga sangat terbatas karena di tempat kerja belum ada klinik. Jika sakit,
karyawan harus ke pergi RS.PKU Muhammadiyah Yogyakarta sebagai mitra perusahaan dalam
pelayanan kesehatan.

Akhir-akhir ini sering terjadi perselisihan antar karyawan, karena perusahaan tidak adil
dalam memperlakukan karyawan satu dengan yang lain. Aspirasi yang disampaikan oleh
karyawan , karena perusahaan tidak adil dalam memperlakukan karyawan satu degan yang lain.
Aspirasi yang disampaikan oleh karyawan kepada pimpinan perusahaan selalu ditanggapi dengan
ancaman keluar. Usulan pembentukan serikat pekerjapun belum mendapat respon dari
perusahaan.

A. Klarifikasi Istilah
B. Analisis atau jawaban sementara

LO :
1. Pengertian K3
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait
dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah
institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan
keselamatan lingkungan kerja.K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja,
konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.
Undangundang Dasar 1945 yang mengisyaratkan bahwa setiap warga Negara Republik
Indonesia berhak mendapatkan pekerjaan yang layak bagi kemanusian. Dan pekerjaan
baru memenuhi kelayakan bagi kemanusiaan apabila keselamatan tenaga kerja dalam
menjalankan pekerjaan terjamin (UUD1945 pasal 27).
Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, BAB I pasal 2,
Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial,
dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan
yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor yang
dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain
(kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja. (Menurut OHSAS THN
2007).
Menurut Ervianto (2005), kecelakaan kerja adalah kecelakaan dan atau penyakit
yang menimpa tenaga kerja karena hubungan kerja di tempat kerja.
K3 adalah suatu upaya yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara
derajat kesehatan fisik,mental dan sosial yang setinggi tingginya untuk pekerja di semua
jenis pekerjaan. Selain itu, juga merupakan upaya pencegahan terhadap gangguan
kesehatan pekerja yang disebabkan oleh pekerjaan. K3 dapat juga diartikan sebagai
perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari resiko akibat faktor yang merugikan
kesehatan. Menurut WHO.
Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja menurut Edwin B. Flippo 
(1995), adalah pendekatan yang menentukan standar yang menyeluruh dan bersifat
(spesifik), penentuan kebijakan pemerintah atas praktek-praktek perusahaan di tempat-
tempat kerja dan pelaksanaan melalui surat panggilan, denda dan hukuman-hukuman
lain.” “Secara filosofis, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) diartikan sebagai suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan jasmani maupun rohani tenaga kerja,
pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara keilmuan K3 diartikan sebagai suatu
ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. (Forum, 2008, edisi no.11)” “Keselamatan kerja
merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan seperti cacat dan kematian akibat
kecelakaan kerja. Keselamatan kerja dalam hubungannya dengan perlindungan tenaga
kerja adalah salah satu segi penting dari perlindungan tenaga kerja. (Suma’mur, 1992)”
2. Tujuan K3
Menurut Gary J. Dessler (1993), untuk sedapat mungkin memberikan jaminan kondisi
kerja yang aman dan sehat kepada setiap pekerja dan untuk melindungi sumber daya
manusia.
Menurut Suma’mur (1992), tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah :
a. Melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam melakukan
pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan kinerja.
b. Menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja.
c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien. 
3. Penyebab K3
a. Bagi karyawan
Kecelakaan dari tempat kerja yang ditimbulkan dapat berakibat fatal pada tenaga
kerja itu sendiri, misalnya kematian, cacat, cidera serta penderitaan bagi keluarga itu
sendiri.

b. Bagi perusahaan
Sedangkan akibat yang diperoleh dari pihak perusahaan adalah seperti memberikan
biaya pengobatan bagi si korban, biaya ganti rugi, terjadi kerusakan peralatan, serta
turunnya produktifitas kerja dan sebagainya.
c. Bagi masyarakat
Bagi pihak masyarakat akibat dari kecelakaan kerja seperti terjadinya kerusakan
lingkungan
4. Alat perlindungan K3
a. Sepatu Karet (sepatu boot)
b. Sarung Tangan (Gloves)
c. Masker (Respirator)
d. Tali Pengaman (Safety Harness)
e. Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)
f. Sepatu pelindung (safety shoes)
g. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
h. Pelindung wajah (Face Shield)
5. Pencegahan K3
a. Pemasangan label dan tanda peringatan
b. Pengolahan, pengangkutan dan penyimpanan harus sesuai dengan ketentuan dan
aturan yang ada
c. Simpanlah bahan-bahan berbahaya di tempat yang memenuhi syarat keamanan bagi
penyimpanan bahan tersebut
6. Dasar hukum K3
a. UU No.1 tahun 1970
b. Peraturan menteri tenaga kerja RI No. PER-5/MEN/1996
c. UU No.21 tahun 2003
d. UU No.13 tahun 2003 

7. Jenis-jenis bahaya pada K3


a. Bahaya Mekanik (Biomechaical hazards)
Merupakan bahaya yang berasal dari benda-benda bergerak, benda-benda tajam,
benda yang berukuran lebih besar dan berat yang dapat menimbulkan risiko pada
pekerja seperti tersayat, tertusuk, terjepit, terhimpit, terpotong, tertabrak dan
sebagainya.
b. Bahaya Fisik (Physical hazards)
Merupakan hazard yang berasal dari segala energi yang jumlahnya lebih besar dari
kemampuan diri pekerja menerimanya. Energi berlebih ini banyak berasal dari alat-
alat kerja yang ada disekitan tempat kita bekerja. Contohnya bising yang dapat
berasal dari penggunaan alat bersuara tinggi (seperti speaker, mesin las, bahkan suara
knalpot yang sudah dimodifikasi juga termasuk dalam bahaya fisik), sehingga
nantinya pekerja tersebut berpotensi terjadi tuli; getaran yang dapat berasal dari benda
bergetaran tinggi seperti mesin pembolong jalan, truk-truk besar,dsb, dimana dapat
berpotensi kemandulan pada pria, rusaknya jaringan syaraf tepi, bahkan hingga
lumpuh; energi listrik, radiasi ion dan non-ion, suhu ekstrim, dan sebagainya.
c. Bahaya Kimia (Chemical hazards)
Merupakan bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia, baik yang berbentuk padat,
cair, maupun gas. Contohnya merkuri, alkohol dan turunannya, timbal, dll (intinya
semua bahan kimia yang ada di tabel periodik. Masih ingat kan?..). Potensi risiko
gangguan yang dapat muncul pada kesehatan dan keselamatan pekerja bervariasi
sesuai dengan jenis bahan kimia yang terpajan pada diri pekerja, seperti merkuri
dapat berisiko rusaknya syaraf bahkan hingga ke otak sehingga lama-kelamaan tubuh
menjadi selalu bergetar tanpa henti (seperti fenomena kasus itai-itai di Jepang).
Bahaya dan risiko dari semua bahan kimia ini dapat dilihat penjelasannya di MSDS
(material safety data sheet) yang selalu tercantum disemua kemasan bahan kimia tsb.
Risiko dari penggunaan bahan kimia ini tidak hanya pada kesehatan saja tetapi juga
kecelakaan seperti ledakan, kebakaran, dll
d. Bahaya Biologi (Biological hazards)
Merupakan bahaya yang berasal dari hewan-hewan atau mikroorganisme tak kasat
mata yang berada disekitaran tempat kerja dan dapat masuk kedalam tubuh tanpa kita
ketahui sehingga banyak penanganannya dilakukan setelah pekerja terinfeksi.
Contoh: bisa ular, berbagai macam virus dan bakteri, dll
e. Bahaya Psikososial  (Psychosocial hazards)
Atau ada beberapa ahli menyebutnya sebagai bahaya dalam pengorganisasian
pekerjaan, merupakan bahaya yang berasal dari konflik batin dengan lingkungan yang
ada di tempat kerja, baik itu dengan rekan kerja maupun dengan fasilitas yang ada
dilingkungan kerja dimana krmudian dapat membuat seseorang mengalami stress
hingga efek-efek buruk lainnya dari stress. Contohnya: aksi bullying, kata-kata kasar
dari rekan kerja, tekanan dan himpitan pekerjaan, deadline pekerjaan yang tidak
masuk akal, persaingan kerja tidak sehat, kerjaan yang monoton, jenjang karir tidak
bagus, alat bantu kerja yang tidak memadai, dll
f. Bahaya Ergonomi (Ergonomic Hazards)
Merupakan bahaya yang berasal dari adanya ketidaksesuaian desain kerja (job, task,
environtment) dengan kapasitas tubuh pekerja sehingga menimbulkan rasa tidak
nyaman di tubuh, pegal-pegal, sakit pada otot, tulang dan sendi, dll. Contohnya,
gerakan repetitif (berulang-ulang) seperti membungkuk-berdiri-membungkuk, durasi
dan frekuensi bekerja melebihi batas, bekerja dengan postur tubuh yang janggal
seperti berputar di area pinggang, menunduk, pekerjaan yang mebutuhkan
menjangkau terlalu tinggi, mengangkat beban berat, statis duduk dipan komputer
dalam waktu lama, dll
8. Hazard Kesehatan kerja
a. Bahaya fisik, antara lain kebisingan, getaran, radiasi ion dan non-pengion, suhu dan
pencahayaan.
b. Bahaya kimia, antara lain dengan materian atau bahan seperti antiseptik, aerosol,
insektisida, dust, mist, fumes, gas, vapor.
c. Bahaya Ergonomi, antara lain repetitive movement, static posture, manual handling
dan postur jaggal.
d. Bahaya Biologi, antara lain yang berkaitan dengan makhluk hidup yang berada di
lingkungan kerja yaitu bakteri, virus, protozoa dan fungi (jamur) yang bersifat
pathogen.
e. Bahaya psikologi, antara lain beban kerja yang terlalu berat, hubungan dan kondisi
kerja yang tidak nyaman.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Analisa data pengkajian keperawatan komunitas

No Analisa data Masalah keperawatan komunitas


1 Data obyektif : Perilaku kesehatan cenderung beresiko
- Karyawan malas menggunakan ear plug
- Karyawan tidak menggunakan masker

Data subyektif :
- Karyawan mengeluh sesak nafas, sering
batuk
- Karyawan mengeluh asma sering kambuh
- karyawan menguluh radang tengorokan
2 Data obyektif : Defisiensi kesehatan komunitas b.d
- Suara mesin pemintal benang sangat ketidakcukupan akses pada pemberi layanan
bising, karena lebih dari 100 decible. kesehatan
- Karyawan enggan malas menggunakan
ear plug
- Ruangan cukup panas
- Karyawan tidak menggunakan masker

Data subyektif :
- Karyawan mengeluh sesak nafas, sering
batuk
- Karyawan mengeluh asma sering kambuh
- karyawan menguluh radang tengorokan
- Ditempat kerja belum ada klinik
Prioritas diagnosa keperawatan

Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasionalisasi


Perilaku kesehatan Kontrol resiko : Pendidikan kesehatan: -
cenderung beresiko
- mengenali faktor - Targetkan sasaran
resiko individu (1-5) pada kelompok
- mengenali berisiko tinggi dan
kemampuan untuk rentang usia yang
merubah perilaku (1-5) akan mendapatkan
- mengembangkan manfaat besar dari
strategi yang efektif pendidikan kesehatan
dalam mengontrol - Identifikasi faktor
resiko (2-5) internal dan eksternal
-menjalankan strategi yang dapat
kontrol resiko yang meningkatkan atau
sudah ditetapkan (1-5) mengurangi motivasi
- memodifikasi gaya untuk beperilaku sehat
hidup untuk - Tentukan
mengurangi rrsiko (1-5) pengetahuan
-menghindari paparan kesehatan dan gaya
ancaman krsehatan (2- hidup perilaku saat ini
5) pada individu,
-monitor perubahan keluarga atau
status kesehatan (1-5) kelompok sasaran
- Identifikasi
karakteristik populasi
target yang
mempengaruhi
pemilihan strategi
belajar (tersier)
- Rumuskan tujuan
dalam program
pendidikan kesehatan
- Tekankan manfaat
kesehatan positif yang
langsung atau manfaat
jangka pendek yang
bisa diterima oleh
perilaku gaya hidup
positif daripada
menekankan pada
manfaat jangka
panjang atau efek
negatif dari
ketidakpatuhan
- Libatkan individu,
keluarga, dan
kelompok dalam
perencanaan dan
rencana implementasi
gaya hidup atau
modifikasi perilaku
kesehatan
Defisiensi kesehatan perilaku promosi Modifikasi perilaku
komunitas b.d kesehatan : Primer :
ketidakcukupan - melakukan -  Dukung pasien
akses pada pemberi perilaku kesehatan untuk memeriksa
layanan kesehatan secara rutin 2-4 perilakunya
- mendukung sendiri
kebijakan publik - Dukung pasien
yang sehat 2-4 untuk mengganti
mendapat skrining perilaku yang
kesehatan yang di tidak diinginkan
rekomendasikan 2- menjadi perilaku
4 yang di inginkan
- Tawarkan
penguatan ositif
dalm
pembentukan
kepitusan

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
K3 adalah suatu upaya yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara derajat
kesehatan fisik,mental dan sosial yang setinggi tingginya untuk pekerja di semua jenis
pekerjaan. Selain itu, juga merupakan upaya pencegahan terhadap gangguan kesehatan
pekerja yang disebabkan oleh pekerjaan. K3 dapat juga diartikan sebagai perlindungan
bagi pekerja dalam pekerjaannya dari resiko akibat faktor yang merugikan kesehatan.
Menurut WHO.

B. Saran
Kritik dan saran dari para pembaca sangat berguna bagi kami untuk proses
pembuatan laporan selanjutnya. Semoga laporan tutorial ini dapat bermanfaat untuk
semua.

Anda mungkin juga menyukai