Anda di halaman 1dari 9

Nama : Zhadian wardani abdullah

Nim : 2121016

Materi : K3 (sehat,kesehatan kerja)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan istilah yang sangat populer. Bahkan didalam
dunia industri istilah tersebut lebih dikenal dengan singkatan K3 yang artinyakeselamatan, dan
kesehatan kerja. Menurut Milyandra (2009) Istilah ‘keselamatan dankesehatan kerja’, dapat
dipandang mempunyai dua sisi pengertian. Pengertian yang pertamamengandung arti sebagai
suatu pendekatan pendekatan ilmiah (scientific approach) dan disisilain mempunyai pengertian
sebagai suatu terapan atau suatu program yang mempunyai tujuantertentu. Karena itu
keselamatan dan kesehatan kerja dapat digolongkan sebagai suatu ilmuterapan (applied
science). Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai suatu program didasari pendekatan ilmiah
dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard) danrisiko (risk) terjadinya
penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-kerugian lainya yangmungkin terjadi. Jadi dapat
dikatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan ilmiah dan praktis
dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dankeselamatan yang mungkin terjadi.
( Rijanto, 2010 ).

Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungansuatu
usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup besar namun
lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlanya. Kehilangansumber daya
manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya
sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun. Setiap tahun didunia terjadi
270 juta kecelakaan kerja, 160 juta pekerja menderita penyakit akibat kerja,kematian 2.2 juta
dan kerugian finansial sebesar 1.25 triliun USD. Sedangkan di Indonesiamenurut data PT.
Jamsostek (Persero) dalam periode 2002-2005 terjadi lebih dari 300 ribukecelakaan kerja, 5000
kematian, 500 cacat tetap dan konpensasi lebih dari Rp. 550 milyar.Konpensasi ini adalah
sebagian dari kerugian langsung dan 7.5 juta pekerja sektor formalyang aktif sebagai peserta
Jamsostek. Diperkirakan kerugian tidak langsung dari seluruhsektor formal lebih dari Rp. 2
triliun, dimana sebagian besar merupakan kerugian duniausaha.(DK3N,2007).

Pelaksanaan K3 akan mewujudkan perlindungan terhadap tenaga kerja dari risikokecelakaan


kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada waktu melakukan pekerjaan di tempat
kerja. Dengan dilaksanakannya perlindungan K3, diharapkan akan tercipta meningkatkan
produktivitas kerja dan produktivitas perusahaan. Dengan demikian K3 sangat besar
peranannya dalam upaya meningkatkan produktivitas perusahaan, terutama dapatmencegah
korban manusia. Dengan demikian untuk mewujudkan K3 perlu dilaksanakandengan
perencanaan dan pertimbangan yang tepat, dan salah satu kunci keberhasilannyaterletak pada
peran serta pekerja sendiri baik sebagai subyek maupun obyek perlindungandimaksud dengan
memperhatikan banyaknya risiko yang diperoleh.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat disimpulkan adalahsebagai
berikut:

1).Bagaimana factor hazard dan resiko di tempat kerja?

2).Bagaimana cara mengendalikan Hazard ?

3).Bagimana Resiko yang bisa terjadi akibat adanya Hazard

4).Bagimana Sehat, Kesehatan Kerja, Risiko dan Hazard dalam Pemberian


AsuhanKeperawatan ? (Somatik, Perilaku, Lingkungan, Ergonomik, PengorganisasianPekerjaan,
Budaya Kerja)

5).Bagaimana upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada tahapimplementasi
asuhan keperawatan?

C.Tujuan Penulisan
Bertitik tolak dari rumusan masalah diatas, rumusan tujuan yang dapat kami simpulkanadalah
sebagai berikut:

1).Untuk mengetahui factor hazard dan resiko di tempat kerja.

2).Untuk mengetahui cara mengendalikan Hazard.

3).Untuk mengetahui Resiko yang bisa terjadi akibat adanya Hazard.

4).Untuk mengetahui Sehat, Kesehatan Kerja, Risiko dan Hazard dalam PemberianAsuhan
Keperawatan(Somatik, Perilaku, Lingkungan, Ergonomik, PengorganisasianPekerjaan, Budaya
Kerja)

5).Untuk mengetahui upaya pencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada
tahapimplementasi asuhan keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

SEHAT, KESEHATAN KERJA.

A. Pengertian
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah ilmu terapan yang bersifat multi disiplin,
bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja
di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Menurut America Society of safety and Engineering
(ASSE) K3 diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis
kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja.

Pengertian K3 menurut undang-undang No.1 tahun 1970 (1) adalah upaya dan pemikiran
dalam menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani dan rohani manusia pada umumnya dan
pekerja pada khususnya serta hasil karya budaya 12 dalam rangka menuju masyarakat adil dan
makmur berdasarkan pancasila

Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, BAB I pasal 2, Kesehatan kerja
adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan
dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan
dan lingkungan kerja maupun penyakit umum. Selain pendapat diatas, ada beberapa ahli yang
mendefinisikan tentang kesehatan yaitu Parkins (1938) mendefinisikan bahwa kesehatan
adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai
faktor yang berusaha mempengaruhinya. Hal yang sama diutarakan oleh sedangkan Pepkin ’s
(1978)menguraikan bahwa sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara
bentuk tubuh dan fungsi yang dapat mengadakan penyesuaian, sehingga dapat mengatasi
gangguan dari luar. Sedangkan menurut White (1977) menjelaskan bahwa sehat adalah suatu
keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan apapun atau tidak
ada tanda – tanda suatu penyakit dan kelainan.Kondisi kesehatan pekerja haruslah menjadi
perhatain karena pekerja adalah penggerak atau aset perusahaan konstruksi. Jadi kondisi fisik
harus maksimal dan sehat agar tidak mengganggu proses kerja seperti pernyataan ILO/WHO
(1995) bahwa kesehatan kerja adalah suatu upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan
derajat kesejahtaraan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua
jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan diantara pekerja yang disebabkan oleh
11kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang
merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja
yang diadaptasikan dengan kapabilitas fisiologi dan psikologi; dan diringkaskan sebagai adaptasi
pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada jabatannya.Suma’mur (1976)
memberikan definisi kesehatan kerja sebagai : “Spesialisasidalam ilmu kesehatan/kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi- tingginya, baik fisik atau mental maupun sosial dengan kesehatan yang
diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit
umum”.Kesehatan kerja adalah suatu kondisi

kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-
tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan
terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan
kerja maupun penyakit umum. Kesehatan dalam ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan
keamanan kerja tidak hanya diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit. Menurut
Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, Bab I pasal 2, keadaan sehat diartikan
sebagai kesempurnaan keadaan jasmani, rohani, dan kemasyarakatan (Slamet, 2012). Mia
(2011) menyatakan bahwa kesehatan kerja disamping mempelajari faktorfaktor pada pekerjaan
yang dapat mengakibatkan manusia menderita penyakit akibat kerja (occupational disease)
maupun penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya (work-related disease) juga
berupaya untuk mengembangkan berbagai cara atau pendekatan untuk pencegahannya,
bahkan berupaya juga dalam meningkatkan kesehatan (health promotion) pada manusia
pekerja tersebut.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu
kondisi kerja yang terbebas dari ancaman bahaya yang mengganggu proses aktivitas dan
mengakibatkan terjadinya cedera, penyakit, kerusakan harta benda, serta gangguan lingkungan.
OHSAS 18001:2007 mendefinisikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai kondisi dan
faktor yang mempengaruhi atau akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja
(termasuk pekerja kontrak dan kontraktor), tamu atau orang lain di tempat kerja. Dari definisi
keselamatan dan kesehatan kerja di atas serta definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dan OHSAS dapat disimpulkan bahwa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah suatu program yang menjamin keselamatan dan kesehatan pegawai di
tempat kerjaMangkunegara (2002) menyatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja
difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusiapada umumnya, hasil
karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkanpengertian secara
keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan dan kesehatan
kerja tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri .Keselamatan
dan Kesehatan Kerja merupakan satu upaya pelindungan yang diajukan kepada semua potensi
yang dapat menimbulkan bahaya. Hal tersebut bertujuan agar tenaga kerja dan orang lain yang
ada di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat serta semua sumber produksi
dapat digunakan secara aman dan efisien (Suma’mur, 2006). Menurut Ridley (1983) yang
dikutip oleh Boby Shiantosia (2000), mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah
suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan
maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. Sama
halnya dengan Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja
menunjukkan kepada kondisikondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang
diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Keselamatan dan
kesehatan kerja merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan
hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut
merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah,
mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini
tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk
investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan
datang (Prasetyo, 2009).Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan
mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan

Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang
berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan
tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan
tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya.
Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan APD, perawatan mesin dan pengaturan jam kerja
yang manusiawi.

Dalam K3 juga dikenal istilah Kesehatan Kerja, yaitu : suatu ilmu yang penerapannya untuk
meningkatkan kulitas hidup tenaga kerja melalui peningkatan kesehatan, pencegahan Penyakit
Akibat Kerja meliputi pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan pemberian makan dan minum
bergizi.

Istilah lainnya adalah Ergonomy yang merupakan keilmuan dan aplikasinya dalam hal
sistem dan desain kerja, keserasian manusia dan pekerjaannya, pencegahan kelelahan guna
tercapainya pelakasanaan pekerjaan secara baik.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah sarana utama untuk mencegah kecelakaan kerja,
baik kecelakaan yang mengakibatkan kerugian yang bersifat langsung ataupun tidak langsung.
Adapun kecelakaan yang bersifat langsung dapat berupa luka ringan (memar, lecet, pendarahan
ringan dan lain-lain) ataupun luka berat (luka tebuka, putus jari, pendarahan berat dan lain-lain)
dan kematian sedangkan kerugian yang bersifat tidak langsung dapat berupa kerusakan mesin,
proses produksi terhenti, kerusakan pada lingkungan dan biaya yang cukup besar yang harus
dikeluarkan perusahaan akibat dari kecelakaan kerja
B. Subdisiplin/Cabang Keilmuan

Menurut Joint Committee of OHS dari ILO dan WHO bahwa subkeilmuan besar dari K3
adalah :
a) Kesehatan Kerja (occupational Health) : kedokteran kerja, toksikologi
industri,epid,kesehatan kerja, promosi kesehatan kerja
b) Keselamatan Kerja (safety) : savety enginering, risk management, public safetu dll
c) Sub disiplin ilmu dari K3 yang menggunakan kedua keilmuan besar tersebut adalah
ergonomi dan ilmu perilaku.

Praktek K3 (keselamatan kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan


kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan
perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait dengan (ilmu kesehatan kerja, teknik
keselamatan, teknik industri, kimia, (fisika kesehatan, (psikologi organisasi dan industri,
ergonomika, dan (psikologi kesehatan kerja.

C. Tujuan dan Komponen K3

Tujuan K3 adalah untuk mengamankan sistem kerja dan menjaga well being pekerja agar
kegiatan pekerjaan dapat berlangsung dengan baik, memelihara kesehatan dan keselamatan
lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain
yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja, meningkatkan kesejahteraan dan
kenerja, menjamin kesehatan dan keselamatan orang lain dalam lingkungan kerja,
mengamankan sumber polutan, menyehatkan lingkungan kerja dan mengefisienkan kegiatan

Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial.
Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang
terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu.

Komponen K3 yang perlu diperhatikan, yaitu: Karakteristik pekerjaan/kegiatan (jenis,


ruang lingkup, lamanya kegiatan, tingkat kegiatan), pengorganisasian dan manajemen
pekerjaan, bahan dan alat yang digunakan melaksanakan kegiatan, karakteristik manusia yang
melaksanakan kegiatan.

Dalam K3 ada tiga norma yang selalu harus dipahami, yaitu :

1. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehtan kerja

2. Di terapkan untuk melindungi tenaga kerja

3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.


Sasaran dari K3 adalah :

1. Menjamin keselamatan operator dan orang lain

2. Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan

3. menjamin proses produksi aman dan lancar.

Tapi dalam pelaksaannya banyak ditemui habatan dalam penerapan K3 dalam dunia
pekerja, hal ini terjadi karena beberapa faktor yaitu :

Dari sisi masyarakat pekerja

 Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar (upah dan tunjangan


kesehatan/kesejahtraan)
 K3 belum menjadi tuntutan pekerja

Dari sisi pengusaha

 Pengusaha lebih menekankan penghematan biaya produksi dan meningkatkan


efisiensi untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. dan K3 dipandang
sebagai beban dalam hal biaya operasional tambahan

Metode yang ada dalam keilmuan K3 ada 4:

1. Identifikasi bahaya
2. Analisis
3. Evaluasi
4. Pengendalian

Anda mungkin juga menyukai