Oleh :
RISAL GUNAWAN
terciptanya tempat kerja yang aman, efesien dan produktif melibatkan unsur
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam
rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
terciptanya tempat yang aman, efesien dan produktif. Menurut George R. Terry,
Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses yang terdiri dari empat tahapan
yaitu:
1) Planning (Perencanaan)
menetapkan terlebih dahulu tujuan yang diharapkan pada suatu jangka waktu
tertentu atau periode waktu yang telah ditetapkan, serta tahapan yang harus
2) Organizing (Organisasi)
4) Controlling (Pengawasan)
1970 ayat 2 bahwa salah satu tujuan pelaksanaan Keselamatan dan Kesesahan
Kerja (K3) adalah untuk menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang
aman, nyaman, sehat, dan penyesuaian antara pekerjaan dengan manusia atau
B. Keselamatan Kerja
Safety berasal dari bahasa Inggris yang artinya keselamatan. Hampir semua
Safety Departement. Safety dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana seseorang
terbebas dari kecelakaan atau bahaya, baik yang dapat menyebabkan kerugian secara
kerja. Bahkan saat ini safety sudah tidak dapat dipisahkan dengan kesehatan (Health)
dan lingkungan (Environment) atau yang lebih dikenal dengan Safety Health
Environment (SHE), ada juga yang menyebutnya Occupational Health &
terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan
kerja merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada
seorang pun didunia ini yang menginginkan terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja
sangat bergantung pada jenis, bentuk, dan lingkungan di mana pekerjaan itu
bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan pengolahannya, landasan
bahwa keselamatan kerja yang mempunyai ruang lingkup yang berhubungan dengan
mesin, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja, serta cara mencegah terjadinya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu bentuk usaha atau upaya bagi
para pekerja untuk memperoleh jaminan atas Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3)
dalam melakukan pekerjaan yang mana pekerjaan tersebut dapat mengancam dirinya
kondisi lingkungan kerja, keamanan kerja, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja,
serta melindungi tenaga kerja terhadap resiko bahaya dalam melakukan pekerjaan
serta mencegah terjadinya kerugian akibat kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja,
Menurut Mangkunegara (2002) bahwa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja
selektif mungkin.
pegawai/tenaga kerja.
f. Agar tehindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai/tenaga kerja merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
C. Kesehatan Kerja
mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan
yang paling mendasar, katalis sosial dan sekaligus juga pelengkap status serta
martabat manusia.
sektor dan perkembangan teknologi dewasa ini, maka semakin jelaslah bahwa
senantiasa terjamin.
faktor yakni:
beberapa abad yang lalu, antara lain dengan didapatkannya penyakit akibat cacing
atau gejala sesak napas akibat timbunan debu dalam paru pada pekerja
pertambangan.
Kaitan timbal balik pekerjaan yang dilakukan dan kesehatan pekerja semakin
tercapainya hasil kerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan pekerja yang
terganggu kesehatannya
Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan sekedar
“kesehatan pada sektor industri” saja melainkan juga mengarah pada upaya
Dan ilmu ini tidak hanya hubungan antara efek lingkungan kerja dengan
kemampuannya untuk melakukan tugas yang harus dikerjakannya, dan tujuan dari
pekerja serta mengembangkan organisasi dan budaya kerja agar tercapai iklim
pelatihan dan peningkatan pengetahuan tentang upaya hidup sehat dalam bekerja,
akibat praktek dan cara kerja terhadap derajat kesehatan pekerja yang
alternatif usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan
akibat kerja dan lingkungan kerja. Kesehatan kerja bersifat medis dan sasarannya
adalah manusia atau pekerja. Kesehatan kerja adalah kondisi yang dapat
sebagai berikut:
D. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan dan penyakit kerja dapat terjadi pada saat seseorang mengoperasikan
2. Pekerja tidak hati-hati, lalai, terlalu lelah atau dalam keadaan sakit.
pekerjaan.
komponen berikut:
tujuan :
kerja.
3. Menyediakan tempat yang aman, baik secara fisik, mental dan emosional
Dari uraian diatas lebih jauh dapat dikatakan bahwa sasaran utama dari K3
dan produktif.
b. Faktor kerja/lingkungan
penyalahgunaan.
a. Lingkungan kerja
Alat kerja dan bahan merupakan suatu hal yang pokok dibutuhkan oleh
kerja sangatlah vital yang digunakan oleh para pekerja dalam melakukan
kegiatan proses produksi dan disamping itu adalah bahan-bahan utama yang
1. Beban kerja
Beban kerja berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga upaya
diperhatikan.
2. Kapasitas kerja
3. Lingkungan kerja
maupun psikososial.
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Aspek dan
lain lingkungan kerja, alat kerja dan bahan, cara melakukan pekerjaan, beban
Manajemen sebagai satu ilmu perilaku yang mencakup aspek sosial dan
eksak tidak terlepas dari tanggung jawab keselamatan dan kesehatan kerja, baik
3. Antara biaya pencegahan dan kerugian akibat kecelakaan terdapat selisih yang
sukar ditetapkan
Masalah yang terjadi khususnya dalam masyarakat yang sedang beralih dari satu
(Simajuntak, 1994):
inspeksi secara regular, serta menyusun program penyelamatan darurat bila terjadi
bencana atau kecelakaan kerja. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan
(SMK3) yang benar dari semua aspek sangat berguna untuk pencegahan kecelakaan
PER.05/MEN/1996: Sesuai dengan Bab III pasal Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
1. Perusahaan kecil atau perusahaan yang tingkat resiko rendah harus menerapkan
sebanyak 64 elemen.
3. Perusahaan besar atau perusahaan yang tingkat resiko tinggi harus menerapkan
berikut:
1. Untuk tingkat pencapaian 0-59% dan pelanggaran peraturan perundangan
(Sempurna, 2016).
Prinsip dasar SMK3 sudah ada sejak tahun 1970 terlihat dalam Peraturan
yang menjelaskan bahwa bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan
Sedangkan pada undang-undang No.13 tahun 2003 terdapat prinsip dasar SMK3
Pemerintah.
Setelah itu, maka dikeluarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER.
09/PRT/2008 yang tercantum dalam ayat (a), (b) dan (c) sebagai berikut:
Umum.
1. Kebijakan K3
Kebijakan adalah arah yang ditentukan untuk dipatuhi dalam proses kerja dan
2. Perencanaan K3
keberhasilan penerapan SMK3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur.
4) Dokumentasi.
5) Pengendalian Dokumen.
6) Pengendalian Operasional.
bidang Pekerjaan Umum yang dijadikan salah satu bahan evaluasi dalam
peraturan dalam setiap evaluasi atau pengukuran kinerja SMK3 terdiri dari 4
bagian yaitu:
1) Evaluasi Kepatuhan.
Pencegahan.
3) Pengendalian Rekaman.
(Sastrohadiwiryo, 2001)
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Prabu Mangkunegara, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Remaja
Rosda Karya, Bandung.
Blum, L. H, 1981, Planning for Health: Generics for The Eighties, Human Sciences
Press.
Budiono, AM. Sugeng, dan Pusparini, Adriana, 2003, Keselamatan Kerja dan
Pencegahan Kecelakaan Kerja. Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan
Kerja. Edisi ke – 2, Universitas Diponegoro, Semarang.
Menteri Pekerjaan Umum RI, 2008, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No:
09/PRT/M/2008 tentang SMK3Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum,
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Pasiak Royke, Ir. 1999, Keselamatan Kerja Pertambangan, Tim Pelatihan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Unit Pertambangan Emas, Bogor.
Prayogo Pandhu W, Galih Malik Dwi, Bambang Tutuko, 2015, Analisis Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Smk3) dalam Proyek
Pembangunan Pelabuhan Di Kabupaten Kendal, Universitas Semarang.
Suma’mur .P.K, 1989, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, PT. Gunung
Agung, Jakarta.
Wallen, N.E. 2007, How to Design and Evaluate Research in Education, New York,
McGrsw-Hill,inc.
Manajemen Produksi – Pengertian manajemen produksi adalah tugas
mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan yang diperlukan untuk
membuat sebuah produk dengan lebih efektif dari berbagai aspek
Mudahnya, seorang penjual yang tidak memiliki barang dagangan tidak akan
bisa berjualan. Barang dagangan ini bisa kita peroleh melalui proses produksi terlebih
dahulu. Nah proses inilah yang perlu diperhatikan agar kita terhindar dari
tersendatnya produksi. Bagaimana caranya?
Cara terbaik untuk mendapat produksi yang optimal adalah dengan melakukan
manajemen produksi. Apa itu manajemen produksi? Bagaimana cara manajemen
produksi bisa memberikan hasil produksi optimal?. Jawabannya akan kita ketahui
bersama dalam artikel ini selamat membaca.
Manajemen Produksi
Untuk mendapatkan hasil produksi yang sesuai dengan target kita harus
melalui beberapa tahapan mulai dari perencanaan hingga eksekusi. Jika satu tahapan
ini terlewati maka hasil produksi kita tidak bisa maksimal dan akan berpengaruh pada
kelangsungan perusahaan. Berikut adalah tahapan manajemen produksi:
Perencanaan Produksi
BACA JUGA
Pengendalian Produksi
Rencana produksi yang telah dibuat tadi perlu dilaksanakan. Nah agar berjalan
sesuai dengan rencana tersebut kita perlu melakukan pengendalian atau kontrol pada
proses produksi. Proses ini juga bisa disebut sebagai proses penentuan rincian teknis.
Pengawasan Produksi
Pada saat proses produksi berlangsung, harus ada pengawasan yang
dilakukan. Tujuannya agar hasil produksi yang dihasilkan sesuai dengan yang
diharapkan, ontime, tidak kekurangan atau kelebihan budget, produk sesuai dengan
standar kualitas, dan lain sebagainya hingga pada bagian siap untuk diluncurkan ke
pasar.
Faktor yang kedua yaitu melakukan revolusi industri. Apa itu revolusi
industri? Pada konteks manajemen produksi revolusi industri yang dimaksud adalah
pergantian tenaga manusia dengan mesin atau robot dalam proses produksi.
Dengan begitu target produksi dapat tercapai dan juga karyawan akan
berusaha meningkatkan keahlian yang dimiliki agar dapat bersaing. Sayangnya
revolusi industri ini belum bisa digunakan oleh usaha kecil yang masih menggunakan
cara tradisional.
Nah itulah dia beberapa hal mengenai manajemen produksi yang dapat kita terapkan
bersama agar produksi lebih optimal dan efisien. Semoga yang sedikit ini dapat
bermanfaat sekian dan terima kasih banyak, sampai jumpa pada artikel selanjutnya.
http://wicaksono.permataindonesia.ac.id/2018/04/definisi-manajemen-produksi-dan-
tahap.html