Anda di halaman 1dari 39

PROGRAM STUDI MAGISTER K3

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR

PENGERTIAN DAN
RUANG LINGKUP
PENYAKIT AKIBAT KERJA/ PENYAKIT
AKIBAT HUBUNGAN KERJA

dr. RAIS MUNAJAT | K032221003


WAHYUDI HIDAYAT | K032221016
OUTLINE

P E N G E RT I A N JENIS-JENIS

PAK PAK

PENYEBAB PENATALAKSANAAN

PAK PAK
PENGERTIAN PENYAKIT
AKIBAT KERJA
Menurut PERDOKI dituangkan dalam buku Konsensus Diagnosis Okupasi tahun 2011, yang juga
berdasarkan dari definisi International Labor Organization (ILO) & world Health Organization
(WHO) serta American College of Occupational and Environtmental Medicine (ACOEM)

Penyakit Akibat Kerja (Occupational Diseases) Penyakit Yang berhubungan dengan pekerjaan
(Work Realted Disease)
Adalah penyakit yang mempunyai penyebab spesifik
Adalah penyakit yang mempunyai beberapa agen
atau asosiasi kuat dengan pekerjaan yang sebab
penyebab, dimana faktor pekerjaan memegang
utama terdiri dari satu agen penyebab yang sudah
peranan penting bersama dengan faktor risiko lainnya
diakui (evidance based ada).
dalam berkembangnya penyakit.

Penyakit diperberat oleh pekerjaan atau Penyakit


yang mengenai Populasi Pekerja (Disease affecting
working population) Penyakit bukan Penyakit akibat kerja
Umumnya termasuk penyakit umum (yang ada
Adalah penyakit yang terjadi pada populasi pekerja
pada masyarakat umum) dan pajanan tidak
tanpa adanya agen penyebab di tempat kerja, namun
menyebabkan terjadinya penyakit akibat kerja
dapat diperberat oleh kondisi lingkungan pekerjaan yang
buruk bagi kesehatan.
Di Indonesia Istilah Penyakit Akibat Kerja
(Occupational Disease) ada 2 :

Penyakit Akibat Kerja (Occupational Diseases)

Diatur dalam Kep.Men Nomor 01/MEN/1981 meliputi


30 Jenis Penyakit

Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Pekerjaan


(Work Realted Disease)
Diatur Dalam Kep.Pres Nomor 22/KEPRES/1993,
Meliputi 31 Jenis Penyakit.
Digantikan Per.Pres Nomor 7 Tahun 2019 Tentang
PAK, membagi PAK dalam 4 Kelompok Klasifikasi
Penyakit
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Pasal 1 ayat (1) bahwa
“PAK adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau
lingkungan kerja”, hal ini juga termaktub dalam Pasal 1 Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 11 Tahun 2022 Tentang Pelayanan Kesehatan Penyakit Akibat Kerja.
Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit
“PAHK adalah penyakit yang
Yang Timbul Karena Hubungan Kerja Pasal 1 bahwa
disebabkan oleh pekerjaan dan/atau lingkungan kerja”, terdiri dari 31
Jenis Penyakit
JENIS - JENIS PENYAKIT
AKIBAT KERJA
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019
Tentang Penyakit Akibat Kerja pada Pasal 2 ayat (3) Jenis penyakit
akibat kerja digolongkan menjadi :

Penyakit yang disebabkan pajanan faktor yang timbul dari aktifitas


01
pekerjaan :
1. Penyakit yang disebabkan oleh faktor kimia
2. Penyakit yang disebabkan oleh faktor fisika
3. penyakit yang disebabkan oleh faktor biologi dan penyakit infeksi atau parasit
Penyakit Yang Disebabkan Oleh Faktor Kimia
1. Penyakit yang disebabkan oleh berillium dan persenyawaannya; 21. Penyakit yang disebabkan oleh lrcxane;
2. Penyakit yang disebabkan oleh cadmium atau persenyawaannya; 22. Penyakit yang disebabkan oleh asam mineral;
3. Penyakit yang disebabkan oleh fosfor/ persenyawaannya; 23. Penyakit yang disebabkan oleh bahan obat;
4. Penyakit yang disebabkan oleh krom/persenyawaannya; 24. Penyakit yang disebabkan oleh nikel/ persenyawaannya;
5. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya;
25. Penyakit yang disebabkan oleh thalium atau persenyawaannya;
6. Penyakit yang disebabkan oleh arsen/ persenyawaannya;
26. Penyakit yang disebabkan oleh osmium/ persenyawaannya
7. Penyakit yang disebabkan oleh raksa/ persenyawaannya;
8. Penyakit yang disebabkan oleh timbal/ persenyawaannya; 27. Penyakit yang disebabkan oleh selenium/persenyawaannya;
9. Penyakit yang disebabkan oleh fluor/ persenyawaannya; 28. Penyakit yang disebabkan oleh tembaga persenyawaannya;
10. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida; 29. Penyakit yang disebabkan oleh platinum/persenyawaannya;
11. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari 30. Penyakit yang disebabkan oleh timah/ persenyawaannya;
persenyawaan hidrokarbon alifatik atau aromatic; 31. Penyakit yang disebabkan oleh zinc/ persenyawaannya;
12. Penyakit yang disebabkan oleh benzene atau homolognya; 32. penyakit yang disebabkan oleh phosgene;
13. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari 33. Penyakit yang disebabkan oleh zat iritan kornea seperti
benzene atau homolognya; benz,oquinonei
14. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat 34. Penyakit yang disebabkan oleh isosianat;
lainnya; 35. Penyakit yang disebabkan oleh pestisida;
15. Penyakit yang disebabkan oleh alcohol, glikol, atau keton;
36. Penyakit yang disebabkan oleh sulfur oksida;
16. Penyakit yang disebabkan oleh gas penyebab asfiksia seperti
37. Penyakit yang disebabkan oleh pelarut organik;
karbon monoksida, hydrogen sulfida, hidrogen sianida atau
derivatnya 38. Penyakit yang disebabkan oleh lateks atau produk yang
17. Penyakit yang disebabkan oleh acrylonitrile; mengandung lateks; dan
18. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogen oksida; 39. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lain di tempat kerja yang
19. Penyakit yang disebabkan oleh vanadium atau persenyawaannya; tidak disebutkan di atas, di mana ada hubungan langsung antara
20. Penyakit yang disebabkan oleh antimon atau persenyawaannya; paparan bahan kimia dan penyakit yang dialami oleh pekerja yang
dibuktikan secara ilmiah dengan mengguna.kan metode yang tepat;
Penyakit Yang Disebabkan Oleh Faktor Penyakit Yang Disebabkan Oleh Faktor
Fisika Biologi Dan Penyakit Infeksi Atau Parasit

1. kerusakan pendengaran yang disebabkan oleh 1. Brucellosis;


kebisingan; 2. Virus hepatitis;
2. Penyakit yang disebabkan oleh getaran atau 3. Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
kelainan pada otot, tendon, tulang, sendi, manusia (human immunodeficiency virus;
pembuluh darah tepi atau saraf tepi;
4. Tetanus;
3. penyakit yang disebabkan oleh udara bertekanan
atau udara yang didekompresi; 5. Tuberkulosis;
4. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi ion; 6. Sindrom toksik atau inflamasi yang berkaitan dengan
5. Penyakit yang disebabkan oleh radiasioptik, kontaminasi bakteri atau jamur;
meliputi ultraviolet, radiasi elektromagnetik (uisible 7. Anthrax,
lightl, infra merah, termasuk laser; 8. Leptospira; dan
6. Penyakit yang disebabkan oleh pajanan 9. Penyakit yang disebabkan oleh faktor biologi lain di
temperatur ekstrim; dan tempat kerja yang tidak disebutkan di atas, di mana
7. Penyakit yang disebabkan oleh faktor fisika lain ada hubungan langsung antara paparan faktor
yang tidak disebutkan di atas, di mana ada biologi yang muncul akibat aktivitas pekerjaan
hubungan langsung antara paparan faktor fisika
dengan penyakit yang dialami oleh pekerja yang
yang muncul akibat aktivitas pekerjaan dengan
penyakit yang dialami oleh pekerja yang dibuktikan dibuktikan secara ilmiah dengan menggunakan
secara ilmiah dengan menggunakan metode yang metode yang tepat.
tepat;
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019
Tentang Penyakit Akibat Kerja pada Pasal 2 ayat (3) Jenis penyakit
akibat kerja digolongkan menjadi :

Berdasarkan sistem target organ :


02
1. Penyakit saluran pernafasan
2. Penyakit kulit
3. Gangguan otot dan kerangka
4. Gangguan mental dan perilaku
Penyakit Saluran Pernafasan
1. Pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu 10. Penyakit paru obstruktif kronik yang disebabkan akibat
mineral pembentuk jaringan parut, meliputi silikosis, menghirup debu batu bara, debu dari tambang batu,
antrakosilikosis, dan asbestos; debu ka5ru, debu dari gandum dan pekerjaan
2. Siliko tuberkulosis; perkebunan, debu dari kandang hewan, debu tekstil,
3. Pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu dan debu kertas yang muncul akibat aktivitas
mineral nonfibrogenic; pekerjaan;
11. Kelainan saluran pernafasan atas yang disebabkan
4. Siclerosis;
oleh sensitisasi atau iritasi zat yang ada dalam proses
5. Penyakit bronkhopulmoner yang disebabkan oleh
pekerjaan; dan Penyakit lain yang tidak disebutkan
debu logam keras; diatas
6. Penyakit bronkhopulmoner yang disebabkan oleh
debu kapas, meliputi bissinosis, vlas, henep, sisal, Penyakit Kulit
dan ampas tebu atau bagassosds; 1. Dermatosis kontak alergika dan urtikaria yang
7. Asma yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi disebabkan oleh faktor penyebab alergi lain yang timbul
atau zat iritan yang dikenal yang ada dalam proses
dari aktivitas pekerjaan yang tidak termasuk dalam
pekerjaan;
penyebab lain;
8. Alveolitis alergika yang disebabkan oleh faktor dari
2. Dermatosis kontak iritan yang disebabkan oleh zat iritan
luar sebagai akibat penghirupan debu organik atau
yang timbul dari aktivitas pekerjaan, tidak termasuk
aerosol yang terkontaminasi dengan mikroba, yang
dalam penyebab lain; dan
timbul dari aktivitas pekerjaan;
9. Penyakit paru yang disebabkan oleh aluminium; 3. Vitiligo yang disebabkan oleh zat penyebab yang
diketahui timbul dari aktivitas pekerjaan, tidak temasuk
dalam penyebab lain;
Gangguan Otot dan Rangka
1. radial styloid tenosynovitis karena gerak repetitif, 8. Penyakit otot dan kerangka lain yang tidak
penggunaan tenaga yang kuat dan posisi ekstrim disebutkan diatas, dimana ada hubungan langsung
pada pergelangan tangan; antara paparan faktor yang muncul akibat aktivitas
2. Tenosynouitis kronis pada tangan dan pekerjaan dan penyakit otot dan kerangka yang
pergelangan tangan karena gerak repetitif, dialami oleh pekerja yang dibuktikan secara ilmiah
penggunaan tenaga yang kuat dan posisi ekstrim dengan menggunakan metode yang tepat
pada pergelangan tangan;
3. Olecranon bursitis karena tekanan yang
Gangguan Mental dan Perilaku
berkepanjangan pada daerah siku;
4. Prepatellar bursitis karena posisi berlutut yang
1. Gangguan stres pasca trauma; dan
berkepanjangan;
2. Gangguan mental dan perilaku lain yang tidak
5. Epicondglitis karena pekerjaan repetitif yang
mengerahkan tenaga; disebutkan diatas, dimana ada hubungan langsung
6. Meniscus lesions karena periode kerja yang antara paparan terhadap faktor risiko yang muncul
panjang dalam posisi berlutut atau jongkok; akibat aktivitas pekerjaan dengan gangguan mental
7. Catpal tunnel syndrome karena periode dan perilaku yang dialami oleh pekerja yang
berkepanjangan dengan gerak repetitif yang dibuktikan secara ilmiah dengan menggunakan
mengerahkan tenaga, pekerjaan yang melibatkan metode yang tepat.
getaran, posisi ekstrim pada pergelangan tangan,
atau 3 (tiga) kombinasi diatas; dan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019
Tentang Penyakit Akibat Kerja pada Pasal 2 ayat (3) Jenis penyakit
akibat kerja digolongkan menjadi :

Penyakit Kanker akibat kerja Yaitu kanker yang


03 disebabkan oleh zat berikut :
1. Asbestos;
2. Beruidine dan garamnya;
3. Bis-chloromethyl ether
4. Persenyawaan chromium VI;
5. Coal tars, coal tar pitches or soots;
6. Beta-naphthylamine;
7. Vinyl chloride;
8. Benzene
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019
Tentang Penyakit Akibat Kerja pada Pasal 2 ayat (3) Jenis penyakit
akibat kerja digolongkan menjadi :

Penyakit Spesifik lainnya.


04 Penyakit spesifik lainnya merupakan penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau proses kerja, dimana penyakit tersebut ada hubungan
langsung antara paparan dengan penyakit yang dialami oleh pekerja yang
dibuktikan secara ilmiah dengan menggunakan metode yang tepat. Contoh
penyakit spesifik lainnya, yaitu nystagmus pada penambang.
PENYEBAB PAK
Pajanan yang menyebabkan Penyakit Akibat Kerja dibagi 5 (lima)
(Permenkes Nomor 11 Tahun 2022)

Fisik Biologi Psikososial


Beban kerja kualitatif dan
Suhu ekstrim. bising, Bakteri, Virus, jamur, kuantitatif, organisasi kerja, kerja
pencahayaan, vibrasi, radiasi mamalia parasite, fauna dan monoton, hubungan interpersonal,
pengion dan non pengion dan flora lainnya kerja shift, lokasi kerja
perubahan tekanan udara

Kimia Ergonomi
Semua bahan kimia Angkat angkut berat, posisi
dalam bentuk padat, kerja janggal, posisi kerja statis,
cair, dan gas gerak repetitif, penerangan,
Visual Display Terminal (VDT)
KLASIFIKASI PAK
(WHO, 2021)

01 02 03 04
Penyakit yang hanya Penyakit yang salah Penyakit dengan pekerjaan Penyakit dimana pekerjaan
disebabkan oleh satu penyebabnya merupakan salah satu memperberat suatu kondisi
pekerjaan adalah pekerjaan penyebab di antara faktor-faktor yang sudah ada
penyebab lainnya sebelumnya
PENATALAKSANAAN PENYAKIT
AKIBAT KERJA
Permenkes Nomor 11 Tahun 2022 pasal 5 ayat (1) & Konsensus Tatalaksana PAK di Indonesia, 2019

7 Langkah Diagnosis Okupasi Penentuan diagnosis klinis

Penentuan pajanan yang dialami Pekerja di tempat kerja

Penentuan hubungan antara pajanan dengan diagnosis klinis

Penentuan besarnya pajanan

Penentuan faktor individu yang berperan

Penentuan faktor lain di luar tempat kerja

Penentuan diagnosis PAK


ALUR PENETAPAN
PENYAKIT AKIBAT
KERJA
(Konsensus Tatalaksana
Penyakit Akibat Kerja di
Indonesia, 2019)
IDENTIFIKASI PENYAKIT AKIBAT KERJA

Mapping pajanan di tempat kerja Kenali gangguan kesehatan yang


01 dan pekerjaan 02 mungkin timbul

Konsultasi ke dokter, sebaiknya Apabila Dokter perusahaan ragu tentang


ke dokter perusahaan yang kondisi kesehatan atau penyakit apa
03 mengerti tentang proses produksi 04 yang ada pada pekerja, maka Dokter
di tempat kerja harus konsul ke Spesialis Kedokteran
Okupasi
DETEKSI DINI PENYAKIT AKIBAT KERJA

Deteksi dini Penyakit akibat Kerja


dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan kesehatan berkala
yang disesuaikan dengan
pajanan yang ada di lingkungan
kerja dan pekerjaan, Pada
pemeriksaan kesehatan berkala
bila diperlukan dapat dilakukan
pemeriksaan tambahan, seperti
pemeriksaan biomonitoring,
biosusceptibilty dan pemeriksaan
health effect
PENATALAKSANAAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA

Tata Laksana Medis


1) Tata laksana medis dilakukan sesuai diagnosis klinik.
2) Tata laksana medis berupa rawat jalan dan/atau rawat inap yang dapat dilakukan
di fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan oleh dokter sesuai dengan
kompetensinya.
3) Terapi yang diberikan berupa medikamentosa dan/atau non medikamentosa
seperti edukasi, latihan fisik, fisioterapi, konseling, psikoterapi dan nutrisi.
PENATALAKSANAAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA

Tata Laksana Okupasi


1) Tata laksana okupasi diberikan setelah diagnosis Penyakit Akibat Kerja ditegakkan.
2) Tata laksana okupasi dilakukan oleh dokter sesuai kompetensi dan kewenangannya.
Sasaran tata laksana okupasi adalah individu pekerja dan komunitas pekerja yang
sama.
3) Tata laksana okupasi pada individu pekerja terdiri dari penetapan kelaikan kerja,
program kembali bekerja dan penentuan kecacatan.
4) Tata laksana okupasi pada komunitas pekerja terdiri dari pelayanan pencegahan
Penyakit Akibat Kerja dan penemuan dini Penyakit Akibat Kerja.
DETEKSI DINI PENYAKIT AKIBAT KERJA

SEKUNDER

PRIMER TERSIER
PRIMER

Prinsip dari pencegahan ini adalah mencoba meningkatkan daya


tubuh pekerja, dengan Health Promotion. Kegiatan yang dilakukan
antara lain penyuluhan tentang perilaku kesehatan, faktor bahaya
ditempat kerja dan perilaku kerja yang baik. Kegiatan yang lain
adalah olahraga dan makan dengan gizi yang seimbang
SEKUNDER

Prinsip dari pencegahan ini adalah mencoba


mengurangi kontak pajanan dengan tubuh atau
mengurangi masuknya pajanan ke dalam tubuh, dengan
Specific Protection.
TERSIER

Prinsip dari pencegahan ini adalah melakukan deteksi dini tentang


adanya pajanan yang sudah masuk ke dalam tubuh pekerja dan
memberikan efek dalam tubuh. Selain itu mencoba mengurangi
efek dari gangguan kesehatan yang ditimbulkan dan bila sudah
ada efeknya dicoba untuk mengembalikan fungsi tubuh secara
optimal agar pekerja tetap dapat melakukan pekerjaannya
PENCATATAN DAN PELAPORAN
KASUS PAK
Dasar pelaksanaan :
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2015 Tentang
Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan
Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah
3. Peraturan Dewan Jaminan Sosial Nasional Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Koordinasi
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan pada Dugaan Kasus Kecelakaan Kerja dan
Dugaan Kasus Penyakit Akibat Kerja

Tujuan Pelaporan Kasus Penyakit Akibat Kerja :


1. Surveilans Kesehatan Kerja
2. Pemberian Kompensasi Kepada Pekerja
CONTOH FORMAT PELAPORAN
Sesuai Permenkes Nomor 11 Tahun 2022)
CONTOH FORMAT PELAPORAN
Sesuai Permenkes Nomor 11 Tahun 2022)
CONTOH FORMAT PELAPORAN
Sesuai Permenkes Nomor 11 Tahun 2022)
CONTOH FORMAT PELAPORAN
Sesuai Permenkes Nomor 11 Tahun 2022)
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Kesehatan kerja dan olah raga Kementerian Kesehatan RI dan PERDOKI. Buku Pelatihan Diagnosis PAK. Jakarta, April 2011.
Kolegium Kedokteran Okupasi Indonesia dan Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia. Konsensus Diagnosis Okupasi sebagai penentuan
Penyakit akibat Kerja. Jakarta, Juli 2010
Husaini. (2016). Epidemiologi Penyakit Akibat Kerja. Universitas Lambung Mangkurat Press. Banjarbaru
ILO (2022). ILO dan Kementerian Ketenagaakerjaan sambut Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Sedunia 2022 dengan Mendorong Kolaborasi Multi-
Pihak. https://www.ilo.org/jakarta/info/public/pr/WCMS_840812/lang--en/index.htm diakses pada tanggal 9 Maret 2023
ILO (2022). Meningkatkan dialog social menuju budaya keselamatan dan Kesehatan : Apa yang kita pelajari dari krisis COVID-19?. Terbitan Pertama 2022.
Jakarta.
Kemenaker RI. (2022). Profil Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional Indonesia Tahun 2022. Cetakan Pertama Desember 2022
Kemenkes RI. (2019). Konsensus tatalaksana penyakit akibat kerja di Indonesia. Jakarta
Kemenkes RI. (2022). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2022 Tentang Pelayanan Kesehatan Penyakit Akibat Kerja. Jakarta :
Kementerian Kesehatan.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Penyakit Akibat Kerja. Jakarta : Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja,
Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah

Peraturan Dewan Jaminan Sosial Nasional Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Koordinasi Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan pada Dugaan Kasus
Kecelakaan Kerja dan Dugaan Kasus Penyakit Akibat Kerja

WHO. 2021. Almost 2 Million People Die From Work-Related Causes Each Year.
https://www.who.int/news/item/16-09-2021-who-ilo-almost-2-million-people-die-from-work-related-causes-each-year diakses pada tanggal 6 Maret 2023
Bekerja dengan aman adalah seperti bernapas, jika
kita tidak melakukannya maka kita akan mati
PERTANYAAN

1. Sahrani : Apa Solusi penegakan diagnosis PAK sehingga pemanfaatan Asuransi

dapat dimaksimalkan?

2. dr. Kurnia PW : Sejauhmana peranan FKTP terhadap penanganan PAK, apakah

hanya sebatas penegakan diagnosis saja atau sampau upaya kuratif dan rehabilitatif

Anda mungkin juga menyukai