Anda di halaman 1dari 25

PENANGANAN DAN PELAPORAN

KECELAKAAN KERJA PENYAKIT


AKIBAT KERJA (PAK)

Oleh: Ns. Moch. Aspihan, M. Kep., Sp. Kep. Kom.


Dasar Hukum
 UU No. 36 tahun 2009 ttg Kesehatan
 Keppres RI No. 22 tahun 1993, tentang penyakit
yang timbul karena hubungan kerja
 Permenakertrans No.02/Men/1980, tentang
Pemeriksaan kesehatan Tenaga kerja dalam
penyelenggaraan keselamatan Kerja
 Permenakertrans No. 03/Men/1982, tentang
pelayanan Kesehatan Kerja
LAYANANA KESEHATAN KERJA
 PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA
 KONSULTASI KESEHATAN PEGAWAI
 VAKSINASI HEPATITIS B
 TINDAK LANJUT KECELAKAAN KERJA/PASCA
PAJANAN HEPATITIS/ HIV
 TELAAH KESEHATAN PEGAWAI
 PELATIHAN SOSIALISASI DAN PENYULUHAN
KESEHATAN
PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA
 TUJUAN:
 Deteksi Dini
 Antisipasi kemungkinan gangguan kesehatan

 Menetapkan kecekapan kerja (fitness-status)

 Melihat trend

 Data dasar

 Dasar menilai efektifitas program

 Mematuhi peraturan perundangan


PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA
 Cakupan
 Awal Kerja
◼ Pra kerja
◼ Pra penempatan

 Selama Bekerja
◼ Berkala
◼ khusus

 Akhir Kerja
◼ Pasca penempatan
◼ Pensiun
TINDAK LANJUT PASCA PAJANAN
HIV/ HEPATITIS
 KECELAKAAN KERJA:
 Kejadian tidak dikehendaki yang dapat menimbulkan
korban manusia atau herta benda yang terjadi akibat
proses kerja atau berhubungan kerja.
 Penyebab
◼ Kurang kesadaran karyawan (perawat)
◼ Kualitas dan keterampilan kerja kurang memadai
◼ Meremehkan risiko kerja
◼ Kelelahan fisik/psikis
TINDAK LANJUT PASCA PAJANAN
HIV/ HEPATITIS
 Kecelakaan needle Stick/ pajanan cairan infeksius
 21,5 % selama tindakan
 78,5 % setelah tindakan
◼ (recapping, melepas jarus, penempatan jarum)
❑ Pajanan pd Kecelakaan kerja
❑ Pajanan
❑ Perlukaan kulit
❑ Pajanan pada selaput luka
❑ Pajanan melalui kulit yang luka
❑ Gigitan berdarah
❑ Bahan Pajanan
❑ Darah
❑ Cairan bercampur darah
❑ Cairan potensial infeksius: semen, serebrospinal, c. Sinovial, pleural,
pericardial, amnion.
❑ Virus yang terkonsentrasi
 Tindakan pasca pajanan
 Luka tusuk -→ bilas air mengalir dan sabun / antiseptik
 Pajanan mulut → ludahkan kumur

 Pajanan mata → Irigasi dengan air

 Pajanan hidung → hembuskan keluar, bilas air

 Jangan dihisap / ditelan

 Desinfeksi luka dengan antiseptik

 Periksa ke IGD
 Penyebab kecelakaan kerja
 Unsafe Condition
 Unsafe Act
PENYAKIT AKIBAT KERJA
PAK adalah penyakit yang mempunyai agen penyebab
spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan.
Pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang
diketahui.

PAHK (Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan/


Worked related disease) adalah penyakit yang
mempunyai beberapa agen penyebab, dimana faktor
pekerjaan memegang perananan bersama dengan
faktor risiko lainnya dalam berkembangmnya penyakit
yang mempunyai etiologi (penyebab) yang kompleks.
Di Indonesia, penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan dan penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan diberlakukan sama sebagai Penyakit
Akibat Kerja (PAK).
KRITERIA PENYAKIT AKIBAT KERJA

Dirjen Bina Kesja, Dep Kes RI, 2008


 Adanya hubungan antara pajanan yang spesifik
dengan penyakit

 Adanya fakta bahwa frekuensi kejadian pada


populasi (kelompok pekerja) lebih tinggi dari
masyarakat

 Penyakit dapat dicegah dengan melakukan tindakan


preventif (pencegahan) di tempat kerja
Penyebab Penyakit Akibat Kerja

 Golongan fisik: bising, suhu ekstrim, radiasi, tekanan


udara, vibrasi (getaran).
 Golongan kimiawi: semua bahan dalam bentuk
debu, uap, gas, larutan, kabut.
 Golongan biologik: bakteri, virus, jamur, dll.
 Golongan fisiologik: desai tempat kerja, beban
kerja, cara melakukan aktivitas kerja.
 Golongan psikososial: stress psikis, monotoni kerja,
tuntutan pekerjaan, dll.
CONTOH
 Seorang wanita bekerja di suatu industri
dengan teknologi tinggi mengalami mati rasa
pada lengan dan kaki bagian bawah. Kasus ini
dianggap oleh karena diabetus melitus
(kencing manis)
 Seorang ahli mesin mengalami kehilangan
keseimbangan dan dianggap karena
keracunan alkohol akut.
CONTOH LANJUT...
Kasus 1 dan 2 sebenarnya adalah akibat paparan
solvent di tempat kerja) Solven adalah campuran
berupa cairan pada suhu dan tekanan kamar, yang
mampu melarutkan substansi lain tanpa mengakibatkan
perubahan kimiawi. Dalam arti yang sebenarnya
solvent merupakan pelarut berbagai bidangi industri,
kedokteran, percetakan sampai kecantikan. Namun
dalam arti yang lebih sempit, umum mengartikan solven
sebagai THINNER
Sumber: http://id.shvoong.com/exact-
sciences/chemistry/2297036-sistem-formulasi-solvent-
dan-thinner/#ixzz2O3SJJWQu
JENIS PENYAKIT YANG TIMBUL
KARENA HUBUNGAN KERJA
1. Pnemokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk
jaringan parut (silicosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan
silikotuberkolosis yang silikosisnya merupakan faktor
utama penyebab cacat atau kematian.
2. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner)
yang disebabkan oleh debu logam keras.
3. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner)
yang disebabkan oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal
(bissinosis).
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab
sensitisasi dan zat perangsang yang dikenal yang berada
dalam proses pekerjaan.
JENIS PENYAKIT lanjut....
5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
penghirupan debu organik.
6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya yang
beracun.
7. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium atau persenyawaannya yang
beracun.
8. Penyakit yang disebabkan fosfor atau persenyawaannya yang beracun.
9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun.
10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaan-nya yang
beracun.
11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaan-nya yang beracun.
12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaan-nya yang beracun.
JENIS PENYAKIT lanjut....
13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaan-nya yang
beracun.
14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor atau persenyawaan-nya yang
beracun.
15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida beracun.
16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan
hidrokarbon alifatik atau aromatik yang beracun.
17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang
beracun.
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena
atau homolognya yang beracun.
19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat
lainnya.
20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.
JENIS PENYAKIT lanjut....
21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau
keracunan seperti karbon monoksida, hidrogensianida, hidrogen
sulfida, atau derivatnya yang beracun, amoniak seng, braso dan nikel.
22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan
otot, urat, tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi.
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang
berkenaan lebih.
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro magnetik dan radiasi
yang mengion.
26. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik,
kimiawi atau biologik.
27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen,
minyak mineral, antrasena atau persenyawaan, produk atau residu
dari zat tersebut.
JENIS PENYAKIT lanjut....
28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.
29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang
didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki risiko kontaminasi khusus.
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau radiasi atau
kelembaban udara tinggi.
31. Penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.
Misalnya; zat aktif ibuprofen ( C13H18O2 ) mengandung risiko
dengan kode R.22, R.51/53, R.63, dimana kode R.22 = harmfull if
swallowed (berbahaya jika tertelan) serta kode safety S.36/S.37,
S.61; dimana kode S.36/37 (wear suitable cloting and gloves)
berarti harus mengenakan pakaian pelindung yang sesuai dan
mengenakan sarung tangan yang sesuai.
(http://www.chemnet.com/cas/my/15687-27-1/Ibuprofen.html)
UPAYA PENCEGAHAN

 Pencegahan Primer
❖ Perilaku kesehatan (PHBS)
❖ Faktor bahaya di tempat kerja
❖ Perilaku kerja yang benar
❖ Olah raga
❖ Gizi seimbang

 Pencegahan Sekunder (spesific protection)


❖ Pengendalian melalui undang-undang
❖ Pengendalian administratif
❖ Pengendalian teknis: penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD)
❖ Pengendalian jalur kesehatan : imunisasi
Pencegahan lanjut...
Pencegahan Tersier
◼ Early diagnosis and Promp Treatment.

➢ Pemeriksaan kesehatan pra kerja


➢ Pemeriksaan kesehatan berkala

➢ Surveilance

➢ Pemeriksaan lingkungan secara berkala

➢ Pengobatan segera bila ditemukabn gangguan


pada pekerja
➢ Pengendalian segera di tempat kerja.
Pencegahan lanjut...
Disability limitation (pembatasan kecacatan)
 Evaluasi kembali bekerja

Rehabilitation
 Evaluasi kecacatan

 Menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi pekerja

 Mengganti pekerjaan sesuai dengan kemmapuan

pekerja
Manfaat pencegahan

❖ Pengawasan risiko pada sumbernya


❖ Identifikasi risiko sedini mungkin
❖ Merujuk pekerja yang mengalami PAK/PAHK ke
tempat pengobatan yang lebih baik
❖ Pencegahan kekambuhan dan kejadian PAK/PAHK
pada pekerja lain
❖ Menjamin pendapatan dan kompensasi
❖ Menemukan adanya hubungan baru antara
pajanan dan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai