Anda di halaman 1dari 20

Tugaas kelompok 4

“Perilaku/budaya yang dapat beresiko menurunkan derajat kesehatan”


Disusun oleh :
1. Dendi Sentanu (30901800035)
2. Diah Ummul Nafisa (30901800045)
3. Diana Mufida (30901800046)
4. Diana Sismi Alfi Nurani (30901800047)
5. Dian Lestari (30901800048)
6. Dian Pratiwi (30901800049)
7. Dian Puji Astuti (30901800050)
8. Durrotun Anisah (30901800052)
9. Dwi Nanik Indraini (30901800054)
10. Dyki Maharani H G P. (30901800055)
11. Elimunisa (30901800056)
12. Elma Safitri (30901800057)
13. Elsa Rosyana (30901800058)
PERILAKU SAKIT

 Perilaku sakit  segala bentuk tindakan yang


dilakukan oleh individu yang sedang sakit
agar memperoleh kesembuhan
PERILAKU SAKIT

 Penilaian medis bukan merupakan satu-


satunya kriteria yang menentukan tingkat
kesehatan seseorang.
 Penilaian individu terhadap status kesehatan
merupakan salah satu faktor yang
menentukan perilakunya, yaitu perilaku sakit
jika mereka merasa sakit & perilaku sehat
jika mereka menganggap sehat
PERILAKU SAKIT

Perbedaan kemampuan fungsional terdiri dari 3


aspek (Bush)
 Kemampuan menggerakkan tubuh
 Mobilitas
 Kemampuan menjalankan kegiatan-kegiatan
utamanya
Teori Respons Bertahan
(Coping Response Theory)

Mechanic  teori tentang perilaku sakit


 Perilaku sakit adalah reaksi optimal dari invidu jika dia
terkena suatu penyakit. Reaksi sangat ditentukan oleh
sistem sosialnya
 Perilaku sakit erat hubungannya dengan konsep diri,
penghayatan situasi yang dihadapi, pengaruh petugas
kesehatan, & pengaruh birokrasi
 2 faktor utama yang menentukan perilaku sakit:
• Persepsi atau definisi individu tentang suatu situasi/penyakit
• Kemampuan individu untuk melawan serangan penyakit
Etiologi Perilaku Sakit

 Dikenalinya gejala-gejala/tanda-tanda yang


menyimpang dari keadaan biasa
 Banyak gejala serius dan diperkirakan
menimbulkan bahaya
 Dampak gejala terhadap hubungan dengan
keluarga, hubungan kerja & kegiatan sosial
yang lain
 Frekuensi dari gejala & tanda-tanda yang
tampak dan persistensinya
Lanjutan.....

 Kemungkinan si individu untuk diserang penyakit tersebut


 Informasi, pengetahuan & asumsi budaya tentang penyakit
 Perbedaan interpretasi terhadap gejala yang dikenalnya
 Adanya kebutuhan untuk bertindak/berperilaku mengatasi
gejala sakit
 Tersedianya sarana kesehatan, kemudahan mencapai
sarana, tersedianya beaya & kemampuan mengatasi
stigma dan jarak sosial (rasa malu, takut, dsb)
Kategorisasi faktor pencetus perilaku
sakit
 Faktor persepsi yang dipengaruhi oleh orientasi
medis & sosio-budaya
 Faktor intensitas gejala (menghilang & terus
menetap)
 Faktor motivasi individu untuk mengatasi gejala
yang ada
 Faktor sosial psikologis yang mempengaruhi
respons sakit
Batasan analisis kondisi tubuh

 Batasan sakit menurut orang lain


Orang-orang disekitar individu yang sakit mengenali
gejala sakit pada diri individu dan mengatakan bahwa
dia sakit dan perlu mendapat pengobatan. Biasanya
terjadi pada anak-anak & dewasa yang menolak
bahwa dirinya sakit
 Batasan sakit menurut diri sendiri
Individu itu sendiri mengenali gejala penyakitnya dan
menentukan apakah dia akan mencari pengobatan
atau tidak. Analisa orang lain bisa bertentangan
dengan analisa individu.
5 Macam reaksi dalam proses
pengobatan (Schuman)
 Shopping  proses mencari alternatif sumber pengobatan
untuk menemukan seseorang yang dapat memberikan
diagnosa & pengobatan sesuai dengan harapan si sakit
 Fragmentation  proses pengobatan oleh beberapa fasilitas
kesehatan pada lokasi yang sama
 Proscrastination  proses penundaan pencarian
pengobatan meskipun gejala penyakitnya sudah dirasakan
 Self medication  pengobatan sendiri dengan
menggunakan berbagai ramuan atau obat-obatan yang
dinilai tepat
 Discontinuity  penghentian proses pengobatan
Reaksi individu terhadap gejala sakit
(Schuman)

 Tahap pengenalan gejala


 Tahap asumsi peranan sakit
 Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
 Tahap ketergantungan si sakit
 Tahap penyembuhan atau rehabilitasi
Hak & Kewajiban si sakit

 HAK
• Dibebaskannya dari tanggung jawab sosial &
pekerjaan sehari-hari. Pemenuhan hak ini tergantung
dari tingkat/persepsi keparahan penyakitnya
• Hak untuk menuntut bantuan atau perawatan dari
orang lain
 KEWAJIBAN
Kewajiban untuk mencapai kesembuhan. Kewajiban ini
dapat dipenuhi sendiri atau dengan pertolongan orang
lain (petugas kesehatan)
 Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang
berperan dalam mewujudkan daya manusia yang
berkualitas. Melalui pembangunan dibidang kesehatan
diharapkan akan semakin meningkatkan tingkat kesehatan
masyarakat dan pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh
semua lapisan masyarakat secara memadai
(Dinas Kesehatan, 2007)
 Menurut G.M foster (1973) Aspek budaya yang dapat
mempengaruhi kesehatan seseorang antara lain adalah :
1. Tradisi
2. Sikap fatalism
3. Nilai
4. Ethnocentrisme
5. Unsur budaya dipelajari pada tingkat awal dalam proses
sosialisasi.
A.Pengaruh Tradisi
Banyak tradisi yang mempengaruhi perilaku kesehatan
dan status kesehatan misalnya, :
• Tradisi merokok bagi laki-laki lebih banyak yang
menderita penyakit paru di banding wanita.
• Tradisi wanita habis melahirkan tidak boleh makan ikan
karena ASI akan berbau amis, sehingga ibu nifas akan
pantang makan ikan.
B.Sikap Fatalism
Sikap fatalism atau fatalistis merupakan arti sikap tentang
kejadian kematian dari masyarakat. Banyak sikap fatalistis
yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan status kesehatan
misalnya, :
• Beberapa anggota masyarakat di kalangan tertentu
(fanatik) percaya bahwa anak adalah titipan Tuhan, dan
sakit atau mati adalah takdir, sehingga masyarakat kurang
berusaha untuk segera mencari pertolongan pengobatan
bagi anaknya yang sakit, tetapi lebih memilih pasrah.
C. Pengaruh Nilai
Nilai yang berlaku di dalam masyarakat mempengaruhi
perilaku kesehatan, status kesehatan dan perilaku individu
masyarakat, misalnya :
• Karena apa tidak melakukan nilai tersebut maka di anggap
“ pamali ” atau “ saru “.
• Jika memiliki anak banyak maka akan membawa rejeki
sendiri sehingga tidak perlu lagi takut dengan memiliki
anak banyak.
D. Sikap Ethnosentris
Sikap Ethnosentris yaitu sikap yang memandang bahwa
budaya kelompok adalah yang paling baik, jika
dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain. Sikap
Ethnosentri yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan
status kesehatan misalnya, :
• Orang-orang barat merasa bangga terhadap kemajuan ilmu
dan teknologi yang dimilikinya, dan selalu beranggapan
bahwa kebudayaan yang palingmaju, sehingga merasa
superior terhadap budaya dari masyarakat yang sedang
berkembang.
• Disisi lain ada juga budaya-budaya yang beranggapan
bahwa yang dilakukan secara ilmiah adalah yang terbaik.
E. Pengaruh unsur budaya dipelajari pada tingkat
awal dalam proses sosialisasi
Pada tingkat awal proses sosialisasi, seseorang anak
diajarkan antaralain :
• Bagaimna cara makan yang baik
• Apa bahan makanan yang di makan
• Bagaimana cara buang air kecil (BAK) atau buang air
besar (BAB)
kebiasaan tersebut akan terus dilakukan sampai anak
menjadi dewasa bahkan menjadi tua. Kebiasaan tersebut
sangat mempengaruhi perilaku kesehatan yang sangat sulit
untuk dirubah.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai