PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bencana adalah salah satu peristiwa yang sering terjadi di Indonesia,
mengingat letak Indonesia berada pada lingkaran api menyebabkan
Indonesia sebagai Negara yang sering terkena bencana seperti gempa bumi,
puting beliung, dan kekeringan yang tidak dapat diketahui datangnya.
Beberapa bencana lainnya seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, letusan
gunung api, tsunami dan anomali cuaca masih dapat diramalkan sebelumnya
(Niode, Rindengan, & Karouw, 2016).
Gunung meletus adalah gunung yang memutahkan materi-materi
dari dalam bumi seperti debu awan panas, asap, krikil, batu-batuan lahar
panas lahar dingin, magma, dan lain sebagainya. Bencana tersebut banyak
menimbulkan dampak atau permasalahan baik permasalahan sosial ataupun
permasalahan psikologis masyarakat setempat. Mulai dari adanya korban
jiwa, kerugian harta benda, bahkan adanya rasa trauma terhadap psikologi
masyarakat. Bencana terbagi dalam beberapa jenis diantaranya adalah
bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial (Khambali, 2017)
Manajemen bencana di butuhkan dalam mengatasi dan meminimalisir
adanya dampak yang terjadi baik itu sebelum dan sesudah terjadinya
bencana. Dikarenakan masih minimnya pengetahuan masyarakat akan
pentingnya bentuk atau model dari manajemen itu sendiri seperti bagaimana
cara mengatasi dan mengantisipasi bencana alam tersebut.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang
meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya
bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24, 2007)
Dengan demikian, selain manajemen bencana itu penting dilakukan
dan diterapkan oleh masyarakat, peran pemerintah juga sangat diperlukan
mengingat pemerintah adalah institusi yang didalamnya mempunyai
kewajiban untuk melindungi masyarakat dari adanya bencana. Adapun
beberapa hal yang harus diperhatikan pemerintah (kota), yakni: 1).
Rehabilitasi dan restorasi atas kerusakan lingkungan dan tindakan
pencegahannya agar di masa mendatang tidak lebih parah lagi; 2).
Penggunaan teknologi yang selektif serta pengawasan penggunaannya; 3).
Peningkatan usaha penelitian, penerangan, pelatihan, dsb, agar kesadaran
semua pihak terhadap kelestarian lingkungan semakin baik (Wilonoyudho,
2017). Sehingga menyikapi hal tersebut, tahapan manajemen bencana
haruslah diperhatikan dengan sebenar-benarnya, yang nantinya akan
menjadi bekal pengetahuan bagi masyarakat sekitar terutama masyarakat
yang tempat tinggalnya di dekat arena kawasan gunung, yang akan
diperjelas nantinya di bagian pembahasan dan hasil penelitian.
B. TUJUAN
1. Memahami penanganan bencana gunung meletus
2. Memahami peran perawat dalam penanganan bencana gunung meletus
3. Memahami mitigasi bencana gunung meletus
4. Memahami perawatan pada korban bencana gunung meletus
DAFTAR PUSTAKA