Anda di halaman 1dari 31

PERSEPSI SEHAT &

SAKIT DI MASYARAKAT
Kelompok 1
 Ria Anjani (30901700071)
 Achmad Mughni R (30901800002)
 Afina syafiah (30901800003)
 Airin Green SB (30901800004)
 Ajeng Mawarni (30901800005)
 Akhmad Alfaris (30901800006)
 Alfina Ifada (30901800007)
 Alif Rozi NA (30901800009)
 Amelia Devanka K (30901800010)
 Ami Devi (30901800011)
 Ananda Candra M (30901800012)
 Anies Ulfa S (30901800013)
 Anik Restiawati (30901800014)
DEFINISI PENYAKIT, SAKIT & SEHAT
 Penyakit (disease)  gangguan fungsi fisiologis
dari suatu organisme sebagai akibat dari
infeksi atau tekanan dari lingkungan
 Sakit (illness)  penilaian individu terhadap
pengalaman menderita suatu penyakit
 Keadaan utuh secara fisik, jasmani, mental, dan
sosial dan bukan hanya suatu keadaan yang
bebas dari penyakit cacat dan kelemahan.
( who 1974)
 Sehat  WHO (1981) “a state of complete
physical, mental and social wellbeing”
 keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
( UU No 36 /2009 ttg Kesehatan)
 Sehat mental : suatu kondisi memungkinkan
berkembangnya fisik, intelektual, emosional,
yang optimal dari seseorang dan
perkembangan ini berjalan selaras dengan
keadaan orang lain.
(UU no 3/1961).
 Sehat sosial : prikehidupan dalam masyarakat
dimana prikehidupan ini harus sedemikian
rupa sehingga setiap warga negara
mempunyai cukup kemampuan untuk
memelihara memajukan kehidupan sendiri dan
keluarganya dalam masyarakat yang
memungkinkannya bekerja, beristirahat serta
menikmati hiburan pada waktunya.
 Sehat fisik : Suatu keadaan bentuk fisik dan
faalnya tidak mengalami gangguan sehingga
memungkinkan berkembangnya mental dan
sosial untuk dapat melaksanakan kegiatan
sehari – hari dengan optimal.
Persepsi Masyarakat tentang sehat -
sakit
 Pandangan orang tentang kriteria tubuh sehat
atau sakit, tidak selalu bersifat obyektif
 Persepsi masyarakat tentang sehat/sakit
dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu
& unsur sosial-budaya.
 Petugas kesehatan berusaha menerapkan
kriteria medis yang obyektif berdasarkan
simptom untuk mendiagnosis kondisi fisik
individu
PERILAKU SEHAT DAN SAKIT
 Perilaku sakit  segala bentuk tindakan yang
dilakukan oleh individu yang sedang sakit
agar memperoleh kesembuhan
 Perilaku sehat  tindakan yang dilakukan
individu untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya, mis: pencegahan penyakit,
personal hygiene, penjagaan kebugaran &
mengkonsumsi makanan bergizi
Rentang Sehat Sakit menurut Model
"Holistik Health"
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TINGKAH LAKU
SEHAT
Perilaku Lingkungan
35% 40%

Pelayanan
STATUS
kesehatan
KESEHATAN
20%

Keturunan
5%
Perilaku Sehat
 PHS adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya
atau kegiatan seseorang yang mempertahankan
dan meningkatkan kesehatannya. (Notoatmodjo,
2003:118).
 contoh: Olahraga, mengatur pola makan yang sehat

• Perilaku Sehat adalah pengetahuan, sikap dan

tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah


risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam
Gerakan Kesehatan Masyarakat.
- Contoh : menjaga sanitasi lingkungan
CONTOH MASALAH PERILAKU
SEHAT
 Masalah
 cara menggosok gigi yang benar, cuci tangan pakai
sabun, dan kebersihan diri lainnya pada anak sekollah
TK dan SD
 Fakta: “ Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007
menunjukkan, kurang dari 10 persen orang-orang Indonesia
yang menggosok gigi dengan benar”
 Masalah kesehatan yang muncul pada anak usia
remaja, biasanya berkaitan dengan perilaku beresiko,
seperti merokok, penyalahgunaan narkoba, kehamilan
yang tidak diinginkan dan infeksi menular seksul
termasuk HIV/AIDS.
 Penyelesaian :
 Penanggulangan masalah kesehatan harus dimulai dari
tingkat paling bawah seperti pembinaan anak usia
sekolah, dengan memberikan pemahaman tentang
perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini dikarenakan
pada usia sekolah masih mudah dimotivasi dan
ditingkatkan kompetensinya meliputi aspek
pengetahuan, sikap dan perilaku pada bidang kesehatan.
 Untuk mendukung pencapaian tersebut, perlu adanya
upaya promotif, preventif dan upaya kuratif-rehabilatif
yang berkualitas. Salah satunya adalah Unit Kesehatan
Sekolah (UKS).
Perilaku Kesehatan
 Ada Dua Aspek utama;
1. Aspek Fisik

2. Aspek Non Fisik

Aspek Fisik misalnya sarana kesehatan dan


pengobat penyakit.
Aspek non Fisik menyangkut perilaku kesehatan.
Faktor Perilaku ini mempunyai pengaruh besar
terhadap status kesehatan individu dan
masyarakat
Prilaku Kesehatan
 Prilaku manusia terwujud dalam bentuk :
Pengetahuan, sikap dan tindakan.
 Dengan Kata lain prilaku merupakan
respon/reaksi seorang individu terhadap
stimulus yang berasal dalam dirinya.
 Respon ini bersifat Pasif (Tanpa Tindakan:
Berpikir, Berpendapat, Bersikap) maupun Aktif
(melakukan Tindakan)
Prilaku Kesehatan
 Prilaku Kesehatan dapat dirumuskan sebagai
bentuk pengalaman dan interaksi individu
dengan lingkungannya.
 Menyangkut pengetahuan dan sikap tentang
kesehatan serta tindakan yang berhubungan
dengan kesehatan
 Prilaku Aktif (overt) sedangkan Prilaku Pasif
tidak tampak misalnya, pengetahuan, persepsi
dan motivasi.
Prilaku Kesehatan
 Misalnya BLOOM membedakan antara
Prilaku Kognitif ( Yang Menyangkut
Kesadaran atau Pengetahuan).
 Afektif (Emosi) dan
 Psikomotor (tindakan/Gerakan)
 Ki Hajar Dewantoro menyebutkan sebagai
 cipta (Peri Akal)
 Karsa (Peri Rasa)
Prilaku Kesehatan
 Ahli-ahli umum mengunakan istilah
pengetahuan, sikap dan tindakan, disingkat
KAP (Knowledge, Attitude, Practice)
 Sikap dirumuskan secara umum (secara positif
atau negatif)
 Sikap mengandung penilaian
emosional/afektif (senang, benci, sedih)
 Komponen kognitif (pengetahuan tentang
obyek itu)
Prilaku Kesehatan
 Aspek Konatif (Kecenderungan Bertindak)
 Sikap selain bersifat positif dan negatif sikap
memiliki kedalaman yang berbeda-beda
( sangat benci, agak benci dsb) sikap itu tidak
sama dengan prilaku. Prilaku tidak selalu
mencerminkan sikap seseorang.
 Sikap seseorang bisa berubah dengan
diperolehnya tambahan informasi tentang
obyek tersebut, melalui persuasi serta tkn dari
kelompok sosial.
Prilaku Kesehatan
 Prubahan Prilaku dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor dari dalam maupun dari luar individu.
 Dalam pembentukan dan perubahan perilaku ialah;
Persepsi, Motivasi dan Emosi.
 Persepsi Adalah pengamatan yang merupakan
kombinasi penglihatan, pendengaran, penciuman
serta pengalaman masa lalu.
Prilaku Kesehatan
 Motivasi Adalah dorongan bertindak untuk
memuaskan suatu kebutuhan. Dorongan itu di
wujudkan dengan tindakan.
 Motivasi yang rendah bisanya mengahasilkan
tindakan yang juga kurang kuat.
 Prilaku dipengaruhi oleh emosi atau perasaan
individu.
 Emosi ini berkaitan dengan kepribadian
individu
PERILAKU SAKIT
 Penilaian medis bukan merupakan satu-
satunya kriteria yang menentukan tingkat
kesehatan seseorang.
 Penilaian individu terhadap status kesehatan
merupakan salah satu faktor yang menentukan
perilakunya, yaitu perilaku sakit jika mereka
merasa sakit & perilaku sehat jika mereka
menganggap sehat
PERILAKU SAKIT
Perbedaan kemampuan fungsional terdiri dari 3 aspek
(Bush)
 Kemampuan menggerakkan tubuh
 Mobilitas
 Kemampuan menjalankan kegiatan-kegiatan utamanya
Teori Respons Bertahan (Coping Response Theory)

Mechanic  teori tentang perilaku sakit


 Perilaku sakit adalah reaksi optimal dari invidu jika dia
terkena suatu penyakit. Reaksi sangat ditentukan oleh
sistem sosialnya
 Perilaku sakit erat hubungannya dengan konsep diri,
penghayatan situasi yang dihadapi, pengaruh petugas
kesehatan, & pengaruh birokrasi
 2 faktor utama yang menentukan perilaku sakit:
1. Persepsi atau definisi individu tentang suatu situasi/penyakit
2. Kemampuan individu untuk melawan serangan penyakit
Etiologi Perilaku Sakit
 Dikenalinya gejala-gejala/tanda-tanda yang
menyimpang dari keadaan biasa
 Banyak gejala serius dan diperkirakan menimbulkan
bahaya
 Dampak gejala terhadap hubungan dengan keluarga,
hubungan kerja & kegiatan sosial yang lain
 Frekuensi dari gejala & tanda-tanda yang tampak dan
persistensinya
Etiologi Perilaku Sakit
 Kemungkinan si individu untuk diserang penyakit
tersebut
 Informasi, pengetahuan & asumsi budaya tentang

penyakit
 Perbedaan interpretasi terhadap gejala yang dikenalnya
 Adanya kebutuhan untuk bertindak/berperilaku

mengatasi gejala sakit


 Tersedianya sarana kesehatan, kemudahan mencapai

sarana, tersedianya beaya & kemampuan mengatasi


stigma dan jarak sosial (rasa malu, takut, dsb)
Kategorisasi faktor pencetus perilaku sakit

 Faktor persepsi yang dipengaruhi oleh


orientasi medis & sosio-budaya
 Faktor intensitas gejala (menghilang & terus
menetap)
 Faktor motivasi individu untuk mengatasi
gejala yang ada
 Faktor sosial psikologis yang mempengaruhi
respons sakit
Batasan analisis kondisi tubuh
 Batasan sakit menurut orang lain
Orang-orang disekitar individu yang sakit mengenali
gejala sakit pada diri individu dan mengatakan bahwa
dia sakit dan perlu mendapat pengobatan. Biasanya
terjadi pada anak-anak & dewasa yang menolak bahwa
dirinya sakit
 Batasan sakit menurut diri sendiri
Individu itu sendiri mengenali gejala penyakitnya dan
menentukan apakah dia akan mencari pengobatan atau
tidak. Analisa orang lain bisa bertentangan dengan
analisa individu.
Reaksi individu terhadap gejala sakit
(Schuman)
 Tahap pengenalan gejala
 Tahap asumsi peranan sakit
 Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
 Tahap ketergantungan si sakit
 Tahap penyembuhan atau rehabilitasi
Hak & Kewajiban si sakit
 HAK
 Dibebaskannya dari tanggung jawab sosial & pekerjaan
sehari-hari. Pemenuhan hak ini tergantung dari
tingkat/persepsi keparahan penyakitnya
 Hak untuk menuntut bantuan atau perawatan dari
orang lain
 KEWAJIBAN
Kewajiban untuk mencapai kesembuhan. Kewajiban ini
dapat dipenuhi sendiri atau dengan pertolongan orang
lain (petugas kesehatan)

Anda mungkin juga menyukai